Anda di halaman 1dari 15

ABORTUS

PROVOKATUS: ETIKA
DAN MEDIKOLEGAL

dr. Taufik Hidayat, M.Sc, Sp.F


Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
2020
Definisi
• Abortusterminasi kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu atau berat
janin kurang dari 1000 gram
• Pendapat lain
1. Obgyn<22 minggu/20minggu hasil konsepsi gampang keluar
2. Hukumsetiap penghentian kehamilan sebelum waktunya melahirkan
3. Forensikterminasi kehamilan tak peduli umur kehamilan
Jenis-jenis abortus
A. Abortus spontanterjadi natural tanpa didahului tindakan apapuntidak punya implikasi
hukum
B. Abortus Provokatusterjadi karena disengaja dan didahului dengan suatu tindakan, tdd:
1. Abortus provokatus medisinalisdasar pertimbangan medis
2. Abortus provokatus kriminalisuntuk kepentingan pelaku dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara medismelawan hukum. Ibu adalah pelaku sekaligus
korban. Korban lain yaitu bayi
C. Abortus akibat kecelakaanterjatuh
Cara yang sering dipakai pada abortus provokatus kriminalis

• Dilakukan sendiri
1. Mengkonsumsi jamu/bahan makanan tertentu: jamu peluntur, nenas muda,
bubuk beras dicampur merica hitam
2. Cara mekanik/fisik: kerja fisik berlebihan, menyemprotkan cairan kedalam
vagina
• Dilakukan orang lain
1. Cara kimiawimembuat sirkulasi darah berlebihan pada bagian bawah
perut sehingga uterus sensitif dan mudah berkonstraksi: obat emetika, obat
pencahar, uterotonika, obat peluruh haid, garam logam timah hitam.
2. Cara mekanik/fisikmemijat perut bagian bawah, electric shock,
menyemprot cairan kedalam rahim, memakai instrumen (kateter, batang
pinsil, sonde, kuret,dll)
Kemungkinan yang bisa terjadi pada kasus abortus

• Produk kehamilan keluar tanpa mengganggu kesehatan si ibu


• Terjadi komplikasi pada si ibu seperti kejang, perdarahan, infeksi, dll
• Si ibu meninggal:
1. Berlangsung cepat: refleks vagal, perdarahan hebat, emboli
2. Berlangsung lambat: (2 hari atau lebih paska abortus): infeksi (sepsis),
keracunan, perdarahan lambat
Pemeriksaan forensik kasus apk
• Jika si ibu masih hidup:
1. Periksa adanya tanda-tanda kehamilan
2. Mencari bukti usaha terminasi kehamilan: tanda-tanda kekerasan pada
genitalia serta bagian bawah perut, pem.toksikologi, alat yang dipakai
3. Memeriksa produk kehamilan: janin, sisa jaringan (desidua, trofoblast,dll)
• Jika si ibu meninggal
1. PL jenazah: periksa tanda-tanda kehamilan, cari tanda kekerasan genitalia dan
perut bagian bawah
2. PD jenazah: periksa adanya pembesaran rahim, periksa genitalia interna, cari
tanda kekerasan dan kongesti, lakukan tes emboli udara pada jantung, uterus
dibuka dengan mengiris tipis setebal 1 cm dengan arah melintang tegak lurus
sumbu uterus. Tujuannya untuk mencari adanya perforasi berupa noda merah
3. Pem.penunjang: toksikologi, tes kehamilan, PA
Aspek etikolegal
• Kapan kehidupan dimulai-->perdebatan semenjak zaman Yunani kuno-->dihubungkan dengan adanya jiwa
didalam badan
• Teori:
1. immediate animation: kehidupan dimulai saat pembuahan/segera setelah proses pembuahan-->Katolik,
embriolog. Kendala:masih ada kemungkinan zigot membelah sebelum 14 hari-->bukan individu/persona,
mis: kembar monozigot. Namun ada data menunjukkan setelah 14 hari zigot masih bisa membelah
menghasilkan kembar siam
2. Late animation: kehidupan dimulai 14 hari/40 hari/90 hari/120 hari setelah pembuahan-->Islam, paham
biologi Aristoteles menyatakan jiwa masuk kedalam badan embrio 40 hari untuk laki-laki dan 90 hari
untuk perempuan
• Apakah embrio itu persona?
• Beberapa ahli berpendapat bahwa hidup biologis manusia tidak cukup menjadi alasan untuk
mendapatkan perlindungan hukum dan moral-->Kapan menjadi individu/persona menjadi kurang jelas
• Namun beberapa ahli menyanggah-->zigot secara embriologis sudah hidup, secara genetis dia makhluk
hidup baru->zigot berhak atas hidupnya, berhak hidupnya dijaga. Embrio adalah persona dalam
kodratnya
• Penghormatan hak hidup-->The universal declaration on Human rights, UU RI no 39 thn 1999 tentang
HAM-->penghormatan akan martabat manusia dan hak manusiawi
• Kesimpulannya: orang yang hidup berhak untuk terus hidup karena dia sudah hidup dan memiliki hidup
• Berdasarkan UU internasional&nasional: aborsi, termasuk hukuman mati dan euthanasia dilarang
Kondisi yang memperbolehkan aborsi
• Menurut UU Kesehatan RI No 36 Tahun 2009, pasal 75 ayat 1, aborsi diperbolehkan pada kondisi:
1. Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa
ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang
tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tsb hidup diluar kandungan, atau
2. Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan
Pasal 76;
a. aborsi sebelum kehamilan berumur 6 minggu, dihitung dari hpht, kecuali dalam hal kedaruratan
medis
• Menurut PP No 61 Tahun 2014 tentang Kespro
Bab IV. Indikasi kedaruratan medis dan perkosaan sebagai pengecualian atas larangan aborsi
Bagian 1, pasal 31:
1. Tindakan aborsi hanya dapat dilakukan berdasarkan:
a. kedaruratan medis
b. kehamilan akibat perkosaan
2. Tindakan aborsi akibat perkosaan sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 huruf b hanya
dapat dilakukan apabila usia kehamilan paling lama berusia 40 hari dihitung dari HPHT
sanksi pidana
• KUHP Ps 346: Ancaman hukuman bagi si ibu yang sengaja menggugurkan kandungan
• KUHP Ps 347: Ancaman hukuman bagi orang lain yang menggugurkan kandungan tanpa
persetujuan si ibu
• KUHP Ps 348: Ancaman hukuman bagi orang lain yang melakukan abortus dengan izin si ibu
• KUHP Ps 349: Ancaman hukuman bagi dokter, paramedis dan staf farmasi yang membantu
melakukan abortus
• KUHP Ps 299: Ancaman bagi siapa saja yang melakukan pengobatan terhadap si ibu yang
bertujuan memberi harapan terjadinya abortus serta dijadikan sebagai mata pencarian
• Prolife vs Prochoice
• LSM Samsara oleh Ina Hudaya-->safe abortion
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai