Anda di halaman 1dari 12

CATATAN HUKUM ACARA PENYELESAIAN SENGKETA

PEMILU (Objek & Subjek)

ADITIYAN NUROHO
DASAR HUKUM UU
7/2
017
Perbawaslu
18/2017;18/2018;
27/2018; 5/2019
Subjek Hukum
segala sesuatu yang dapat menanggung Hak dan Kewajiban, yang oleh karenanya
dapat melakukan hubungan hukum.

• manusia (natuurlijkpersoon)
• Badan hukum (rechtspersoon)
- PT
Click icon to add picture
- Yayasan
- Koperasi
- Partai Politik 

Objek Hukum
Segala sesuatu yang menjadi objek dari hubungan hukum, berguna dan dapat
dimanfaatkan oleh Subjek Hukum. Biasanya menjadi sumber permasalahan
hukum antar subjek hukum
Subjek Hukum Penyelesaian Sengketa
UU Perbawaslu
Pasal 466 Pasal 7 ayat (1)
Sengketa proses Pemilu meliputi sengketa yang terjadi Pemohon sengketa proses Pemilu terdiri atas:
antar-Peserta Pemilu dan sengketa Peserta Pemilu a. partai politik calon Peserta Pemilu yang telah
dengan Penyelenggara Pemilu sebagai akibat mendaftarkan diri sebagai Peserta Pemilu di KPU;
dikeluarkannya keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, b. Partai Politik Peserta Pemilu;
dan keputusan KPU Kabupaten/Kota. c. bakal calon anggota DPR dan DPRD yang telah
mendaftarkan diri kepada KPU;
Pasal 1 angka 7 d. calon anggota DPR dan DPRD yang tercantum dalam
Peserta Pemilu adalah partai politik untuk Pemilu daftar calon tetap;
anggota DPR, anggota DPRD provinsi, anggota DPRD e. bakal calon anggota DPD yang telah mendaftarkan diri
kabupaten/kota, perseorangan untuk Pemilu anggota kepada KPU;
DPD, dan pasangan calon yang diusulkan oleh partai f. calon anggota DPD;
politik atau gabungan partai politik untuk Pemilu g. bakal Pasangan Calon; dan
Presiden dan Wakil Presiden. h. Pasangan Calon.

Pasal 467 ayat (2)


Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh
calon Peserta Pemilu dan/atau Peserta Pemilu.
Subjek Sengketa Pemilu

UU Pemilu (Pasal 1 angka 7, 466, 467 ayat (2)) Perbawaslu (Pasal 7 ayat (1))

1. Peserta Pemilu - Partai Politik Calon Peserta Pemilu yang telah


- Partai politik untuk Pemilu anggota DPR; mendaftar
- Anggota DPRD provinsi; - Partai Politik Peserta Pemilu
- Anggota DPRD kabupaten/kota; - Bakal Calon Anggota DPR dan DPRD yang telah
- Perseorangan untuk Pemilu anggota DPD; dan mendaftar
- Pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik - Calon Anggota DPR dan DPRD yang tercantum dalam

atau gabungan partai politik untuk Pemilu DCT

Presiden dan Wakil Presiden. - Bakal Calon Anggota DPD yang telah mendaftar

2. Calon Peserta Pemilu - Calon Anggota DPD


- Bakal Pasangan Calon
Permasalahan:
1. Apakah Perbawaslu dapat mencantumkan norma yang - Pasangan
lebih luasCalon
dari yang ditentukan UU Pemilu?
2. Bagaimana perlindungan hak konsitusional bakal calon apabila definisi Pemohon hanya Peserta
Pemilu?
Pihak Terkait
(Yang
Pemohon Termohon
berpotensi
Partai Politik Calon Peserta Pemilu
dirugikan)
yang telah mendaftar Partai Politik Peserta Pemilu
KPU
Partai Politik Peserta Pemilu

Bakal Calon Anggota DPR dan DPRD Calon Anggota DPR dan DPRD
yang telah mendaftar yang tercantum di dalam DCT
Calon Anggota DPR dan DPRD yang
tercantum dalam DCT
KPU Provinsi Calon Anggota DPD
Bakal Calon Anggota DPD yang telah
mendaftar

Calon Anggota DPD Gabungan Partai Politik


Peserta Pemilu
Bakal Pasangan Calon
KPU Kabupaten/Kota
Pasangan Calon
Pasangan Calon
Objek Sengketa

UU Pemilu 7/2017 Perbawaslu


Pasal 466 5/2019 Pasal 4
Sengketa proses Pemilu meliputi sengketa yang terjadi (1) Sengketa proses Pemilu sebagaimana dimaksud dalam
antar-Peserta Pemilu dan sengketa Peserta Pemilu Pasal 3 terjadi karena:
dengan Penyelenggara Pemilu sebagai akibat a. hak peserta Pemilu yang dirugikan secara langsung
dikeluarkannya keputusan KPU, keputusan KPU oleh tindakan peserta Pemilu lain; atau
Provinsi, dan keputusan KPU Kabupaten/Kota. b. hak peserta Pemilu yang dirugikan secara langsung
oleh tindakan KPU, KPU Provinsi, atau KPU
Kabupaten/Kota, sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, atau keputusan
KPU Kabupaten/Kota.
(2) Keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, atau
keputusan KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berupa surat keputusan dan/atau berita
acara.
Permasalahan:
1. Bagaimana apabila KPU menerbitkan dokumen dengan format selain SK/BA namun bernilai sebuah keputusan
yang merugikan hak peserta Pemilu/Pemilihan?
2. Bagaimana apabila KPU menerbitkan SK/BA namun tidak bernilai sebuah keputusan?
Objek Sengketa Pemilu

UU Pemilu Peraturan Bawaslu

Keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, dan Keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, atau

Keputusan KPU Kabupaten/Kota keputusan KPU Kabupaten/Kota berupa:


- Surat keputusan
- Berita acara

KPU = Pejabat TUN


Objek Sengketa
= Keputusan
Kep KPU = Kep TUN

Kep TUN = Pasal 1 angka 3 UU SK BA


PTUN
Keputusan adalah suatu tindakan hukum yang bersifat sepihak dalam bidang pemerintahan, dilakukan
oleh suatu badan pemerintah berdasarkan wewenangnya yang luar biasa; Prins

Keputusan adalah perbuatan hukum sepihak yang bersifat adminsitrasi negara dilakukan oleh pejabat
atau instansi penguasa (negara) yang berwenang dan berwajib khusus untuk itu; Prajudi Atmosudirjo

Click icon to add picture


KTUN adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat TUN yang berisi
tindakan hukum TUN berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat
konkret, individual dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum
Perdata.”; (UU PTUN Pasal 1 angka 3)

penjelasan Pasal 1 angka 3 UU PTUN: untuk dapat Dokumen apapun dapat merupakan suatu penetapan
dinilai sebagai keputusan, suatu dokumen yang tertulis dan dapat diganggu gugat jika memenuhi syarat
diterbitkan pejabat TUN tidak merujuk kepada syarat- tertulis dan syarat – syarat lainnya; Indroharto
syarat bentuk formalnya tetapi lebih merujuk kepada
isinya.
Koreksi
UU 7/2017 – Pemilu Bawaslu berwenang mengoreksi putusan dan
Pasal 95 huruf h rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kabupaten/Kota apabila terdapat hal yang bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Perbawaslu 27/2018 Pemohon yang dirugikan atastoputusan


Click icon add picturesengketa proses
Pasal 42 ayat (2) Pemilu Bawaslu Provinsi dan/atau Bawaslu
Kabupaten/Kota dapat mengajukan permohonan Koreksi
Putusan paling lama 1 (satu) hari kerja setelah putusan
Bawaslu Provinsi dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota
dibacakan kepada Bawaslu melalui Bawaslu Provinsi
dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota.
Mengoreksi merupakan kewenangan Bawaslu bukan merupakan hak pemohon
1. Definisi Peserta Pemilu dan calon Peserta Pemilu pada
SARAN UU Pemilu perlu diperbaiki dengan
mempertimbangkan hak konstitusional bakal calon
peserta pemilu.
Click icon to add picture

2. Pengaturan objek sengketa di dalam Peraturan


Bawaslu sebaiknya disesuaikan dengan definisi KTUN
di dalam UU PTUN dengan mempertimbangkan
kehususan KPU sebagai pejabat TUN dibidang
kepemiluan.

Anda mungkin juga menyukai