BAB I
PENDAHULUAN
1.4. ORGANISASI
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Daerah, Penelitian dan
Pengembangan Kabupaten Pesisir Selatan tepatnya pada Bidang Pembangunan
Ekonomi dan Pengembangan Wilayah dengan susunan organisasi sebagai berikut:
1. Penanggung Jawab Program/Pengguna Anggaran : Kepala Badan
Perencanaan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Pesisir
Selatan.
2. Penanggung Jawab Kegiatan/Kuasa Pengguna Anggaran : Kepala Bidang
Pembangunan Ekonomi dan Pengembangan Wilayah pada Badan
Perencanaan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Pesisir
Selatan.
3. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) : Kepala Sub Bidang Perencanaan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah pada Bidang Perencanaan Ekonomi dan
Pengembangan Wilayah pada Badan Perencanaan Daerah, Penelitian dan
Pengembangan Kabupaten Pesisir Selatan.
1.7. BIAYA
Sumber dana untuk mendukung Kegiatan Koordinasi Perencanaan Prasarana
Wilayah Tahun 2019 dianggarkan dana sebesar Rp. 44.635.000,- (empat puluh
empat juta enam ratus tiga puluh lima ribu rupiah) yang berasal dari APBD
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2019 DPA Perangkat Daerah Badan
Perencanaan Daerah, Penelitian dan Pengembangan.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
SETELAH PERUBAHAN
KODE
URAIA N HARGA JUMLAH
REKENING VOLUME SATUAN
SATUAN (Rp.)
1 2 3 4 5 6 = (3x5)
5 2 2 15 Belanja Perjalanan Dinas 16.425.000
5 2 2 15 01 Belanja perjalanan dinas dalam daerah : 5.425.000
Ke Kec. Lunang, Silaut, Ranah IV Hulu, BAB Tapan 1.800.000
- Gol III
IV 2 oh 300.000 600.000
- Gol III 4 oh 200.000 800.000
- Gol II 2 oh 200.000 400.000
b. Perjalanan dinas pada tanggal 4-5 April 2019 dalam rangka Mengikuti
Rapat Koordinasi Penyusunan Perencanaan Pembangunan Energi dan
Sumber Daya Mineral di Padang
Rapat Koordinasi dilaksanakan di Kyriad Bumiminang dengan
Penyelenggaran Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat. Peserta terdiri dari
Bappeda, Dinas LH dan Bagian Perekonomian Kab/Kota se Sumatera
Barat. Adapun Narasumber dari Rakor ini adalah Bangda Kemendagri,
Bappeda Provinsi Sumatera Barat, PLN, Dinas ESDM;
Tujuan dari rakor adalah untuk mensosialisasikan program dan kegiatan
Dinas ESDM Provinsi dan menghimpun peluang, tantangan dan
permasalahan yang dialami Kab/Kota sektor ESDM;
Di Kabupaten Pesisir Selatan, permasalahan ESDM terdiri dari :
a. Belum adanya gardu induk/gardu penghubung PLN di Kota Painan,
ini berakibat pada tergantungnya sumber listrik Painan pada Gardu
c. Perjalanan dinas pada tanggal 2 April 2019 dalam rangka Mengikuti Pra
Musrenbang RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2020 di Padang
Pra Musrenbang RKPD Provinsi Sumatera Barat dilaksanakan di Pangeran
Beach Hotel dari tanggal 1 sampai 5 April 2019. Kabupaten Pesisir Selatan
mendapatkan jadwal tanggal 2 April 2019;
Tujuan dari pra musrenbang ini adalah untuk mendapatkan masukan dari
Kab/Kota untuk penyempurnaan RKPD Provinsi melalui aplikasi e-
Planning (Sakato Plan);
Mekanisme pra musrenbang adalah dengan sistem desk/kelompok yang
dibagi menjadi 5 (lima) pokok pembahasan dan dipimpin oleh Sekretaris
dan Kepala Bidang pada Bappeda Provinsi Sumatera Barat;
Output dari pelaksanaan Pra Musrenbang ini adalah adanya kesepakatan
dalam bentuk berita acara antara Pemerintah Provinsi dengan
Pemerintah Kab/Kota tentang program dan kegiatan prioritas daerah
dalam pencapaian prioritas pembangunan Provinsi Sumatera Barat Tahun
2020 yang dilaksanakan oleh PD Provinsi Sumatera Barat;
d. Perjalanan dinas pada tanggal 1 Juli 2019 dalam rangka Mengikuti Rapat
Sinkronisasi Rencana Kegiatan Bidang Cipta Karya TA 2020 di Padang
Rapat diselenggarakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Sumatera Barat dengan peserta dari Bappeda, Dinas PUTR, Dinas Perkim
dan PDAM se Sumatera Barat. Rapat dibuka oleh Kepala Balai;
Tujuannya adalah percepatan pemutakhiran readiness criteria terhadap
usulan kegiatan CK ke Kementerian PUPR TA 2020. Usulan tersebut, baik
yang telah masuk baseline maupun masih menjadi stok program untuk
segera dilengkapi RC nya, melalui aplikasi SIPPa;
Pengumpulan RC dilakukan dengan sistem desk pada masing-masing
sektor, yang terdiri dari PLP, PKP, PPB, dan SPAM;
e. Perjalanan dinas pada tanggal 21 Mei 2019 dalam rangka Mengikuti Diskusi
Laporan Pendahuluan Pekerjaan DED Pembangunan Jaringan Tersier
Kanan DI Lubuk Buaya di Padang
Diskusi diselenggarakan oleh BWS V di Padang, dengan peserta Bappeda,
Dinas PSDA dan Dinas TPHP Kab. Pesisir Selatan, serta Tim Teknis dari
BWS V;
Laporan Pendahuluan disusun oleh Konsultan, yaitu PT. Bumi Kahuripan
Jaya KSO PT. Ciriajasa Engineering Consultans;
Kesimpulan diskusi :
1. Lingkup pekerjaan 2.073 Ha (pada saluran tersier kanan);
2. Dari hasil identifikasi konsultan, bahwa ada kerusakan pada saluran
primer : jebol dan saluran sekunder : tertimbun tanah;
3. BWS tahun depan akan melakukan DED dan rehab saluran primer dan
sekunder DI Lubuk Buaya;
4. Masukan dari Tim Teknis : identifikasi kerusakan, buatkan koordinat
pada masing-masing bangunan irigasi dan buatkan elevasinya;
5. DED yang disusun tidak mencakup DED untuk saluran primer dan
sekunder dokumen dapat dilanjutkan ke laporan akhir.
o RPPLH;
o KLHS;
o AMDAL;
o UKL/UPL.
r. Perjalanan dinas pada tanggal 4-5 Desember 2019 dalam rangka Mengikuti
Peningkatan Kapasitas dan Pembekalan Kab/Kota tentang SPM Sanitasi di
Bukittinggi
Pembukaan acara oleh Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUTR Provinsi
Sumatera Barat. Peserta terdiri dari Kab/Kota se Sumatera Barat yang
membidangi SPM Sanitasi, dalam hal ini Bappeda, Dinas PUTR dan Dinas
Perkimtan;
Maksud acara ini adalah memberikan sosialisasi Permen tentang SPM
PUPR dan agar Pemerintah Kab/Kota dapat menyampaikan capaian SPM
Sanitasi. Sanitasi yang dimaksud disini adalah air limbah setempat;
Pemateri pada acara ini adalah Kasi Air Minum dan Limbah Dinas PUTR
Provinsi, PPK PLP BPPW Sumbar dan Kasubdit Standardisasi
Kementerian PUPR;
Kesimpulan :
1. Dasar hukum SPM PUPR adalah Permen PUPR No.29/PRT/M/2018;
2. Ada dua SPM keciptakaryaan, yaitu SPM Air Minum dan SPM Air
Limbah Domestik;
3. Terkait SPM Air Limbah, ada perubahan standar pelayanan, sebagai
berikut :
Punya Septic Tank sudah disedot sudah dibuang/dikelola di IPLT
(jika belum salah satunya, maka belum memenuhi standar pelayanan
air limbah);
Kepada Kab/kota untuk menyiapkan data terkait perhitungan SPM
dimaksud.
NOTULEN RAPAT
Rapat dipimpin oleh Kepala Bidang Eko PW Bapedalitbang. Rapat diikuti oleh
Bapedalitbang, Dinas PUTR, Dinas PSDA dan Dinas Perkimtan.
PEMBUKAAN :
1. Tujuan rapat adalah untuk mengetahui ketersediaan data infrastruktur
pada masing-masing PD pengelola;
2. Selain itu juga apakah pengelolaan data sudah menggunakan sistem
informasi atau aplikasi yang dapat diupgrade setiap tahun;
KESIMPULAN :
1. Dinas PUTR sudah memiliki database Jalan dan jembatan, namun tidak
terkoneksi dengan SIJANTAN (Sistem Informasi Jalan dan Jembatan) yang
telah dibangun. Ini disebabkan kurangnya sumber daya pengelola aplikasi;
2. Untuk bidang Cipta Karya, sebenarnya sudah ada sistem informasi yang
dibangun oleh Dirjen CK Kementerian PUPR melalui SIM Insan, SIMBPB,
SIM SPAM, SIM PKP. Kepada masing-masing daerah untuk dapat
menginput data ke dalam sistem informasi yang telah dibangun;
3. Dinas PSDA sudah memiliki database irigasi, namun update masih
dilakukan secara manual. Perlu peningkatan ketersediaan data. Database
sungai dan rawa belum tersedia;
4. Dinas Perkimtan sudah memiliki database Kawasan permukiman, sudah
menggunakan sistem informasi;
5. Permasalahan dalam penginputan dan update adalah kekurangtersediaan
database pada masing PD. Untuk itu perlu dilakukan survey kembali
terhadap aset infrastruktur yang telah ada;
6. Terhadap RPIJM, kepada Dinas PUTR dan Perkimtan untuk memasukkan
rencana pembangunan infrastruktur beberapa tahun ke depan, mengingat
Dirjen CK telah berkomitmen untuk tidak mendanai program/kegiatan
yang tidak masuk dalam RPIJM Kab/Kota;
7. RPIJM selanjutnya dimasukkan dalam Sistem Informasi Perencanaan dan
Pembangunan (SIPPA);
PD untuk membangun data base masing-masing agar dapat digunakan
dalam perencanaan sehingga pembangunan yang dilaksanakan tepat
sasaran dan efektif;
PENGANTAR :
1. Rencana pembangunan Islamic Boarding School dan infrastruktur sosial
lainnya di Kabupaten Pesisir Selatan merupakan kerjasama Pemkab
dengan Yayasan Al-Awadi;
2. Salah satu project adalah melakukan pembangunan Islamic Boarding
School yang bertujuan untuk percepatan pencapaian visi daerah, yaitu
Terwujudnya Masyarakat Pesisir Selatan yang Mandiri, Unggul, Agamais
dan Sejahtera, terutama dalam pembangunan bidang keagamaan;
3. Lahan yang diperlukan untuk pembangunan tersebut adalah 10 hektar,
adapun lahan tersebut akan dihibahkan oleh Pemkab Pesisir Selatan ke
Yayasan Al Awadi.
KESIMPULAN :
1. Lokasi rencana pembangunan ada 3 (tiga) alternatif, yaitu :
1. Pusat Pembibitan Ternak di Lakitan
2. Belakang SPMA Balai Salasa
3. Lokasi rencana pembangunan MAN Kambang Timur
2. Dari luas yang diperlukan, maka pilihan jatuh pada pusat pembibitan
ternak di Lakitan dengan luas ±10 Ha;
3. Yang perlu dipersiapkan :
1. Sertifikat tanah tempat pembibitan ternak
2. Masing-masing OPD mempersiapkan bahan terkait pemberian hibah
tanah;
4. Lokasi berada pada kawasan agropolitan, perlu dicek kesesuailan lahan
sesuai RTRW;
5. Setelah apel pagi, akan dilakukan kunjungan bersama ke pusat
pembibitan ternak di Lakitan;
PENGANTAR :
BAB III
HASIL KEGIATAN
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Prasarana berfungsi untuk mendukung kegiatan-kegiatan publik agar dapat
berjalan dengan optimal. Prasarana dibangun agar ruang-ruang yang diperuntukan
bagi kegiatan publik dapat berfungsi dengan baik.
Sesuai dengan RPJMD Misi 2, bahwa pembangunan infrastruktur perlu
ditingkatkan dalam rangka menunjang perekonomian dan sosial masyarakat. Untuk
pembangunan semestinya harus terencana, terlaksana dan terkelola dengan baik.
Dari hasil kegiatan yang telah dilaksanakan, diperoleh bahwa
pengembangan infrastruktur masih belum optimal, hal ini disebabkan oleh
perencanaan yang kurang matang, adanya ego pada masing-masing pelaksana, dan
data base yang belum lengkap.
4.2 Saran
Perbaikan yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan
infrastruktur di Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebagai berikut :
Membangun sistem informasi dan data base yang kuat dan terintegrasi
melalui one map policy;
Menyiapkan readiness criteria pada masing-masing pekerjaan sebelum
dilaksanakan;
Memulai pekerjaan di awal tahun, sehingga dapat langsung dioperasionalkan
secepatnya.
LAMPIRAN