Anda di halaman 1dari 17

Sewa Guna Usaha (Leasing)

( 1169/KMK.01/1991 Jo SE-10/PJ.42/1994 )
Sewa Guna Usaha (Leasing)
Adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan barang modal baik
secara SGU dengan hak opsi maupun
tanpa hak opsi untuk digunakan
oleh Lessee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala
Unsur SGU (Leasing)
Unsur-unsur SGU

Lessor Badan

Lessee Badan/OP

Barang Modal AT Berwujud

Perjanjian SGU Dgn syarat tertentu


Perjanjian SGU
Minimal
harus
memuat

1.Jenis transaksi SGU;


2.Identitas masing-masing pihak;
3.Nama, jenis, tipe dan lokasi penggunaan barang;
4.Harga perolehan, nilai pembayaran, pembayaran SGU,
angsuran pokok, imbalan jasa, nilai sisa,
simpanan jaminan, dan ketentuan asuransi atas brg modal;
5.Masa SGU;
6.Ketentuan masa SGU yg dipercepat dan kerugian yg harus
ditanggung Lessee atas risiko brg modal;
7.Opsi bagi Lessee (utk finance lease);
8.Tanggungjawab atas brg modal.
jenis
 SGU dengan Hak Opsi (Finance/Capital
lease)
 SGU tanpa Hak Opsi (Operating Lease)
Kreteria SGU dg Hak Opsi
Finance Lease
1.Jumlah pembayaran selama masa SGU I
+ nilai sisa brg, harus dpt menutup cost
brg + profit Lessor;
2.Masa SGU minimal :
- 2 th utk brg modal Gol. I
- 3 th utk brg modal Gol. II & III
- 7 th utk brg modal Gol. Bangunan;
3.Perjanjian memuat hak opsi bagi Lessee.
Kreteria SGU tanpa Hak Opsi
Operating Lease
1.Jumlah pembayaran selama masa
SGU I tidak dpt menutup cost brg + profit
Lessor;
2.Perjanjian tidak memuat hak opsi bagi
Lessee.
Perlakuan Operating Lease
(Lessor)
 Sama dengan perlakuan menurut akuntansi
komersial :
 Seluruh pembayaran yang diterima/diperoleh oleh
lessor merupakan penghasilan (obyek PPh).
 Lessor berhak menyusutkan aktiva yang disewa guna
usahakan (penyusutan sesuai ketentuan fiskal)
 Lessor wajib mengenakan PPN atas jasa sewa
tersebut.
Perlakuan Operating Lease
(Lessee)
 Sama dengan perlakuan menurut
akuntansi komersial ;
 Jumlah sewa yang dibayar atau terutang pada
tahun yang bersangkutan merupakan biaya
yang dapat dikurangkan (deductible expense).
 Lessee tidak berhak menyusutkan aktiva yang
disewanya.
 Lessee wajib memotong PPh Pasal 23 atas
sewa.
Perlakuan Finance Lease
(Lessor)
 Penghasilan lessor (obyek PPh) adalah imbalan jasa SGU
(pendapatan bunga), yaitu dihitung dari seluruh
pembayaran SGU dikurangi angsuran pokok.
 Lessor tidak diperbolehkan menyusutkan aktiva yang
disewa guna usahakan.
 Lessor dapat membentuk dana cadangan piutang tak
tertagih yang dapat dibiayakan maksimum = 2,5% x saldo
rata-rata piutang SGU.
 Angsuran PPh Pasal 25 dihitung berdasarkan Laporan
Keuangan Triwulanan yang disetahunkan.
 Pembayaran SGU tidak dikenakan PPN.
Perlakuan Finance Lease
(Lessee)
 Lessee tidak boleh menyusutkan aktiva tetap yang
leasingnya. Hal ini berbeda dengan perlakuan akuntansi
komersial. Dalam akuntansi komersial aktiva tetap SGU
disusutkan oleh lessee.
 Angsuran SGU yang dibayar atau terutang kepada
lessor (angsuran pokok maupun bunga) diakui sebagai
biaya (deductible expense). Hal ini juga berbeda dengan
perlakuan akuntansi komersial. Dalam akuntansi
komersial angsuran pokok SGU diperlakukan sebagai
pembayaran (pelunasan) hutang SGU, sedangkan
bunganya merupakan biaya (expense).
Perlakuan Finance Lease
(Lessee)
 Dalam Rekonsiliasi Fiskal lessee harus melakukan
Koreksi Fiskal atas Laporan Keuangannya sbb:
 Melakukan koreksi biaya penyusutan, yaitu tidak
membebankan biaya penyusutan atas aktiva tetap SGU.
 Melakukan koreksi biaya angsuran SGU, yaitu dengan
memasukkan angsuran pokok SGU sebagai biaya
(pengurang penghasilan bruto).
 Biaya bunga tetap dapat diakui sebagai biaya (sama
antara akuntansi komersial dengan akuntansi Fiskal)
Kasus
 Tanggal 1 Januari 2007 CV LESSEE mendapat sebuah
truk dengan memperoleh pembiayaan financial lease
dari sebuah perusahaan leasing PT LESSOR. Dalam
kontrak dimuat ketentuan sebagai berikut :
 Nilai kontrak sebesar Rp 179.436.728
 Masa leasing selama 5 tahun, yaitu sejak 1 Januari 2007
 Pembayaran lease adalah Rp 50.000.000 pertahun, yg harus
dimulai 1 Januari 2007 (pada awal masa lease)
 Keterangan tambahan
 Masa manfaat ekonomis truk 8 tahun
 Tingkat bunga 20%
Tabel

Pembayaran Hutang Lease Payment = Pokok + Bunga


1 Januari 2007 179.436.728 50.000.000 50.000.000
1 Januari 2008 129.436.728 50.000.000 24.112.654 25.887.346
1 Januari 2009 105.324.074 50.000.000 28.935.185 21.064.815
1 Januari 2010 76.388.889 50.000.000 34.722.222 15.277.778
1 Januari 2011 41.666.667 50.000.000 41.666.667 8.333.333
Journal - Lesee
01-01-07 Truk Leasing 179,436,728
Hutang Leasing 179,436,728

01-01-07 Hutang Leasing 50,000,000


Kas 50,000,000

01-01-08 Hutang Leasing 24,112,654


Biaya Bunga Leasing 25,887,346
Kas 50,000,000

31-12-08 Biaya penyusutan Truk 22,429,591


Akumulasi Penyustan Truk 22,429,591

01-01-09 Hutang Leasing 28,935,185


Biaya Bunga Leasing 21,064,815
Kas 50,000,000

31-12-09 Biaya penyusutan Truk 22,429,591


Akumulasi Penyustan Truk 22,429,591

01-01-10 Hutang Leasing 34,722,222


Biaya Bunga Leasing 15,277,778
Kas 50,000,000

31-12-10 Biaya penyusutan Truk 22,429,591


Akumulasi Penyustan Truk 22,429,591

01-01-11 Hutang Leasing 41,666,667


Biaya Bunga Leasing 8,333,333
Kas 50,000,000
Journal

31-12-11 Biaya penyusutan Truk 22,429,591


Akumulasi Penyustan Truk 22,429,591

31-12-12 Biaya penyusutan Truk 22,429,591


Akumulasi Penyustan Truk 22,429,591

31-12-13 Biaya penyusutan Truk 22,429,591


Akumulasi Penyustan Truk 22,429,591

31-12-14 Biaya penyusutan Truk 22,429,591


Akumulasi Penyustan Truk 22,429,591

31-12-15 Biaya penyusutan Truk 22,429,591


Akumulasi Penyustan Truk 22,429,591

Quis
PT GARMINDO sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
garmen. Pada awal tahun 2008 PT GARMINDO mendapatkan proyek kontrak
expor garmen total senilai Rp 8 Milyar. Dalam rangka pengerjaan proyek
tersebut PT GARMINDO membutuhkan tambahan 1 unit mesin lagi untuk
meningkatkan kapasitas produksinya. PT GARMINDO melakukan kontrak
dengan PT MULTI ARTA sebuah perusaahaan leasing untuk pengadaan
mesin tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut :
 Nilai kontrak Rp 142.842.282
 Lease period selama 4 tahun, yaitu sejak 1 Januari 2008
 Lease payment total 4 kali dengan pembayaran Rp 45.000.000 pertahun,
yang dimulai pada awal masa lease ( 1 Januari 2008)
 Tingkat bunga 18%
 Keterangan tambahan :
 Umur ekonomis komersial mesin ditaksir 5 tahun, sedangkan menurut
ketentuan fiskal masuk dalam kelompok II dengan masa manfaat 8 tahun
 Permasalahan : Buat Jurnal

Anda mungkin juga menyukai