Anda di halaman 1dari 38

KERJASAMA LINTAS SEKTOR DI PUSKESMAS

SEBERANG PADANG

Oleh:
Oktavia Wulandari 1940312152

Preseptor:
Prof. Dr.dr. Rizanda Machmud, M. Kes

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/


KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
ii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-
Nya serta kesempatan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan case report session yang berjudul “Kerja Sama Lintas Sektor di
Puskesmas Seberang Padang”. Shalawat dan salam kita panjatkan untuk junjungan
mulia Rasulullah SAW dan para sahabat beliau.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti
kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada Prof. Dr. Dr. Rizanda Machmud, M.Kes selaku pembimbing tabf
telah memberikan masukan dan bimbingan dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahawa makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu
sangat diperlukan saran dan kritik untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.
Padang, 28 Maret 2021

Penulis
iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI Ii
DAFTAR GAMBAR Iv
DAFTAR TABEL V
DAFTAR SINGKATAN Vi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Metode Penulisan 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1
2.1 Definisi Kerjasama Lintas Sektor 4
2.2 Tujuan dan Peran Kerjasama Lintas Sektor 4
2.3 Manfaat Kerjasama Lintas Sektor 5
2.4 Landasan Hukum Kerjasama Lintas Sektor 5
2.5 Permasalahan dan Tantangan Kerjasama Lintas Sektor 7
2.6 Kemitraan pada Kerjasama Lintas Sektor 8
BAB 3 ANALISIS SITUASI 9
3.1 Kondisi Geografis 9
3.2 Kondisi Demografi 10
3.3 Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi 11
3.4 Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan 11
3.5 Peran Kerjasama Lintas Sektor pada Puskesmas Seberang Padang 13
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Pelaksanaan Kerjasama Lintas Sektor di Puskesmas 23
Seberang Padang
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 30
5.1 Kesimpulan 30
iv

5.2 Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 31
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2019 9
Gambar 3.2 Tren kasus DBD dalam 4 tahun terakhir di Puskesmas Seberang 18
Padang
Gambar 3.3 Cakupan KB pasca persalinan tahun 2019 19
vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data distribusi penduduk berdasarkan umur di wilayah kerja 10


Puskesmas Seberang Padang 2019.
Tabel 3.2 Jumlah RT,RW, Kepala Keluarga, dan rumah per Kelurahan 10
berdasarkan wilayah kerja
Tabel 3.3 Data sarana umum dan lingkungan 12
Tabel 3.4 Distribusi jumlah fasilitas pendidikan per kelurahan berdasarkan 12
wilayah kerja
Tabel 3.5 Sarana air minum yang dilakukan pengawasan tahun 2019 14
Tabel 3.6 penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak 14
Tabel 3.7 Persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan 14
Tabel 3.8 Tempat Pengelolaan Makanan yang memenuhi syarat 14
Tabel 3.9 Perbandingan rumah yang memenuhi syarat kesehatan 15
Tabel 3.10 Jumlah rumah dengan tempat pembuangan sampah 15
Tabel 3.11 Jumlah Penyuluhan dalam Gedung di Puskesmas Seberang 16
Padang.
Tabel 3.12 Jumlah penyuluhan luar gedung 16
Tabel 3.13 Data penyuluhan keliling 17
Tabel 3.14 Data capaian program 10 indikator PHBS 17
Tabel 3.15 Capaian Program kesehatan olahraga 18
Tabel 3.16 Capaian SPM dibidang kesehatan Puskesmas Seberang Padang 21
tahun 2019
Tabel 3.17 Data dasar dan pembinaan TOGA per kelurahan 22
Tabel 3.18 Pencapaian kasus gigitan hewan penular rabies 22
vii

DAFTAR SINGKATAN

UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat

UKP : Upaya Kesehatan Perseorangan

BIAS : Bulan Imunisasi Anak Sekolah


BPMPKB : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana
DDTK : Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
NAPZA : narkotika, psikotropika, dan obat terlarang
ORMAS : organisasi kemasyarakatan
PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Posbindu : pos binaan terpadu
Poskeskel : pos kesehatan kelurahan
Posyandu : pos pelayanan terpadu
Puskesmas : pusat kesehatan masyarakat
TOGA : tanaman obat keluarga
TTU : tempat-tempat umum
TPM : tempat pengolahan makanan
UKBM : Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat
UKGS : Upaya Kesehatan Gigi anak Sekolah
UKS : Usaha Kesehatan Sekolah
UPTD : Unit Pelaksanaan Teknis Daerah
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan UKM dan UKP tingkat pertama yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Menurut Permenkes
Nomor 43 tahun 2019 pasal 3, prinsip penyelenggaraan puskesmas terdiri dari prinsip
paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, ketersediaan
akses pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna, dan prinsip keterpaduan dan
kesinambungan. Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan, puskesmas
mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas
program dan lintas sektor.1

Pelayanan kesehatan harus dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program


maupun lintas sector. Kerjasama lintas sektor dibentuk untuk mengambil tindakan pada
suatu masalah agar tercapai hasil dengan cara lebih efektif, berkelanjutan atau efisien
dibanding sektor kesehatan yang bertindak sendiri. Kepala puskesmas harus mampu
membangun kerjasama dan mengkoordinasikan program di internal puskesmas dan
dieksternal dengan mitra lintas sector. Koordinasi dengan lintas sektor sangat
diperlukan, karena faktor penyebab dan latar belakang masalah kesehatan tertentu
kemungkinan hanya dapat diselesaikan oleh mitra lintas sektor.3,4

Masalah kesehatan yang terjadi dimasyarakat disebabkan oleh banyak faktor,


termasuk diluar faktor kesehatan diantaranya faktor lingkungan (termasuk social-
ekonomi-budaya), perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan, keadaan demografi dan
faktor keturunan. Pemecahan masalah kesehatan dibutuhkan kerjasama antara sector
kesehatan dengan sector-sektor lain yang terkait dengan penyebab terjadinya masalah
kesehatan. Untuk menumbuhkan semangat kerjasama antar sector yang terkait dalam

1
pembangunan kesehatan diperlukan upaya penggalangan dan peningkatan kerjasama
lintas sektoral, agar diperoleh hasil yang optimal.2

Puskesmas Seberang Padang termasuk puskesmas tertua di Kota Padang yang


merupakan satu dari tiga puskesmas di Kecamatan Padang Selatan. Wilayah kerja
Puskesmas Seberang Padang mencakup empat kelurahan luas 2.37 Km2, dengan
jumlah penduduk 18597 orang.4 Untuk mengoptimalkan penyelenggaraan puskesmas
Seberang Padang, diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor demi
tercapainya tugas dan fungsi puskesmas. Selain itu untuk mencapai visi dan misi
puskesmas Seberang Padang adalah melalui strategi, salah satunya meningkatkan
koordinasi dan kerjasama yang lebih baik dengan lintas sektor.4 Dengan demikian,
penulis tertarik untuk membahas mengenai pelaksanaan dan permasalahan kerjasama
lintas sektor di Puskesmas Seberang Padang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pelaksanaan kerjasama lintas sektor di wilayah kerja Puskesmas
Seberang Padang?
2. Apa saja permasalahan dalam pelaksanaan kerjasama lintas sektor di wilayah
kerja Puskesmas Seberang Padang?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami kerjasama lintas sektor di wilayah kerja
Puskesmas Seberang Padang.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui pelaksanaan kerjasama lintas sektor di wilayah kerja Puskesmas
Seberang Padang.
2. Mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan kerjasama lintas sektor di
wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang.

2
1.4 Metode Penulisan
Penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk berbagai literature
serta data dari laporan tahunan puskesmas seberang Padang 2019 edisi 2019.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kerjasama Lintas Sektor


Kerjasama lintas sektor merupakan tindakan yang dilakukan oleh sektor diluar
sektor kesehatan yang bekerjasama dengan sektor kesehatan.3 Dukungan dinas
kesehatan kabupaten/Kota diperlukan untuk meningkatkan kerjasama lintas sektor
karena puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota.2
Selain memiliki hubungan kerja dengan dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota, puskesmas memiliki hubungan kerja dengan rumah sakit, serta
fasilitas pelayanan kesehatan lain, upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, dan
lintas sektor terkait lainnya di wilayah kerjanya sebagai jejaring puskesmas. Hubungan
kerjasama puskesmas dengan lintas sektor terkait lainnya sebagai jejaring puskesmas
bersifat koordinasi di bidang upaya kesehatan.1
2.2 Tujuan dan Peran Kerjasama Lintas Sektor

Tujuan kerjasama lintas sektor adalah untuk mengoptimalkan fungsi puskesmas


sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar dalam rangka mewujudkan kesehatan
masyarakat. Kerjasama lintas sektor juga dapat meningkatkan fungsi puskesmas, yaitu
selain sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama, juga sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, serta sebagai pusat pemberdayaan
masyarakat dan keluarga.1,4

Kerjasama lintas sektor berperan dalam berbagai program pemerintah dibidang


kesehatan, seperti:

- Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan program Upaya Kesehatan


Berbasis Masyarakat (UKBM).
- Program kesehatan kerja dan olahraga, berkaitan dengan kondisi social
ekonomi masyarakat yang dalam upayanya melibatkan dukungan kerjasama
lintas sektor. Oleh karena itu, pencapaian tujuan kesehatan kerja dan olahraga

4
bagi semua pekerja dan peningkatan produktifitas pekerja yang optimal
membutuhkan kebijakan dan rencana strategi dalam rangka mengamankan
kondisi kerja dan mempromosikan kesehatan kerja.
- Pencapaian indikator pelayanan kesehatan tradisional. Untuk mencapai
indikator tersebut, membutuhkan upaya sosialisasi, advokasi, monitoring,
evaluasi, dan bimbingan teknis secara berkala dan berkesinambungan baik di
pusat maupun di daerah dengan lintas sektor terkait.
- Pelayanan kesehatan anak usia sekolah, program ini bekerjasama dengan dinas
pendidikan.
- Penanggulangan penyakit tidak menular, peningkatan kesehatan lingkungan,
dan mewujudkan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat.5
2.3 Manfaat Kerjasama Lintas Sektor
Manfaat kerjasama lintas sektor adalah sebagai berikut:
a. Mempermudah pencapaian keberhasilan rancangan kegiatan
b. Memberikan gambaran teknis antar lintas sektoral dan lintas program
c. Kebijakan tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan
d. Saling menguntungkan kedua pihak antara rencana program
e. Dapat memberikan perizinan dalam rujukan
f. Dapat memberikan konstribusi fasilitas, sarana, dan dana
g. Terdokumentasi dalam perizinan dan kegiatan.4
2.4 Landasan Hukum Kerjasama Lintas Sektor
Landasan hukum kerjasama lintas sektor menurut Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1992, yaitu:
- Pasal 5, “Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga dan lingkungannya”.
- Pasal 8, “Pemerintah bertugas menggerakkan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan dan pembiyaan kesehatan dengan memperhatikan fungsi
social sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu tetap
terjamin”.

5
- Pasal 71 ayat 1, “Masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan serta salam
penyelenggaraan upaya kesehatan beserta sumber dayanya”.
- Pasal 72 ayat 1, “Peran serta masyarakat untuk memberikan pertimbangan
dalam ikut menentukan kebijaksanaan pemerintah pada penyelenggaraan
kesehatan dapat dilakukan melalui Badan Pertimbangan Kesehatan Nasional,
yang beranggotakan tokoh masyarakat dan pakar lainnya”.6

Landasan hukum kerjasama lintas sektor menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun


2009, yaitu:

- Pasal 50 ayat 1, “Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggungjawab


meningkatkan dan mengembangkan upaya kesehatan”.
- Pasal 50 ayat 2, “ketentuan mengenai peningkatan dan pengembangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui kerjasama antar
pemerintah dan antar lintas sektor ”.
- Pasal 9 ayat 1, “Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,
mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya”.
- Pasal 14 ayat 1, “Pemerintah bertanggungjawab merencanakan, mengatur,
menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya
kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat”.7

Menurut Permenkes Nomor 65 Tahun 2013 tentang pedoman pelaksanaan dan


pembinaan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, yaitu “Strategi pelaksanaan
dan pembinaan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan adalah pengembangan/
pengorganisasian masyarakat dalam pemberdayaan dengan mengupayakan peran
organisasi masyarakat lokal makin berfungsi dalam pembangunan kesehatan”.8

Menurut Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 tentang pedoman manajemen


puskesmas, yaitu “Pelayanan kesehatan harus dapat dilaksanakan secara terintegrasi
baik lintas program maupun lintas sektor. Kepala puskesmas harus mampu

6
membangun kerjasama dan mengoordinasikan program internal puskesmas dan di
eksternal dengan mitra lintas sektor. Koordinasi dengan lintas sektor sangat diperlukan,
karena faktor penyebab dan latar belakang kesehatan tertentu kemungkinan hanya
dapat diselesaikan oleh mitra lintas sektor”.2

2.5 Permasalahan dan Tantangan Kerjasama Lintas Sektor


Banyak tantangan dan hambatan dalam kerjasama lintas sektor untuk
meningkatkan kesejahteraan kesehatan, yaitu:
- Kurangnya komitmen atau kemauan politik dalam menjalankan program yang
telah disepakati.
- Kurangnya sumber daya dan koordinasi
- Ketidakmampuan atau kegagalan untuk mengidentifikasi mafaat dari kerjsama
- Kegagalan dalam memberi solusi pada situasi tertentu
- Komunikasi yang buruk dan penggunaan bahasa yang ambigu
- Pemikiran tertutup yang mengakar dimana sumber daya dibatasi dan hanya
digunakan pada sektor atau program tertentu. Dalam bebarapa kasus,
keunggulan sektor kesehatan sendiri disebut-sebut sebagai penghalang untuk
berkolaborasi dengan sektor lain. Beberapa kasus lainnya menujukkan
pendekatan kerjasama lintas sektor berjuang untk mengatasi konflik
kepentingan antar sektor, ketidakseimbangan kekuasaan dan persaingan dalam
penggunaan sumber daya, yang membuat keberlanjutan dari waktu ke waktu
tidak dapat tercapai
- Perubahan kepemimpinan di dalam sektor. Pergantian pemerintah atau mentri
juga menjadi tantangan karena berkaitan dengan kesinambungan/ keberlanjutan
dari kebijakan dan inisiatif.3

2.6 Kemitraan pada Lintas Sektor Kesehatan


Definisi kemitraan menurut esensinya dikenal dengan istilah gotong royong
atau kerjasama formal berbagai pihak secara individi-individu, kelompok-kelompok,

7
atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Kemitraan
dalam upaya kesehatan (partnership for health) adalah kebersamaan dari sejumlah
pelaku untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat
yang didasarkan atas kesepakatan tentang peranan dan prinsip masing-masing pihak.
Menurut Notoadmojo, dalam pengembangan kemitraan dibidang kesehatan
terdapat tiga institusi kunci organisasi atau unsur pokok yang terlibat yaitu:
1. Unsur pemerintah, terdiri dari sektor-sektor pemerintah yang terkait dengan
kesehatan, antara lain; kesehatan sebagai sektor kunci, pendidikan, pertanian,
kehutanan, lingkungan hidup, industry dan perdagangan, agama, dan sebagainya.
2. Unsur swasta atau dunia usaha (private sector) atau kalangan bisnis, yaitu dari
kalangan pengusaha, industriawan, dan para pemimpin berbagai perusahaan.
3. Unsur organisasi non pemerintah, meliputi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
dan Organisasi Masyarakat (ORMAS) termasuk yayasan dibidang kesehatan.9

8
BAB 3
ANALISIS SITUASI
3.1 Kondisi Geografis
Puskesmas Seberang Padang berlokasi di Kecamatan Padang Selatan
Kelurahan Seberang Padang. Wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang mencakup
empat kelurahan, yaitu:
- Kelurahan Seberang Padang
- Kelurahan Alang Laweh
- Kelurahan Ranah Parak Rumbio
- Kelurahan Belakang Pondok

Keempat kelurahan tersebut dapat di lalui dengan jalan darat. Luas wilayah
±2.37 km2, terletak lintang 0,91352 dan bujur 100,3662 lebih kurang 4 meter diatas
permukaan laut. Selain itu puskesmas ini merupakan zona merah bencana tsunami.

Batas wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang, sebagai berikut:


- Utara, berbatasan dengan Kelurahan Parak Gadang Timur
- Selatan, berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Rawang Kelurahan Mata
Air
- Barat, berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Pemancungan Kelurahan
Pasa Gadang
- Timur, berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Begalung

Gambar 3.1 Peta wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2019

9
3.2 Kondisi Demografi
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang pada tahun 2019
berjumlah 18597 jiwa, terdiri dari penduduk asli dan pendatang.
Tabel 3.1 menggambarkan distribusi jumlah penduduk tahun 2019 di wilayah
kerja Puskesmas Seberang Padang berdasarkan kelompok sasaran dan memperlihatkan
distribusi kepesertaan BPJS dari bulan Januari-Desember tahun 2019. Jumlah
penduduk terbanyak berada di Kelurahan Seberang Padang.

Tabel 3.1 Data distribusi penduduk berdasarkan umur di wilayah kerja Puskesmas Seberang
Padang 2019.

Tabel 3.2 Jumlah RT,RW, Kepala Keluarga, dan rumah per Kelurahan berdasarkan
wilayah kerja

10
3.3 Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang sebagian besar
beragama islam. Warga non muslim umumnya berada di Kelurahan Belakang Pondok.
Ditengah perbedaan suku, agama, dan budaya, aktivitas social dan peribadatan
penduduk berjalan dengan baik.
Mata pencaharian penduduk beraneka ragam, mulai dari pedagang, wiraswasta,
pegawai swasta, pegawai negri, ABRI, petani, buruh (umumnya buruh pabrik dan
industri rumah tangga), dan lain-lain. Aktifitas perekonomian golongan menengah ke
bawah juga berjalan sangat dinamis.
3.4 Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan
Sarana umum terdiri dari:
- Sarana ibadah; masjid dan musalla.
- Sarana lingkungan; perumahan, Tempat-Tempat Umum (TTU), Tempat
Pengolahan Makanan (TPM), Sarana Air Bersih (SAB), dan Pembuangan Air
Limbah (SPAL).
- Sarana Pendidikan; TK-PT, Madrasah Ibtidaiyah, SLB, Panti Asuhan, dan
PAUD.
- Sarana pelayanan kesehatan; milik pemerintah, UKBM dan swasta. Sarana
kesehatan pemerintah selain Puskesmas Seberang Padang, terdapat 1
Puskesmas Pembantu dan 3 Pos Kesehatan Kelurahan. UKBM berupa
Posyandu berjumlah 23 posyandu.
Sarana pelayanan kesehatan pemerintah/swasta antara lain:
1. Rumah Sakit Swasta : 1 unit
2. Klinik Swasta : 6 unit
3. Dokter praktek umum : 17 orang
4. Bidan praktek mandiri : 4 orang
5. Bidan klinik mandiri : 1 orang
6. Kader aktif : 92 orang
7. Posyandu balita : 23 unit

11
8. Posyandu lansia : 4 unit
9. Batra : 2 unit

Tabel 3.3 Data sarana umum dan lingkungan

Wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang memiliki sarana pendidikan mulai


dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan lanjutan hingga perguruan
tinggi. Semua murid pendidikan dasar dan lanjutan adalah sasaran pelayanan kesehatan
Puskesmas Seberang Padang melalui program UKS, UKGS, KIA dan imunisasi.
Mahasiswa Universitas yang ada (2 universitas swasta) menjadi sasaran untuk skrining
Penyakit Tidak Menular (PTM).

Tabel 3.4 Distribusi jumlah fasilitas pendidikan per kelurahan berdasarkan wilayah kerja

12
Untuk melaksanakan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat dalam
wilayah kerja, Puskesmas Seberang Padang memiliki sarana dan prasarana yang cukup,
meliputi:

- Sarana fisik gedung


- Sarana transportasi
- Sarana pelayanan dan penunjang pelayanan
- Sarana penunjang administrasi dan system informasi
3.5 Peran Kerjasama Lintas Sektor di Puskesmas Seberang Padang

Pelaksanaan kerjasama lintas sektor di Puskesmas Seberang Padang tahun 2019,


sebagai berikut:
1. Camat
Peran :
- Penanggung jawab pelaksanaan pembangunan secara menyeluruh di wilayah
kecamatan, khususnya di bidang kesehatan
- Mengoordinasikan pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan umum
- Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja puskesmas
- Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan kapada masyarakat di
wilayah kecamatan
Pencapaian:
- Puskesmas Seberang Padang memiliki sarana dan prasarana yang secara umum
memadai, namun tetap memerlukan pembinaan.
- Sebanyak 84,1% penduduk sudah memiliki akses air minum berkualitas, dan
85,3% yang memenuhi syarat kesehatan (target 100%).

13
Tabel 3.5 Sarana air minum yang dilakukan pengawasan tahun 2019

- Sebanyak 92,3% yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
Tabel 3.6 penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak

- Sebanyak 66% sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU) yang hanya memenuhi


syarat kesehatan.
Tabel 3.7 Persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan

- Sebanyak 52,8% Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang hanya memenuhi


syarat kesehatan
Tabel 3.8 Tempat Pengelolaan Makanan yang memenuhi syarat

- Sebanyak 83,3% rumah penduduk yang mememuhi syarat kesehatan

14
Tabel 3.9 Perbandingan rumah yang memenuhi syarat kesehatan

- Sebanyak 27,9% rumah di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang yang


memiliki pembuangan sampah.
Tabel 3.10 Jumlah rumah dengan tempat pembuangan sampah

2. Lurah
Peran :
- Mengoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat ikut dalam
penyuluhan program puskesmas
- Mendukung kebijakan dengan pemberian sarana dan dana dalam
penyelenggaraan puskesmas
- Mengakomodasi dan mendukung program PSN masyarakat agar terbebas dari
penyakit demam berdarah
Pencapaian
- Terselenggaranya program penyuluhan dalam dan luar gedung di Puskesmas
Seberang Padang

15
Tabel 3.11 Jumlah Penyuluhan dalam Gedung di Puskesmas Seberang Padang.

Tabel 3.11 menunjukkan jumlah penyuluhan dalam gedung yang dilakukan


tahun 2019 sebanyak 71 kali dengan tema penyuluhan tersering adalah PHBS,
Kesehatan Ibu, dan Germas.
Tabel 3.12 Jumlah penyuluhan luar gedung

16
Tabel 3.12 menunjukkan tema penyuluhan luar gedung yang dilakukan
Puskesmas Seberang Padang terbanyak adalah Kesehatan anak/ DDTK, DBD dan gizi
keluarga dan vitamin A. jumlah penyuluhan yang dilakukan 646 kali.
Tabel 3.13 Data penyuluhan keliling

Tabel 3.13 menunjukkan frekuensi penyuluhan keliling sangat sedikit sekali selama
setahun yaitu sebanyak 4 kali.
- Sudah terlaksananya kelurahan siaga, dimana kelurahan siaga dilaksanakan
melalui pembentukan pos kesehatan kelurahan (Poskeskel). Pada wilayah kerja
Puskesmas Seberang Padang terdapat 3 poskeskel, yaitu:
1. Poskeskel Seberang Padang
2. Poskeskel Ranah Parak Rumbio
3. Poskeskel Belakang Pondok
- Terselenggaranya survey dan pembinaan PHBS pada 3539 KK di empat
kelurahan wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang. Indikator yang mencapai
target adalah penggunaan air bersih dan Linakes.
Tabel 3.14 Data capaian program 10 indikator PHBS

- Sudah dilaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di


wilayah kerja puskesmas. Kegiatan program kesehatan olahraga puskesmas
berjalan secara optimal 4 kali dalam sebulan pada hari Sabtu. Semua kelurahan
sudah memiliki kelompok-kelompok olah raga, namun kelurahan Belakang
Pondok belum terbentuk. Hal ini butuh sosialisasi dan advokasi lintas terkait.

17
Tabel 3.15 Capaian Program kesehatan olahraga

- Mendukung program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui kegiatan


4M plus dan fogging. di seluruh kelurahan Puskesmas Seberang Padang. Kasus
DBD di wilayah Puskesmas Seberang Padang mengalami peurunan dibanding
tahun sebelumnya.

Gambar 3.2 Tren kasus DBD dalam 4 tahun terakhir di Puskesmas Seberang Padang

3. Dinas Pendidikan
Peran:
- Mengimplementasikan program puskesmas ke sekolah kecamatan
- Tim penggerak dalam penanganan kesehatan untuk siswa sekolah (BIAS,
KESPRO anak sekolah)
- Sebagai motivator, promotor, dan fasilitator dalam kesehatan di sekolah
(PHBS, Lomba Sekolah Sehat, Lomba Dokter Kecil)

18
Pencapain:
- UKS di Puskesmas Seberang Padang sudah mempunyai kader dokter kecil,
sekolah yang terUKS serta kader PKPR dan prestasi di bidang UKS. Dokter
kecil yang sudah terlatih sebanyak 60 orang
- Strata UKS Puskesmas Seberang Padang masih di tingkat optimal, yaitu untuk
TK Kalam Kudus dan SMA PGRI 3.
- Kegiatan yang dilaksanakan oleh program UKS meliputi pembinaan melalui
kunjungan ke sekolah dengan frekuensi rata-rata 2-4 kali dalam satu tahun.
Kegiatan berupa skrining kesehatan ke semua jenjang sekolah, pembinaan
dokter kecil, pembinaan PKPR, pembinaan sekolah sehat, kegiatan penyuluhan
dan kegiatan lintas program seperti Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS),
pemberian tablet vitamin A dan pelaksanaan DDTK ke TK, serta tablet Fe ke
remaja putri.
4. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga Berencana
(BPMPKB)
Peran :
- Memberikan pembinaan dan motivasi dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui program keluarga sejahtera dan BKB serta
promosi KB dalam meningkatkan cakupan akseptor baru.
Pencapain:
- Capaian KB pasca persalinan di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang
belum mencapai target, yaitu hanya 42,4%.

Gambar 3.3 Cakupan KB pasca persalinan tahun 2019

19
5. Kantor Urusan Agama (KUA)

Peran :
- Penyuluhan kesehatan calon pengantin
- Kerjasama dengan program imunisasi calon pengantin

Pencapaian:
- Sudah dilaksanakan kegiatan preventif melalui pelayanan imunisasi calon
pengantin, yaitu imunisasi TT.
6. Kader dan Tokoh Masyarakat
Peran :

- Sebagai promotor keluarga dan individu dalam pembangunan di bidang


kesehatan
- Pendataan, informasi, penyuluhan dalam posyandu, pendampingan ibu hamil,
balita, bayi, anak, remaja, lansia
- Sebagai penggerak peran serta masyarakat
- Membantu kegiatan puskesmas di masyarakat

Pencapaian:

- Capaian pelayanan kesehatan bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang


Padang belum mencapai target, yaitu 80,8% yang mana targetnya 100%.

20
Tabel 3.16 Capaian SPM dibidang kesehatan Puskesmas Seberang Padang tahun 2019

- Capaian pelayanan kesehatan balita di wilayah kerja Puskesmas Seberang


Padang hanya 41,4%, hal ini juga tidak mencapai target yaitu 100%.
- Capaian pelayanan kesehatan lansia di wilayah kerja Puskesmas Seberang
Padang hanya 16% dari target 100%.
- Terlaksananya penyuluhan kesehatan dalam dan luar gedung
7. Pertanian
Peran :
- Penyediaan bibit TOGA

21
Pencapaian :
- Pada wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang terdapat 342 KK yang
memanfaatkan TOGA, dengan kelurahan terbanyak Kelurahan Seberang
Padang.
Tabel 3.17 Data dasar dan pembinaan TOGA per kelurahan

8. Peternakan
Peran :
- Pencegahan dan penanganan Rabies
Pencapaian:
- Kasus gigitan binatang yang berisiko menyebabkan penyakit rabies selama
tahun 2019 sebanyak 4 kasus. Sejumlah 4 kasus di observasi dan 1 penderita
diberikan VAR dan tidak ada yang positif. (buat dafpus
Tabel 3.18 Pencapaian kasus gigitan hewan penular rabies

22
BAB 4
PEMBAHASAN

Puskesmas Seberang Padang menjalankan kegiatan-kegiatan dengan salah satu


strategi meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan lintas sektor untuk
mewujudkan kemampuan hidup sehat setiap warga dan derajat kesehatan yang optimal.
Sesuai dengan Permenkes No. 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas, bahwa kerjasama lintas sektor diperlukan sebagai upaya kesehatan untuk
mencakup seluas mungkin sasaran masyarakat yang harus dilayani, mengingat sumber
daya yang terbatas.2,4

Lintas sektor di wilayah Puskesmas Seberang Padang mencakup unsur


pemerintahan, swasta, dan unsur non pemerintahan diluar sektor kesehatan. Kerjasama
lintas sektor di Puskesmas Seberang Padang melibatkan berbagai sektor perangkat
kerja daerah berbagai bidang, seperti bidang pemerintahan yaitu camat dan lurah,
bidang pendidikan yaitu dinas pendidikan kota, bidang pertanian, peternakan, KUA,
BPMPKB, serta kader dan tokoh masyarakat.4

Lintas sektor juga dilibatkan dalam monitoring dan evaluasi program


puskesmas karena dengan keterlibatan lintas sektor, usaha pemecahan masalah dapat
dinilai dari berbagai sudut pandang. Monitoring dan evaluasi dilakukan melalui
Lokakarya Mini, laporan bulanan, dan laporan tahunan.4

4.1 Gambaran Pelaksanaan Kerjasama Lintas Sektor di Puskesmas Seberang


Padang

1. Camat
Camat adalah unsur pemerintahan yang berperan dalam koordinasi Musrenbang
(Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan), mengkoordinasikan hasil kegiatan dan
tindak lanjut kegiatan yang dilaksanakan puskesmas, memberikan masukan dan

23
dukungan dalam upaya meningkatkan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan, ikut serta dalam Lokakarya Mini Triwulan.5

Peran camat dalam kerjasama lintas sektor di Puskesmas Seberang Padang


dilihat dari pembangunan sarana dan prasarana yang cukup memadai dan dalam
kondisi baik. Namun presentase masyarakat yang memiliki sarana air minum yang
memenuhi syarat kesehatan, yaitu 85,3% dari target 100%. Presentase akses fasilitas
sanitasi yang layak (jamban sehat) adalah 92,3%. Namun berdasarkan hasil
pemeriksaan dan pengawasan inspeksi sanitasi TTU dan TPM, keduanya tidak
mencapai target yang ditetapkan. Adapun indikator pemeriksaan TTU adalah adanya
jamban sehat, sarana air bersih, tempat sampah dan lingkungan bersih. Pada TPM yang
menjadi indikator pemeriksaan adalah adanya tempat air bersih, tempat penyimpanan
bahan makanan, tempat penyimpanan bahan makanan siap saji, penyimpanan peralatan
bebas pencemaran, ada tempat cuci tangan, bebas lalat, tikus, dan binatang lainnya, ada
SPAL dan lingkungan yang bersih.4,10

Sarana dan bangunan umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan apabila


memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan dapat mencegah penularan penyakit
antar pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya, serta harus memenuhi syarat
pencegahan terjadinya kecelakaan. Pengawasan terhadap TTU dan TPM dilakukan
secara rutin oleh puskesmas bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektor
terkait permintaan pengurusan perizinan terhadap sarana yang dimaksud.4,10

Presentase kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja


Puskesmas Seberang Padang juga tidak mencapai target. Penyebab sarana air minum
belum memenuhi syarat kesehatan adalah masih ada beberapa sarana yang berada
dilokasi pencemaran seperti tempat penampungan sampah sementara. Sehingga upaya
pembinaan dan pengawasan perlu ditingkatkan supaya semua sarana air minum warga
memenuhi syarat.4,10

24
2. Lurah

Lurah merupakan kepala pemerintahan yang bertanggung jawab terhadap


kelurahan-kelurahan disekitar wilayah kerjanya. Peran lurah dalam kerjasama lintas
sektor adalah melalui koordinasi penggerakan masyarakat di wilayah kerja puskesmas.
Koordinasi ini dilakukan ketika puskesmas mengadakan kegiatan promosi kesehatan,
seperti kegiatan olahraga, penyuluhan dan pemanfaatan posyandu. Lurah juga memiliki
peran berpartisipasi dalam setiap Lokakarya Mini, memberikan dukungan kebijakan,
sarana dan dana, untuk penyelenggaraan program puskesmas.4,10

Kelurahan siaga merupakan salah satu program promosi kesehatan.


Pelaksanaan kelurahan siaga dilakukan melalui Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel).
Pada wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang terdapat tiga Poskeskel, yaitu
Poskeskel Seberang Padang, Ranah Parak Rumbio dan Belakang Pondok. Hal ini
berarti bahwa Puskemas Seberang padang sudah melaksanakan Program Kelurahan
Siaga sesuai dengan surat keputusan mentri kesehatan RI Nomor:
546/Menkes/SK/VIII/2006 tentang pembentukan kelurahan siaga. Selain itu peran
lurah pada kerjasama lintas sektor pada wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang
tampak dari tercapainya pelaksanaan kegiatan kesehatan olahraga secara optimal, yaitu
empat kali dalam sebulan.4,10

Puskesmas Seberang Padang telah melaksanakan program PSN melalui 4M


plus dan fogging, dengan jumlah kasus DBD menurun dibanding tahun sebelumnya,
yaitu dari 9 kasus pada tahun 2018 menjadi 6 kasus pada tahun 2019. Selain itu juga
dilakukan penyuluhan baik di dalam ataupun di luar gedung dengan tema DBD. Namun
penyuluhan keliling yang dilakukan hanya 4 kali selama tahun 2019.4,10

3. Dinas Pendidikan

Dinas pendidikan menyokong semua program Puskesmas Seberang Padang


yang memiliki implementasi ke sekolah, yaitu berupa UKS. Usaha Kesehatan Sekolah

25
merupakan salah satu program UKM pengembangan dan pembinaan sekolah. Kendala
yang dialami oleh dinas pendidikan dalam kerjasama lintas sektor ini adalah masih
belum aktifnya pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) dan penjaringan peserta
didik dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) masih belum mencapai target yaitu
97,1%.4,10

Dalam melaksanakan kegiatan kesehatan remaja dilakukan di 10 sekolah yaitu


5 SMP, 5 SMA. Sementara itu, permasalahan kerjasama lintas sektor dalam
penjaringan UKS disebabkan masih kurangnya koordinasi antara puskesmas dan pihak
sekolah dalam pelaksanaan kegiatan dan masih adanya pihak sekolah yang membatasi
waktu pelaksanaan kegiatan ini dengan alasan mengganggu proses belajar mengajar,
sehingga diperlukan peran yang lebih dari dinas pendidikan untuk mengkomunikasikan
pentingnya program UKS ini kepada pihak sekolah.4,10

Program BIAS di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang telah


dilaksanakan dengan baik, namun kelurahan Seberang Padang tidak termasuk
pencapaian pelaksanaan program BIAS tertinggi, capaian tertinggi yaitu kelurahan
Ranah Parak Rumbio.4,10

Puskesmas bersama dengan Kecamata Padang Selatan ikut serta melakukan


pembinaan ke beberapa SMP dan SMA di Kecamatan Padang Selatan dalam rangka
pembinaan dan skrining pemakain NAPZA dikalangan pelajar, pelatihan dokter kecil
di tiap TK dan SD di Kecamatan Padang Selatan, Skrining kesehatan, pemeriksaan
caries gigi, pemeriksaan serumen, gangguan lihat dan buta warna, Bulan Imunisasi
Anak Sekolah (BIAS), penyuluhan kesehatan UKSG, melaksanakan PSN serta
pembentukan serdadu jentik di sekolah.4,10

26
4. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana
(BPMPKB)

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan KB (BPMPKB) dan


puskesmas bekerjasama dalam menyukseskan program Keluarga Berencana, yaitu
dengan peran BPMPKB sebagai penyedia alat kontrasepsi. Pada wilayah kerja
Puskesmas Seberang Padang masih kurangnya capaian KB pasca persalinan bahkan
pencapaian KB pasca persalinan di kelurahan belakang pondok adalah yang terendah
yaitu 11.1%.4,10

5. Kantor Urusan Agama (KUA)

Kantor Urusan Agama bekerja sama dengan puskesmas dalam pengkajian isu
terkait melalui penyuluhan-penyuluhan salah satunya terkait dengan permasalahanisu
imunisasi yang beredar di masyarakat. Lebih lanjut KUA dapat memberikan
penyuluhan sebelum pernikahan kepada pasangan calon pengantin mengenai imunisasi
tetanus toksoid (TT) karena imunisasi ini dapat mencegah infeksi tetanus pada maternal
dan neonatal.4,10

Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) adalah pemberian imunisasi untuk


membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus dan untuk
mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi
tetanus maternal dan tetanus neonatorum. Imunisasi TT ibu hamil untuk melindungi
bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum, yaitu penyakit tetanus yang terjadi pada
neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, kuman
yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat serta melindungi
ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.4,10

27
6. Kader dan Tokoh Masyarakat

Kader merupakan petugas puskesmas yang berhubungan langsung dengan


masyarakat. Kader memiliki persyaratan berdomisili di daerah tersebut, minimal
tamatan SLTA dan memiliki keinginan untuk meningkatkan kesehatan daerahnya.
Tokoh masyarakat juga berperan sebagai penggerak masyarakat dalam berpartipasi
untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dipuskesmas. Kader berperan dalam
pendataan, informasi, penyuluhan dalam posyandu, pendampingan ibuhamil, balita,
bayi, anak, remaja, lansia.4,10

Capaian pelayanan kesehatan bayi, balita, dan lansia di wilayah kerja


puskesmas Seberang Padang belum mencapai target. Hal ini disebabkan oleh berbagai
faktor seperti kurangnya kunjungan ke posyandu, pendataan ibu hamil masih kurang
baik, pengetahuan bumil terhadap pentingnya K4 masih kurang, pemantauan dari
petugas yang belum maksimal, orang tua banyak yang tidak tahu jadwal posyandu.
Sehingga Langkah yang perlu dilakukan adalah Meningkatkan sosialisasi kegiatan
posyandu ke masyarakat, optimalisasi kelas ibu hamil, serta meningkatkan peran serta
kader dalam memantau ibu hamil dan melakukan penyuluhan kepada masyarakat.4,10

7. Pertanian

Peran bidang pertanian dalam kerja sama lintas sektor adalah menyediakan
bibit tanaman obat keluarga (TOGA). TOGA bermanfaat bagi masyarakat untuk
menjaga kesehatan, mengobati penyakit dengan gejala ringan dan memperbaiki gizi
masyarakat. Pada wilayah kerja Puskesmas Andalas hanya terdapat 342 KK dari 3621
jumlah KK yang memanfaatkan TOGA, dengan kelurahan terbanyak Kelurahan
Seberang Padang. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai manfaat TOGA sehingga diperlukan penyuluhan yang berkelanjutan.4,10

28
8. Peternakan

Peran bidang peternakan dalam kerjasama lintas sektor dengan Puskesmas


Seberang Padang adalah pencegahan dan pemberian vaksin rabies, dimana dalam hal
ini masih tidak sebanding antara pemberian vaksin anti rabies dengan gigitan hewan
penular rabies.4,10

29
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Kerja sama lintas sektor di Puskesmas Seberang Padang sudah berjalan dengan
cukup baik dengan melibatkan unsur pemerintahan, dan unsur non
pemerintahan diluar sektor kesehatan yang terlibat dalam kesejahteraan
masyarakat, namun ada beberapa kekurangan dengan tidak tercapainya target
yang telah ditetapkan.
2. Kerja sama lintas sektor di Puskesmas Seberang Padang masih memiliki
beberapa permasalahan yang memerlukan peningkatan peran masing-masing
sektor.

5.2 Saran

1. Puskesmas Seberang Padang diharapkan dapat meningkatkan kerjasama lintas


sektor untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan yang terjadi di wilayah
kerja Puskesmasnya.
2. Puskesmas Seberang Padang diharapkan meningkatkan komunikasi dan
koordinasi dalam merencanakan, melaksanakan dan evaluasi kegiatan yang
melibatkan lintas sektor agar terlaksananya program kesehatan yang optimal
3. Pemegang program diharapkan lebih aktif mensosialisasikan program yang
dijalankan kepada masyarakat dan kepada sektor mitra, sehingga tujuan
program tersebut dapat tercapai dengan lebih optimal.

30
DAFTAR PUSTAKA

1. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Menteri
Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
2. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas; 2016
3. World Health Organization Europe. Multisectoral and Intersectoral action for
improved health and well-being for all: mapping of the WHO European Region.
2018
4. Puskesmas Seberang Padang. Laporan tahunan Puskesmas Seberang Padang
tahun 2019. Padang: Puskesmas Seberang Padang; 2020.
5. Republik Indonesia. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019.
Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015
6. Republik Indonesia. Undang Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Jakarta: Sekretaris Negara RI; 1992.
7. Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Jakarta: Sekretaris Negara RI; 2009.
8. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 tahun 2013
tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat
bidang Kesehatan. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
9. Notoadmojo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
10. Dinas Kesehatan Kota Padang. Laporan Tahunan tahun 2019. Padang: Dinas
Kesehatan; 2020.

31

Anda mungkin juga menyukai