Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DAN PRINSIP

PEMENUHAN
ISTIRAHAT DAN TIDUR
KELOMPOK 2
ANGGOTA KELOMPOK 2
1. DESRI YUWALDI(21301151)
2. DINO MARTIN DELIANO(21301152)
3. ERNI SUKMAWATI(21301153)
4. FAISAL AKBAR(21301154)
5. FATHIA MANDA AIZA PUTRI(21301155)
6. FINA DESFITRI(21301227)
7. GRENSIA WILDAYANI SIMANJUNTAK(21301156)
8. IKE YUNI AZIZAH(21301157)
9. ISHABEL BIELQIS KHANDISYA(21301158)
1. PENGERTIAN ISTIRAHAT
Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya
dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan,
Setiap orang membutuhkan istirahat agar dapat mempertahankan kesehatan pada
tingkat yang optimal.

Pemenuhan kebutuhan istirahat terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit
agar lebih cepat memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat tersebut
cukup, maka jumlah energy yang diharapkan untuk memulihkan status kesehatan dan
mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu, orang
mengalami kelelahan juga membutuhkan istirahat lebih dari biasanya.
2. PENGERTIAN TIDUR
Tidur merupakan keadaan tidak sadar yang relatif lebih
responsif terhadap rangsangan internal. Perbedaan tidur
dengan keadaan tidak sadar lainnya adalah pada keadaan tidur
siklusnya dapat diprediksi dan kurang respons terhadap
rangsangan eksternal. Otak berangsur-angsur menjadi kurang
responsif terhadap rangsang visual, auditori dan rangsangan
lingkungan lainnya. Tidur dianggap sebagai keadaan pasif
yang dimulai dari input sensoric walaupun mekanisme inisiasi
aktif juga mempengaruhi keadaan tidur.
Fungsi tidur NREM masih merupakan dugaan
A. Filosofi tidur beberapa teori telah diajukan salah satu teorinya
Tidur adalah suatu periode istirahat bagi tubuh menyatakan bahwa penurunan metabolisme
berdasarkan atas kemauan serta kesadaran dan akan memfasilitasi peningkatan penyimpanan
secara utuh atau sebagian fungsi tubuh yang glikogen. Pada keadaan perpindahan dari fase
akan dihambat atau dikurangi. terjaga akan terlihat gambaran gelombang alfa:
Tidur dibagi menjadi dua tahap secara garis • Fase pertama NREM akan memperlihatkan
besarnya yaitu gambaran gelombang teta.
• Faserapideyemovement(REM): activesleep.
• Fasenonrapideyemovement(NREM): •Fase kedua NREM akan memperlihatkan
quietsleep. gambaran spindle waves.

Non Rapid Eye Movement merupakan kaeadaan •Fase ketiga NREM akan memperlihatkan
aktif yang terjadi melalui osilasi antara talamus gambaran spindle waves ditambah dengan slow
dan korteks. Tiga sistem utama osilasi adalah waves.
kumparan tidur, delta osilasi, dan osilasi kortikal
lambat. • Fase empat NREM akan memperlihatkan
Ciri EEG tambahan dari tidur fase REM adalah gelombang yang sama seperti fase ketiga namun
gelombang gigi gergaji. Fase REM (tahap R) ditambah gambaran gelombang delta yang
ditandai oleh atonia otot, aktivasi kortikal, merupakan ciri fase 4 NREM.
desinkronisasi bertegangan rendah dari EEG dan
gerakan cepat dari mata.
B. Jenis-jenis tidur
1. tidur dengan gerakan bola mata 2. tidur dengan gerakan bola mata
cepat (Rapid Eye Movement-REM)
lambat (Non Rapid Eye Movement-
Tidur REM merupakan tidur dalam
kondisi aktif atau tidur paradoksial. Hal
NREM).
tersebut berarti tidur REM ini sifatnya Tidur NREM merupakan tidur yang
nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu nyaman dan dalam. Pada tidur NREM
gerakan kedua bola matanya bersifat gelombang otak lebih lambat
sangat aktif. Tidur REM ditandai dibandingkan pada orang yang sadar.
dengan mimpi, otot-otot kendor, Tanda-tandanya yaitu mimpi berkurang,
tekanan darah bertambah, gerakan keadaan istirahat, tekanan darah turun,
mata cepat (mata cenderung bergerak kecepatan pernafasan turun,
bolak-balik), sekresi lambung metabolisme turun, dan gerakan bola
meningkat, ereksi penis pada laki-laki, mata lambat.
gerakan otot tidak teratur, kecepatan Tidur NREM memiliki empat tahap yang
jantung, dan pernafasan tidak teratur, masing-masing tahap ditandai dengan
sering lebih cepat, serta suhu dan
pola perubahan aktivitas gelombang
metabolisme meningkat.
otak:
 
Tahap I
Merupakan tahap transisi dimana seseorang beralih dari
sadar menjadi tidur. Seseorang yang tidur pada tahap ini
dapat dibangunkan dengan mudah.
Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus
menurun. Tahap ini berlangsung sekitar 10-15 menit.
Tahap III
keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara
menyeluruh. Seseorang yang tidur pada tahap ini sulit
dibangunkan.
Tahap IV
Merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalam
keadaan rileks. Pada tahap ini dapat terjadi mimpi dan dapat
memulihkan keadaan tubuh.
Tahap V
Tahap kelima ini merupakan tahap REM yang ditandai
dengan kembali bergeraknya kedua bola mata berkecepatan
tinggi dari tahap-tahap sebelumnya.
C. Fungsi dan tujuan
Fungsi Tujuan
Tujuan tidur secara jelas tidak diketahui
namun diyakini tidur diperlukan untuk
menjaga keseimbangan mental emosional
• Tidur meningkatkan daya ingat
dan kesehatan. Energi disimpan selama
• Tidur mencegah penyakit
tidur, sehingga dapat diarahkan kembali
• Tidur meningkatkan energi
pada fungsi selular yang penting. Secara
• Tidur mencegah stres
umum terdapat dua efek fisiologis dari
Untuk dapat merasakan fungsi utama
tidur, yaitu yang pertama, efek dari sistem
tidur si atas, mulai sekarang sebaiknya
saraf yang diperkirakan dapat
Anda menjaga porsi tidur Anda selama
memulihkan kepekaan normal dan
tujuh sampai delapan jam setiap hari.
keseimbangan diantara berbagai susunan
saraf; dan yang kedua yaitu efek pada
struktur tubuh dengan memulihkan
kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh
karena selama tidur terjadi penurunan.
D. KEBUTUHAN
 TIDUR
0 bulan -1 bulan Masa neonatus 14-18 jam/hari
 1 bulan - 18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari
 18 bulan – 3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari
 3 tahun – 6 tahun Masa pra sekolah 11 jam/hari
 6 tahun – 12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari
 12 tahun – 18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari
 18 tahun – 40 tahun Masa dewasa muda 7-8jam/hari
 40 tahun – 60 tahun Masa paruh baya 7 jam/hari
 60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/hari
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
1. Penyakit :keadaan sakit menjadikan pasien 5. Kecemasan : Pada keadaan cemas
kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya seseorang mungkin meningkatkan saraf
pada pasien dengan gangguan pernafasan simpatis sehingga mengganggu tidurnya.
seperti asma, bronkitis, penyakit dan lain-lain.
6. Alkohol: Alkohol menekan REM secara
2. Lingkungan: Pasien yang biasa tidur pada normal, seseorang yang tahan minum
lingkungan yang tenang dan nyaman, alcohol dapat mengakibatkan insomnia
kemudian terjadi perubahan suasana seperti dan lekas marah.
gaduh maka akan menghambat tidurnya.
7. Obat-obatan : Beberapa jenis obat yang
3. Motivasi: Motivasi dapat memengaruhi tidur dapat menimbulkan gangguan tidur antara
dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap lain:
bangun dan waspada menahan kantuk.  Diuretik: menyebabkan
insomnia
4. Kelelahan: Apabila mengalami kelelahan dapat  Anti depresan: supresi REM
memperpedek periode pertama dari tahap  Kafein: meningkatkan saraf simpatis
REM.  Beta bloker: menimbulkan insomnia
 Narkotika: mensuspensi REM
F. Masalah kebutuhan tidur
Aspek yang perlu di kaji pada klien untuk mengidentifiksi gangguan kebutuhan
istirahat dan tidur meliputi pengkajian mengenai riwayat tidur, pola tidur, seperti
jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa biasa bangun tidur, dan
keteraturan Pola Tidur klien, Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur
seperti membaca buku, buang air kecil dan lain-lain.

Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya: Kebiasaan
tidur siang, Lingkungan tidur klien, bagaimana kondisi lingkungan tidur klien
apakah kondisinya gelap, suhunya dingin dan lain-lain.Peristiwa yang baru
dialami klien dalam hidup, status emosi dan mental klien. mempengaruhi
terhadap kemampuan untuk Istirahat dan Tidur.
F. Masalah kebutuhan tidur

Perilaku deprivasi tidur yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul
sebagai gangguan Istirahat Tidur. Penampilan wajah misalnya, Adakah
area gelap di sekitar mata. Perilaku yang terkait dengan gangguan ekstra
tidur, misalnya apakah klien mudah tersinggung, selalu menguap, kurang
konsentrasi atau terlihat bingung Kelelahan, misalnya apakah klien
tampak lelah latih atau lesu. Biasanya Gejala klinis yang mungkin
muncul perasaan lelah, Gelisah, Emosi dan Apatis.
SEKIAN,
TERIMA KASIH
KELOMPOK 2

Anda mungkin juga menyukai