Anda di halaman 1dari 33

Case Report Session

KERJA SAMA LINTAS SEKTOR


DI PUSKESMAS ANDALAS

Oleh:
Winda Yulistiawati 1940312092

Preseptor:
Prof. Dr. dr. Rizanda Machmud, M. Kes

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/


KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya
serta kesempatan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan case
report session yang berjudul “Kerja Sama Lintas Sektor di Puskesmas Andalas”.
Shalawat dan salam kita panjatkan untuk junjungan mulia Rasulullah SAW dan para sahabat
beliau.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan
klinik senior di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Dr.
Rizanda Machmud, M.Kes selaku pembimbing tabf telah memberikan masukan dan
bimbingan dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahawa makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu sangat
diperlukan saran dan kritik untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 11 Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iii


DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR GRAFIK v
DAFTAR TABEL vi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Metode Penulisan 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Definisi Kerja Sama Lintas Sektor 3
2.2 Tujuan dan Peran Kerja Sama Lintas Sektor 3
2.3 Manfaat Kerja Sama Lintas Sektor 4
2.4 Landasan Hukum Kerja Sama Lintas Sektor 4
2.5 Permasalahan dan Tantangan Kerja Sama Lintas Sektor 5
2.6 Kemitraan pada Lintas Sektor Kesehatan 6
BAB 3 ANALISIS SITUASI 7
3.1 Kondisi Geografis 7
3.2 Kondisi Demografi 8
3.3 Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan 9
3.4 Peranan Kerja Sama Lintas Sektor pada Puskesmas Andalas 10
BAB 4 PEMBAHASAN 19
4.1 Gambaran Pelaksanaan Kerja Sama Lintas Sektor di Puskesmas Andalas 19
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 25
5.1 Kesimpulan 25
5.2 Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Puskesmas Andalas 7


Gambar 3.2 Persentase TTU Kota Padang Tahun 2019 yang Memenuhi 11
Syarat Kesehatan

iv
DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Persentase Akses Jamban Sehat di Kota Padang Tahun 2019 10
Grafik 3.2 Persentase TTU Kota Padang Tahun 2019 yang Memenuhi Syarat 11
Kesehatan
Grafik 3.3 Persentase Kualitas Air yang memenuhi syarat Kesehatan di Kota 12
Padang tahun 2019
Grafik 3.4 Persentase Rumah yang Memenuhi Syarat di Kota Padang Tahun 12
2019
Grafik 3.5 Persentase SPAL yang memenuhi syarat per Puskesmas Tahun 13
2019
Grafik 3.6 Capaian BIAS MR dan DT Kelas 1 Kota Padang Tahun 2019 15
Grafik 3.7 Capaian KB Pasca Persalinan Menurut Puskesmas tahun 2019 15
Grafik 3.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Kota Padang Tahun 2019 16
Grafik 3.9 Cakupan Kunjungan Balita Menurut Puskesmas Tahun 2019 17
Grafik 3.10 Capaian Pelayanan Kesehatan Lansia Menurut Puskesmas Tahun 17
2019

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Andalas 8


Tabel 3.2 Data Penyuluhan Puskesmas Andalas di Tempat Lain tahun 2018 13
Tabel 3.3 Jumlah dan Jenis Tanaman Obat Keluarga Dinas Kesehatan Kota 18
Padang Tahun 2018

vi
vii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Pelayanan Kesehatan Puskesmas adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada
masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan yang
dituangkan dalam suatu sistem.1
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang.memiliki
perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat,.mampu
menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki
derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.1
Berdasarkan prinsip penyelenggaraan Puskesmas yaitu keterpaduan dan
kesinambungan, Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM
(Upaya Kesehatan Masyarakat) dan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) lintas program dan
lintas sektor.1
Kerja sama lintas sector tertuang dalam Permenkes No.44 tahun 2016 yang
menyebutkan bahwa pelayanan Kesehatan harus dapat dilaksanakan secara terintegrasi baik
lintas program dan lintas sektor.2 Kerja sama lintas sector merupakan kerja sama yang
melibatkan sector lain diluar sector Kesehatan. Kerja sama lintas sector dapat meningkatkan
fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan Kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat dan keluarga, serta sebagai pusat pelayanan Kesehatan tingkat
pertama.3 Koordinasi dengan lintas sector sangat diperlukan, karena faktor penyebab dan latar
belakang Kesehatan tertentu kemungkinan hanya dapat diselesaikan oleh mitra lintas sector.2
Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan wilayah kerja meliputi 10
kelurahan dengan luas 16,06 Km2, dengan jumlah penduduk 85.937 orang.4 Untuk
melaksanakan semua kegiatan secara maksimal Puskesmas Andalas tentunya memerlukan
optimalisasi kerjasama lintas program dan lintas sector. Pencapaian program Puskesmas
dipengaruhi oleh terlaksananya kerjasama lintas sektor yang baik. Oleh sebab itu, penulis

1
tertarik untuk membahas mengenai kerja sama lintas sector dan permasalahan yang dihadapi
di Puskesmas Andalas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan kerja sama lintas sector di wilayah kerja Puskesmas Andalas?
2. Apa saja permasalahan dalam pelaksanaan kerja sama lintas sector di wilayah kerja
Puskesmas Andalas?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami kerja sama lintas sector di wilayah kerja Puskesmas
Andalas.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pelaksanaan kerja sama lintas sector di wilayah kerja Puskesmas
Andalas.
2. Mengetahui permasalahan dalam menjalin kerja sama lintas sector di wilayah kerja
Puskesmas Andalas.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan makalah ini menggunakan tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai
sumber dan literatur.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kerja Sama Lintas Sektor


Kerja sama lintas sektor adalah hubungan kerja sama dalam bidang kesehatan yang
dilakukan antara sektor kesehatan dan sektor-sektor di luar sektor kesehatan melibatkan dinas
kesehatan tekait serta di luar sektor kesehatan.5 Kerja sama lintas sektor merupakan usaha
bersama yang mempengaruhi faktor yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh
terhadap kesehatan manusia.4 Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan
penyelenggaraan upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai
program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha.6
Kerja sama lintas sektor dibentuk untuk mengambil tindakan pada suatu masalah agar
hasil yang tercapai dengan cara yang lebih efektif, berkelanjutan atau efisien dibanding sektor
kesehatan bertindak sendiri.5 Kerja sama lintas sektor ini tidak hanya tertuang dalam proposal
pengesahan, tetapi pihak terkait juga ikut serta mendefinisikan masalah, prioritas kebutuhan,
pengumpulan dan interpretasi informasi, serta mengevaluasi hasil kerja. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kerjsasama lintas sektor meliputi anggaran, peraturan, komunikasi, komitmen,
peran, dan tanggung jawab.4

2.2 Tujuan dan Peran Kerja Sama Lintas Sektor


Kerja sama lintas sektor juga dapat meningkatkan fungsi puskesmas yaitu sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan
keluarga serta sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.4
Kerja sama lintas sektor berperan dalam berbagai program pemerintah di bidang
kesehatan, seperti:6
a. Berperan dalam memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan program Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
b. Berperan dalam program kesehatan kerja dan olahraga, dimana hal ini berkaitan dengan
kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, dalam upayanya melibatkan dan membutuhkan
dukungan kerjasama lintas sektor. Oleh karena itu, pencapaian tujuan kesehatan kerja
dan olahraga bagi semua pekerja dan peningkatan produktivitas pekerja yang optimal
membutuhkan kebijakan dan rencana strategi dalam rangka mengamankan kondisi
kerja dan mempromosikan kesehatan kerja.

3
c. Berperan dalam pencapaian indikator pelayanan kesehatan tradisional. Hal ini
disebabkan tidak terlepasnya dari upaya sosialisasi, advokasi, monitoring, evaluasi, dan
bimbingan teknis secara berkala dan berkesinambungan baik di pusat maupun di daerah
dengan lintas sektor terkait.
d. Berperan dalam pelayanan kesehatan anak usia sekolah, dimana program ini
bekerjasama dengan Dinas Pendidikan.
e. Berperan dalam penanggulangan penyakit tidak menular, peningkatan kesehatan
lingkungan, dan mewujudkan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat.

2.3 Manfaat Kerja Sama Lintas Sektor


Manfaat kerja sama lintas sector antara lain:4
1. Mempermudah pencapaian keberhasilan rancangan kegiatan
2. Memeberikan gambaran teknis antar lintas sektoral dan lintas program
3. Kebijakan tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan
4. Saling menguntungkan kedua pihak antara rencana program
5. Dapat memberikan perizinan dalam rujukan
6. Dapat memberikan kontribusi fasilitas, sarana, dan dana
7. Terdokumentasi dalam perizinan dan kegiatan

2.4 Landasan Hukum Kerja Sama Lintas Sektor


1. Undang-undang No.23 tahun 1992
• Pasal 5: Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga, dan lingkungannya.
• Pasal 8: Pemerintah bertugas menggerakkan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan dengan memperhatikan fungsi sosial
sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu tetap terjamin.
• Pasal 71 ayat 1: Masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan serta dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan beserta sumber dayanya.
• Pasal 72 ayat 1: Peran serta masyarakat untuk memberikan pertimbangan dalam ikut
menentukan kebijaksanaan pemerintah pada penyelenggaraan kesehatan dapat
dilakukan melalui Badan Pertimbangan Kesehatan Nasional, yang beranggotakan
tokoh masyarakat dan pakar lainnya.7

4
2. Undang- undang No.36 Tahun 2009
• Pasal 50 ayat 1: Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab meningkatkan
dan mengembangkan upaya kesehatan.
• Pasal 50 ayat 4: Ketentuan mengenai peningkatan dan pengembangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui kerja sama antar-Pemerintah dan
antarlintas sektor.
• Pasal 9 ayat 1: Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
• Pasal 14 ayat 1: Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur,
menyelenggarakan, membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang
merata dan terjangkau oleh masyarakat.8
3. Permenkes No. 65 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
• Strategi pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan
adalah pengembangan / pengorganisasian masyarakat dalam pemberdayaan dengan
mengupayakan peran organisasi masyarakat lokal makin berfungsi dalam
pembangunan kesehatan.9
4. Permenkes No. 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
• Pelayanan kesehatan harus dapat dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program
maupun lintas sektor. Kepala puskesmas harus mampu membangun kerja sama dan
mengkoordinasikan program internal puskesmas dan di eksternal dengan mitra lintas
sektor. Koordinasi dengan lintas sektor sangat diperlukan, karena faktor penyebab dan
latar belakang kesehatan tertentu kemungkinan hanya dapat diselesaikan oleh mitra
lintas sektor.10

2.5 Permasalahan dan Tantangan Kerja Sama Lintas Sektor


1. Kurangnya komitmen dan kemauan dalam menjalankan program yang telah disepakati.
2. Kurangnya sumber daya dan koordinasi.
3. Ketidakmampuan atau kegagalan untuk mengidentifikasi manfaat dari kerjasama.
4. Kegagalan dalam memberi solusi pada situasi tertentu.
5. Komunikasi yang buruk dan penggunaan bahasa yang ambigu.
6. Sumber daya dibatasi dan hanya digunakan pada program tertentu.
7. Adanya konflik kepentingan antar sektor.
8. Ketidakseimbangan kekuasaan dan persaingan dalam penggunaan sumber daya.

5
9. Perubahan kepemimpinan di dalam sektor.5

2.6 Kemitraan pada Lintas Sektor Kesehatan


Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama
dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Kemitraan merupakan suatu
kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi
untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.
Menurut Notoadmodjo, dalam pengembangan kemitraan di bidang kesehatan terdapat
tiga institusi kunci organisasi atau unsur pokok yang terlibat yaitu:10
1. Unsur pemerintah, yang terdiri dari berbagai sektor pemerintah yang terkait dengan
kesehatan, antara lain; kesehatan sebagai sektor kunci, pendidikan, pertanian, kehutanan,
lingkungan hidup, industri dan perdagangan, agama, dan sebagainya.
2. Unsur swasta atau dunia usaha (private sector) atau kalangan bisnis, yaitu dari kalangan
pengusaha, industriawan, dan para pemimpin berbagai perusahaan.
3. Unsur organisasi non-pemerintah atau non-government organization (NGO), meliputi dua
unsur penting yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Masyarakat
(ORMAS) termasuk yayasan di bidang kesehatan.
Pencapaian tujuan pembangunan kesehatan yang optimal memerlukan kerjasama lintas
sektor yang mantap. Optimalisasi pembangunan berwawasan kesehatan yang mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan tersebut menuntut adanya penggalangan kemitraan
lintas sektor dan segenap potensi bangsa. Kebijakan dan pelaksanaan pembangunan sektor lain
perlu memperhatikan dampak dan mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh
karena itu, upaya sosialisasi masalah-masalah dan upaya pembangunan kesehatan kepada
sector lain perlu dilakukan secara intensif dan berkesinambungan. Kerjasama lintas sektor
harus dilakukan sejak perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian, sampai
pada pengawasan dan penilaiannya.10

6
BAB 3
ANALISIS SITUASI
3.1 Kondisi Geografis
Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan wilayah kerja meliputi 10
kelurahan dengan luas 16,06 Km2, terletak 00 58’ 4” LS/LU dan 1000 21’ 11” BT. Pskesmas
Andalas pada sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Padang Utara, Kuranji, sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Selatan, sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Padang Barat dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Begalung,
Pauh.4
Sepuluh kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah sebagai
berikut:4
1. Kelurahan Sawahan
2. Kelurahan Jati Baru
3. Kelurahan Jati
4. Kelurahan Sawahan Timur
5. Kelurahan Kb.Marapalam
6. Kelurahan Andalas
7. Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah
8. Kelurahan Parak Gadang Timur
9. Kelurahan Simpang Haru
10. Kelurahan Ganting Parak Gadang

Gambar 3.1 Peta Puskesmas Andalas4

7
3.2 Kondisi Demografi
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Andalas pada tahun 2018 berjumlah 85.937
orang, terdiri dari penduduk asli dan pendatang. Sejumlah 22.675 orang di antara tercatat
sebagai Keluarga Miskin (Gakin) dan telah mendapatkan penjaminan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin dalam bentuk Jamkesmas sejumlah 16.604 orang dan Jamkesda sejumlah
6.870 orang. Hingga tahun 2018 kepesertaan keluarga miskin dalam Jamkesmas sudah hampir
100%.4
Tabel 3.1. Distribusi jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Andalas 4

Keadaan sosial ekonomi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah


sebagai berikut:4
• Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Andalas sebagian besar beragama Islam.
Warga non muslim, umumnya adalah kaum pendatang dari luar propinsi. Di tengah
perbedaan suku, agama dan budaya, aktifitas sosial dan peribadatan penduduk
berjalan dengan baik.
• Mata pencaharian penduduk beraneka ragam, mulai dari bertani, buruh, pedagang,
wiraswasta, pegawai swasta, pegawai negeri, ABRI dan lain-lain. Pekerjaan
sebagai buruh umumnya adalah buruh pabrik dan industri rumah tangga yang
terdapat di beberapa kelurahan. Aktifitas perekonomian dalam lingkungan

8
menengah ke bawah, juga berjalan sangat dinamis, ditunjang oleh keberadaan
kampus sebuah universitas swasta di kelurahan Andalas.

3.3 Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan


Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Andalas terdiri dari sarana
kesehatan milik pemerintah, UKBM dan swasta. Sarana kesehatan pemerintah selain
Puskesmas Andalas juga terdapat 8 Puskesmas Pembantu dan 3 Pos Kesehatan Kelurahan.
Sedangkan UKBM berupa Posyandu berjumlah 86.
Untuk melaksanakan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat dalam wilayah
kerja, Puskesmas Andalas memiliki sarana dan prasarana yang cukup. Secara umum sarana
dan prasarana tersebut meliputi:
a. Sarana fisik gedung
b. Sarana transport
c. Sarana pelayanan dan penunjang pelayanan
d. Sarana penunjang administrasi dan sistem informasi
Puskesmas Andalas memiliki 1 buah Puskesmas induk, dan 8 buah Puskesmas
pembantu dan 3 buah Poskeskel yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas Andalas, yaitu:
1. Puskesmas Pembantu Andalas Barat
2. Puskesmas Pembantu Parak Karakah
3. Puskesmas Pembantu Tarandam
4. Puskesmas Pembantu Ganting Selatan
5. Puskesmas Pembantu Jati Gaung
6. Puskesmas Pembantu Sarang Gagak
7. Puskesmas Pembantu Kubu Dalam
8. Puskesmas Pembantu Kampung Durian
9. Poskeskel Kubu Marapalam
10. Poskeskel Sawahan Timur
11. Poskeskel Kubu Dalam Parak Karakah
Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas Andalas
mempunyai satu buah kendaraan roda empat (Puskel) dan 3 buah kendaraan roda dua.

9
3.4 Peranan Kerja Sama Lintas Sektor pada Puskesmas Andalas
Berikut ini merupakan pelaksanaan kerja sama lintas sector di Puskesmas Andalas
pada tahun 2019:4,11

1. Camat
Peran:
• Penanggung jawab pelaksanaan pembangunan secara menyeluruh di wilayah
kecamatan, khususnya dibidang kesehatan
• Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum
• Memberi dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja puskesmas
• Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di wilayah
kecamatan

Pencapaian:
• Puskesmas Andalas memiliki sarana dan prasarana yang cukup dengan kondisi baik.
• Membantu mensosialisasikan dan memfasilitasi tim peneliti untuk mengambil data
mengenai masalah gizi dan stunting.
• Akses jamban sehat di Puskesmas Andalas mencapai 97% dan memenuhi target
yaitu 95%
Grafik 3.1. Persentase Akses Jamban Sehat di Kota Padang Tahun 2019 11

• Puskesmas Andalas memiliki jumlah sarana Tempat-tempat Umum (TTU)


terbanyak di Kota Padang. Dari hasil pemeriksaan dan pengawasan inspeksi sanitasi
hanya 81% yang mencapai target yaitu 100%.

10
Gambar 3.2 Persentase TTU Kota Padang Tahun 2019
yang Memenuhi Syarat Kesehatan11

• Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat di wilayah


kerja Puskesmas Andalas adalah 81% dari target 85%.
Grafik 3.2 Persentase TPM Kota Padang tahun 2019 yang memenuhi
syarat kesehatan11

11
• Persentase kualitas air yang memenuhi syarat Kesehatan adalah 82% dari target
100%.
Grafik 3.3 Persentase Kualitas Air yang memenuhi syarat Kesehatan di
Kota Padang tahun 2019 11

• Persentase rumah yang memenuhi syarat di wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah
83% dari target yaitu 95%

Grafik 3.4 Persentase Rumah yang Memenuhi Syarat di Kota Padang Tahun 2019 11

• Persentase Saluran Pembuangan Air Limbah di wilayah kerja Puskesmas Andalas


adalah 71% dari target 95%.

12
Grafik 3.5 Persentase SPAL yang memenuhi syarat per Puskesmas Tahun 2019 11

2. Lurah
Peran:
• Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat ikut dalam penyuluhan
program puskesmas.
• Mendukung kebijakan dengan pemberian sarana dan dana dalam penyelenggaraan
puskesmas
• Koordinator, motivator, promotor, fasilitator pembangunan di wilayah, khususnya
di bidang kesehatan
Pencapaian:
• Terselenggaranya program penyuluhan luar Gedung yaitu di Kantor Lurah/Camat
sebanyak 35 kali pada tahun 2018.
Table 3.2 Data Penyuluhan Puskesmas Andalas di Tempat Lain
tahun 2018 4

• Terselenggaranya survey dan pembinaan PHBS pada 8.240 KK di 10 kelurahan di


wilayah kerja Puskesmas Andalas.

13
• Pengembangan Kelurahan Siaga dilaksanakan melalui pembentukan Pos Kesehatan
Kelurahan (Poskeskel), pada puskesmas Andalas telah terbentuk 3 Poskeskel.
• Puskesmas Andalas sudah membentuk Kelurahan Siaga Sehat Jiwa di Kelurahan
Parak Gadang Timur
• Pembentukan kelompok-kelompok olahraga di Kelurahan Andalas, Kelurahan
Ganting Parak Gadang, dan Parak Gadang Timur. Penyuluhan Kesehatan olahraga
telah dilakukan sebanyak 8 kali pada tahun 2018.
• Telah dilaksanakan tindakan pencegahan pada kasus DBD dengan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) melalui kegiatan 3M+ dan Fogging focus. Kasus
DBD yang terjadi di wilayah kecamatan Padang Timur mengalami penurunan
dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2017 kasus yang ditemukan berjumlah 55,
sedangkan pada tahun 2018 total kasus yang ditemukan adalah 36 kasus.

3. Dinas Pendidikan
Peran:
• Mengimplementasikan program puskesmas ke sekolah di kecamatan.
• Tim penggerak dalam penanganan kesehatan untuk siswa untuk sekolah (BIAS,
KESPRO anak sekolah)
• Sebagai motivator, promotor dan fasilitator dalam kesehatan di sekolah (PHBS, Lomba
Sekolah Sehat, Lomba Dokter Kecil)

Pencapaian:
• UKS di puskesmas Andalas sudah mempunyai kader dokter kecil, sekolah yang
sudah terUKS serta kader PKPR dan berbagai prestasi di bidang UKS.
• Strata UKS Puskesmas Andalas sudah mulai ada di tingkat optimal dan paripurna,
yaitu untuk TK (Optimal 4, Paripurna 4), SD (Optimal 24, Paripurna 3), SMP
(Optimal 3, PAripurna 2), SMA (Optimal 7, Paripurna 1).

14
• Telah dilaksanakannya BIAS setiap 2 kali setahun dengan capaian di wilayah kerja
puskesmas Andalas yaitu sebesar 80,2% untuk MR dan 52% DT.

Grafik 3.6 Capaian BIAS MR dan DT Kelas 1 Kota Padang


Tahun 2019 11

• Capaian program UKS untuk skrining/Deteksi Dini Tumbuh Kembang masih belum
mencapai target, sedangkan untuk pembinaan UKS sudah mencapai target (100%)

4. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana


(BPMPKB)
Peran:
• Memberikan pembinaan dan motivasi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui program keluarga sejahtera dan BKB serta promosi KB dalam
meningkatkan cakupan akseptor baru
Pencapaian:
• Capaian KB pasca persalinan di wilayah kerja Puskesmas Andalas masih terbilang
cukup rendah yaitu 16.05 % dari target 35%.
Grafik 3.7 Capaian KB Pasca Persalinan Menurut Puskesmas tahun
2019 11

15
5. Kantor Urusan Agama (KUA)
Peran:
• Penyuluhan kesehatan calon pengantin.
• Kerja sama denagn program imunisasi calon pengantin.
Pencapaian:
• Sudah dilaksanakannya kegiatan preventif melalui pelayanan imunisasi calon
pengantin yaitu imunisasi TT.

6. Kader dan tokoh masyarakat


Peran:
• Sebagai promotor keluarga dan individu dalam pembangunan di bidang kesehatan
• Pendataan, informasi, penyuluhan dalam posyandu, pendampingan ibuhamil, balita,
bayi, anak, remaja, lansia
• Sebagai penggerak peran serta masyarakat.
• Membantu kegiatan puskesmas di masyarakat

Pencapaian:
• Capaian pelayanan kesehatan bayi di wilayah kerja puskesmas Andalas belum
mencapat target yaitu 88,4% dimana targetnya adalah 97%.
Grafik 3.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Kota Padang Tahun
2019 11

• Capaian pelayanan kesehatan balita di wilayah kerja puskesmas Andalas hanya


82,2%, hal ini juga tidak mencapai target yaitu 85%.

16
Grafik 3.9 Cakupan Kunjungan Balita Menurut Puskesmas Tahun 2019 11

• Capaian pelayanan kesehatan lansia di wilayah kerja puskesmas Andalas tahun 2019
belum mencapai target yaitu 39,9% dari target 100%.
Grafik 3.10 Capaian Pelayanan Kesehatan Lansia Menurut Puskesmas
Tahun 2019 11

• Terlaksananya penyuluhan kesehatan dalam dan luar gedung

7. Pertanian
Peran:
• Penyediaan bibit TOGA
Pencapaian:
• Pada wilayah kerja Puskesmas Andalas terdapat 1528 KK yang memiliki TOGA,
namun hanya 962 KK (62,96%)

17
Table 3.3 Jumlah dan Jenis Tanaman Obat Keluarga Dinas Kesehatan Kota
Padang Tahun 2018 11

8. Universitas
Peran:
• Berkontribusi dalam penelitian untuk menyelesaikan masalah Kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas
Pencapaian:
• Terlaksananya penelitian mengenai penyebab stunting pada anak-anak di wilayah
kerja Puskesmas Andalas pada tahun 2019.12

18
BAB 4
PEMBAHASAN

Kerjasama lintas sektor merupakan salah satu solusi pemecahan masalah puskesmas
yang belum terselesaikan karena banyak masalah kesehatan yang dapat diselesaikan jika
terlaksananya kerjasama lintas sektor yang saling mendukung.3,4
Lintas sektor di wilayah Puskesmas Andalas mencakup unsur pemerintahan, swasta,
dan unsur non pemerintahan diluar sektor kesehatan yang terlibat dalam kesejahteraan
masyarakat. Kerja sama lintas sektor di Puskesmas Andalas melibatkan berbagai sektor
perangkat kerja daerah diberbagai bidang, seperti bidang pemerintahan yaitu camat dan lurah,
bidang pendidikan yaitu dinas pendidikan kota, universitas, bidang pertanian, KUA, BPMPKB,
serta kader dan tokoh masyarakat.4
Lintas sektor juga dilibatkan dalam monitoring dan evaluasi program puskesmas karena
dengan adanya keterlibatan lintas sektor maka usaha untuk memecahkan masalah dapat dinilai
dari berbagai sudut pandang. Monitoring dan evaluasi Puskesmas Andalas yang melibatkan
lintas sektor melalui Lokakarya Mini, laporan bulanan, dan laporan tahunan.4,12

4.1 Gambaran Pelaksanaan Kerja Sama Lintas Sektor di Puskesmas Andalas


1. Camat
Camat adalah unsur pemerintahan yang berperan dalam koordinasi Musrenbang
(Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan), mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak
lanjut kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas, memberikan masukan dan dukungan dalam
upaya meningkatkan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, ikut serta dalam
Lokakarya Mini Triwulan.6
Peran camat dalam kerja sama lintas sektor di Puskesmas Andalas dilihat dari
pembangunan sarana prasana yang cukup dan dalam kondisi baik selain itu peran camat dapat
juga dilihat dari persentase masyarakat yang memiliki akses jamban sehat yang sudah baik
yaitu 97% dan sudah memenuhi target dari dinas kesehatan Padang yaitu 95%. Namun
berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengawasan inspeksi sanitasi TTU dan TPM, keduanya
tidak mencapai target yang ditetapkan. Adapun indikator pemeriksaan TTU adalah adanya
jamban sehat, sarana air bersih, tempat sampah dan lingkungan bersih. Sedangkan bagi TPM
yang menjadi indikator pemeriksaan adalah: adanya tempat air bersih, tempat penyimpanan
bahan makanan, tempat penyimpanan bahan makanan siap saji, penyimpanan peralatan bebas
pencemaran, ada tempat cuci tangan, ada tempat sampah, bebas lalat, tikus, dan binatang
lainnya, ada SPAL dan lingkungan yang bersih. 4,12

19
Sarana dan bangunan umum dinyatakan memenuhi syarat Kesehatan apabila
memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan dapat mencegah penularan penyakit antar
pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan dalam
pencegahan terjadinya kecelakaan. Pengawasan terhadap TTU dan TPM dilakukan secara
rutin oleh Puskesmas bekerja sama dengan lintas program dan lintas sector terkait permintaan
pengurusan perizinan terhadap sarana dimaksud.4,12
Persentase kualitas air yang memenuhi syarat Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Andalas juga tidak mencapai target. Penyebab sarana air minum belum memenuhi syarat
adalah masih adanya beberapa sarana yang berada dilokasi pencemaran seperti tempat
penampungan sampah sementara, perilaku penggunaan sarana yang belum saniter juga dapat
menyebabkan sarana air minum tidak aman untuk digunakan. Untuk itu upaya pembinaan dan
pengawasan perlu ditingkatkan terus untuk mencapai semua sarana air minum dalam kondisi
yang memenuhi syarat.4,12
Persentase rumah yang memenuhi syarat tidak mencapai target, yaitu hanya 83% dari
target 95%. Masih rendahnya cakupan rumah sehat dipengaruhi oleh masih banyaknya rumah
yang belum mempunyai jamban, saluran pembuangan air limbah dan pengelolaan sampah
yang tidak memenuhi syarat belum maksimal dilakukan masyarakat.4,12

2. Lurah
Lurah merupakan kepala pemerintahan yang bertanggung jawab terhadap kelurahan
disekitar wilayah kerjanya. Lurah dalam kerja sama lintas sektor dengan puskesmas memiliki
peran dalam koordinasi penggerakan masyarakat di kelurahan wilayah kerja Puskesmas
Andalas, koordinasi penggerakan masyarakat ini dapat ketika puskesmas mengadakan sebuah
kegiatan promosi kesehatan seperti kegiatan olahraga, penyuluhan dan pemanfaatan
posyandu. Lurah juga memiliki peran berpartisipasi dalam setiap lokakarya mini,
memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan program
Puskesmas. Kelurahan siaga merupakan salah satu program promosi Kesehatan. Kelurahan
Siaga dilaksanakan melalui pembentukan Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel), pada
puskesmas Andalas telah terbentuk 3 Poskeskel. Selain itu, Puskesmas Andalas sudah
membentuk Kelurahan Siaga Sehat Jiwa di Kelurahan Parak Gadang Timur. Namun
permasalahan yang dihadapi adalah masih ada keluarga yang malu mempunyai ODGJ dan
masih ada ODGJ yang dipasung dengan cara dikurung, sehingga data yang didapatkan tidak
maksimal. Sehingga perlu melibatkan lintas sektor untuk mensosialisasikan kepada kluarga

20
agar dapat diberi pengobatan, memaksimalkan kinerja Kelurahan Sehat Jiwa, serta melatih
kader kesehatan jiwa 4,12
Telah dilaksanakan tindakan pencegahan pada kasus DBD melalui fogging focus dan
kegiatan abtisasi di 3 kelurahan serta kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) di
wilayah kerja puskesmas Belimbing. Dilakukan pula penyuluhan kepada penduduk yang
terdapat kasus pada saat dilakukan penyelidikan epidemiologi untuk menggalakkan 3 M Plus
serta gotong royong warga melalui koordinasi dengan pihak kelurahan. Capaian dalam
penanganan DBD terlihat dari jumlah kasus DBD yang mengalami penurunan, yaitu 55 kasus
pada tahun 2017, menjadi 36 kasus pada tahun 2018.4,12

3. Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan membidangi seluruh sekolah di wilayah kerja puskesmas Andalas
yang menyokong segala program puskesmas yang memiliki implementasi ke sekolah
diantaranya UKS (Upaya Kesehatan Sekolah) yang merupakan salah satu program UKM
pengembangan dan pembinaan sekolah. Puskesmas bersama kecamatan Padang Timur turut
serta melakukan pembinaan ke beberapa SMP dan SMA di kecamatan Padang Timur dalam
rangka pembinaan dan skrining pemakaian NAPZA di kalangan pelajar, pelatihan dokter
kecil di tiap TK dan SD di kecamatan Padang Timur, skrining kesehatan siswa kelas 1,
pemeriksaan caries gigi, pemeriksaan serumen, ganguan lihat, dan buta warna, Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), penyuluhan kesehatan UKSG, melaksanakan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) serta pembentukan serdadu jentik di sekolah.
Salah satu masalah di Puskesmas Andalas adalah program PKPR yang belum
terjalankan dengan baik, hal tersebut disebabkan karena SDM yang kurang memadai karena
pemegang program UKS juga juga merupakan pemegang program PKPR sehingga
diperlukan koordinasi dan diskusi khusus, mengenai program UKS, PKPR, dan pemagian
kerja petugas yang lebih baik.4,12
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) adalah bulan dimana seluruh anak sekolah
mendapatkan imunisasi DT, Td dan dilaksanakan diseluruh Indonesia. BIAS bertujuan untuk
memberikan perlindungan bagi anak usia sekolah dasar agar dapat mempertahankan eliminasi
terhadap penyakit campak, difteri dan tetanus dalam jangka panjang melalui imunisasi DT,
TT dan Campak pada anak sekolah. BIAS dilaksanakan 2 kali setahun yaitu Bulan September
untuk imunisasi Campak dan Bulan November untuk imunisasi DT kelas I dan Td untuk kelas
II dan III. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program BIAS yaitu adanya

21
penolakan orang tua murid karena masih terkait kehalalan vaksin dan efektitas vaksin
sendiri.12

4. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana


(BPMPKB)
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan KB (BPMPKB) bekerjasama
dengan puskesmas dalam menyukseskan program Keluarga Berencana dengan cara
menyediakan alat kontrasepsi. Program ini adalah salah satu upaya untuk menurunkan angka
kematian ibu. Puskesmas Andalas juga merujuk wanita yang ingin menggunakan KB yang
tidak dapat dilakukan di puskesmas. Serta dalam kegiatan posyandu dilakukan skrining IVA
bagi perempuan yang telah menikah dan melahirkan.4,12
Salah satu indikator pelayanan keluarga berencana adalah KB pasca salin. Pelayanan
KB pasca persalinan akan mencegah kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat sehingga
dapat menurunkan dalam kehamilan ibu. Pelayanan KB Pasca Persalinan juga akan mencegah
terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan yang sering berakhir dengan terminasi kehamilan
sehingga dapat menurunkan kesakitan dan kematian ibu.4,12
Capaian KB pasca persalinan di wilayah kerja Puskesmas Andalas masih terbilang
cukup rendah yaitu 16.05 % dari target 35%. Hal ini terjadikarena pendataan yang belum
maksimal dan kuragnya pengetahuan ibu hamil mengenai pentingya KB. Oleh karena itu
diperlukan penguatan pada pelayanan ante natal care terutama dalam temu wicara / konseling
pada ibu hamil untuk memotivasi penggunaan KB Pasca Persalinan serta penguatan
pendataan dengan meningkatkan kunjungan petugas kesehatan.4,12

5. Kantor Urusan Agama (KUA)


Kantor Urusan Agama bekerja sama dengan puskesmas dalam pengkajian isu terkait
melalui penyuluhan-penyuluhan salah satunya terkait dengan permasalahanisu imunisasi
yang beredar di masyarakat. Lebih lanjut KUA dapat memberikan penyuluhan sebelum
pernikahan kepada pasangan calon pengantin mengenai imunisasi tetanus toksoid (TT)
karena imunisasi ini dapat mencegah infeksi tetanus pada maternal dan neonatal.4,12
Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) adalah pemberian imunisasi untuk membangun
kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus dan untuk mencapai salah satu
tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus
neonatorum. Imunisasi TT ibu hamil untuk melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus
neonatorum, yaitu penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan)
22
yang disebabkan oleh clostridium tetani, kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan
menyerang sistim saraf pusat serta melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila
terluka.

6. Kader dan tokoh masyarakat


Kader merupakan petugas puskesmas yang berhubungan langsung dengan
masyarakat. Kader memiliki persyaratan berdomisili di daerah tersebut, minimal tamatan
SLTA dan memiliki keinginan untuk meningkatkan kesehatan daerahnya. Tokoh masyarakat
juga berperan sebagai penggerak masyarakat dalam berpartipasi untuk mengikuti kegiatan-
kegiatan yang ada dipuskesmas. Kader berperan dalam pendataan, informasi, penyuluhan
dalam posyandu, pendampingan ibuhamil, balita, bayi, anak, remaja, lansia.
Capaian pelayanan kesehatan bayi, balita, dan lansia di wilayah kerja puskesmas
Andalas belum mencapai target. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti kurangnya
kunjungan ke posyandu, pendataan ibu hamil masih kurang baik, pengetahuan bumil terhadap
pentingnya K4 masih kurang, pemantauan dari petugas yang belum maksimal, orang tua
banyak yang tidak tahu jadwal posyandu. Sehingga Langkah yang perlu dilakukan adalah
Meningkatkan sosialisasi kegiatan posyandu ke masyarakat, optimalisasi kelas ibu hamil,
serta meningkatkan peran serta kader dalam memantau ibu hamil dan melakukan penyuluhan
kepada masyarakat. 4,12

7. Pertanian
Peran bidang pertanian dalam kerja sama lintas sektor adalah menyediakan bibit
tanaman obat keluarga (TOGA). TOGA bermanfaat bagi masyarakat untuk menjaga
kesehatan, mengobati penyakit dengan gejala ringan dan memperbaiki gizi masyarakat. Pada
wilayah kerja Puskesmas Andalas terdapat 1528 KK yang memiliki TOGA, namun hanya
962 KK (62,96%) yang memanfaatkan TOGA. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai manfaat TOGA sehingga diperlukan penyuluhan yang
berkelanjutan.12

8. Universitas
Universitas bekerja sama dengan Puskesmas Andalas dalam hal meneliti penyebab
stunting pada anak-anak di wilayah kerja Puskesmas Andalas. Latar belakang dari program
ini adalah kasus balita gizi kurang yang terjadi di wilayah Kecamatan Padang Timur. Masalah
gizi kurang menjadi persoalan yang sulit di selesaikan dari tahun ke tahun, terutama di

23
kelurahan Kubu Dalam Parak Kerakah yang menjadi wilayah dengan kasus gizi kurang paling
banyak pada tahun 2018. Maka untuk mengetahui lebih jauh akar penyebab stunting
dilakukan kerja sama antara Puskesmas dengan Universitas Andalas yang berperan untuk
meneliti lebih lanjut mengenai permasalahan stunting dan masalah gizi. Hal ini dimaksudkan
agar tindakan yang diambil oleh Puskesmas untuk mengatasi masalah stunting bisa lebih tepat
dan memiliki efektifitas tinggi.12

24
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Kerja sama lintas sektor di Puskesmas Andalas sudah berjalan dengan cukup baik
dengan melibatkan unsur pemerintahan, dan unsur non pemerintahan diluar sektor
kesehatan yang terlibat dalam kesejahteraan masyarakat, namun ada beberapa
kekurangan dengan tidak tercapainya target yang telah ditetapkan.
2. Kerja sama lintas sektor di Puskesmas Andalas masih memiliki beberapa permasalahan
yang memerlukan peningkatan peran masing-masing sektor.

5.2 Saran
1. Puskesmas Andalas diharapkan meningkatkan kerja sama lintas sektor untuk
menyelesaikan permasalahan kesehatan yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas
Andalas.
2. Puskesmas Andalas diharapkan meningkatkan komunikasi dan koordinasi dalam
merencanakan, melaksanakan dan evaluasi kegiatan yang melibatkan lintas sektor agar
terlaksananya program kesehatan yang optimal
3. Pemegang program diharapkan lebih aktif mensosialisasikan program yang dijalankan
kepada masyarakat dan kepada sektor mitra, sehingga tujuan program tersebut dapat
tercapai dengan lebih optimal.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun


2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik
Indonesia; 2019.
2. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas; 2016.
3. Kuswidanti (2008). Gambaran Kemitraan dan Organisasi di Bidang Kesehatan.
www.lontar.ui.ac.id - Diakses Januari 2021
4. Puskesmas Andalas. Laporan tahunan Puskesmas Andalas tahun 2018. Padang:
Puskesmas Andalas; 2019.
5. World Health Organization Europe. Multisectoral and Intersectoral action for improved
health and well-being for all: mapping of the WHO European Region. 2017
6. Republik Indonesia. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019. Keputusan
Menteri Kesehatan Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015.
7. Republik Indonesia. Undang Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Jakarta:
Sekretaris Negara RI; 1992.
8. Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta:
Sekretaris Negara RI; 2009.
9. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 tahun 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat bidang Kesehatan.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
10. Notoadmojo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
11. Dinas Kesehatan Kota Padang. Laporan Tahunan tahun 2019. Padang: Dinas
Kesehatan; 2020.
12. Puskesmas Andalas. (2019). Tuntaskan Masalah Gizi dan Stunting, Puskesmas Andalas
jalin kerja sama dengan Kecamatan dan Universitas Andalas.
http://Puskesmasandalas.padang.go.id/ - Diakses Januari 2021.

26

Anda mungkin juga menyukai