Anda di halaman 1dari 25

Kebijakan ANC

Terintegrasi dalam
Penguatan SPM dan Triple
Eliminasi

Dr. Dewi Primasari


Subkoordinator Kesehatan Keluarga dan
Gizi
Bidang Kesehatan Masyarakat
Dasar
1. Undang Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Hukum
3. Undang Undang No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
4. Undang Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
5. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 92 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Komunikasi
Data Dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi

7. Permenkes RI No. 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Puskesmas
9. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
10. Permenkes No. 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual
11. Keputusan Menteri Kesehatan No. 284 Tahun 2004 tentang Buku KIA
12. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 1 tahun 2020 tentang Sistem Kesehatan Daerah.
Transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024
5 RPJMN dan 6 Pilar Transformasi
RPJMD Kota Bandung 2018-2023
Sinergitas pembiayaan
8
pembangunan
Peningkatan kualitas
1
pendidikan
STRATEGI Lingkungan hidup
1. Meningkatkan kualitas 7 berkualitas dan
lingkungan sehat optimalisasi pengelolaan
Peningkatan ARAH persampahan
2. Meningkatkan budaya derajat kesehatan 2 KEBIJAKAN
hidup sehat masayarakat 6 Optimalisasi
3. Meningkatkan mutu infrastruktur dan
pelayanan kesehatan penataan ruang
Penanggulangan 3 5
kemiskinan dan Tata kelola
Penyandang Masalah
4
pemerintahan
Kesejahteraan Sosial
(PMKS) Peningkatan
perekonomian kota
Peraturan Menteri Kesehatan
No. 4 Tahun 2019 No. 21 Tahun 2021

Pelayanan kesehatan ibu hamil; Pelayanan Kesehatan Masa Hamil


a. Satu kali pada trimester pertama. dilakukan paling sedikit 6 (enam) kali
b. Satu kali pada trimester kedua. selama masa kehamilan meliputi:
c. Dua kali pada trimester ketiga 1 (satu) kali pada trimester pertama;
2 (dua) kali pada trimester kedua; dan
3 (tiga) kali pada trimester ketiga.

Pelayanan Kesehatan Masa Hamil dilakukan oleh


tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan
kewenangan dan paling sedikit 2 (dua) kali oleh
dokter atau dokter spesialis kebidanan dan
kandungan pada trimester pertama dan ketiga
Standar Kualitas Pelayanan Antenatal
(10 T)
1. Timbang berat badan dan 5. Tentukan presentasi 8. Test laboratorium TRIPLE
ukur tinggi badan janin dan denyut jantung (rutin dan khusus) ELIMINASI
janin (DJJ)

2. Pemeriksaan tekanan
6. Skrining status 9. Tatalaksana kasus
darah
imunisasi Tetanus dan
berikan imunisasi Tetanus
3. Nilai status gizi (ukur Toksoid (TT) 10. Temu wicara
lingkar lengan atas) (konseling), termasuk
Perencanaan Persalinan dan
7. Pemberian Tablet zat Pencegahan Komplikasi
4. Pemeriksaan puncak
besi minimal 90 tablet (P4K) serta KB paska
rahim (tinggi fundus
selama kehamilan persalinan
uteri)
Pelayanan Antenatal Terpadu Berdasar
Permenkes No.21 Tahun 2021
SASARAN ANC SEMUA
TERPADU IBU
HAMIL
INTEGRASI ANC DENGAN TRIPLE ELIMINASI
 Skrining HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada ibu hamil dilaksanakan secara
bersamaan dalam paket pelayanan antenatal terpadu.
 Di setiap jenjang pelayanan KIA, tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
Kesehatan wajib melakukan tes HIV, Sifilis dan Hepatitis B kepada
semua ibu hamil minimal 1 kali sebagai bagian dari pemeriksaan
laboratorium rutin pada waktu pemeriksaan antenatal pada kunjungan 1
(K1) hingga menjelang persalinan. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan
pada kunjungan pertama trimester 1.
 Setiap ibu hamil yang positif HIV, atau Sifilis atau Hepatitis B wajib
diberikan tatalaksana sesuai standar meliputi pemberian terapi, pertolongan
persalinan di fasilitas pelayanan keshatan, konseling menyusui dan
konseling KB
Alur Pemeriksaan
PPIA
Kebijakan Pencegahan Penularan HIV, Sifilis dan
Hepatitis B (PPIA) dari ibu ke anak dilaksanakan secara
terintegrasi dengan pelayanan KIA termasuk promosi
kesehatan melalui pemberian informasi dan edukasi
kepada sasaran program secara langsung.

BUKU KIA  Media Promosi Pelayanan


KIA
Pencatatan Hasil
Pelayanan pada
buku KIA
DATA HASIL
PELAYANAN KIA
Data Existing
Kematian Ibu dan Bayi Kota
Bandung
Jumlah Kematian Ibu Kota Bandung Penyebab Kematian Ibu Tahun 2021
Tahun 2020-2021
9.80% 7.20% Covid 19
36.60 Lain-lain
%
41 Perdarahan
45
40 22.00% Jantung
35 28
Hipertensi
30
25 24.40%
20
15 4
10 Ket:
Penyebab lain pada kematian ibu antara lain:
5 Epilepsi, asma, suddent death, TB Kelenjar, PEB/Eklamsia, Luka Bakar
0
Kematian Ibu
Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 (s.d. Maret)
Penyebab Kematian Ibu

Jumlah kematian ibu tahun 2021 mengalami


peningkatan kasus kematian ibu sebesar
13 kasus dibanding tahun 2020. Kematian
terbanyak tahun 2021 karena COVID-19
sebesar 36,60%.
Trend Kematian Ibu Kota Bandung
• Kematian ibu terjadi paling banyak di Rumah Sakit
Per Bulan Tahun 2021
(80,48%)
• Kematian yang terjadi di RS, Sebagian besar
merupakan kasus rujukan dari FKTP atau Non Faskes
• Trend kematian per bulan selama tahun 2021,
dengan kasus terbanyak yaitu bulan Juli dan
Agustus. Hal ini seiring dengan lonjakan kasus
pandemi Covid-19, dimana penyebab terbanyak
kematian adalah karena Covid-19

• Kematian ibu terjadi paling banyak saat hamil (29,26%) dan nifas (63,41%)
• Ibu meninggal paling banyak pada usia reproduktif yaitu 20 – 34 tahun (56,09%) dan Sumber : Berdasarkan laporan by name by
address tahun 2021
masih banyak yang di atas usia ≥35 tahun sebesar (39,02%)
Jumlah Kematian Bayi Kota Bandung
Tahun 2020-2021
2021;
2020; Kematian
Kematian Kematian
Bayi; 91 Bayi
Bayi; 82

2022
(s.d.Maret)
; Kematian
Bayi; 14 Jumlah kematian Bayi tahun 2021
sebesar 91 kasus. Dibandingkan tahun
2020 terdapat 82 kasus kematian bayi,
tahun 2021 mengalami kenaikan
sebesar 9 kasus. Dengan penyebab
kematian terbanyak masih disebabkan
karena BBLR dan Asfiksia

Sumber : Berdasarkan laporan by name by


address tahun 2021
CAPAIAN KINERJA
KEGIATAN PELAYANAN
KESEHATAN IBU DAN BAYI
Persentase Tahun 2020
Capaian Indikator Tahun 2021

Program KIA Tahun 2022 (s.d.


Maret)
Kota Bandung
Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil
K1; 93.31
K4; 89.07

2021
2022 (s.d. Maret)

K6; 39.42

K1; 22.75 K4; 22.10


K6; 13.67
upan Ibu Hamil melakukan Pemeriksaan Triple
Eliminasi
Sasaran Bumil Tahun 2021: 41.076, Tahun 2022: 41.072

Hepatitis B; Sifilis; 18178 HIV; 18131


17191 2021
2022 (s.d.
Maret)

Hepatitis B;
4628 Sifilis; 4935 HIV; 4477
2021

PEMERIKSAAN
SASARAN
Hepatitis B Sifilis HIV
41076 17191 41.85% 18178 44.25% 18131 44.14%

2022

PEMERIKSAAN
SASARAN
Hepatitis B Sifilis HIV
41072 4628 11.27% 4935 12.02% 4477 10.90%
TANTANGAN

Capaian indikator Belum semua ibu hamil


01 program belum
mencapai target
02 mendapat layanan
Antenatal sesuai standar

Deteksi dini risiko Pencatatan dan


03 ibu dan bayi
(pemeriksaan Triple
04 pelaporan belum
tertib, baik dari waktu
Eliminasi) belum optimal pelaporan maupun
kualitas data yang
dilaporkan
Rencana Tindak Lanjut
Pembinaan program secara berkala, terintegrasi
dan berkesinambungan
Pengaturan alur layanan di Puskesmas untuk optimalisasi
Yankes Kesehatan Ibu dan Anak secara terintegrasi (ANC 
K6)
Peningkatan koordinasi LP/LS untuk penggerakan sasaran dalam
meningkatkan cakupan Yankes KIA dan Pemeriksaan Triple
Eliminasi
 Pemanfaatan buku KIA sebagai media konseling, informasi dan edukasi
tentang materi kesehatan Ibu dan Anak bagi masyarakat
Penguatan Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai