Limbah hasil pertanian merupakan sumber serat yang sangat besar. Limbah
hasil pertanian banyak terdapat di Provinsi Lampung antara lain adalah
jerami padi dan jagung.
Luas panen padi di Provinsi lampung sebesar 707.266 Ha, dengan total
produksi sebesar 4,02 juta ton pada tahun 2016, dan meningkat menjadi
4,32 juta ton pada tahun 2017.
Produksi jagung pada tahun 2016 mencapai 1,72 juta dan naik menjadi 2,4
juta ton pada tahun 2017, sekaligus menempatkan Lampung di posisi ketiga
produsen jagung nasional dengan kontribusi 8,59%.
Kelimpahan limbah pertanian
di Indonesia khususnya
Provinsi Lampung tersebut
merupakan sumber selulosa
terbesar yang dapat Pemanfaatan limbah
dimanfaatkan. Limbah biomassa yang melimpah NANOSELULOSA
biomassa mengandung 32- harus dioptimalkan
76% selulosa, 17-35%
hemiselulosa, 15-18%, lignin,
dan 2-5% bahan lainnya.
Effendi, 2015 menyatakan Sintesis nanoselulosa dapat
dilakukan dengan tiga metode yaitu metode mekanik,
kimia, dan biologis
Delignifika
Selulosa
Analisa
si (NaOCl)
SEM
Metodologi Penelitian
– Nanoselulosa limbah hasil pertanian (jerami padi dan kulit jagung) yang diperoleh
dikarakterisasi dengan menggunakan SEM.
– Pengujian SEM ini memiliki fungsi untuk mengetahui morfologi, ukuran partikel, pori
serta bentuk partikel material dari nanoselulosa limbah jerami padi dan kulit jagung.
HASIL PENGAMATAN
Karakteristik
nanoselulosa
limbah hasil
pertanian
menggunakan
SEM
Kesimpulan
– Limbah hasil pertanian kulit jagung dan jerami padi merupakan bahan yang potensial
untuk dijadikan nanoselulosa karena memiliki kandungan selulosa sebesar 32-76%.
– Hidrolisis asam limbah hasil pertanian kulit jagung dan jerami padi menghasilkan
selulosa berukuran nano yang bervariasi.
– Variasi konsentrasi HCl yang digunakan yaitu 45%, 55%, dan 65% dengan ukuran
nanoselulosa berkisar antara 356,5 nm – 764,2 nm untuk limbah jerami padi, dan
422,6 nm – 634,0 nm untuk limbah kulit jagung
Saran
16