Anda di halaman 1dari 11

TAXN6042

Introduction to Taxation
Week 7
Income Tax Article 23, 24, 25 and 26
Learning Outcomes
LO 3 : Analyze tax subject and tax object, tax
calculation for Income tax article 26.
SUB TOPICS
TAX SUBJECT OF INCOME TAX ARTICLE 26
TAX WITHHOLDER OF INCOME TAX ARTICLE 26
TAX OBJECT OF INCOME TAX ARTICLE 26
TAX RATE OF INCOME TAX ARTICLE 26
INCOME TAX ARTICLE 26 REPORT

 
Tax withholder (income
tax article 26)
Pemotong PPh 26 wajib dilakukan oleh:
1. Badan pemerintah
2. Subjek pajak dalam negeri
3. Penyelenggara kegiatan
4. Bentuk usaha tetap
5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya yang melakukan
pembayaran kepada wajib pajak luar negeri selain BUT.

Bina Nusantara University 4


Tax object (income tax
article 26)
Jenis penghasilan yang wajib dipotong PPh26:
1. dividen;
2.bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan
dengan jaminan pengembalian utang;
3.royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta;
4. imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;
5. hadiah dan penghargaan;
6. pensiun dan pembayaran berkala lainnya;
7. premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya; dan/atau
8. keuntungan karena pembebasan utang.
Bina Nusantara University 5
Tax rate and calculate income tax article
26

• Pajak atas penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak LN di


Indonesia.
• Tarif PPH 26 sebesar 20% dari jumlah bruto: dividen,
bunga, royalti, sewa, imbalan sehubungan dengan jasa
dan pekerjaan, penghargaan, dll.
• Tarif sebesar 20% dari perkiraan penghasilan netto untuk
Objek Pajak dalam UU PPH pasal 26 ayat 2 dan 3.

Bina Nusantara University 6


Tax rate and calculate
income tax article 26
• Penjualan/pengalihan harta yang tidak melebihi Rp 10
juta  dikecualikan dari pemotongan PPH 26.
• Perkiraan penghasilan netto sebesar 25% dari harga
jual untuk penjualan/pengalihan harta
(82/PMK.03/2009)
• Dapat dikenakan tarif lebih rendah apabila ada tax
treaty (P3B) antara kedua negara.

7
Tax Report Income Tax
Article 26 /
Sifat Pemotongan PPh
Pasal 26
Saat Terutang, Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 26
•PPh pasal 26 terutang pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau akhir bulan
terutangnya penghasilan, tergantung yang mana terjadi lebih dahulu.
•Pemotong PPh pasal 26 wajib membuat bukti pemotongan PPh pasal 26 rangkap 3 :
a. lembar pertama untuk Wajib Pajak luar negeri;
b. lembar kedua untuk Kantor Pelayanan Pajak;
c. lembar ketiga untuk arsip Pemotong.

•PPh pasal 26 wajib disetorkan ke bank Persepsi atau Kantor Pos dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak (SSP), paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah
bulan saat terutangnya pajak.
•SPT Masa PPh Pasal 26, dengan dilampiri SSP lembar kedua, bukti pemotongan lembar
kedua dan daftar bukti pemotongan disampaikan ke KPP setempat paling lambat 20
hari setelah Masa Pajak berakhir.
Tax Report Income Tax
Article 26 /
Sifat Pemotongan PPh
Pengecualian Pasal 26
1. BUT dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 26 apabila Penghasilan Kena Pajak
sesudah dikurangi Pajak Penghasilan dari BUT ditanamkan kembali di Indonesia
dengan syarat:
– Penanaman kembali dilakukan atas seluruh penghasilan kena pajak setelah
dikurangi PPh dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan yang
didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau peserta pendiri,
dan;
– dilakukan dalam tahun berjalan atau selambat-lambatnya tahun pajak
berikutnya dari tahun pajak diterima atau diperoleh penghasilan tersebut;
– tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali tersebut
sekurangkurangnya dalam waktu 2 (dua) tahun sesudah perusahaan tempat
penanaman dilakukan, mulai berproduksi komersil.
2. Badan-badan Internasional yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
REFERENCES
1. Siti Resmi. (2017). Perpajakan : Teori dan Kasus (Buku 1).
Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta. ISBN: 978-979-061-715-5.
2. Undang – Undang no 28 tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan.
3. http://www.pajak.go.id
4. Taxbase 6.0
Thank You

Anda mungkin juga menyukai