assessment
Dr dr Erny SpA(K)
Pediatric Department Medical Faculty Wijayakusuma
University
Ilustrasi kasus Newborn
2100gram 2150gram
AS 7-8 AS 7-8
tampak peningkatan RR
RDS grade 2 kondisi stabil dan mulai
dan bayi mulai tampak
diberi ASI dan dapat
kebiruan disekitar hidung
minum perlahan-lahan
dan mulut
UK 34minggu UK 37minggu
Definisi
• Gestational age – usia kehamilan : waktu seorang ibu menjalani kehamilan
yang dimulai dari konsepsi hingga bayi dilahirkan
Intrauterine Ekstrauterine
Kekurangannya : tergantung kompetensi operator dan kualitas kekurangan : memerlukan waktu yang relatif lama untuk pemeriksaan
alat/bahan sehingga bisa menyebabkan keterlambatan penanganan kegawatan
Kelebihannya : bisa memprediksi dengan lebih cepat jika ada Kelebihannya : sangat akurat
kegawatan misalnya risiko lahir prematur karena berbagai sebab
sehingga antisipasi kegawatan dapat disiapkan
HPHT USG Test HCG New ballard score (dr Jeanne L Ballard)
Hari pertama Haid terakhir
sangat tidak • Kelebihan : lebih akurat Rata-rata wanita Physical maturity Neuromuscular maturity
akurat karena karena terukur secara hamil memiliki
mengandalkan obyektif kadar hCG darah
• Kulit • Postute
ingatan ibu dan • Kekurangan : tergantung lebih dari 25 • Arm recoil
• Lanugo
sering salah pada kompetensi operator mIU/ml • Plantar crease • Square window
ibu yang memiliki • Eye/ear • Popliteal angle
siklus mentruasi • Payudara • Scarf sign
yang tidak Tinggi fundus uteri mengalami peningkatan • Kelamin • Heel to ear
teratur seiring bertambahnya usia
kehamilan
Tingkat kesalahan ± 2 minggu meningkat 2 kali lipat tiap 2–
3 hari selama kehamilan
trimester I
TANDA -1 0 1 2 3 4 5
KULIT Lengket, Merah spt Pink, halus, Permukaan Pecah2, Spt kertas kulit, Spt kulit,
rapuh, agar/gel, vena tampak mengelupas vena jarang pecah2 dalam, pecah2,
transparan transparan dengan/tanpa vena (-) keriput
ruam, vena jarang
PAYUDARA Tdk teraba Hampir tidak Areola datar, Areola berbintil, Areola Areola penuh,
teraba papil mamae papila 1-2mm terangkat, papil 5-10mm
(-) papil 3-4
DAUN Kelopakmata Kelopakmata Pinna sedikit Pinna memutar Keras dan Kartilago tebal,
TELINGA menyatu membuka, melengkung, penuh, lunak, berbentuk, telinga kaku
mata pinna datar, lunak, rekoil rekoil rekoil
terlipat lambat segera
KELAMIN Skrotum Skrotum Testis di kanal Testis menuju Testis Testis tergantung,
LAKI2 datar, halus kosong, rugae atas, rugae bawah, rugae dibawah, rugae dalam
samar jarang sedikit rugae tegas
KELAMIN Klitoris Klitoris Klitoris Labia mayor dan Labia Labia mayor
PEREMPU menonjol, menonjol, menonjol, minor menonjol mayor menutup klitoris
AN labia datar labia minor labia minor besar, dan labia minor
kecil membesar monor
mengecil
JUMLAH
TANDA -1 0 1 2 3 4 5
KULIT Lengket, Merah spt Pink, halus, Permukaan Pecah2, Spt kertas kulit, Spt kulit,
rapuh, agar/gel, vena tampak mengelupas vena jarang pecah2 dalam, pecah2,
transparan transparan dengan/tanpa vena (-) keriput
ruam, vena jarang
Thinning occurs first over the lower back, wearing away as the fetal body curves forward into its mature, flexed position.
Bald areas appear and become larger over the lumbo-sacral area.
At term, most of the fetal back is devoid of lanugo, i.e., the back is mostly bald
TANDA -1 0 1 2 3 4 5
PLANTAR Tumit, jempol >50mm, Garis merah Lipatan melintang Liparan 2/3 Seluruh telapak
CREASES 40-50mm lipatan (-) tipis bag anterior anterior kaki
TANDA -1 0 1 2 3 4 5
PAYUDARA Tdk teraba Hampir tidak Areola datar, Areola berbintil, Areola Areola penuh,
teraba papil mamae papila 1-2mm terangkat, papil 5-10mm
(-) papil 3-4
TANDA -1 0 1 2 3 4 5
DAUN Kelopakmata Kelopakmata Pinna sedikit Pinna memutar Keras dan Kartilago tebal,
TELINGA menyatu membuka, melengkung, penuh, lunak, berbentuk, telinga kaku
mata pinna datar, lunak, rekoil rekoil rekoil
terlipat lambat segera
TANDA -1 0 1 2 3 4 5
DAUN Kelopakmata Kelopakmata Pinna sedikit Pinna memutar Keras dan Kartilago tebal,
TELINGA menyatu membuka, melengkung, penuh, lunak, berbentuk, telinga kaku
mata pinna datar, lunak, rekoil rekoil rekoil
terlipat lambat segera
TANDA -1 0 1 2 3 4 5
KELAMIN Skrotum Skrotum Testis di kanal Testis menuju Testis Testis tergantung,
LAKI2 datar, halus kosong, rugae atas, rugae bawah, rugae dibawah, rugae dalam
samar jarang sedikit rugae tegas
KELAMIN Klitoris Klitoris Klitoris Labia mayor dan Labia Labia mayor
PEREMPU menonjol, menonjol, menonjol, minor menonjol mayor menutup klitoris
AN labia datar labia minor labia minor besar, dan labia minor
kecil membesar monor
mengecil
Pengukuran
antropometri
Macam data :
1. Berat badan
2. Panjang/tinggi badan
3. Lingkar lengan atas (LLA)
4. Lingkar kepala
5. Lingkar dada
6. Lingkar perut
Tujuan pengukuran :
7. Menentukan status gizi
8. Monitoring tumbuh kembang bayi/anak
9. Menentukan dosis obat
10. Menegakkan diagnosis
Pertumbuhan
Coba tebak berapa umurku yaaa
drernyspa@gmail.com
FISIOLOGI BILIRUBIN
OLEH:
DR.dr.HAYATI.,M.Kes.,AIFO-K
80% dikonjugasi dg
asam glukoronat
bilirubin glukoronida
10% dikonjugasi dg
asam sulfat
bilirubin sulfat
10% dg berbagai zat
lain
Transport aktif
ke empedu
IKTERUS
• BILIRUBIN DIBENTUK TERLALU CEPAT DIBANDING ALUR EKSKRESINYA
MENUMPUK DI TUBUH IKTERUS
• PENYEBAB IKTERUS :
1. IKTERUS PREHEPATIK (HEMOLITIK)
OK PEMECAHAN (HEMOLISIS) BERLEBIHAN SEL DARAH MERAH HATI
MENDAPAT LEBIH BANYAK BILIRUBIN DARI PADA KEMAMPUAN EKSKRESINYA
2. IKTERUS HEPATIK
TERJADI KETIKA HATI MENGALAMI PENYAKIT (PERADANGAN) DAN TIDAK DAPAT
MENGATASI BILIRUBIN WALAU DALAM BATAS NORMAL
3. IKTERUS PASCAHEPATIK (OBSTRUKTIF)
TERJADI KETIKA SALURAN EMPEDU TERSUMBAT ( MIS, OLEH BATU EMPEDU)
SEHINGGA BILIRUBIN TIDAK DAPAT DIELEMINASI DI TINJA
• Jumlah SDM pada neonates 4
juta/mm3.
• Bila darah dari tali pusat ke tubuh di
kosongkan SDM ↑ 0,5 – 0,75
juta/mm3 selama beberapa jam
pertama kehidupan SDM
menjadi 4,75 juta/mm3
• Usia 6 – 8 minggu kehidupan
SDM 4 juta/mm3
ICTERIC NEONATUS
• Bilirubin yang dibentuk dalam fetus dapat menyeberangi placenta adan
masuk ke ibu dan diekskresikan melalui hati ibu
• Segera setelah lahir ekskresi bilirubin lewat hati neonatus.
• Pada minggu pertama kehidupan fungsi hati masih sedikit dan tidak
mampu mengkonjugasi jumlah bilirubin yang bermakna dengan asam
glukoronat untuk diekskresikan ke dalam empedu.
• Konsentrasi bilirubin plasma meningkat dari 1mg/dl (normal) menjadi
rata-rata 5 mg/dl selama 3 hari pertama secara bertahap turun kembali
ke nilai normal (hyperbilirubinemia fisiologis)
Ikterik ringan pada kulit bayi dan sclera mata selama 1 – 2 minggu
ERITROBLASTOSIS FETALIS
• PENYEBAB ICTERIC NEONATUS BERAT
• INKOMPATIBILITAS FAKTOR Rhesus ANTARA FETUS DAN IBU
• SEL DARAH MERAH Rh POSITIF AYAH + Rh NEGATIF IBU
• IBU MENJADI IMUN TERHADAP Rh POSITIF SEL DARAH FETUS
ANTIBODI IBU MENGHANCURKAN SDM FETUS MELEPAS
SEBAGIAN BESAR BILIRUBIN KE PLASMA FETUS SERING
MENYEBABKAN KEMATIAN FETUS OK KEKURANGAN
JUMLAH SDM YANG ADEKUAT
• FUNGSI EKSKRESI
HATI TIDAK IKTERUS HEMOLITIK
TERGANGGU
• DIEKSKRESI KE
DALAM URIN DIEKSKRESI KE DARAH
IKTERUS OBSTRUKTIF
OBSTRUKSI DUKTUS BILIARIS
(OK BATU EMPEDU, KANKER KERUSAKAN SEL
MENUTUPI DUKTUS HATI (HEPATITIS)
KOLEDOKUS)
BATASAN :
Suatu strangulation dimana tekanan pada leher
disebabkan oleh jerat yang menjadi erat oleh karena
kekuatan yang bukan karena kekuatan berat badan
korban.
SEBAB KEMATIAN
Asphyxia
Gangguan sirkulasi otak
Vagal reflek
CARA KEMATIAN :
Pembunuhan (tersering), Kecelakaan, Bunuh diri
PEMERIKSAAN SETEMPAT :
Seperti pemeriksaan setempat lainnya
Jeratnya, jangan dilepas sebelum pemeriksaan selesai.
Sebaiknya difoto dulu.
KELAINAN OTOPSI
1. Pemeriksaan Luar
Ditemukan tanda asphyxia pada umumnya
2. Pemeriksaan Dalam
Ditemukan perdarahan pada otot leher, patah tulang
Hyoid, patah tulang rawan larynx & robekan kecil pada
pembuluh darah leher & otot leher
MANUAL STRANGULATION (CEKIK)
BATASAN
Suatu strangulation dimana tekanan pada leher dilakukan dengan
tangan atau lengan bawah sehingga saluran napas tertutup.
CARA MELAKUKAN :
1. Satu tangan
2. Dua tangan
3. Pelaku dibelakang korban
4. Mugging
MUGGING
BATASAN
Terhalangnya udara untuk masuk atau keluar dari paru-paru akibat
gerak napas yang berhenti karena ada tekanan dada dari luar
Cara kematian : Kecelakaan & Pembunuhan
Pemeriksaan Otopsi :
Cari tanda kekerasan pada dada
Ditemukan tanda asphyxia pada umumnya
DROWNING ( TENGGELAM )
BATASAN
Suatu jenis suffocation dimana jalan napas terhalang oleh
air atau cairan, sehingga air atau cairan terhisap masuk
jalan napas dan alveoli paru-paru
SEBAB KEMATIAN :
1. Asphyxia
2. Vagal Reflek
3. Spasme Larynx
4. Ventrikel Fibrilasi
CARA KEMATIAN
Kecelakaan ( paling sering terjadi )
Bunuh diri ( sering badan diikat pada suatu
beban )
Pembunuhan ( dapat dijumpai korban terikat
sedemikian rupa yang tidak mungkin
dilakukan korban sendiri )
PEMERIKSAAN OTOPSI
Pemeriksaan Luar
Beberapa penemuan dpt memperkuat diagnosa
tenggelam :
- Tubuh terasa dingin & basah, pakaian basah.
- Lebam mayat merah muda bila tenggelam di air yg
dingin
- Kulit telapak kaki & tangan pucat (BLEACHED) &
keriput (WASHER WOMEN”S HAND)
- Kadang dijumpai CUTIS ANSERINA
- Buih halus pada lubang hidung & mulut
- CADAVERIC SPASME dgn benda/kotoran air
setempat dalam genggamnnya.
Pemeriksaan Dalam :
Paru membesar
Buih dalam saluran napas
Banyak cairan dlm lambung
Benda-benda asing dlm saluran napas
sampai ke alveoli
PEMERIKSAAN TAMBAHAN PADA KORBAN
TENGGELAM ( DROWNING ):
A.Pemeriksaan Getah Paru:
1. Yang diperiksa ialah getah paru subpleural
2. Alat yg dipakai ialah object glass, cover glass &
microscope
3. Syarat : paru belum membusuk
4. Yang dicari adalah benda asing yg berasal dari air
setempat, mis : pasir,lumpur, tanaman air & telur cacing
Beberapa kemungkinan kesimpulan dari
percobaan getah paru :
1. Getah Paru (+), Tidak ditemukan sebab kematian
lain KORBAN MATI TENGGELAM
2. Getah Paru (+), Ditemukan sebab kematian lain :
- Mungkin meninggal karena Tenggelam
- Mungkin karena sebab lain
- Mungkin sebab kematian bersaing
3. Getah paru (-) :
- Mungkin meninggal dalam air jernih
- Mungkin karena vagal reflek & Spasme larynx
- Mungkin dimasukkan ke dalam air setelah
korban meninggal dunia
B. Pemeriksaan kadar Na, Cl, K, Darah :
Pemeriksaan ini hanya berarti bila dilakukan tidak
lama setelah korban meninggal, kadar elektrolit ini
lama-kelamaan akan mengalami perubahan akibat
difusi cairan yang terjadi postmortem
- Tenggelam dlm air Tawar : Kadar Cl dalam
jantung kiri lebih kecil daripada jantung kanan, Na
dalam plasma menurun dan K naik.
- Tenggelam dlm air asin/laut : kadar Cl dalam
jantung kiri lebih besar daripada jantung kanan,
Na dalam plasma meninggi jelas dan K naik
sedikit
C. Pemeriksaan Berat jenis Plasma :
Berat jenis dalam jantung plasma jantung kiri
lebih rendah daripada jantung kanan, pada semua
kasus tenggelam baik di air tawar maupun di air
laut.
D. Pemeriksaan Diatome
Diatome adalah tumbuhan bersel satu dengan
dinding terbuat dari silika. Diatome masuk ke
dalam paru-paru saat korban menghisap air &
pemeriksaan ini lebih berarti bila ditemukan pada
sumsum tulang.
Kesamaan jenis diatome yg ditemukan dalam
jaringan tubuh & dalam air dpt dianggap sbg bukti
yg dpt dipercaya bahwa korban mati tenggelam
TENGELAM DI AIR TAWAR
Air tawar bersifat hipotonis, mudah masuk ke ruang alveoli,
ke sirkulasi darah Pulmonum, terjadi hemodilusi, hemolisis
erytrosit shg kalium meningkat. Adanya hiperkalemia dan
anoksia myocard menyebabkan terjadinya Fibrilasi
Ventrikel sehingga menyebabkan kematian dalam waktu 3
menit
TENGGELAM DI AIR ASIN /LAUT
Air laut bersifat hipertonis maka plasma
darah dalam sirkulasi darah Pulmonal
terhisap masuk jaringan paru yang
menyebabkan OEDEMA PARU yang hebat.
Selain terjadi hemokonsentrasi juga terjadi
hipovolemi. Tidak terjadi hemolisis dari
erytrosit. Kematian pada korban tenggelam
di air laut pada umumnya adalah asphyxia
karena OEDEMA PARU paru yang hebat
BEDA KEADAAN PARU YG TENGGELAM DI
AIR TAWAR & AIR ASIN
Porphyrin Bile
Hem
+ Iron Pigmen
e t
Metabolisme Heme
Mitochondria Cytosol
PENDAHULUAN
Mitochondria
PORPHYRIAS
GLYCINE + SuccinylCoA Agent Orange
ALA synthase
3p21/Xp11.21
d-aminolevulinic acid(ALA)
ALA-dehydratase
ALA dehydratase
9q34 Deficiency porphyria
Porphobilinogen(PBG)
Acute intermittent
PBG deaminase porphyria Not
11q23 photosensitive
hydroxymethylbilane
Uroporphyrinogen III Congenital erythropoietic
cosynthase 10q26 porphyria
uroporphyrinogen III
Uroporphyrinogen Prophyria
decarboxylase cutanea tarda
1q34
coprophyrinogene III
Coproporphyrinogen Herediatary
oxidase 9 coproporphyria
Protoporphyrinogene IX
Protoporphyrinogen Variegate
protoporphyrin IX oxidase 1q14 porphyria
Ferrochelatase Erythropoietic
Heme 18q21.3 protoporphyria
recessive
Porfiria ( porphyrias)
• Tiga porfiria pofiria akut rawat inap
1. Acute intermittent porphyria (AIC) disebabkan oleh kekurangan
hydroxymethylbilane synthase, enzim yang mengubah PBG menjadi
tetrapyrrole; pada gangguan ini konsentrasi 5-ALA dan PBG
meningkat dalam plasma dan urin.
92
BLOOD
Stercobilin
CELLS Urobilin
excreted in feces
Hemoglobin excreted in urine
Globin
Urobilinogen
Heme
O2 formed by bacteria KIDNEY
reabsorbed
Heme oxygenase INTESTINE into blood
CO
Catabolism of hemoglobin
Penyakit Kuning (Jaundice)
• Penyakit kuning dapat terjadi
1. sebelum,
2. intrahepatik
3. Sesudah
hyperbilirubinemia
- causes yellow color of skin, nail beds and sclerae
Ikterus fisiologis
• Bayi baru lahir, (prematur yang tanpa faktor
risiko hemolysis),
• tersering pada hari ke 2-3 dan mengalami
penurunan secara spontan dengan
bertambahnya usia bayi. bilirubin.
• bila timbul dalam 24 jam pertama setelah
kelahiran digolongkan ke ikterus patologis
KLASIFIKASI HYPERBILIRUBINEMIA
F. Kelainan metabolik
G. Peningkatan sirkulasi enterohepatic bilirubin
bebas
H. Darah yang tertelan
I. Bahan atau kondisi yang mempengaruhi ikatan
bilirubin pada albumin
KLASIFIKASI HYPERBILIRUBINEMIA