Anda di halaman 1dari 25

STRATEGI DUALITAS

Ricky Harsono
Shresta Purnamasari
 Teknik Manajemen Risiko:
 Jikamemungkinkan melakukan penghindaran risiko
dengan tanpa ada pengaruh negative terhadap
pencapaian tujuan
 Risk Retention: menahan risiko melalui:
 Dana
cadangan: menyisihkan dana cadangan untuk
membiayai kerugian
 Self-insurance:mengidentifikasi risiko dan besaran eksposur
serta pembiayaan yang bisa diberikan, membayar premi
yang dikelola internal
 Captiveinsurers: mengasuransikan risiko kepada anak
perusahaan untuk mendapatkan fleksibilitas kontrak dan
pengurangan pajak
 Risk transfer: mentransfer risiko pada pihak eksternal
 Insurance:perjanjian antara insured dengan perusahaan
insurer melalui mekanisme pembayaran premi untuk
mendapatkan perlindungan tertentu (polis). Bisnis asuransi
didasarkan pada prinisp “pooling sumberdaya” bukan
“diversifikasi risiko”
 Hedging/lindung nilai menggunakan transaksi instrument
keuangan
 Tekniklain: dasar penjualan menggunakan mata uang
tertentu, sub kontrak pertanggungjawaban
 Hedging:
 Manfaat:
 mitigasi risiko atas perubahan harga
 memperoleh kepastian pendapatan
 Misal: sebuah perusahaan diharuskan membayar hutang
berdenominasi USD pada bulan Desember 2021, diperkirakan nilai
tukar USD akan terapresiasi pada waktu jatuh tempo. Untuk itu
perusahaan melakukan kontrak USD long forward atau futures.
Tentu saja dengan sejumlah pengorbanan.
 Profit/Loss in doing hedge?
Dualitas : Pajak Nonlinear
 PT A membeli mesin dengan investasi tunai awal $1 milyar
dengan potensi taksiran penghasilan tahunan adalah sbb:
50% menghasilkan $ 132 juta
50% menghasilkan $ 532 juta
 Metode penyusutan aktiva straight-line @ $ 200 juta per tahun
selama masa umur ekonomis 5 tahun, dan tariff pajak 34%.
 Perusahaan hanya akan dikenai pajak apabila ia memiliki batas
penghasilan $ 200 juta (melebihi nominal penyusunan ativa)
 Hitunglah taksiran kewajiban pajak.
 Hitunglah kelayakan proyek dengan metode Net Present Value,
dengan tingkat perolehan minimal yang disyaratkan,
selanjutnya r, = 0%.
 Taksiran penghasilan tahunan =
(50% x $ 132 juta) + (50% x $ 532 juta)
= $ 332 juta
 Taksiran penghasilan tahunan kena pajak =
(50% x ($ 532 juta - $ 200 juta)) + (50% x $ 0 juta))
= $ 166 juta $ 132 juta – 200 juta
 Taksiran kewajiban pajak tahunan =
(0.34 x 50% x ($ 532 juta - $ 200 juta)) + (0.34 x 50% x $ 0)
= (50% x 0.34 x $ 332 juta)
= $ 56.44 juta
 Taksiran nilai masa kini dari peluang investasi (NPV)
= −$ 1.000 juta + 5 ($ 332 − $ 56, 44 juta)
= −$ 1.000 juta+ $ 1.377,8 juta
= $377,8 juta
Kesimpulannya …..
Strategi Pemagaran Pajak Nonlinear
 Apabila perusahaan dapat melakukan pemagaran atas
penghasilan pada $ 332 juta, maka terjadi penurunan
taksiran kewajiban pajak tahunan sehingga taksiran nilai
masa kini dari peluang investasi akan meningkat.
 Buktikan !
 Taksiran penghasilan tahunan = $ 332 juta
 Taksiran penghasilan tahunan kena pajak =
(100% x ($ 332 juta - $ 200 juta))
= $ 132 juta
 Taksiran kewajiban pajak tahunan =
(100% x 0.34 x ($ 332 juta - $ 200 juta))
= (100% x 0.34 x $ 132 juta)
= $ 44.88 juta
 Taksiran nilai masa kini dari peluang investasi (NPV)
= −$ 1.000 juta + 5 ($ 332 − $ 44.88 juta)
= −$ 1.000 juta + $ 1.435,6 juta
= $ 435.6 juta
 Perhatikan bahwa :
 Terdapat deduksi pajak karena depresiasi mesin yaitu
sebesar 0.34 x 200 juta atau setara $ 68 juta.
 Taksiran penghasilan tahunan yang sama ($ 332 juta)
dapat memberikan taksiran pajak tahunan yang berbeda
($ 56.44 juta vs $ 44.88 juta).
 Terdapat keuntungan pengurangan pajak sebesar $ 11.56
juta per tahun.
 Pengurangan pajak tersebut berimplikasi pada kelayakan
investasi.
 Skema mana yang akan dipilih?
Strategi Arbitrase Pajak

 PT B memiliki taksiran penghasilan di atas $200 juta


 Saat ini, PT B. mau membeli mesin PT A dan menawarkan sewa
kembali (lease) agar mendapat deduksi pajak $68 juta karena
menanggung penyusutan
 Bila r = 0% dan deduksi pajak akibat depresiasi adalah (0.34 x $ 200
juta) atau setara $ 68 juta.
 Beban biaya tahunan untuk mesin (setelah pajak) adalah $ 200 juta -
$ 68 juta = $ 132 juta.
 Bagaimana dampak lease ini?
PT. A
 Awalnya, taksiran penghasilan tahunan sebelum pajak adalah $332.
 Taksiran penghasilan tahunan kena pajak menjadi
= 0.5 ($ 532 juta − $ 132 juta) + 0.5 ($ 132 juta − $ 132 juta)
= $ 200 juta
 Bila biaya lease $ 132 juta bisa dikurangkan dari pajak, taksiran pajak
menjadi
= (0.34 x 50% × ($ 532 juta − $ 132 juta)) + (0.34 x 50% × ($ 132 juta − $
132 juta))
= $ 68 juta
 Taksiran nilai masa kini dari melakukan leasing menjadi
5 × ($ 200 juta − $ 68 juta) = $ 660
Ingat, ini adalah leasing sehingga nilai awal investasi
adalah nol.
 Terjadi peningkatan taksiran nilai masa kini dari peluang
investasi ( $ 660 juta vs $ 435.6 juta)
 Hal ini terjadi karena depresiasi mesin memberikan
keuntungan pajak berganda bagi PT B dan PT A. (PT B
mengurangkan $200 juta setiap tahunnya, dan PT A
mengurangkan biaya leasing yang menjadi biaya sesudah
pajak)
 Bila PT A tidak bisa mengurangi pajak melalui biaya leasing,
laba sesudah pajak tahunannya menjadi:
0.5 ($ 532 juta −$ 132 juta) + 0.5 ($ 132 juta − $ 132 juta) −
0.34× [0.5($ 532 juta) + 0.5 ($ 132 juta)]
= $ 87.12 juta
 Dan taksiran NPV proyek menjadi 5 × ($ 87.12 juta) = $ 435.12,
sama seperti bila PT A membeli mesin dan memagari risiko
labanya.
 Perhatikan bahwa contoh ini adalah bentuk penyederhanaan
peraturan pajak, aturan pajak bisa lebih rumit.
Dualitas Biaya Kebangkrutan
 Taksiran nilai laba masa depan (didiskon dengan r = 0%) PT A
adalah $500 juta, terdistribusi sbb:

 PT A menanggung hutang $ 200 juta, biaya kebangkrutan


diandaikan $ 50 juta, dan biaya pemagaran risiko adalah T.
 Berapa nilai hutang, nilai ekuitas, serta total nilai PT A?
 Peluang kebangkrutan adalah 10%, saat laba PT A $100, kurang dari
kewajiban $200, kreditor tidak terpenuhi haknya.
 Pada saat itu yang diterima kreditor adalah laba dikurangi biaya
kebangkrutan yaitu $100 - $50 atau setara $50
 Nilai hutang PT A
0.10 ($ 100 juta − $ 50 juta) + 0.20 ($ 200 juta) + 0.40 ($ 200 juta) +
0.20 ($ 200 juta) + 0. 10 ( $ 200 juta)
= $185:
 Nilai ekuitas PT A
0.10 (0) + 0.20 ($ 300 juta − $ 200 juta) + 0.40 ($ 500 juta − $ 200
juta) + 0.20 ($ 700 juta − $ 200 juta) + 0.10 ($ 900 juta − $ 200 juta)
= $310:
 Total nilai PT A = $ 185 juta+ $ 310 juta= $ 495 juta

Tidak ada nilai sisa karena pendapatan 100


juta telah habis untuk membaya biaya
kebangkrutan dan dibagi kepada kreditur
Pemagaran Risiko Kebangkrutan
 Bila PT A melakukan pemagaran sesuai dengan taksiran
laba masa mendatang yaitu $ 500 juta dengan biaya
sebesar T (biaya transaksi untuk memagari risiko), peluang
kebangkrutan menjadi 0%, dan sebagai konsekuensi,
taksiran biaya kebangkrutan juga menjadi nol.
 Berapa nominal T (premi atas pemagaran) menjadi tidak
efektif?
 Jawab:
T tidak efektif bila $500 − T < $200 atau T > $300
 Misal T = $ 2, maka total nilai terpagar PT A adalah $ 498 ($ 500
- $ 2), terdiri atas nilai hutang $ 200, dan nilai ekuitas $ 298.
 Faedah pemagaran di atas adalah:
 Total nilai perusahaan naik dari $ 495 menjadi $ 498.
 Nilai hutang naik dari $ 185 menjadi $ 200.
 Sebaliknya, nilai ekuitas turun dari $ 310 menjadi $ 298.

 Kondisi ini seolah merugikan bagi pemegang saham sehingga


mereka lebih memilih bila perusahaan tidak melakukan
pemagaran.
Analisis Ex-post Pemagaran Risiko
Kebangkrutan
 Pemegang obligasi telah membeli obligasi dengan harga $ 200,
namun kemudian menyadari bahwa nilai hutangnya hanya $ 185 juta
 Pemegang saham lebih memilih untuk tidak melakukan lindung nilai,
karena ekuitas bernilai 310 tanpa lindung nilai dan hanya 298 dengan
lindung nilai.
 Strategi ''heads I win, tails you lose".
 Bila semua berjalan baik, hanya pemegang saham yang mendapatkan
keuntungan.Sebaliknya bila keadaan memburuk, pemilik hutang yang
menanggung kerugian
 Tanpa pemagaran lebih menarik bagi pemegang saham.
Analisis Ex-ante Pemagaran Risiko Kebangkrutan

 Pemilik saham tahu bahwa pemilik hutang hanya akan bersedia


membeli hutang dengan $185 juta karena menyadari bahwa
pemegang saham akan cenderung memilih strategi tanpa
pemagaran.
 Dengan melakukan pemagaran, maka pemilik hutang akan
bersedia membayar $ 200 juta.
 Terdapat selisih nilai $ 15 juta. Nilai lebih besar dibandingkan
pengurangan ekuitas (dengan pemagaran $ 298 juta, $310 juta
tanpa pemagaran)
 Pemilik saham harus berkomitmen pada strategi pemagaran
 Pemegang saham dapat mendistribusikan $ 15 juta hasil
tambahan dari penerbitan obligasi sebagai dividen atau
menggunakannya untuk mendanai investasi baru tanpa
harus mencairkan ekuitas.
Strategi Rasio Hutang
 PT A mengurangi hutang dari $200 menjadi hanya $100.
 Nilai hutang PT A menjadi:
0.10 ($ 100 juta) + 0.20 ($ 100 juta) + 0.40 ($ 100 juta) + 0.20 ($ 100 juta) +
0.10 ($ 100 juta)
= $ 100 juta
 Nilai ekuitas PT A menjadi:
0.10 ($100 juta − $100 juta) + 0.20 ($ 300 juta − $100 juta) + 0.40 ($ 500
juta − $ 100 juta) + 0.20 ($ 700 juta − $100 juta) + 0.10 ($900 juta − $ 100 juta)
= $ 400 juta
 Total nilai perusahaan PT A menjadi $100 juta + $400 juta= $ 500 juta
 PT A dapat menghindari taksiran biaya kebangkrutan.
 Taksiran nilai biaya kebangkrutan dapat dikurangi secara efektif dengan
menurunkan tingkat hutang dalam struktur modal perusahaan
Strategi Rasio Hutang Kontinjensi dan
Pembiayaan Pasca-rugi
 PT A memanfaatkan polis asuransi atau pemagaran lain. Pihak ketiga
mengganti kerugian sehingga struktur modal pasca-rugi kembali ke
nilai pra-rugi.
 PT A menerbitkan saham baru bila terjadi rugi, pada harga pasar
pasca-rugi.
 PT A menerbitkan opsi put (hak untuk menjual saham pada harga
kesepakatan) bagi sahamnya sendiri untuk di-exercise hanya setelah
kejadian tertentu untuk rekapitalisasi pasca-rugi.
 PT A menerbitkan hutangnya sekarang dengan provisi untuk diampuni
atau diubah menjadi ekuitas, bila terjadi rugi besar
thankyou

Anda mungkin juga menyukai