Anda di halaman 1dari 8

Muhammadiyah

sebagai Gerakan
Sosial
Kelompok 5
Oleh :
Alifianisa Erwanda 200415004
Aria Satriani 200415006
Sajaah Alviah 200415044
Muhammadiyah sebagai Gerakan
Sosial
Gagasan Teologi Sosial Ahmad
1 Dahlan

Teologi Sosial sebagai Kepriba-


2 dian Muhammadiyah

Gerakan Peduli kepada Fakir


3 Miskin
A. Gagasan Teologi Sosial Ahmad Dahlan

Faktor awal yang melatar belakangi lahirnya pembahasan tentang


teologi ini adalah persoalan politik yang berujung pada masalah teo-
logi. Perkembangan selanjutnya, ketika meluasnya dakwah Islam
yang ditandai adanya transformasi intelektual muslim melalui pener-
jemahan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Arab.

Gagasan teologi sosial ini kemudian melahirkan pemikiran ba-


gaimana cara umat Islam tidak bodoh, miskin dan ketinggalan dari
masyarakat Eropa. Kunci utama gagasan K.H Ahmad Dahlan terletak
pada realitas kebenaran tafsir al-Qur’an, akal suci, temuan ilmu pen-
getahuan dan teknologi serta pengalaman universal kemanusiaan.
B. Teologi Sosial Sebagai Kepribadian Muhammadiyah

Cita-cita sosial yang berbasis pada teologi sosial yang menjadi ke-
pribadian dan pedoman bagi warga Muhammadiyah dalam men-
jalankan kehidupan sehari-hari. Falsafah yang telah diajarkan oleh
Ahmad Dahlan yaitu “sedikit bicara banyak bekerja” setidaknya me-
lahirkan tiga prioritas utama Muhammadiyah dalam bidang sosial.
Tiga prioritas utama Muhammadiyah dalam bidang Sosial
Antara lain :

A. Bidang Pendidikan

Dengan melahirkan sekolah –


sekolah modern.

A
B. Bidang Kesehatan
Dengan mendirikan layanan yang
B C C. Bidang Santunan dan Sosial

Seperti Panti Asuhan, Panti Jompo,


banyak seperti Rumah Sakit,
dan bantuan krteatif lainnya.
Rumah Bersalin, dan Poliklinik.
Gagasan Teologi Sosial
Berdasarkan laporan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, organisasi ini telah memiliki 161
perguruan tinggi, 5.500 sekolah, lebih dari 300 rumah sakit, dan lebih dari 300 panti
asuhan.
Gagasan teologi sosial ini kemudian melahirkan sebuah gerakan dalam Muhammadiyah
yaitu Majelis Penolong Kesengsaraan “oemem” memiliki maksud tersendiri bagi
Muhammadiyah. Istilah “oemem” dipilih dengan visi bahwa seluruh kerja dan amal
usaha atas nama Muhammadiyah ditunjukan untuk memberikan pelayanan dan
kesejahteraan bagi semua manusia tanpa memandang agama, etnik, kultur, ras, kaya,
miskin, dan sebagainya.
Jika Muhammadiyah ingin bertahan atau berkembang pada 100 tahun yang akan
datang, maka selain mempertahankan upaya penerjemahan teologi al-Ma’un dalam tiga
pilar healing (pelayanan kesehatan), schooling (pendidikan), dan feeding (pelayanan
sosial)
Gerakan Peduli Pada Fakir Miskin dan Anak Yatim

Salah satu gerakan peduli terhadap fakir miskin dan yatim piatu salah satunya
dengan melakukan zakat. Di dalam surat At-Taubah ayat 60, menjelaskan
golongan yang wajibmenerima zakat, terutama fakir miskin dan yatim piatu.
Muhammadiyah dalam praktisi sosial dengan pemihakan terhadap kaum
mustadh'afin (lemah atau tidak berdaya), dhuafa, miskin, dan anak yatim, yang
mengilhami Muhammadiyahuntuk mendirikan banyak lembaga, seperti :
1.Pendidikan
2.Panti asuhan
3.Rumah sakit, dll.

Fakta dan realita dari kemiskinan ialah wajah lain dari dehumanisasi
(kemerosotan tata nilai). Kemiskinan tersebut terjadi akibat dari kemungkaran
sosial dan dosa sosial akut. Kemiskinan tersebut bukan hanya menjadi masalah
individu saja, melainkan juga menjadi masalah bersama yang harus dicari jalan
keluarnya bersama juga. Dalam konteks inilah, Muhammadiyah bisa memainkan
peran yang strategis, dengan memberikan sumbangsih nyata terhadap
masyarakat.
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai