1. SEL
2. GENETIKA (DNA)
TEORI SEL
Sel sebagai kesatuan struktural
Sel sebagai kesatuan fungsional
Sel sebagai kegiatan reproduksi
Sel sebagai kesatuan pertumbuhan
Sel sebagai kesatuan hereditas
FAKTOR PENUNJANG KEHIDUPAN SEL
Terdiri atas bagian sel yang hidup dan bagian sel yang
mati.
Bagian Sel yang Hidup
Membran plasma
Inti sel
Mitokondria
Ribosom
Lisosom
Aparatus Golgi
Retikulum endoplasma (RE)
Bagian Sel yang Mati
Dinding Sel
Rongga sel (vakuola)
Bentuk dan Ukuran Sel
Bentuk sel >> bervariasi tergantung letak & fungsinya
Mis : pipih (epitel & kulit), memanjang (otot), bulat (sel
darah merah), sangat panjang (saraf)
Ukuran sel >> kecil
Fungsi Gen :
Menyampaikan informasi genetik kepada keturunannya
Mengendalikan perkembangan dann metabolisme sel dan
individu
Sebagai zarah tertentu yang terdpt didalam kromosom.
KOMUNIKASI ANTAR SEL
1. DEFINISI
2. JENIS KOMUNIKASI ANTAR SEL
KOMUNIKASI ANTAR SEL
Proses penyampaian informasi sel dari sel pensinyal
menuju ke sel target untuk mengatur pengembangan dan
pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi
pertumbuhan dan pembelahannya serta
mengkoordinasikan aktivitasnya.
Jenis Komunikasi Antar Sel
1) Komunikasi saraf >> dilepaskannya pengantar neuron
(neurotransmitter) pada hubungan sinaps oleh sel saraf
& bekerja melewati celah sinaps yg sempit pada sel
postsinaps.
2) Komunikasi Endokrin >> hormon mendatangi sel lewat
darah dalam menyalurkannya.
3) Komunikasi parakrin >> zat sel merembes ke dalam
CES & bekerja pd sel sekitarnya.
Metode Penyampaian Sinyal
1) Komunikasi langsung >> mentransfer sinyal listrik
berupa ion-ion (sel yg sangat berdekatan)
2) Komunikasi lokal >> melalui zat kimia yang dilepaskan
ke CES yang berdekatan/sel yg jauh letaknya.
3) Komunikasi jarak jauh >> melalui sinyal listrik yang
dihantarkan sel saraf/sinyal kimia (hormon &
neurohormon).
Tahapan Pensinyalan Sel
Tahap penerimaan (reception)
Sel target mendeteksi molekul sinyal yang berasal dari
luar sel. Sinyal kimiawi terdeteksi ketika molekul sinyal
berikatan dgn protein reseptor yang terletak
dipermukaan/didalam sel.
Tahap pengikatan molekul (transduction)
Tahap responsif (response)
Sinyal ditrandusikan menyebabkan aktivitas seluler
seperti glikogen fospolirase, penyusunan ulang
sitoskeleton ataupun aktivitas gen-gen spesifik dalam
nukleus.
INFLAMASI & DEGENERASI SEL
INFLAMASI AKUT
Berlangsung relatif singkat (beberapa menit – hari),
ditandai eksudasi cairan dan protein plasma serta
akumulasi neutrofil yang menonjol bila gagal
INFLAMASI KRONIS
Berlangsung lama, ditandai adanya limfosit dan
macrophage disertai proliferasi pembuluh darah,
fibrosis dan kerusakan jaringan.
INFLAMASI AKUT
1. Perubahan vaskuler
2. Berbagai kejadian yang terjadi pada sel
STIMULI PADA PERADANGAN AKUT
Infiltrasi
sel Mononuclear ( Macrophage,
Lymphosit dan Plasma Cell)
Destruksi jaringan
Penyembuhan, meliputi proliferasi
pembuluh darah baru (angiogenesis) dan
fibrosis
Inflamasi kronik dapat terjadi pada:
INFEKSI VIRUS
Infeksi intrasel, perlu limfosit (dan makrofag) untuk
mengidentifikasi serta eradikasi
1. Definisi
2. Jenis Homoestatis
Homeostatis
Proses pengaturan lingkungan kesetimbangan yang
dinamis dalam (badan organisme) yang konstan.
2 Jenis keadaan konstan dalam homeostatis yaitu :
1) Temperatur
2) Kadar garam & keasaman dalam tubuh
3) Bahan gizi yang berlebih dan mempengaruhi
kemampuan organisme untuk menopang hidup
Homeostatis
1. Homeostatis kuat >> jika cadangan & struktur tidak
berubah didalam komposisi.
2. Homeostatis lemah >> dimana perbandingan dari
sejumlah struktur dan cadangan menjadi tetap sepanjang
ketersediaan makanan tetap, bahkan ketika organisme
tumbuh.
3. Homeostatis struktural >> individu struktur tumbuh
selaras dengan keseluruhan individu, proporsi keluarga
tetap.
Jenis Homeostatis
Homeostatis fisiologis
Dikendalikan oleh sistem endokrin dan saraf otonom
Prosesnya terjadi melalui : pengaturan dini, kompensasi,
umban balik negatif & umpan balik untuk mengoreksi
ketidakseimbangan fisiologis
Homeostatis psikologis
Berfokus pda keseimbangan emosional dan kesejahteraan
mental
Prosesnya terjadi melalui : pengalaman hidup, interaksi, &
dipengaruhi o/ norma & budaya.
SISTEM ENDOKRIN
LOBUS POSTERIOR/NEUROHIPOPHYISIS
1. OKSITOSIN/OXYTOCIN
2. VASOPRESIN
3. ADH
3. Kelenjar Thyroid
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang kaya akan pembuluh darah dan merupakan
sepasang kelenjar yang terletak berdampingan di sekitar leher.
Macam hormon yang dihasilkan :
2. Hormon Calsitonin.
Hormon ini berfungsi :
1. Menurunkan kadar Ca (Calsium) darah.
Struktur morfologi kelenjar Thyroid
4. Kelenjar PARATHYROID
Kelenjar ini merupakan
kelenjar yang menempel pada
kelenjar Thyroid.
Setiap kelenjar Thyroid
mempunyai sepasang
kelenjar Parathyroid,
sehingga semuanya
berjumlah 4 buah kelenjar
parathyroid.
Hormon yang dihasilkan
Hormon PTH (Parathormon).
5. Kelenjar THYMUS
Merupakan penimbunan dari hormon somatotrof dalam
tubuh.
Hormon ini dihasilkan selama masa pertumbuhan sampai
dengan masa pubertas, setelah melewati mas pubertas,
secara perlahan hormon ini akan berkurang sedikit demi
sedikit.
Hormon ini berfungsi :
1. Mengatur proses pertumbuhan.
2. Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran.
3. Memacu pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit
yang menghasilkan Lymphocyte cell/T Cell.
6. Kelenjar ADRENAL/SUPRARENALIS
BAGIAN KORTEX
1. Hormon Cortison atau antiadison
Berfungsi sebagai anti peradangan dan membantu pembentukan formasi
karbohidrat.
2. Hormon Glukokortikoid
Berfungsi : merangsang kenaikan jumlah kadar gula darah.
3. Hormon Cortisol
Berfungsi :
1. Hormon Sekretin
Berfungsi memacu sekresi getah usus dan pankreas.
2. Hormon Kolesistokinin
Berfungsi memacu sekresi getah empedu dan pankreas.
9. Kelenjar LANGERHANS/PANKREAS
1. Hormon Insulin
Bersifat antagonis dengan hormon adrenalin.
Hormon ini berfungsi :
2. Hormon Glukagon
Hormon ini mempunyai sifat kerja yang sinergis dengan hormon adrenalin.
Hormon ini berfungsi :
a. Hormon Estrogen
Hormon ini berfungsi untuk : memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder
wanita.
b. Hormon Progesteron
Hormon ini berfungsi :
Mempersiapkan masa kehamilan dengan menebalkan dinding uterus.
Menjaga kelenjar susu dalam menghasilkan air susu.
c. Hormon Relaksin
Hormon ini berfungsi untuk membantu proses persalinan dalam kontraksi
otot.
RESPON IMUN
1. Definisi
2. Respon Imun Spesifik & Non Spesifik
3. Perbedaan Respon Imun spesifik & nonspesifik
Respon Imun
Sistem imun>>suatu sistem pertahanan tubuh yang
kompleks yang memberikan perlindungan terhadap
adanya invasi zat-zat asing ke dalam tubuh.
Fungsi utama : membedakan antara sel tubuh sendiri &
sel yang berasal sari luar tubuh dalam mempertahankan
tubuh dari serangan mikroorganisme patogen/sel-sel
tumor.
Respon Imun Nonspesifik
Didapat sejak lahir secara non selektif mampu
mempertahankan tubuh dari invasi senyawa atau
mikroorganisme dan benda asing lainya walaupun
pertama kali terpapar.
Lini pertama pertahanan terhadap berbagai faktor yang
mengancam tubuh, termasuk mikroorganisme, iritan kimia
dan cedera jaringan yang menyertai trauma mekanis atau
luka bakar.
Contoh Respon Imun Nonspesifik
Peradangan/inflamasi
Interferon
Sel pemusnah alami
Sistem makrofag dan sel fagosit lainnya
Respon Imun Spesifik (adaptive immunity)
Suatu sistem yang dpt mengenali suatu substansi asing
yang masuk ke dalam tubuh dan dpt memacu
perkembangan respon imun yang spesifik terhadap
substansi tersebut.
Sel limfosit B & sel limfosit T.
Substansi yang dapat merangsang terjadinya respon imun
spesifik>>Antigen
Respon tubuh terhdp masuknya antigen (dengan
pembentukan antibodi)
Imunitas Tubuh :
ALAMIAH (aktif & pasif)
BUATAN (aktif & pasif)
ANTIBODI
Antibodi adalah suatu protein (imunoglobulin) yang
dihasilkan oleh sel limfosit B sbg respon terhdp adanya
antigen.
Antibodi bersifat spesifik terhadap jenis tertentu dari suatu
antigen.
Ribuan jenis antigen yang masuk ke dlm tubuh akan
merangsang pembentukan ribuan jenis antibodi yang
spesifik terhadap antigen trsbt.
LIMFOSIT B & LIMFOSIT T
Limfosit B >> sel yang berasal dari sel induk di dalam
sumsum tulang yang tumbuh mjd sel plasma,
menghasilkan antibodi yang dpt mendekstruksi benda
asing.
Limfosit T >> sel yg terbentuk jika sel induk dari sumsum
tulang pindah ke kelenjar timus mengalami pembelahan
dan pematangan. Berperan menghancurkan sel-sel yang
berinvasi o/ virus & sel mutan melalui cara nonfagositik.
Klasifikasi Imunoglobulin
1) Imunoglobulin G (IgG) >> melindungi tubuh dari bakteri,
virus, menetralkan toksin bakteri dan dpt merangsang
sistem komplemen serta meningkatkan efektififitas sel-sel
fagosit bila berikatan dgn antigen.
2) Imunoglobulin M (IgM) >> lebih efektif menghancurkan
bakteri dibandingkan IgG
3) Imunoglobulin A (IgA) >> mencegah penempelan
mikroba patogen terutama bekteri & virus pd permukaan
mukosa.
4) Imunoglobulin D (IgD) >> rx hipersensitifitas
5) Imunoglobulin E (IgE) >> melindungi tubuh terhdp parasit
Perbedaan sistem imun spesifik & non
spesifik
1. Sistem imun spesifik memerlukan waktu untuk dpt bereaksi terhdp
serangan mikroorganisme, sdngkn sistem imun non spesifik dpt
langsung & segera mengatasi adax proses infeksi di dlm tubuh.
2. Sistem imun spesifik bersifat antigen spesifik shg hanya bereaksi
dgn organisme yg dpt menginduksi respon imunitas terhdp jenis
antigen yg spesifik trsbt. Sdngkan sistem imun nonspesifik tdk
bersifat antigen spesifik & dpt bereaksi dgn baik dgn berbagai jenis
organisme.
3. Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk dapat
mengenali jenis organisme asing yg msk ke dlm tubuh dan dpt
bereaksi lbh cepat terhdp adanya invasi organisme yg sama yang
telah dikenalinya. Sedangkan sistem imun non spesifik tdk
menunjukkan adanya immunological memory terhadap organisme
asing yg msk ke dlm tubuh.