Anda di halaman 1dari 46

KESEHATAN

REPRODUKSI
REMAJA
KELOMPOK 1
ANA BARLIAN 2110105001 APRILIANI NOOR AISYAH 2110105006

WINDIA PUTRI 2110105002 ZULFA AZIZAH ISMAWATI 2110105007

MARYAMAH KHODIZAH2110105003 DYAH AYUNING TYAS 2110105008

ANNISA UL MARDHIYAH. SP 2110105004 SYLFIA PUSPITA SARI 2110105009

ERLINA DEWI ANGGITA 2110105005 NAYLA RAHMANIA 2110105010


PENGERTIAN KESEHATAN REPRODUKSI
MENURUT WHO DAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI
Menurut WHO (1994), kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesejahteraan fisik, emosional,
mental dan sosial yang utuhberhubungan dengan reproduksi, bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan namun dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Individu yang sehat secara reproduksi memiliki cara pendekatan yang positif dan penuh rasa hormat terhadap
seksualitas dan hubungan seksual, mereka juga berpotensi untuk merasakan kesenangan dan pengalaman
seksual yang aman, bebas dari paksaan, diskriminasi dan kekerasan (Potter & Perry, 2009).

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2000), kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan
sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi,
serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi 10 bukan hanya kondisi yang bebas dari
penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman (Triwibowo &
Pusphandani, 2015)
TUJUAN DARI KESEHATAN REPRODUKSI

Tujuan utama kesehatan reproduksi adalah memberikan pelayanan kesehatan reproduksi kepada setiap
individu dan pasangannya secara komprehensif, khususnya kepada remaja agar setiap individu mampu
menjalani proses reproduksinya secara sehat dan bertanggungjawab serta terbebas dari perlakuan
diskriminasi dan kekerasan, termasuk di dalamnya pengakuan dan penghormatan atas hak-hak kesehatan
reproduksi dan seksual sebagai bagian integral dari Hak Azasi Manusia.

Tujuan khusus dari pengembangan sistem pendidikan dan pelayanan Kesehatan Reproduksi bagi remaja
adalah untuk melindungi remaja dari resiko pernikahan usia dini, kehamilan yang tidak dikehendaki, aborsi,
Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV/AIDS dan kekerasan seksual. Pemberian akses pendidikan dan pelayanan
kesehatan reproduksi remaja diharapkan dapat meningkatkan kemandirian remaja dalam mengatur fungsi dan
proses reproduksinya termasuk kehidupan seksualitasnya, sehinga hak-hak kesehatan reproduksinya dapat
terpenuhi dalam meningkatkan kualitas hidup serta kualitas keturunannya baik fisik, mental dan sosialnya
serta terbebas dari rasa takut, tindakan kekerasan dan diskriminasi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN REPRODUKSI
Faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi, secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor
yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi (dr. Taufan,2010), yaitu:
• Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan
ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang
terpencil).
• Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan
reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan
anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb).
• Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua dan remaja, depresi karena ketidak seimbangan
hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang memberi kebebasan secara materi).
• Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual).
Pengaruh dari semua faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi diatas dapat dikurangi dengan strategi
intervensi yang tepat guna, terfokus pada penerapan hak reproduksi wanita dan pria dengan dukungan disemua
tingkat administrasi, sehingga dapat diintegrasikan kedalam berbagai program kesehatan, pendidikan, sosial dam
PENGERTIAN REMAJA
Remaja atau “adolescence” berasal dari bahasa latin “adolescere” yang dapat diartikan sebagai tumbuh
ke arah kematangan, pengertian ini memiliki arti yang sangat luas, mencakup aspek kematangan mental,
emosional, sosial, dan fisik (Lerner dkk, 2004). Selaras dengan pengertian tersebut, Hauser dkk (2011)
mendefinisikan masa remaja atau masa adolescence sebagai suatu fase perkembangan yang dinamis dalam
kehidupan seorang individu.

Masa ini merupakan periode transisi dari masa dewasa yang ditandai dengan proses perkembangan biologis,
mental, emosional dan sosial dan berlangsung pada dekade kedua dalam masa kehidupan. Masa remaja juga
diartikan sebagai suatu periode transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menjembatani antara masa
kanak-kanak dengan masa dewasa. Masa remaja diwarnai oleh adanya interaksi antara faktor-faktor genetik,
biologis, lingkungan, dan sosial. Pada masa ini remaja merasakan kebingungan akan status dan perannya,
karena remaja tidak memiliki tempat yang jelas antara menjadi anak-anak atau menjadi orang dewasa
(Santrock, 2011).
PENGERTIAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi, komponen, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini
tidak hanya bebas dari penyakit atau bebas dari kecacatan, namun juga sehat secara mental
dan sosial budaya (BKKBN, 2008).
PERUBAHAN HORMONAL PADA
ANAK PEREMPUAN
Pada anak perempuan, mula-mula akan terjadi peningkatan FSH pada usia sekitar 8 tahun kemudian diikuti
oleh peningkatan LH pada periode berikutnya. Pada periode selanjutnya, FSH akan merangsang sel granulosa
untuk menghasilkan estrogen dan inhibin. Estrogen akan merangsang timbulnya tanda-tanda seks sekunder
sedangkan inhibin berperan dalam kontrol mekanisme umpan balik pada aksis hipotalamushipofisis-gonad.
Hormon LH berperan pada proses menarke dan merangsang timbulnya ovulasi.10Hormon androgen adrenal,
dalam hal ini dehidroepiandrosteron (DHEA) mulai meningkat pada awal sebelum pubertas, sebelum terjadi
peningkatan gonadotropin. Hormon DHEA berperan pada proses adrenarke.10 Proses menarke normal terdiri
dalam tiga fase yaitu fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal. Pada fase folikuler, peningkatan GnRH pulsatif
dari hipotalamus akan merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH dan LH yang kemudian merangsang
pertumbuhan folikel. Folikel kemudian akan mensekresi estrogen yang menginduksi proliferasi sel di
endometrium. Kira-kira tujuh hari sebelum ovulasi terdapat satu folikel yang dominan. Pada puncak sekresi
estrogen, hipofisis mensekresi LH lebih banyak dan ovulasi terjadi 12 jam setelah peningkatan LH. ium, proses
tersebut dikenal sebagai menstruasi. Menstruasi terjadi kira-kira 14 hari setelah ovulasi.10,11
LANJUTANYA

Pada fase luteal yang mengikuti fase ovulasi ditandai dengan adanya korpus luteum yang dibentuk dari proses
luteinisasi sel folikel. Pada korpus luteum kolesterol dikonversi menjadi estrogen dan progesteron. Progesteron ini
mempunyai efek berlawanan dengan estrogen pada endometrium yaitu menghambat proliferasi dan perubahan
produksi kelenjar sehingga memungkinkan terjadinya implantasi ovum. Tanpa terjadinya fertilisasi ovum dan
produksi human chorionic gonadotropine (hCG), korpus luteum tidak bisa bertahan. Regresi korpus luteum
mengakibatkan penurunan kadar progesteron dan estrogen yang menyebabkan terlepasnya endometrium,
proses tersebut dikenal sebagai menstruasi. Menstruasi terjadi kira-kira 14 hari setelah ovulasi.10,11
Tanda Pubertas pada Perempuan
1. Payudara mulai membesar
2. Tumbuh rambut di kemaluan dan ketiak
3. menstruasi
PERUBAHAN HORMONAL PADA
ANAK LAKI LAKI

Pada anak laki-laki, perubahan hormonal ini dimulai dengan peningkatan LH, kemudian diikuti oleh
peningkatan FSH. Luteinising hormon akan menstimulasi sel Leydig testis untuk mengeluarkan testosteron yang
selanjutnya akan merangsang pertumbuhan seks sekunder, sedangkan FSH merangsang sel sertoli untuk
mengeluarkan inhibin sebagai umpan balik terhadap aksis hipotalamushipofisis-gonad. Fungsi lain FSH
menstimulasi perkembangan tubulus seminiferus menyebabkan terjadinya pembesaran testis. Pada saat
pubertas terjadi spermatogenesis akibat pengaruh FSH dan testosteron yang dihasilkan oleh sel Leydig.2,10 Pada
periode pubertas, selain terjadi perubahan pada aksis hipotalamus-hipofisis-gonad, ternyata terdapat hormon
lain yang juga memiliki peran yang cukup besar selama pubertas yaitu hormon pertumbuhan (growth
hormone/GH). Pada periode pubertas, GH dikeluarkan dalam jumlah lebih besar dan berhubungan dengan
proses pacu tumbuh selama masa pubertas. Pacu tumbuh selama pubertas memberi kontribusi sebesar 17% dari
tinggi dewasa anak lakilaki dan 12% dari tinggi dewasa anak perempuan. Hormon steroid seks meningkatkan
sekresi GH pada anak laki-laki dan perempuan
LANJUTANYA

Pada anak perempuan terjadi peningkatan GH pada awal pubertas sedangkan pada anak laki-laki
peningkatan ini terjadi pada akhir pubertas. Perbedaan waktu peningkatan GH pada anak laki-laki dan
perempuan serta awitan pubertas dapat menjelaskan perbedaan tinggi akhir anak laki-laki dan perempuan.
Tanda Pubertas pada laki laki
1. Ukuran testikel dan penis yang membesar
2. Mengalami mimpi basah
3. Suara menjadi lebih berat
PERTUMBUHAN SOMATIK PADA
TUMBUIH KEMBANG REMAJA
Karakteristik pertumbuhan somatik remaja adalah pertumbuhan organ viscera, peningkatan massa tulang,
otot, massa lemak dan kenaikan berat badan. Remaja memperoleh sekitar 20% tinggi badan dan 50% berat
badan masa dewasanya pada tahap pacu tumbuh ini. Seiring dengan terjadinya maturasi tubuh secara
menyeluruh, komposisi tubuh juga mengalami perubahan. Rerata massa lemak pada remaja laki-laki dan
perempuan pada masa pre-pubertas cenderung sama, yakni 15% dan 19%.29

Pertumbuhan somatik banyak melibatkan interaksi antara endokrin dan sistem tulang. Aktivitas hormon
pertumbuhan diatur oleh pusat regulasi pada hipotalamus otak. Pada masa pubertas, hormon seks steroid dan
growth hormone (GH) berperan dalam proses pacu tumbuh. Selain itu, aktivitas hormon seks steroid dan hormon
androgen adrenal menyebabkan terjadinya sex specific,
yaitu munculnya tanda-tanda seks sekunder sesuai
dengan jenis kelaminnya
LANJUTAN
Pengukuran pertumbuhan somatik dengan body mass index (BMI) melalui rumus BMI = kg/m2 dilakukan
untuk mengetahui status berat badan. Pemeriksaan penyerta seperti skin-fold dan pengukuran lingkar lengan
dilakukan untuk mengkonfirmasi komposisi otot yang sebenarnya. Tingkat Kematangan Seksual 14 (TKS) yang
dinyatakan dalam lima tingkat Tanner stages, juga dapat menjadi tolok ukur pertumbuhan somatik remaja

Perubahan somatik sangat bervariasi dalam umur saat mulai dan


berakhirnya, kecepatan dan sifatnya, tergantung pada masing-
masing individu. Meski diketahui banyak variasi dalam umur
saat timbulnya perubahan-perubahan selama pubertas, tetapi
setiap remaja mengikuti sikuen/urutan yang sama dalam
pertumbuhan somatiknya.
Sebagai contoh, pada pubertas laki-laki yang normal, androgen
yang berasa dari pembesaran testis mengakibatkan penis pertambah Panjang
dan besar, tumbuhnya rambut disekitar penis, dan pertumbuhan tinggi badan
yang pesat. Bila remaja laki-laki taleh mengalami pertumbuhan seks
skunder dan mengalami pacu tumbuh sebelum pembesaran testis, perlu diketahuai kemungkinan adanya sumber
androgen ekstra testikular, seperti dari kelenjar adrenal atau dari anabolik steroid eksogen.
PENGERTIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF
Umumnya, setiap remaja akan mengalami perkembangan kognitif. Kognitif dalam konteks ilmu psikologi
sering didefinisikan secara luas mengenai kemampuan berpikir dan mengamati, suatu perilaku yang
mengakibatkan seseorang memperoleh pengertian atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengertian.
Dengan kata lain merupakan cara berpikir tentang sesuatu dan cara mengetahui sesuatu. Kemampuan
berkonsentrasi terhadap suatu rangsang dari luar, memecahkan masalah, mengingat atau memanggil kembali
dari memorinya suatu kejadian yang telah lalu, memahami lingkungan fisik dan sosial termasuk dirinya sendiri
dan proses kognitif (Soetjiningsih, 2007).
Menurut Jean Piaget, seorang ahli perkembangan kognitif (Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi
untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Jean Piaget,
remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung
diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau
ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang
remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara
berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru .
LANJUTAN

Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir,
dan bahasa. Jean Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi
dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi
memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget
merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal
operations).Jean Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (Papalia &
Olds, 2001).
Ada pun pada masa remaja ini terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah
sempurna dan dilingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi yang memungkinkan remaja untuk
berpikir secara abstrak.
PERKEMBANGAN KOGNITIF REMAJA
DIKATEGORIKAN MENJADI 2

1. Pemikiran Operasional Formal


Pemikiran operasional formal, yaitu suatu tahap perkembangan kognitif yang dimulai pada usia kira – kira 11
sampai dengan 12 tahun dan terus berlanjut sampai seseorang berusia remaja, mencapai masa tenang hingga
mencapai dewasa. Pada tahap ini, seorang anak sudah bisa berpikir secara abstrak dan hipotesis serta mampu
memikirkan sesutau yang akan terjadi ( sesuatu yang bersifat abstrak ). Proses perkembangan kognitif remaja
yang bersifat pemikiran operasionla formal ini , dibedakan menjadi tiga hal penting, antara lain sebagai
berikut :
 Penenkanan pada ekspetasi vs realita (emphasizing the possible versus the real ).
 Penggunaan penalaran ilmiah ( using scensitif reason ) kualitas ini terlihat ketika remaja harus memecahkan
beberapa masalah secara sistematis.
 Kecakapan dalam mengkombinasikan ide-ide ( sklillfully combining ideas ).
PERKEMBANGAN KOGNITIF REMAJA
DIKATEGORIKAN MENJADI 2
Adapun ciri – ciri dari proses perkembangan kognitif remaja ini adalah bahwasanya seorang remaja
berpikir secara:
 Abstrak, yaitu remaja dapat berpikir untuk memecahkan persamaan – persamaan aljabar yang bersifat
abstrak.
 Idealistis, yaitu kemampuan remaja dalam berpikir sesuatu ang bersifat mungkin, mereka berpikir tentang
ciri ideal mereka sendiri, orang lain dan dunia.
 Logis, yaitu berpikir seperti seorang ilmuwan, yang menyusun rencana untuk memecahkan masalah –
masalah dan mengujinya secara sistematis pemcahan – pemecahan masalah tersebut.
PERKEMBANGAN KOGNITIF REMAJA
DIKATEGORIKAN MENJADI 2
2. Perkembangan Pengambilan Keputuan
Remaja adalah masa dimana terjadi peningkatan pengambilan keputusan. Dalam tahap ini, seorang remaja
akan mulai bisa mengambil keputusan – keputusan tentang masa depannya. Seperti contohnya keputusan dalam
memilih seorang teman, keputusan akan melanjutkan memilih kuliah dimana setelah lulus SMA atau memutuskan
untuk mencari kerja, keputusan untuk memilih mengikuti bimbingan belajar untuk memperdalam pengetahuan,
dan lain sebagainya. Adapun tahap pengambilan keputusan ini dimulai sejak seseorang berusia 11 hingga 12 tahun
dan juga pada usia 15 sampai dengan 16 tahun. Adapun pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang
remaja yang lebih tua biasanya sering kali jauh lebih sempurna jika dibandingkan dengan remaja yang masih labil,
karena pada umumnya seorang remaja yang lebih tua memikirkan sisi negatif dan positif dari keputusan yang akan
diambil.
Namun kemampuan dalam pengambilan keputusan tidak menjamin kedewasaan seorang remaja, dan juga
keputusan yang diambil tidak bersifat mutlak lebih baik dan semurna juga bagi pihak yang lainnya. oleh karena itu,
seorang remaja perlu memiliki lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan pengambilan
keputusan yang realistis agar keputusan tersebut benar – benar keputusan nyang layak dan terbaik bagi semua
pihak.
FAKTOR PERKEMBANGAN KOGNITIF REMAJA
Menurut pandangan teori pemrosesan informasi, kemampuan berfikir pada usia remaja
disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan sumberdaya kognitif (cognitive resource). Peningkatan
ini disebabkan oleh automaticity atau kecepatan pemrosesan (Case; Keating & MacLean; dalam
Carlson, dkk. 1999); pengetahuan lintas bidang yang makin luas (Case, dalam Carlson, dkk. 1999);
meningkatnya kemampuan dalam menggabungkan informasi abstrak dan menggunakan argumen-
argumen logis (Moshman & Frank, Carlson, dkk., 1999); serta makin banyaknya strategi yang
dimiliki dalam mendapatkan dan menggunakan informasi (Carlson, dkk., 1999). Walaupun cara
berfikir kelompok remaja (usia 11 tahun ke atas) berbeda dengan anak usia 7 - 11 tahun, akan
tetapi bila ditelaah lebih jauh, di antara para remaja sendiri sering ditemukan perbedaan (Seifert
dan Hoffnung, 1987). Perbedaan tersebut, menurut Torgesen (Collins, dkk., 2001), terjadi antara
lain karena faktor penggunaan strategi kognitif yang dimiliki oleh masing-masing individu.
PERUBAHAN FISIK PADA ANAK LAKI-LAKI
DITANDAI DENGAN
 Pertambahan tinggi badan terjadi dua tahun lebih awal pada anak perempuan dibanding anak laki-laki.
Puncak pertumbuhan tinggi badan (peak height velocity) pada anak laki-laki pada usia 14 tahun. Pada anak
laki-laki pertumbuhan akan berakhir pada usia 18 tahun. Setelah usia tersebut, pada umumnya
pertambahan tinggi badan hampir selesai. Hormon steroid seks juga berpengaruh terhadap maturasi
tulang pada lempeng epifisis. Pada akhir pubertas lempeng epifisis akan menutup dan pertumbuhan tinggi
badan akan berhenti.
 Pertambahan berat badan terutama terjadi karena perubahan komposisi tubuh, pada anak laki-laki terjadi
akibat meningkatnya massa otot.
 Awal pubertas ditandai dengan meningkatnya volume testis, ukuran testis menjadi lebih dari 3 mL,
pembesaran testis pada umumnya terjadi pada usia 9 tahun, kemudian diikuti oleh pembesaran penis.
Pembesaran penis terjadi bersamaan dengan pacu tumbuhnya rambut.
PERUBAHAN FISIK PADA ANAK LAKI-LAKI
DITANDAI DENGAN

 Perubahan suara, terjadi karena bertambah panjangnya pita suara akibat pertumbuhan laring dan
pengaruh testosteron terhadap pita suara. Perubahan suara terjadi bersamaan dengan pertumbuhan
penis, umumnya pada pertengahan pubertas.
 Mimpi basah atau wet dream terjadi sekitar usia 13-17 tahun, bersamaan dengan puncak pertumbuhan
tinggi badan.
PERUBAHAN PSIKIS DAN PSIKOSOSIAL YANG
DITEMUI ANTARA LAIN PADA LAKI LAKI:
 Tertarik pada lawan jenis
 Kecemasan
 Menonjolkan diri
 Sulit bersepakat
 Kurang pertimbangan
 Ingin mencoba-coba
 Mudah terpengaruh
 Susah dikendalikan
PERUBAHAN FISIK PADA ANAK PEREMPUAN
DITANDAI DENGAN
Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon terutama hormon esterogen dan progesteron mulai
berperan aktif sehingga pada anak perempuan mulai tumbuh payudara, pinggul melebar dan membesar
sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi. Disamping itu, akan mulai tumbuh rambut-rambut halus di
daerah ketiak dan kemaluan. Perubahan lainnya antara lain tubuh bertambah berat dan tinggi, produksi
keringat bertambah, kulit dan rambut berminyak. Perubahan tersebut termasuk ke dalam ciri-ciri kelamin
sekunder. Sedangkan untuk ciri-ciri kelamin primer ditandai dengan mulai berfungsinya organ reproduksi baik
laki-laki maupun perempuan.

Pada perempuan, ciri-ciri kelamin primer ditandai dengan datangnya menarche (Proverawati & Misaroh,
2009). Menarche merupakan suatu tanda mendasar yang membedakan antara pubertas pria dan wanita.
Terjadinya menarche pada wanita menjadi suatu tanda awal mulai berfungsinya organ reproduksi. Keluhan-
keluhan yang dirasakan pada saat menarche umumnya sama dengan saat haid biasa.
LANJUTAN

Gejala awal menarche umumnya tidak berbeda dengan gejala menjelang menstruasi yang sudah rutin terjadi
setiap bulan. Namun, ada juga beberapa dari remaja putri yang tidak merasakan gejala apapun menjelang
menarche. Gejala menjelang menstruasi terjadi hampir di seluruh bagian tubuh, dan berbagai sistem dalam tubuh,
antara lain adanya rasa nyeri di payudara, sakit pinggang, pegal linu, perasaan seperti kembung, muncul jerawat,
perasaan lebih sensitive, mudah marah, dan kadang timbul perasaan malas (Sukarni & Wahyu, 2015).

Berbagai perubahan fisik selama pubertas bersamaan dengan terjadinya menarche meliputi thelarche,
adrenarche, dan pertumbuhan tinggi badan lebih cepat. Thelarche merupakan perkembangan payudara yang
disebabkan oleh sekresi hormon esterogen yang mendorong terjadinya penimbunan lemak di jaringan payudara.
Sedangkan adrenarche merupakan perkembangan rambut pada aksila dan pubis yang terjadi karena sekresi
androgen adrenal pada masa pubertas. Kemudian diikuti dengan pertumbuhan tinggi badan yang cepat, karena
dipengaruhi oleh growth hormone, estradicl, dan insulin like-growth factors (IGF-1) atau somatomedin-C
PERUBAHAN PSIKIS YANG DITEMUI ANTARA
LAIN PADA PEREMPUAN:
Widyastuti dkk (2009) menjelaskan tentang perubahan kejiwaan pada masa remaja. Perubahan-
perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja adalah:

A. Perubahan emosi. Perubahan tersebut berupa kondisi:


1. Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan
yang jelas. Utamanya sering terjadi pada remaja putri, lebih-lebih sebelum menstruasi.
2. Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar yang mempengaruhinya.
Itulah sebabnya mudah terjadi perkelahian. Suka mencari perhatian dan bertindak tanpa berpikir
terlebih dahulu.
3. Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang pergi bersama dengan temannya
daripada tinggal di rumah.
PERUBAHAN PSIKIS YANG DITEMUI ANTARA
LAIN PADA PEREMPUAN:
B. Perkembangan intelegensia. Pada perkembangan ini menyebabkan remaja:
1. Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberikan kritik.
2. Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba. Tetapi dari
semua itu, proses perubahan kejiwaan tersebut berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan
fisiknya.

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL PEREMPUAN


Perkembangan Pemahaman Diri dan Identitas, Perkembangan Hubungan dengan
Orang Tua, erkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya, Perkembangan Moral dan
Religi.
MASALAH YANG TERJADI PADA REMAJA YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KESPRO
1. Perkosaan. Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya. Korbannya tidak hanya remaja
perempuan, tetapi juga laki-laki (sodomi). Remaja perempuan rentan mengalami perkosaan oleh sang
pacar, karena dibujuk dengan alasan untuk menunjukkan bukti cinta.

2. Free sex. Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti. Seks bebas pada
remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis selain dapat memperbesar kemungkinan terkena infeksi
menular seksual dan virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel
kanker pada rahim remaja perempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun mengalami
perubahan aktif pada sel dalam mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas biasanya juga dibarengi dengan
penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan remaja. Sehingga hal ini akan semakin memperparah
persoalan yang dihadapi remaja terkait kesehatan reproduksi ini.
LANJUTAN
3. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Hubungan seks pranikah di kalangan remaja didasari pula oleh mitos-
mitos seputar masalah seksualitas. Misalnya saja, mitos berhubungan seksual dengan pacar merupakan
bukti cinta. Atau, mitos bahwa berhubungan seksual hanya sekali tidak akan menyebabkan kehamilan.
Padahal hubungan seks sekalipun hanya sekali juga dapat menyebabkan kehamilan selama si remaja
perempuan dalam masa subur.

4. Aborsi. Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum waktunya. Aborsi pada
remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori aborsi provokatus, atau pengguguran kandungan
yang sengaja dilakukan. Namun begitu, ada juga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi
spontan. Hal ini terjadi karena berbagai hal antara lain karena kondisi si remaja perempuan yang
mengalami KTD umumnya tertekan secara psikologis, karena secara psikososial ia belum siap menjalani
kehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan berdampak pula pada kesehatan fisik yang tidak
menunjang untuk melangsungkan kehamilan.
LANJUTAN
5. Perkawinan dan kehamilan dini. Nikah dini ini, khususnya terjadi di pedesaan. Alasan terjadinya
pernikahan dini adalah pergaulan bebas seperti hamil di luar pernikahan dan alasan ekonomi. Remaja yang
menikah dini, baik secara fisik maupun biologis belum cukup matang untuk memiliki anak sehingga rentan
menyebabkan kematian anak dan ibu pada saat melahirkan. Perempuan dengan usia kurang dari 20 tahun
yang menjalani kehamilan sering mengalami kekurangan gizi dan anemia. Gejala ini berkaitan dengan
distribusi makanan yang tidak merata, antara janin dan ibu yang masih dalam tahap proses pertumbuhan.

6. IMS (Infeksi Menular Seksual) atau PMS (Penyakit Menular Seksual), dan HIV/AIDS. IMS ini sering disebut
juga penyakit kelamin atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Sebab IMS dan HIV
sebagian besar menular melalui hubungan seksual baik melalui vagina, mulut, maupun dubur. Untuk HIV
sendiri bisa menular dengan transfusi darah dan dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Dampak yang
ditimbulkannya juga sangat besar sekali, mulai dari gangguan organ reproduksi, keguguran, kemandulan,
kanker leher rahim, hingga cacat pada bayi dan kematian.
PENGARUH STATUS GIZI PADA SISTEM REPRODUKSI

Reproduksi manusia membutuhkan zat gizi yang cukup. Asupan zat gizi harus diperhatikan agar mencapai
kematangan seksual. Gizi seimbang akan menentukan kesehatan organ reproduksi. Berikut diuraikan beberapa zat
gizi yang berperan dalam kesehatan reproduksi.
• Karbohidrat Ada yang berpendapat bahwa karbohidrat merupakan sumber peningkatan asupan energi selama
fase luteal, sedangkan yang lain berpendapat bahwa konsumsi softdrink yang mengandung gula cenderung
meningkat selama fase luteal.
• Protein. Unit pembangun dari protein adalah asam amino. Arginin adalah asam amino yang berfungsi
memperkuat daya tahan hidup sperma dan mencegah kemandulan
• Lemak. Memegang peranan penting sebagai sumber asam lemak esensial yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan sebagai pengangkut vitamin larut lemak.
• Seng. Sangat diperlukan untuk pematangan seksual.
• Magnesium adalah mineral penting dalam mempertahankan otot.
PENGARUH STATUS GIZI PADA SISTEM REPRODUKSI

• Vitamin. Kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) mendorong kelebihan prostaglandin yang dapat
memfasilitasi terjadinya Dysmenorrhea. Agar remaja tidak mengalami gangguan haid tersebut, dibutuhkan zat
gizi mikro yang penting dalam mengurangi kejadian Dysmenorrhea primer.
• VitaminA. Merupakan zat gizi larut dalam lemak, esensial untuk mata, pertumbuhan, diferensiasi sel,
reproduksi, dan integritas sistem imun.
• VitaminC. Berfungsi meningkatkan kesuburan, memperkuat sistem imun, dan membantu penyerapan zat besi
• VitaminE Sangat penting bagi system reproduksi.Mendukung produksi sperma dan hormon-hormon seks serta
mencegah kerusakan DNA sperma.
• Asam folat diperlukan tubuh untuk pembentukan DNA dan RNA.
• Vitamin B6 dapat meningkatkan kesuburan wanita. Sumber vitamin B6 adalah ikan, ayam, telur, pisang,
wortel, brokoli.
PENGARUH STATUS GIZI PADA SISTEM REPRODUKSI

• Selenium merupakan antiokdidan yang berperan mencegah oksidasi sel-sel sperma.


• Vitamin B12 diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Dan dapat menambah dan meningkatkan
kualitas sperma.
• Zat besi penting untuk transportasi darah dan oksigen di dalam tubuh. Kaum perempuan perlu menjaga
keseimbangan proses ovulasi.
• Kalsium Pada waktu otot berkontraksi kalsium berperan dalam interaksi protein di dalam otot, yaitu aktin dan
myosin. Bila kalsium dalam darah kurang, maka otot tidak bisa mengendur sesudah kontraksi. Tubuh akan
kaku dan dapat menimbulkan kejang.
PRINSIP GIZI BAGI REMAJA

Remaja merupakan usia peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada usia remaja banyak
perubahan yang terjadi, sehingga mempengaruhi komposisi tubuh, perubahan itu berlangsung sangat cepat
baik pertumbuhan tinggi maupun berat badanya. Remaja sering merasa lapare dan sering juga tidak
memikirkan jenis makanan yang mereka makan asalkan mengenyangkan.

Rentang usia pertumbuhan remaja biasanya yaitu:


a. Anak laki-laki usia 10-13 tahun
b. Anak prempuan usia 9-15 tahun Rentang usia di atas tidak selalu sama pada masing-masing individu,
ada yang berlangsung cepat dan ada yang berlangsung lambat bergantung pada kecepatan aktivitas
hormonal mereka. Semakin cepat pertumbuhan dapat mempengaruhi aktivitas fisik mereka sehingga
jiga berpengaruh pada asupan gizi yang mereka butuhkan. Untuk itu status gizi remaja harus dinilai
secara perorangan, baik secara klinis, antropometri,Maupun secara psikososial
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI PADA REMAJA

1. Kemampuan keluarga untuk membeli makanan pengetahuan tentang zat gizi

2. Data terbaru dari kesehatan nasional dan survey pengujian ilmu gizi ( NHNES) menyatakan bahwa
komsusmsi energi wanita dari umur 11 sampai 51 tahub bervariasi, dari kalori yang rendah sekitar
(1329) sampai kalori tertinggi (1958 kalori)

3. Komsumsi makanan wanita, lemak kurang dari 30% dan tinggi kalsium sekitar 800-120 mg/hr.

4. Rata rata rda kebutuhan kalsium 1000mg. Selain itu wanita juga harus memperhatikan unsur
sodium , cara mengolahan makanan dan para wanita perlu membatasi makanan kaleng atau
makanan dalam kotak.
Gangguan Gizi pada Remaja
Ada tiga alasan mengapa remaja dikatagorikan rentan terhadap masalah gizi. Pertama percepatan
pertumbuhan dan perkembangan memerlukan energi lebih banyak. Kedua perubahan gaya hidup dan
kebiasaan makan menurut penyesuaian masukan energi dan zat gizi. Berbagai faktor yang memicu terjadinya
gangguan gizi pada usia remaja antara.

 Kebiasaan makan yang buruk yang berpangkal pada kebiasaan makan keluarga yang juga tidak baik sudah
tertanam sejak kecil dan akan terus terjadi pada masa remaja

 Pemahaman gizi yang keliru di tubuh yang langsing sering menjadi Hidangan bagi para remaja terutama
wanita remaja. Hal itu sering menjadi penyebab masalah, karena untuk melihara kelangsingan tubuh
mereka menerapkan pengaturan pembatasan makanan secara keliru,sehingga kebutuhan gizi mereka tak
terpenuhi.
Gangguan Gizi pada Remaja
 Kesukaan yang berlebihan pada makanan tertentu sajamenyebabkan kebutuhan gizi tak terpenuhi. Keadaan
seperti itubiasanya terkait dengan “ mode” yang tengah marak dikalangan remaja. Kebiasaan itu kemudian
menjalar ke remaja-remaja di berbagai negara lain termasuk Indonesia.

 Promosi yang berlebihan melalui media masa Usia remaja merupakan usia dimana mereka sangat tertarik
pada hal-hal baru, kondisi tersebut dimanfaatkan oleh pengusaha makanan untuk mempromosikan produk
mereka dengan cara yang sangatmempengaruhi remaja.Masuknya produk–produk makanan baru yang
berasal dari negara ain secara bebas mempengaruhi kebiasaan makan para remaja. Jenis–jenis makanan
siap santap (fast food) yang berasal dari negara baratmakanan berupa kripik (junk food) sering dianggap
sebagai lambang kehidupan modern oleh remaja pada berbagai jenis fast food itu mengandung kadar lemak
jenuh dan kolestrol yang tinggi disamping kadar garam dimana zat–zat gizi itu memicu terjadinya berbagai
penyakit kardiovaskuler pada usia muda.disebut hot dog, pizza, hamburger, fried chiken. Berbagai jenis
KEBUTUHAN GIZI BAGI REMAJA UNTUK KESEHATAN REPRODUKSI
(NUTRISI U/ REMAJA, GIZI SEIMBANG U/ REMAJA)
 Kebutuhan gizi anak Remaja (Energi)
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik, seperti
olahraga yang diikuti baik dalam kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah. Remaja yang aktif dan banyak
melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif.
Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000 - 2200 kkal, sedangkan
untuk laki-laki antara 2400- 2800 Kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber
karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spagetti, macaroni),
umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-lain.
 Protein
a. Kebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi dengan
cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki,
karena memasuki masa pertumbuhan cepat lebih dulu.
b. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena perbedaan
komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5 - 2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa
muda adalah 48- 62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.
LANJUTAN

 Zat Besi
a. Kebutuhan zat besi pada remaja meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada
remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin (Hb).
Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun.
b. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama
menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki.
c. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka dengan kehilangan besi yang meningkat, akan
mengalami anemi gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan limiting factor untuk pertumbuhan
pada masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka akan zat besi.
 Seng (Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng
adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan dan laki-laki.
LANJUTAN

 Kalsium
Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muscular, skeletal/kerangka dan
perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20 persen pertumbuhan
tinggi badan dan sekitar 50 persen massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja. AKG kalsium untuk remaja
dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium
yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau,
dan lain-lain.
 Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan perkembangan cepat yang
terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang
berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA
dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan
vitamin D yang cukup. Dan vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.
PANDUAN MEMENUHI GIZI SEIMBANG UNTUK REMAJA

 Seng (Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng
adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan dan laki-laki.
 Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan perkembangan cepat yang
terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang
berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA
dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan
vitamin D yang cukup. Dan vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.

 
PANDUAN MEMENUHI GIZI SEIMBANG UNTUK REMAJA
PANDUAN MEMENUHI GIZI SEIMBANG UNTUK REMAJA
SUMBER
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15640/6.BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y#:~:text=Menurut%20WHO
%20(1994)%2C%20kesehatan,sistem%20reproduksi%2C%20fungsi%20serta%20prosesnya.

Romauli, Suryati dkk. 2012. Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Batubara, Jose RL. 2010. Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak.
ne.blogspot.com/2010/01/perkembangan-kognitif-remaja-tumbuh.htmlDosenPsikologi.com

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3557/4/chapter%202.pdf.uinsby.ac.id/1883/5/Bab%202.pdf
https://www.syekhnurjati.ac.id
file:///C:/Users/asus/Downloads/540-1340-1-SM.pdf
Dewantari, N. M., 2013. Peranan Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Skala Husada, 10(2), pp. 219-224.
http://repository.um-surabaya.ac.id/228/3/BAB_II.pdf
Aisyaroh, Noveri, S. P. P. D. I. Kebidanan, and F. I. K. Unissula. "Kesehatan Reproduksi Remaja." Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung.
Universitas Sultan Agung (2010).elena_Ayatasya_Kusuma_Cantika_22010113120096_Lap.KTI_Bab2.pdf
https://www.psychologymania.com/2012/09/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_18.html?m=1
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai