Anda di halaman 1dari 57

FINTECH PRODUCTS

AND THEIR
CONSEQUENCES
RICKY DWI BUDI HARSONO
SHRESTA PURNAMASARI
Fintech di Indonesia
Mobile banking
Mobile payment
Robo Advisor
Market Aggregator
Peer to peer lending
Crowd funding
Insure-tech
Risk&Investment, Wealth Management
Cryptocurrency And so on.....

2
DIGITAL BANKING
• Bank menjalankan fungsi utama sebagai lembaga intermediasi
• Revenue Streams :
• Interest income
• Transaction and administration fees
• Investment income
• Risiko yang dihadapi perbankan:
• Risiko kredit
• Risiko likuiditas
• Risiko pasar
• Risiko operasional
• Risiko strategik
• Risiko hukum
• Risiko kepatuhan
• Risiko reputasi
• Dasar pemberiaan pinjaman :
• 5C : Character, Capacity, Capital, Condition dan Collateral.
• 7P : Personality, Party, Purpose, Prospect, Payment, Profitability dan
Protection.
• Konsep-konsep digital bank:
• Bank konvensional (fisik), bank konvensional yang mentransformasi model
bisnisnya, bank digital
• Bank digital beyond Internet (Website) dan Mobile banking
• Fitur-fitur yang ditawarkan :
• Menabung, Transfer, Mutasi rekening
• Aktivasi rekening, deposito, rekening saham, reksadana
• Penutupan akun rekening
• Pengajuan Kredit
• Cashtag -> Jenius
• Perencanaan keuangan -> Monzo
• Transaksi perbankan internasional -> Monzo
• Talangan payroll -> Chime
• Penukaran uang ke berbagai mata uang asing -> Revolut
• Transaksi cryptocurrency -> Revolut
• Keunggulan :
• Kecepatan, kenyamanan
• Bukti transaksi
• Overhead yang rendah membuat fee transaksi yang rendah, return yang tinggi
• Kelemahan :
• Isu teknologi
• Isu keamanan
• Tidak menangani produk keuangan yang kompleks
• Tidak berhubungan dengan personal banker
P2P
• Model bisnis P2P relatif sama dengan digital banking spesifik pada kegiatan
pinjam-meminjam, namun terdapat perbedaan mendasar dalam proses
menghimpun dana dan menyalurkan dana berdasarkan perjanjian melalui
sistem elektronik. P2P sebagai marketplace.
• Peminjam :
• Unbankable untuk tujuan konsumtif, produktif
• Invoice financing
• Terdapat dua mekanisme :
• Tradisional (Three parties: lender, borrower, p2p platform)
• Modern (Four parties: lender, borrower, p2p platform, loan originator)
• P2P Tradisional :
• Lender mengetahui profile risikonya dan menentukan yield return,
mempersiapkan dana
• Lender memilih borrower yang dibiayai berdasarkan credit rating, jangka
waktu pembiayaan, sektor, payor/perusahaan terafiliasi (pada invoice
financing)
• Borrower membayar cicilan dan pokok pinjaman
• Bila terjadi restrukturisasi hutang, juga ditentukan oleh pemberi pinjaman
• P2P Modern :
• Loan Originator memberikan pinjaman ke borrower
• Loan Originator menjual piutang tersebut kepada lender melalui P2P
platform
• Borrower melakukan pembayaran ke lender
• Persyaratan Screening:
• Informasi diri (Nama, TTD)
• Dokumen diri (KTP, NPWP)
• Informasi perusahaan (kegiatan, laporan keuangan, dokumen tender, proposal
pengajuan pinjaman)

• Risk assessment :
• Kegunaan pembiayaan
• Payor
• Riwayat pinjaman (frekuensi, jumlah, pembayaran)
Fitur :
◦ Tingkat bunga pinjaman yang rendah*
◦ Imbal hasil yang lebih tinggi
◦ Asuransi pinjaman
◦ Agunan dari borrower atau fintech
◦ Buy-back guarantee
◦ Auto-withdrawal
◦ Auto-invest
◦ Konsep cicilan
◦ Social-conscious investment
• Risiko:
• Risiko default
• Risiko kepatuhan
• Skema bila gagal bayar (default) :
• Ditanggung sendiri
• Sharing risk
• Agunan
• Klaim asuransi pembiayaan
• Buyback guarantee
• Revenue streams :
• Transaction fees
• Interest income (taking percentage)

• Regulator tidak memperbolehkan kegiatan investasi pada P2P

• P2P lending tidak bersaing dengan perbankan karena memiliki beberapa perbedaan dalam hal :
• Target pelanggan
• Tingkat suku bunga
• Tenor pinjaman
• Jumlah pinjaman
Aggregator
• Fintech aggregator adalah situs web atau aplikasi yang membantu
untuk memperoleh informasi mengenai produk dan layanan jasa
keuangan. 
• Produk dan layanan jasa keuangan :
◦ KPR
◦ Kartu kredit
◦ Deposito
◦ Pinjaman online
◦ Asuransi
Revenue streams:
◦ Advertising fee
◦ Marketing fee (komisi)
Crowdfunding
• Pembiayaan dilakukan orang banyak untuk membiayai satu proyek tertentu baik
yang bersifat komersial maupun charity

• Aktor :
• Creators, Campaigners, Fundraisers
• Platform
• Masyarakat

• Revenue Streams:
• Marketing fee (komisi)
• Partisipan:
• Dapat bersifat flat atau sukarela
• Fundraiser dapat memberikan merchandise (opsional)
*Commission fee : 5%
Pembiayaan
• Fintech ini memberikan kemudahan dalam melunasi tagihan atau berbelanja
produk
• Model bisnis : (B2B2C)
• Borrower mendaftar, terverifikasi, melengkapi data, screening
• Borrower melakukan pembelian melalui perusahaan rekanan
• Revenue stream:
• Interest income
• Administration fees
• Kredit konsumtif, memilih financing atau lending?
Robo-advisor
• Aplikasi konsep financial advice dengan biaya murah
• Prioritas pengelolaan keuangan: Y = C + S + I
• Consumption (konsumsi, hutang)
• Saving (precautionary, saving, pension plans, insurance )
• Investing (for inheritance, pension)
• Revenue stream:
• No advisory fee tapi Management fee
• Screening :
• Usia produktif
• Profil risiko
• Pendapatan – pengeluaran per bulan
• Tanggungan
• Jaminan yang dimiliki
• Kondisi kesehatan
• Tujuan keuangan
Mobile Payment/E-Wallet
• Dompet digital sebagai sarana pembayaran berbasis server
• Tahapan :
• Pengguna menempatkan sejumlah uang
• Pengguna membayar pada merchant rekanan dengan menggunakan
dompet digital
• Transaksi :
• OTP
• QR code
• NFC
• Fitur :
• Kemudahan transaksi pada berbagai layanan
• Promo : potongan harga, gratis ongkos kirim, reward, dsb
• Rekomendasi
• Bebas transfer
• Revenue stream:
• “Investment” income (Float)
• Commission fee
• Administration and Transaction fee (include: unique code)
Ketentuan Dana Float :
paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari Dana Float pada:
• Kas (Bank BUKU 4)
• giro di Bank BUKU 4 (untuk penerbit dengan kategori lain)
paling banyak 70% (tujuh puluh persen) dari Dana Float pada: surat berharga atau instrumen
keuangan yang diterbitkan oleh Pemerintah atau Bank Indonesia; atau rekening di Bank
Indonesia.
Kenapa mobile payment bisa memberikan gratis transfer antar bank (atau minimal berbiaya
rendah) ?
Sender (Bank A) ⤏ Receiver (Bank B)
Sender (Bank A) -> E-wallet (Bank A) Sender (Bank A) -> Receiver (Bank B)
Verifikasi oleh E-wallet
E-wallet (Bank B) -> Receiver (Bank B)
E-money
• E-money : uang elektronik berbentuk kartu digital yang dapat digunakan pada transaksi yang
menggunakan mesin EDC (Electronic Data Capture).  
• Tahapan :
• Pengguna menempatkan sejumlah uang
• Pengguna membayar menggunakan kartu dengan chip di dalamnya
• Revenue stream:
• “Investment” income (Float)
• Commission fee (Merchant Discount Rate)
• Administration and Transaction fee (include: penerbitan kartu, top up)
Wealth Management
• Fintech ini memungkinkan pelanggan untuk mengatur keuangannya dengan
lebih baik dengan menghubungkan konsumen dengan Certified Wealth
Manager
• Fitur:
• Konsultasi keuangan secara menyeluruh
• Pemisahan tujuan keuangan
• Auto-debet sebagai bentuk komitmen
• Revenue stream:
• Management fee
• Fee (Takin percentage of AUM)
Cryptocurrency
• Sejarah system pembayaran:
• Barter
• Starter
• Uang kertas
• Mata uang ⤏ Nilai intrinsic vs Buying power
• Karakteristik mata uang Crypto :
• “Tidak ada” underlying assets ⤏ token transaksi
• Pricing didorong oleh usage (supply and demand)
• pengakuan oleh perusahaan besar
• jumlah yang terbatas ⤏ bitcoin hanya ada 21 juta, dapat dibagi/dipecah
• Trusted open ledger
• Inflation-resistant
• Memenuhi karakteristik uang : langka, dapat dibagi, tahan lama, bias ditukar
• Mengembalikan konsep mata uang berdasarkan nilai intrinsic ⤏ 21 juta BTC
• Blockchain : system (rantai) yang menyimpan data transaksi mata uang digital
antar-pengguna
• Terdesentralisasi, tidak dikelola oleh pihak tertentu
• Data yg disimpan oleh masing-masing anggota dalam system akan sama
persis
• Wallet : tempat menyimpan crypto yang dimiliki
• Public key
• Private key
• Cara mendapatkan crypto:
• Mining
• Transaksi (jual-beli)
• Revenue stream : -
• Bagi pengguna : Capital gain (selisih harga beli dan harga jual)
• Crypto di Indonesia :
• alat pembayaran ⤏ ilegal
• Investasi komoditas
• Dasar ilmu : Kriptografi
BTC
STABLE COIN
• Stable coin adalah mata uang kripto yang diklaim stabil karena
memiliki back up berupa mata uang fiat dengan proporsi 1: 1,tidak
bias di-mining.
• Konsep stable coin seperti pada uang: masyarakat membeli coin,
perusahaan akan menyimpan dana hasil penjualan coin ke rekening
bank.
• Stable coin yang memiliki Mcap terbesar adalah coin USDT yang
diterbitkan oleh Tether Holdings Ltd
Sejarah pendirian
• Brock Pierce, seorang mantan actor cilik, mempunyai rekam jejak
pada successful brokerage untuk jual-beli video game items
dengan Bitcoin.
• Pada tahun 2013, ia dan seorang programmer, Craig Sellars,
memiliki ide intuk membuat stable coi. Selanjutnya mengajak
Reeve Collins dan Phil Potter (Bekerja di Bitfinex, exchange untuk
Bitcoin)
• Namun dengan kontroversi coin crypto pada umumnya maka
proyek Tether ditangguhkan
• Tether tidak seperti bank yang mencatat pemilik akun dan kemana
uangnya dikirim, memungkinkan regulator untuk melacak transaksi
kriminal.
• Tether mencatat pembeli coin tapi selanjutnya coin ditransfer secara
anonym dengan menggunakan token, sehingga berpotensi digunakan
sebagai money laundering.
• Setahun kemudian, Potter mulai yakin dengan bisnis ini karena boss
sekaligus pemilik di exchange yaitu Devasini, yang nantinya menjadi
CFO Tether, mengatakan bahwa Bitfinex bergerak di gray area.
• Lalu Potter dan Devasini memberi Tether dengan nilai kurang dari
US $ 1 juta.
• Dengan menggunakan USDT maka masyarakat dapat bertaruh pada
cryptocurrency lain seperti BTC, ETS, dll melalui exchange Binance,
dll.
• Konsep back-up dengan perbandingan 1:1 menjadikan USDT
dianggap aman, apabila nasabah/trader(?) withdraw maka Tether
akan mampu memenuhinya.
• Masalah dimulai ketika : Tether memiliki US $69 M coin
diperdagangkan dengan jumlah issued pada tahun 2021 sebesar US
$48 M. Atau setara dengan gabungan 50 bank terbesar di US
Mengapa penting untuk mengetahui keberadaan uangnya?
• John Baetts, salah satu salah satu banker terdahulu Tether,
mengatakan bahwa uang yang dikumpulkan diinvestasikan pada
aktivitas berisiko di Taiwan, Puerto Rico, French Riviera, China
daratan, Bahama. Jadi ini tidak lebih adalah high risk off-shore
hedge fund
• Keanehan lain adalah:
• Logo yang tidak mencerminkan “Digital Money for a digital age”
• Sedikit pegawai yang terdaftar di LinkedIn untuk ukuran perusahaan
dengan MCap yang besar
• Unlicensed dan Unregulated  Tether menyatakan sudah registered
di British Virgin Islands Financial Investigation Agency, namun sudah
dibantah Pemerintah setempat.
• CEO, John L. Van der Velde, serta CFO, Giancarlo Devasini memiliki
publisitas yang sangat terbatas dan tidak merespon pesan Telegram,
email. (Devasini surgeon, pebisnis elektronik)
• Lawyer dari Tether Stuart Hoegner menyatakan bahwa CEO dan CFO
merasa tidak memerlukan limelight. Mereka merasa kritikus Tether
salah alamat karena pelanggannya pun tidak meminta uang kembali.
• Lawyer tidak dapat menjawab terkait dengan dimana mereka
menyimpan uang atau sekedar mengiyakan ketika Ia memberi tahu
bahwa benar perusahaan memiliki kemampuan membayar lebih dari
yang seharusnya.
• Masyarakat yang fanatic terhadap Tether tetap tidak terpengaruh
dengan isu apapun
• Awalnya, Tether dan Bitfinex bekerjasama dengan bank di Taiwan
namun akhirnya beralih ke Noble Bank International LLC di Puerto
Rico. John Betts, pendiri Noble, menyatakan bahwa Noble menerima
98% cadangan kas dan setara kas yang divalidadi setiap bulan.
• Betts menyarankan bahwa tether harus merespon keluhan untuk
transparan dengan merekrut perusahaan akuntan untuk memberikan
audit menyeluruh untuk meyakinkan masyarakat, namun Devasini
menolak.
• Menurut Betts, cadangan dana ini digunakan Devasini untuk investasi.
• Konflik meluas karena Devasini tidak mengikuti saran dari Betts dan
berkeinginan menarik selurruh dana Tether. Namun Potter menolak.
• Akhirnya Devasini dan rekannya membeli Noble, lalu Betts mundur
karena alasan keluarga dan kesehatan.
• Lalu banknya gagal karena uangnya digunakan untuk Devasini
berfoya-foya.
• On the other side, Bitfinex juga sedang mengalami krisis saat
menghadapi tuntutan dari Crypto Capital Corp yang menarik dana US
$ 850 juta dari Bitfinex.
• Bitfinex dan Tether melalui pengacaranya Hoegner menyatakan
bahwa perusahaannya ditipu oleh Crystal Corp, saat itu Crystal Corp
juga terkena skandal pencucian uang.
• Untuk memenuhi tuntutan customer dari Bitfinex, Devasini justru
menggunakan dana Tether
• Menariknya pada Mei 2019, justru koalisi traders crypto bailout
Bitfinex untuk membayar hutang ke Tether.
• Pada Februari,tether membayar US $ 18.5 juta atas tuntutan
pengadilan New York namun tetap tidak mengakui kesalahan karena
tidak disclose uangnya disimpan dimana.
• Kementerian Hukum US mengirim surat bahwa Devasini dan eksekutif
Tether bahwa mereka target dari investigasi criminal bank fraud.
• Investigasi Bloomberg menyatakan bahwa perusahaan yang mau
speak up bahwa bekerjsama dengan Tether adalah Deltec Bank &
Trust di Bahama.
• Chalopin menyatakan bahwa Deltec tidak seperti bank lain di
Bahama sebagai “haven for money laundering”, namun focus pada
industri yang belum digarap bank besar: gasoline, gene editing, AI,
termasuk kripto.
• Chalopin akrab dengan Devasini sejak tahun 2017 dan menjadi
cugino (cousin). Namun ia tetap menginvestigasi Tether berbulan-
bulan sebelum akhirnya bermitra pada November 2018
Informasi terakhir keberadaan asset
Tether...
• Sejumlah besar pinjaman jangka pendek ke perusahaan China
(menurut Hoegner, pengacara Tether, pinjaman pada perusahaan
dengan rating yang baik, secured loan dengan risiko rendah.
• Meminjamkan uang ke kripto lain dengan BTC sebagai kolateral.
Misalnya: Network Ltd yang memberikan bunga 5% hingga 6%
untuk pinjaman US $ 1 M.

Anda mungkin juga menyukai