Anda di halaman 1dari 14

PENGELOLAAN

DANA DESA
KABUPATEN JOMBANG
DANA DESA KAB. JOMBANG

TAHUN ALOKASI (Rp)


2015 85.437.433.000
2016 191.745.815.000
2017 244.245.613.000
2018 238.440.982.000
2019 274.889.392.000
2020 280.150.133.000
TOTAL 1.314.909.368.000 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2
DANA DESA TA 2019
JO MBANG
ALOKASI
Rp 274.889.392.000
REALISASI
Rp 273.199.975.680

99,39 % 3
Progres Penggunaan
Dana Desa Tahun 2018
No Bidang Realisasi (Rp) %
1 Sarana Prasarana Dasar 122.425.920.057 66,73%
Sarana Prasarana Pelayanan
2 14.760.075.264
Sosial Dasar 8,05%
3 Sarana Prasarana Ekonomi 1.263.329.903 0,69%
4 Sarana Prasarana Lingkungan 829.270.040 0,45%
5 Sarana Prasarana lainnya 1.887.272.726 1,03%
6 Pemberdayaan Masyarakat 41.638.514.803 22,70%
Penyelenggaraan Pemerintahan
7 168.449.775
Desa 0,09%
8 Pembinaan Kemasyarakatan 479.234.477 0,26%
TOTAL REALISASI 183.452.067.045

4
REALISASI PENGGUNAAN
DANA DESA TA 2019
BIDANG REALISASI (Rp) %
1 803.454.563 0,32
2 237.760.165.058 93,59
3 3.685.336.550 1,45
4 11.633.283.966 4,58
5 157.427.556 0,06
TOTAL 254.039.667.693 100
5
1.
Transition headline
Let’s start with the first set of slides
Capaian Kegiatan Pembangunan
DANA DESA Tahun 2019


JALAN DESA JEMBATAN DRAINASE OLAH SAMPAH SUMUR IRIGASI AIR BERSIH MCK
150.924 m 404 m 62.272 m 852 unit 7 unit 92 unit 10 unit 44 unit

PAUD WISATA POLINDES PENAHAN BRONJONG POSYANDU BUMDES RAGA DESA


37 kegiatan 6 unit 22 unit TANAH 4 unit 10 unit 2 kegiatan 8 unit
336 unit
7
AREA RISIKO DALAM DANA DESA

• Administrasi pembukuan
• Konsistensi dan Integrasi Anggaran • Cara peng-SPJ-an • Efektifitas pengawasan
• Harmonisasi Kades & BPD • Pencatatan kekayaan desa • Kesiapan APIP
• Evaluasi APB Desa oleh kec • Konsep ‘Bel. Modal’ & Bel. Barang

PELAPO
PENATA
PERENC P’ANGG PELAKS RN & PENGA
U
ANAAN ARAN ANAAN PTJWB WASAN
SAHAAN
N

• Keselarasan Perencanaan • Pengadaan B/J


• • Jumlah Laporan yg hrs dibuat
Tingkat Partisipasi • Kewajiban Perpajakan
• • Tatacara Pelaporan
Kualitas RKP Desa • Kades ‘Powerfull’
8
Perencanaan
Kesalahan yang sering terjadi saat perencanaan
 Survey harga yang dibuat hanya sekedar sebagai kecukupan dokumen.
 Survey lokasi yang dilakukan asal-asalan sehingga menyebabkan ketidaksesuaian antara
rencana dan pelaksanaan. (misal kebutuhan urug atas paving)
 Dokumen perencanaan yang sudah diverifikasi masih ada kesalahan.
 Verifikator kabupaten tidak mengetahui secara langsung kondisi di lokasi kegiatan
sehingga menjastifikasi kegiatan seperti pada umumnya.
 Adanya perbedaan harga yang cukup signifikan antara harga lokal dengan Peraturan
Bupati.
 Adanya kesengajaan/tidak sengaja merubah koefisien dari analisa yang ada.
 Kesalahan yang tidak sengaja terjadi saat menghitung backup volume sehingga akan
membuat kurang/lebih anggaran.
 Adanya tuntutan Padat Karya Tunai (PKT) sebesar 30% digunakan untuk upah (sasaran
PKT)
 Jenis pekerjaan yang belum diakomodir oleh analisa yang ada (barongan)
9
Lanjutan…
 Dalam membuat rencana  Membagi paket kegiatan
kurang memperhatikan berdasarkan jumlah dusun
kebutuhan (misal jalan yang cenderung kurang
lebar 1 meter/gang di cor sesuai dengan RPJMDesa
setebal 20cm). atau RKPDesa.
 Memecah paket menjadi
beberapa kegiatan untuk
menghindari lelang.

10
Pelaksanaan
Permasalahan yang Sering Terjadi saat Pelaksanaan
 Perubahan pelaksanaan kegiatan tidak didasari dengan perubahan RAB (perubahan
RAB seharusnya dibuat terlebih dahulu sebelum dilaksanakan dengan disertai berita
acara perubahan RAB).
 Terjadi perbedaan harga bahan dan upah yang cukup signifikan dengan RAB yang
sudah dibuat dan diverifikasi.
 Penyusunan laporan yang cenderung dibuat di akhir kegiatan dan dibuat sesuai
dengan RAB (seharusnya sesuai dengan belanjanya).
 Catatan harian atas pelaksanaan kegiatan tidak dibuat (harian, mingguan dan
bulanan).
 Dokumen pendukung pertanggungjawaban yang kurang (foto, daftar hadir, buku
material).
 Pajak kegiatan dibayar/disisihkan diawal kegiatan berdasarkan RAB (seharusnya
pajak dihitung dan dibayar sesuai dengan riil belanjanya).
 Adanya kesengajaan untuk mengganti bahan yang tersembunyi (misal pasir pasang
diganti dengan pasir urug pada pekerjaan paving).
11
Lanjutan
◂ Teknik pelaksanaan kurang ◂ Analisa yang sangat longgar ◂ Pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan yang namun pertanggungjawaban dipihak ke tigakan namun
seharusnya (misal pasangan tetap dibuat sesuai dengan pertanggungjawaban
batu kali terpasang RAB meskipun pelaksanaan swakelola.
berongga dan rata 1 sisi, tidak sesuai (Bekisting jalan ◂ Kesalahan pembuatan
siar tidak terpasang sesuai rabat, kawat baja untuk backup perencanaan
dengan seharusnya yakni wiremesh). sehingga kurang/lebih
terpasang timbul). ◂ Takaran yang digunakan anggaran.
◂ Mutu barang terpasang tidak ada dasarnya (20 : 40 : ◂ Dana pembangunan tidak
tidak sesuai dengan yang 60) dikelola oleh yang
seharusnya (paving k-300 ◂ Tidak dilakukan uji mutu seharusnya.
terpasang K-200, dimensi atas kegiatan yang
ukuran batu pecah/kali mencantumkan mutu
maksimal 20cm). (paving K-300

12
Pengawasan
Permasalahan yang Sering Terjadi saat Pengawasan
 Tim pengawas kegiatan sudah ditunjuk namun belum dapat melaksanakan tugasnya
dengan optimal (hanya sebatas SK).
 Pekerjaan belum selesai sampai dengan batas akhir waktu pelaksanaan.
 Laporan pertanggungjawaban belum selesai dibuat dan bukti dukung kegiatan minim
(nota, daftar barang, daftar pekerja, foto dan vidio)
 Kurang volume pekerjaan sesuai dengan RAB, hal ini disebabkan karena tidak adanya
Lampiran hasil pengukuran bersama antara TPK dan Perangkat pada Berita Acara
penyerahan pekerjaan dari TPK ke Desa.
 Adanya selisih nilai yang disebabkan oleh perbedaan metode pelaksanaan (bekisting
jalan rabat, mutu beton,
 Mutu pekerjaan kurang sesuai dengan RAB :
 Metode pencampuran yang kurang sesuai (spesi, beton 1:2:3)
 Bahan baku yang kurang sesuai (wiremesh yang berbeda-beda, pasir terlalu halus
dan bertanah).
13
MATUR SUWUN

Anda mungkin juga menyukai