Anda di halaman 1dari 30

PENERAPAN SASARAN

KESELAMATAN PASIEN
(SKP) DI RUMAH SAKIT

TIM SKP
RSIA BUNDA ALIYAH
DEPOK
PENDAHULUAN

– Laporan IOM, 2000, Kematian akibat KTD pasien rawat inap di Amerika Serikat
pertahun berkisar 44.000 – 98.000 orang
(Setiap hari ada 268 orang meninggal ).
– Publikasi WHO tahun 2004, mengumpulkan angka penelitian RS bahwa : 3-16
% pasien rawat inap di rumah sakit terjadi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
– Perbandingan :
resiko kesalahan pelayanan di rumah sakit 1 : 200
resiko naik pesawat terbang 1 : 2000
Keselamatan pasien ?

– Di Rumah sakit dengan pelayanan yang berkualitas saja masih terjadi


KTD
– Menurunkan tuntutan dan proses hukum
– Menurunkan tuduhan malpraktek
– Mencegah blow-up media masa yang menimbulkan opini negatif
terhadap rumah sakit
Tujuan Keselamatan Pasien di RS

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS


2. Meningkatnya akuntabilitas RS terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di RS
4. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD
Kondisi rumah sakit
– Banyak staf, banyak profesi
– Banyak prosedur , banyak tindakan
– Banyak jenis obat
– Banyak pasien

RESIKO TERJADI KESALAHAN

 Seluruh staf RS harus sadar  berhati hati


Contoh Kejadian Insiden Keselamatan
Pasien (IKP)

– Operasi /amputasi salah sisi, salah orang


– Salah pemberian jenis obat, salah dosis, salah aturan pakai
– Salah tindakan (salah cabut gigi)
– Tertinggal alat di dalam tubuh setelah operasi
– Pasien terjatuh di lingkungan rumah sakit
Gambar alat tertinggal dalam tubuh
APA ITU BUDAYA KESELAMATAN PASIEN?

Keselamatan pasien selalu menjadi pemikiran utama dalam


benak setiap orang, bukan hanya waktu memberikan
layanan kesehatan tetapi juga pada saat menentukan
tujuan, mengembangkan proses dan prosedur,membeli
peralatan dan produk baru,meredisain klinik,tempat
perawatan,dan mengembangkan unit-unit baru.
– Keselamatan pasien mempengaruhi visi,misi dan tujuan
organisasi secara keseluruhan.
PARADIGMA

Paradigma lama Paradigma baru


Siapa yang Mengapa bisa
melakukan terjadi
Fokus pada bad Fokus pada near
event miss
Top down Bottom up
Yang salah Perbaiki agar tidak
dihukum terulang
AKAR MASALAH IKP

• Akar masalah IKP yang ternyata menonjol adalah KOMUNIKASI


• Akar masalah lainnya :
 Faktor Tim : koordinasi, kinerja Tim

 Faktor Staf : kompetensi, kehandalan/skill, kurang pelatihan

 Faktor tugas : salah tulis unit/kuantitas, salah tulis resep, persiapan operasi tdk
memakai SOP, dsb

 Faktor lingkungan kerja : alat rusak, TT tanpa penghalang (pasien jatuh)

 Faktor Organisasi-Manajemen : keterbatasan SDM

 Faktor Pasien : kerjasama kurang


SASARAN KESELAMATAN PASIEN RS
International Patient Safety Goals
1. Ketepatan identifikasi Pasien

1. Kebijakan tentang identitas pasien


 Rumah sakit membuat kebijakan penulisan identitas pasien
 Pemakaian gelang identitas untuk pasien, foto

2. Panduan identifikasi
 Kapan identifikasi harus dilakukan?

3. Bagaimana cara mengidentifikasi


Dengan pertanyaan terbuka
Dengan mencocokkan gelang pasien
2. Peningkatan Komunikasi Yang Efektif

Beberapa teknik komunikasi efektif :


 Teknik SBAR (Situation – Background - Assessment – Recommendation )
 Komunikasi verbal
Terapkan CABAK ( CAtat Baca ulang Konfirmasi)
 Stempel READ BACK lengkapi dengan tanda tangan, nama penerima dan
pemberi pesan (maksimal 1x24jam, tanggal dan jam.
Teknik ini berlaku untuk semua petugas saat melakukan pelaporan/serah
terima tugas
3. Peningkatan Keamanan Obat Yang
Perlu Diwaspadai
– Terdiri dari Obat High Alert, Obat LASA/ NORUM, dan Elektrolit
Konsentrat
– Elektrolit konsentrat hanya ada di unit Farmasi, IGD, Intensif
(ICU/PICU/NICU), Kamar Bersalin (VK) dan Kamar Bedah (OK) di
dalam trolley/ box emergency.
– Obat-obat tsb diberi label “High Alert” ditempat penyimpanan,
dengan akses terbatas.
3. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur
dan tepat pasien operasi

–Sign In
–Time out
–Sign out
–Evaluasi kepatuhan
5. Pengurangan Resiko Infeksi
Terkait Pelayanan Kesehatan

–Five moment cuci tangan


–6 langkah cuci tangan
–Evaluasi kepatuhan cuci tangan
6. Pengurangan Resiko Jatuh

– Kebijakan internal tentang pengurangan resiko jatuh


– Assesment resiko jatuh (assesment untuk anak, assesment untuk dewasa,
assesment untuk jiwa, assesment untuk pasien rawat jalan)
– Penanganan terhadap pasien yang mempunyai resiko jatuh (Pemakaian
label lingkaran berwarna kuning pada gelang identitas, Pemberian tanda,
penempatan pasien, pemasangan restrain, monitoring)
– Evaluasi pelaksanaan pengurangan resiko jatuh
TERIMA KASIH
KESELAMATAN PASIEN KALAU TIDAK
DIJADIKAN TEMAN AKAN MENJADI
MUSUH YANG MENAKUTKAN 

Anda mungkin juga menyukai