Anda di halaman 1dari 95

MATERI BIOMEDIK II

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA
BAHAN KAJIAN
I. Biologi sel dan genetic (DNA, transkripsi, translasi)
II. Komunikasi antar sel
III. Inflamasi Sel
IV. Degenerasi Sel
V. Homeostatis
VI. Sistem Endokrin
VII.Keseimbangan asam basa dan elektrolit
VIII.Respon imun
IX. Bakteri
X. Virus
XI. Jamur
XII.Parasit
PERKULIAHAN
 DISKUSI KELOMPOK
 BUAT MAKALAH KELOMPOK & ppt
BIOLOGI SEL & GENETIKA

1. SEL
2. GENETIKA (DNA)
TEORI SEL
 Sel sebagai kesatuan struktural
 Sel sebagai kesatuan fungsional
 Sel sebagai kegiatan reproduksi
 Sel sebagai kesatuan pertumbuhan
 Sel sebagai kesatuan hereditas
FAKTOR PENUNJANG KEHIDUPAN SEL

 O2>>dari udara bebas


ENERGI
 Zat Makanan>>makanan
BAGIAN-BAGIAN SEL
 Bagian Utama :
 Inti sel/nukleus
 Sitoplasma (terdapat diluar inti sel)

 Terdiri atas bagian sel yang hidup dan bagian sel yang
mati.
Bagian Sel yang Hidup
 Membran plasma
 Inti sel
 Mitokondria
 Ribosom
 Lisosom
 Aparatus Golgi
 Retikulum endoplasma (RE)
Bagian Sel yang Mati
 Dinding Sel
 Rongga sel (vakuola)
Bentuk dan Ukuran Sel
 Bentuk sel >> bervariasi tergantung letak & fungsinya
Mis : pipih (epitel & kulit), memanjang (otot), bulat (sel
darah merah), sangat panjang (saraf)
 Ukuran sel >> kecil

Macam sel (berdasarkan membran intinya) :


1. Prokarion (tdk mempunyai membran inti)
2. Eukarion (mempunyai membran inti sempurna)
FUNGSI BIOMOLEKUL DALAM SEL
1) Protein >> sbg enzim yg berperan dalam mengkatalisis
berbagai proses rx kimia, alat transpor bahan makanan
(hemoglobin), bentuk racun, antibodi, hormon & sbg
pembentuk membran sel.
2) As. Nukleat>> sbg faktor genetika (DNA); sbg senyawa
yg berperan dlm proses biosintesis protein.
3) Polisakarida >> sbg sumber energi; energi cadangan
(glikogen), sbg komponen dlm struktur membran sel
dan dinding sel.
4) Lipida >> sbg pembentuk struktur membran sel,
hormon, & sbg sumber energi.
Struktur Sel dalam Tubuh
Struktur sel yang tidak sehat
 Ikatan molekulnya tidak kuat, bentuknya
pentagonal/ikatannya tdk berbentuk & hancur
 Polutan & racun dpt dgn mudah mengikat pada struktur
molekul air ini

Struktur sel yang sehat


 Didukung oleh ikatan yang kuat dari molekul hexagonal
 Polutan dan racun tdk dpt mengikat pd struktur molekul
air ini.
GENETIKA
 Segala sesuatu yang berhubungan dengan pemindahan
informasi dari satu sel ke sel lain dan pewarisan sifat
(hereditas) dari induk ke anaknya.
 DNA (Asam Deoksiribonukleat)
Istilah Genetika
 Parental ( Induk P) >> induk/orang tua
 Filial >> keturunan/generasi yang diperoleh sbg hasil dari
perkawinan parental. Keturunan pertama (F1) &
keturunan kedua ( F2) dst
 Dominan >> sifat yang muncul pd keturunannya, yang
artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dpt mngalahkan
sifat pasangannya.
 Resesif >> sifat yg tdk muncul pd keturunannya, yaitu
dlm suatu perkawinan sifat ini dpt dikalahkan (ditutupi)
oleh sifat psangannya.
 Genotipe >> susunan genetic suatu sifat yang dikandung
suatu individu yang menyebabkan munculnya sifat-sifat
pada fenotipe.
 Contoh : T gen untuk tinggi, t adalah gen untuk pendek,
tinggi dominnan terhadap pendek
 Maka : TT atau Tt adalah genotipe dengan fenotipe tinggi,
tt adalah genotipe dengan fenotipe pendek.
 Fenotipe >> sifat lahiriah yang merupakan bentuk luar
yang dpt dilihat atau diamati (gabungan antara genotipe &
lingkungan.
 Alel >> anggota pasangan gen yang mempunyai sifat
alternatif sesamanya.
 Contoh : untuk pasangan gen Bb, B adalah alel b dan b
adalah alel B.
 Homozigot >> pasangan kedua alel dgn gen yang sama.
 Contoh :
 Homozigot dominan >> BB, AA, TT, MM
 Homozigot resesif >> bb, aa, tt, mm
 Heterozigot >> pasangan kedua alel dgn gen yang tdk
sama.
 Contoh : Bb, Aa, Tt, Mm
Macam Kromosom
 Kromosom tubuh ( Autosom)
 Kromosom seks (Gonosom)

Kromosom pada manusia :


 Sel tubuh: 46 terdiri atas 44 autosom + 2 gonosom atau 22
pasang autosom homolog + 2 gonosom
 Sel tubuh pria : 44 autosom + XY (22 pasang autosom
homolog + X)
Gen
 Senyawa Kimia yang mengandung informasi genetika.
 Gen terdiri atas DNA.
 Dalam DNA terdapat 4 macam basa, gula deoksiribosa, dan
fosfat.
 Basa purin : Adenine & Guanine
 Basa pirimidin : Sitosin & Timin

Fungsi Gen :
 Menyampaikan informasi genetik kepada keturunannya
 Mengendalikan perkembangan dann metabolisme sel dan
individu
 Sebagai zarah tertentu yang terdpt didalam kromosom.
KOMUNIKASI ANTAR SEL

1. DEFINISI
2. JENIS KOMUNIKASI ANTAR SEL
KOMUNIKASI ANTAR SEL
 Proses penyampaian informasi sel dari sel pensinyal
menuju ke sel target untuk mengatur pengembangan dan
pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi
pertumbuhan dan pembelahannya serta
mengkoordinasikan aktivitasnya.
Jenis Komunikasi Antar Sel
1) Komunikasi saraf >> dilepaskannya pengantar neuron
(neurotransmitter) pada hubungan sinaps oleh sel saraf
& bekerja melewati celah sinaps yg sempit pada sel
postsinaps.
2) Komunikasi Endokrin >> hormon mendatangi sel lewat
darah dalam menyalurkannya.
3) Komunikasi parakrin >> zat sel merembes ke dalam
CES & bekerja pd sel sekitarnya.
Metode Penyampaian Sinyal
1) Komunikasi langsung >> mentransfer sinyal listrik
berupa ion-ion (sel yg sangat berdekatan)
2) Komunikasi lokal >> melalui zat kimia yang dilepaskan
ke CES yang berdekatan/sel yg jauh letaknya.
3) Komunikasi jarak jauh >> melalui sinyal listrik yang
dihantarkan sel saraf/sinyal kimia (hormon &
neurohormon).
Tahapan Pensinyalan Sel
Tahap penerimaan (reception)
 Sel target mendeteksi molekul sinyal yang berasal dari
luar sel. Sinyal kimiawi terdeteksi ketika molekul sinyal
berikatan dgn protein reseptor yang terletak
dipermukaan/didalam sel.
Tahap pengikatan molekul (transduction)
Tahap responsif (response)
 Sinyal ditrandusikan menyebabkan aktivitas seluler
seperti glikogen fospolirase, penyusunan ulang
sitoskeleton ataupun aktivitas gen-gen spesifik dalam
nukleus.
INFLAMASI & DEGENERASI SEL

1. Definisi radang & degenerasi


2. Radang Akut dan radang kronis
3. Penyebab radang
4. Jenis-jenis degenerasi sel
GAMBARAN UMUM INFLAMASI

 Proses peradangan adalah reaksi


kompleks protektif terhadap jejas serta
membuang sel dan jaringan nekrotik
yang diakibatkan kerusakan
sebelumnya.
 Sel-sel terdiri dari respon vaskuler,
migrasi dan aktivasi dari leukosit dan
reaksi sistemik.
CONTOH PERADANGAN (INFLAMASI)
INFLAMASI TERBAGI MENJADI 2 POLA
DASAR

INFLAMASI AKUT
 Berlangsung relatif singkat (beberapa menit – hari),
ditandai eksudasi cairan dan protein plasma serta
akumulasi neutrofil yang menonjol bila gagal

INFLAMASI KRONIS
 Berlangsung lama, ditandai adanya limfosit dan
macrophage disertai proliferasi pembuluh darah,
fibrosis dan kerusakan jaringan.
INFLAMASI AKUT

 Respon cepat akibat adanya jejas, dengan


mengirimkan berbagai mediator pertahanan
tubuh – leukosit dan protein plasma –
menuju tempat jejas.
 Memiliki 2 komponen utama :

1. Perubahan vaskuler
2. Berbagai kejadian yang terjadi pada sel
STIMULI PADA PERADANGAN AKUT

 Infeksi(bakteri, virus, parasit) dan toksin


mikroba
 Jaringan nekrosis : akibat trauma
(tumpul, penetrasi), jejas fisik, kimia
(thermal injury misal: luka bakar, radiasi,
bahan kimia)
 Benda asing
 Reaksi imunitas (reaksi hipersensitivitas)
PERUBAHAN VASKULER PADA RADANG
AKUT

 Perubahan Kaliber dan Aliran


Pembuluh Darah
 Peningkatan Permeabilitas Vaskuler
PERUBAHAN KALIBER DAN ALIRAN
PEMBULUH DARAH

 Vasodilatasi arteriol peningkatan aliran darah Shg terasa


hangat, terlihat kemerahan.
 Vasodilatasi ini diinduksi oleh berbagai mediator utamanya
histamin dan nitric oxide
 Peningkatan permeabilitas, diikuti keluarnya cairan kaya protein ke
jaringan ekstravaskular. Mengakibatkan eritrosit lebih
terkonsentrasi peningkatan viskositas darah dan memperlambat
sirkulasi dilatasi pembuluh darah kecil yang dipadati eritrosit
stasis
 Stasis bertambah Leukosit (neutrophil) terakumulasi sepanjang
endothelium pembuluh darah (marginasi). Selanjutnya Leukosit
menyelip diantara endothel dan bermigrasi melewati dinding
pembuluh darah, menuju jaringan interstitial.
PENINGKATAN PERMEABILITAS
VASKULER

 Pada tahap awal, vasodilatasi arteriol dan aliran darah


bertambah, meningkatkan tekanan hidrostatik
intravaskuler dan pergerakan cairan dari kapiler
transudat. Transudat segera menghilang. Akibat
permeabilitas yang meningkat memungkinkan cairan
kaya protein serta sel berpindah ke interstitium
eksudat
 Keluarnya cairan kaya protein menuju ke interstitium
menurunnya tek osmotik intravaskuler serta meningkatkan
tekanan osmotik interstitium keluarnya air dan ion ke
ekstravaskuler akumulasi cairan di ekstravaskuler :
edema
 EKSUDAT
Timbunan cairan ekstravaskuler yang memiliki
konsentrasi protein yang tinggi, debris seluler dan
memiliki berat jenis lebih dari 1.020 Proses
peradangan
 TRANSUDAT
Timbunan cairan dengan konsentrasi protein yang rendah,
memiliki berat jenis kurang dari 1.012 Gangguan
keseimbangan cairan tubuh
INFLAMASI KRONIK

 Inflamasi yang memanjang


(berminggu-minggu, berbulan-
bulan bahkan bertahun-tahun) dan
terjadi inflamasi aktif , jejas
jaringan dan penyembuhan secara
serentak
Inflamasi Kronik Ditandai Dengan:

 Infiltrasi
sel Mononuclear ( Macrophage,
Lymphosit dan Plasma Cell)
 Destruksi jaringan
 Penyembuhan, meliputi proliferasi
pembuluh darah baru (angiogenesis) dan
fibrosis
Inflamasi kronik dapat terjadi pada:

INFEKSI VIRUS
 Infeksi intrasel, perlu limfosit (dan makrofag) untuk
mengidentifikasi serta eradikasi

INFEKSI MIKROBA PERSISTEN


 Misal: TBC, Treponema pallidum
 Mengakibatkan patogenitas langsung yg lemah,
menimbulkan respos imun hypersensitifitas lambat,
menghasilkan radang granulomatosa
PAPARAN INFLAMASI YANG LAMA TERHADAP
AGEN YANG BERPOTENSI TOKSIK

 Misal: paparan material eksogen yang


tak dapat didegradasi, misal partikel
silika terinhalasi.
 PENYAKIT AUTOIMUN

Misal: Artritis Rheumatoid


EFEK SISTEMIK INFLAMASI

 Demam, malaise, anoreksia


 Laju endap darah yang meningkat (kadar
fibrinogen meningkat mudah beraglutinasi)
 Leukositosis
 Other manifestation (increased pulse,
decreased sweating, chills, anorexia, malaise,
somnolence)
 Severe bacterial infection (sepsis)
DEGENERASI SEL
 Degenerasi sel atau kemunduran sel adalah kelainan sel
yang terjadi akibat cedera ringan.
 Cedera ringan yang mengenai struktur dalam sel seperti
mitokondria dan sitoplasma akan mengganggu proses
metabolisme sel.
 Kerusakan yang terjadi sifatnya reversibel artinya bisa
diperbaiki apabila penyebabnya segera dihilangkan.
Apabila tidak dihilangkan, atau bertambah berat, maka
kerusakan menjadi ireversibel, dan sel akan mati.
 Kelainan sel pada cedera ringan yang bersifat reversibel
dinamakan kelainan degenerasi.
 Degenerasi akan menimbulkan tertimbunnya berbagai
macam bahan di dalam maupun di luar sel.
 Degenerasi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu
pembengkakan sel dan perubahan perlemakan.
 Pembengkakan sel timbul jika sel tidak dapat mengatur
keseimbangan ion dan cairan yang menyebabkan hidrasi sel.
 Sedangkan perubahan perlemakan bermanifestasi sebagai
vakuola-vakuola lemak di dalam sitoplasma dan terjadi
karena hipoksia atau bahan toksik. Perubahan perlemakan
pada sel yang tergantung pada metabolisme lemak seperti
sel hepatosit dan sel miokard.
JENIS-JENIS DEGENERASI
  Apabila sebuah stimulus menyebabkan cedera sel, maka
perubahan yang pertama kali terjadi adalah terjadinya
kerusakan biokimiawi yang mengganggu proses
metabolisme.
 Sel bisa tetap normal atau menunjukkan kelainan fungsi
yang diikuti dengan perubahan morfologis.
 Gangguan fungsi tersebut bisa bersifat reversibel ataupun
ireversibel sel tergantung dari mekanisme adaptasi sel.
 Cedera reversibel disebut juga cedera subletal dan cedera
ireversibel disebut juga cedera letal.
CEDERA SUBLETAL
 Terjadi bila sebuah stimulus menyebabkan sel cedera dan menunjukkan
perubahan morfologis tetapi sel tidak mati.
 Perubahan subletal ini bersifat reversibel dimana bila stimulusnya dihentikan
maka sel akan kembali pulih seperti sebelumnya.
 Cedera subletal disebut juga proses degeneratif.
 Perubahan degeneratif lebih sering mengenai sitoplasma, sedangkan nukleus tetap
dapat mempertahankan integritasnya.
 Bentuk perubahan degeneratif yang paling sering terjadi adalah akumulasi cairan
di dalam sel akibat gangguan mekanisme pengaturan cairan.
 Biasanya disebabkan karena berkurangnya energi yang digunakan pompa natrium
untuk mengeluarkan natrium dari intrasel.
 Sitoplasma akan terlihat keruh dan kasar (degenerasi bengkak keruh).
 Dapat juga terjadi degenerasi lebih berat yaitu degenerasi lemak atau infiltrasi
lemak dimana terjadi penumpukan lemak intrasel sehingga inti terdesak ke
pinggir.
 Jaringan akan bengkak dan bertambah berat dan terlihat kekuning-kuningan.
 Misalnya,perlemakan hati (fatty liver) pada keadaan malnutrisi dan alkoholik
CEDERA LETAL
 Bila stimulus yang menyebabkan sel cedera cukup berat
dan berlangsung lama serta melebihi kemampuan sel
untuk beradaptasi maka akan menyebabkankerusakan sel
yang bersifat ireversibel (cedera sel) yang berlanjut
kepada kematian sel
PENYEBAB DEGENERASI
 Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara
berlebih atau sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk
beradaptasi secara normal.
 Penyebab jejas sel :
1. Kekurangan oksigen
2. Kekurangan nutrisi/malnutrisi
3. Infeksi sel
4. Respons imun yang abnormal/reaksi imunologi
5. Faktor fisik (suhu, temperature, radiasi, trauma, dan gejala
kelistrikan) dan kimia (bahan-bahan kimia beracun)
6. Defect (cacat/kegagalan) genetik 
7. Penuaan
 Berdasarkan tingkat kerusakannya, jejas sel dibedakan
menjadi dua kategori utama, yaitu jejas reversible
(degenerasi sel) dan jejas irreversible (kematian sel).
 Contoh degenerasi sel ialah mola hidatidosa termasuk
jejas sel yang reversible yaitu apabila penyebabnya
dihilangkan, organ atau jaringan bisa berfungsi normal.
KONDISI DEGENERASI
 Degenerasi Albumin
 Degenerasi Hidrofik (Degenerasi Vakuolar)
 Degenerasi Lemak
 Degenerasi Hyalin (Perubahan Hyalin)
 Degenerasi Zenker
 Degenerasi Mukoid
DEGENERASI ALBUMIN
 Pembengkakan sel adalah manifestasi awal sel terhadap semua jejas sel.
 Perubahan morfologi yang terjadi sulit dilihat dengan mikroskop
cahaya.
 Bila pembengkakan sel sudah mengenai seluruh sel dalam organ,
jaringan akan tampak pucat, terjadi peningkatan turgor, dan berat organ.
 Gambaran mikroskopis menunjukkan sel membengkak menyebabkan
desakan pada kapiler-kapiler organ.
 Bila penimbunan air dalam sel berlanjut karena jejas sel semakin berat,
akan timbul vakuola-vakuola kecil dan nampak cerah dalam sitoplasma.
 Vakuola yang terjadi disebabkan oleh pembengkakan retikulum
endoplasmik.
DEGENERASI HIDROFIK (DEGENERASI
VAKUOLAR)
 Degenerasi hidrofik merupakan jejas sel yang reversible
dengan penimbunan intraselular yang lebih parah jika
dengan degenerasi albumin.
 Etiologinya sama dengan pembengkakan sel hanya
intensitas rangsangan patologik lebih berat dan jangka
waktu terpapar rangsangan patologik lebih lama.
 Secara miokroskopik organ yang mengalami degenerasi
hidrofik menjadi lebih besar dan lebih berat daripada
normal dan juga nampak lebih pucat.
 Nampak  juga vakuola-vakuola kecil sampai besar dalam
sitoplasma.
DEGENERASI LEMAK
 Degenerasi lemak dan perubahan perlemakan (fatty change)
menggambarkan adanya penimbunan abnormal trigliserid dalam sel
parenkim.
 Perubahan perlemakan sering terjadi di hepar karena heparmerupakan
organ utama dalam metabolisme lemak selain organ jantung, otot dan
ginjal.
 Etiologi dari degenerasi lemak adalah toksin, malnutrisi protein,
diabete smellitus, obesitas, dan anoksia.
 Jika terjadi gangguan dalam proses metabolisme lemak, akan timbul
penimbunan trigliserid yang berlebihan.
 Akibat perubahan perlemakan tergantung dari banyaknya timbunan
lemak.
 Jika tidak terlalu banyak timbunan lemak, tidak menyebabkan
gangguan fungsisel, tetapi jika timbunan lemak berlebihan, terjadi
perubahan perlemakan yangmenyebabkan nekrosis.
DEGENERASI HYALIN (PERUBAHAN
HYALIN)
 Istilah hyalin digunakan untuk istilah deskriprif histologik
dan bukansebagai tanda adanya jejas sel.
 Umumnya perubahan hyalin merupakan perubahan dalam
sel atau rongga ekstraseluler yang memberikan gambaran
homogeni, cerah dan berwarna merah muda dengan
pewarnaan Hematoksilin Eosin.
 Keadaan ini terbentuk akibat berbagai perubahan dan
tidak menunjukkan suatu bentuk penimbunan yang
spesifik.
DEGENERASI ZENKER
 Dahulu dikenal sebagai degenerasi hialin
pada otot sadar yang mengalami nekrosis.
 Otot yang mengalami degenerasi zenker
adalah otot rektus abdominis dan
diafragma.
DEGENERASI MUKOID
 Mukus adalah substansi kompleks yang cerah, kental, dan berlendir
dengan komposisi yang bermacam-macam dan pada keadaan
normal disekresi oleh sel epitel serta dapat pula sebagai bagian dari
matriks jaringan ikat longgar tertentu.
 Musin dapat dijumpai di dalam sel, dan mendesak inti ke tepi
seperti padaadenokarsinoma gaster yang memberikan gambaran
difus terdiri atas sel-sel gaster yang memiliki sifat ganas dan
mengandung musin.
 Musin tersebut akan mendesak inti ke tepi sehingga sel menyerupai
cincin dinamakan Signet Ring Cell.
 Musin di jaringan ikat, dahulu dinamakan degenerasi miksomatosa.
 Keadaan ini menunjukkan adanya musin di daerah interselular dan
memisahkan sel-sel Stelata (Stellate Cell/Star Cell).
MEKANISME DEGENERASI SEL
 Respon seluler terhadap stimulus yang berbahaya
bergantung pada tipe cedera, durasi, dan keparahannya.
Jadi toksin berdosis rendah atau iskemia berdurasis ingkat
dapat menimbulkan jejas sel yang reversible. Begitu pula
sebaliknya. Jadi jejas tersebut bisa terlihat atau tidak itu
tergantung pada durasi iskemia dan kadar toksin yang
terkandung di dalam jejas tersebut.
 Akibat suatu stimulus yang berbahaya bergantung pada
tipe, status, kemampuan adaptasi, dan susunan genetic sel
yang mengalami jejas.
 Empat sistem intrasel yang paling rentan terkena adalah :
1. Keutuhan membrane sel yang kritis terhadap homeostatis
osmotic dan ionic selular.
2. Pembentukan adenosine trifosfat (ATP)
3. Sintesis protein
4. Keutuhan perlengkapan genetik.
 Komponen struktural dan biokimiawi suatu sel terhubung
secara utuh tanpa memandang lokus awal jejas, efek mutipel
sekunder yang terjadi sangat cepat.
 Fungsi sel hilang jauh sebelum terjadi kematian sel dan
perubahan morfologi jejas sel.
HOMEOSTATIS

1. Definisi
2. Jenis Homoestatis
Homeostatis
 Proses pengaturan lingkungan kesetimbangan yang
dinamis dalam (badan organisme) yang konstan.
 2 Jenis keadaan konstan dalam homeostatis yaitu :

1. Sistem tertutup keseimbangan statis


2. Sistem terbuka keseimbangan dinamik
 Mis : apabila cuaca panas, sistem kulit akan merespon
dengan mengeluarkan keringat melalui kelenjar keringat
pada epidermis kulit untuk mencegah suhu darah
meningkat, pembuluh darah akan mengembang untuk
mengeluarkan panas ke sekitarnya yang menyebabkan
kulit berwarna merah
 Organ yang berperan dalam pengaturan homeostatis : hati,
ginjal, & kulit.
 Homeostatis tergantung pada interaksi dan tindakan yang
dinamis sejumlah badan sistem.
 Faktor yang mempengaruhi seperti :

1) Temperatur
2) Kadar garam & keasaman dalam tubuh
3) Bahan gizi yang berlebih dan mempengaruhi
kemampuan organisme untuk menopang hidup
Homeostatis
1. Homeostatis kuat >> jika cadangan & struktur tidak
berubah didalam komposisi.
2. Homeostatis lemah >> dimana perbandingan dari
sejumlah struktur dan cadangan menjadi tetap sepanjang
ketersediaan makanan tetap, bahkan ketika organisme
tumbuh.
3. Homeostatis struktural >> individu struktur tumbuh
selaras dengan keseluruhan individu, proporsi keluarga
tetap.
Jenis Homeostatis
Homeostatis fisiologis
 Dikendalikan oleh sistem endokrin dan saraf otonom
 Prosesnya terjadi melalui : pengaturan dini, kompensasi,
umban balik negatif & umpan balik untuk mengoreksi
ketidakseimbangan fisiologis

Homeostatis psikologis
 Berfokus pda keseimbangan emosional dan kesejahteraan
mental
 Prosesnya terjadi melalui : pengalaman hidup, interaksi, &
dipengaruhi o/ norma & budaya.
SISTEM ENDOKRIN

ERI MARWATI, S.Farm, M.Si, Apt


DEFINISI

 Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai


saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya/getahnya.
 Contoh : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.
HORMON BERFUNGSI :

a. Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh.


b. Memacu reproduksi.
c. Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis.
d. Mengatur tingkah laku.
BERDASARKAN AKTIVITASNYA :
1. Kelenjar yang bekerja sepanjang masa.
 Kelenjar golongan ini akan bekerja terus menerus sepanjang
kehidupan manusia dan akan terhenti jika sudah tidak ada kehidupan
pada manusia tersebut. Sehingga tidak terbatas pada usia.
 Contoh : Hormon metabolisme.

2. Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentu.


 Hormon golongan ini tidak akan dapat berfungsi jika belum mencapai
proses perkembangan dalam diri manusia atau proses pendewasaan
sel yang terjadi dalam tubuh manusia. Kedewasaan sel akan terjadi
pada saat usia tertentu seperti pada saat usia pubertas.
 Contoh : Hormon kelamin.
Lanjutan….
3. Kelenjar yang bekerja sampai pada masa tertentu.
 Hormon golongan ini bekerja pada saatn manusia itu dilahirkan
sampai pada usia tertentu. Pada usia tersebut terjadi proses
pertumbuhan dari seluruh oragn-organ tubuh manusia sampai
dengan penyempurnaan organ. Sehingga masing-masing organ
tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kecuali organ
yang membutuhkan persyaratan kedewasaan sel.
 Hormon ini akan berhenti dihasilkan pada saat tubuh mulai
memperlambat atau menghentikan proses pertumbuhan.
Biasanya hormon ini bekerja pada kisaran usia 0 hari sampai
17 tahun (masa pertumbuhan).
 Contoh : Hormon pertumbuhan, kelenjar tymus.
BERDASARKAN LETAKNYA :
1. Kelenjar hipophysis/pituitary di dasar cerebrum, dibawah
hypothalamus.
2. Kelenjar pineal/epiphysis di cerebrum.
3. Kelenjar thyroid di daerah leher.
4. Kelenjar parathyroid di dekat kelenjar thyroid.
5. Kelenjar thymus di rongga dada.
6. Kelenjar adrenal/suprarenalis di atas renal.
7. Kelenjar pulau langerhans/pankreas di rongga perut.
8. Kelenjar Usus dan lambung di rongga perut.
9. Kelenjar kelamin :
a. Ovarium di rongga perut.
b. Testis di rongga perut bawah.
LETAK KELENJAR ENDOKRIN
1. Kelenjar PINEAL

 Hormon melatonin : warna/pigmen kulit melanin. Hormon


ini dapat juga mengatur rasa kantuk pada diri seseorang.
Pada remaja hormon ini dihasilkan lebih banyak bila
dibandingkan dengan orang dewasa.
 Hormon vasotocin (Mammalia) : mirip fungsinya dengan
vasopresin dan oksitosin.
2. Kelenjar HIPOFISIS/PITUITARY/MASTER
OF GLANDS
 LOBUS ANTERIOR/ADENOHYPOPHYSIS :
 Hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior lebih di dominasi
oleh hormon yang mengatur mengenai pertumbuhan, reproduksi
dan masalah stress.
 Macam hormon yang dihasilkan :

1. STH (Somatotrof Hormone)/GH (Growth


Hormon)/Somatotropin)
2. LTH (Luteotropic Hormone)/PROLACTIN/Lactogenic Hormone
3. TSH (Thyroid Stimulating Hormone)/TREOTROP/Thyrotropin
4. ACTH (Adrenocorticotropic
Hormone)/ADRENOTROPIN/Corticotropin
5. GONADOTROPIC/HORMON KELAMIN
Lanjutan… (Kelenjar
HIPOFISIS/PITUITARY)
 LOBUS INTERMEDIA
1. MSH (Melanotropin Stimulating Hormone) atau
INTERMEDIN

 LOBUS POSTERIOR/NEUROHIPOPHYISIS
1. OKSITOSIN/OXYTOCIN
2. VASOPRESIN
3. ADH
3. Kelenjar Thyroid
 Kelenjar ini merupakan kelenjar yang kaya akan pembuluh darah dan merupakan
sepasang kelenjar yang terletak berdampingan di sekitar leher.
 Macam hormon yang dihasilkan :

1. Hormon Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3)


 Hormon ini berfungsi :

1. Mengatur metabolisme karbohidrat.


2. Memengaruhi perkembangan mental.
3. Memengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan
diferensiasi sel.
4. Memengaruhi kegiatan sistem saraf.

2. Hormon Calsitonin.
Hormon ini berfungsi :
1. Menurunkan kadar Ca (Calsium) darah.
Struktur morfologi kelenjar Thyroid
4. Kelenjar PARATHYROID
 Kelenjar ini merupakan
kelenjar yang menempel pada
kelenjar Thyroid.
 Setiap kelenjar Thyroid
mempunyai sepasang
kelenjar Parathyroid,
sehingga semuanya
berjumlah 4 buah kelenjar
parathyroid.
 Hormon yang dihasilkan
Hormon PTH (Parathormon).
5. Kelenjar THYMUS
 Merupakan penimbunan dari hormon somatotrof dalam
tubuh.
 Hormon ini dihasilkan selama masa pertumbuhan sampai
dengan masa pubertas, setelah melewati mas pubertas,
secara perlahan hormon ini akan berkurang sedikit demi
sedikit.
 Hormon ini berfungsi :
1. Mengatur proses pertumbuhan.
2. Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran.
3. Memacu pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit
yang menghasilkan Lymphocyte cell/T Cell.
6. Kelenjar ADRENAL/SUPRARENALIS
 BAGIAN KORTEX
1. Hormon Cortison atau antiadison
 Berfungsi sebagai anti peradangan dan membantu pembentukan formasi
karbohidrat.
2. Hormon Glukokortikoid
 Berfungsi : merangsang kenaikan jumlah kadar gula darah.

3. Hormon Cortisol
 Berfungsi :

a. Memacu metabolisme karbohidrat.


b. Meningkatkan respon imunitas tubuh.
4. Hormon Aldosterone
 Berfungsi :

a. Mengatur keseimbangan mineral dan air dalam ren.


b. Membuang kelebihan Kalium.
Lanjutan…(Kelenjar
ADRENAL/SUPRARENALIS)
5. Hormon Corticosterone
 Berfungsi :

a. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan


lipid.
b. Meningkatkan respon imunitas tubuh.
6. Hormon Mineralokortikoid
 Berfungsi :

a. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh.


b. Merangsang reabsorbsi Na+ dan Cl- dalam tubulus
ginjal.
Letak kelenjar adrenal
Lanjutan…(Kelenjar
ADRENAL/SUPRARENALIS)
 BAGIAN MEDULLA
1. Hormon Adrenalin/Epinefrin
 Hormon ini secara umum berfungsi :

a. Memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak


tubuh.
b. memicu reaksi terhadap efek lingkungan, seperti suara
yang tinggi, intensitas cahaya dll.
2. Hormon Androgen
 Berfungsi :

a. Menentukan sifat kelamin sekunder pada pria dan wanita.


7. Kelenjar VENTRICULUS

 Dihasilkan Hormon Gastrin


 Hormon ini berfungsi :
a. Memacu pengeluaran sekret/getah lambung.
b. Membantu dalam proses pencernaan.
8. Kelenjar USUS

1. Hormon Sekretin
 Berfungsi memacu sekresi getah usus dan pankreas.

2. Hormon Kolesistokinin
 Berfungsi memacu sekresi getah empedu dan pankreas.
9. Kelenjar LANGERHANS/PANKREAS
1. Hormon Insulin
 Bersifat antagonis dengan hormon adrenalin.
 Hormon ini berfungsi :

a. Mengatur kadar glukosa dalam darah.


b. Membantu pengubahan glukosa menjadi glikogen dalam
hepar dan otot.

2. Hormon Glukagon
 Hormon ini mempunyai sifat kerja yang sinergis dengan hormon adrenalin.
 Hormon ini berfungsi :

a. Meningkatkan kadar gula dalam darah.


b. Mengubah glikogen menjadi glukosa dalam peristiwa
glikolisis.
Struktur morfologi dan letak kelenjar
Pankreas
10. Kelenjar KELAMIN/GONAD
 Menghasilkan hormon dan sel kelamin
 Macamnya ada 2 sel kelamin :
1. Sel Testis
 Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon
Testosteron, merupakan satu hormon yang terpenting
dalam pembentukan sel spermatozoa.
 Fungsi Hormon Testosteron :
a. Mengatur ciri kelamin sekunder.
b. Mempertahankan proses spermatogenesis.
Lanjutan…
2. Sel Ovarium
 Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita :

a. Hormon Estrogen
Hormon ini berfungsi untuk : memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder
wanita.

b. Hormon Progesteron
 Hormon ini berfungsi :
 Mempersiapkan masa kehamilan dengan menebalkan dinding uterus.
 Menjaga kelenjar susu dalam menghasilkan air susu.

c. Hormon Relaksin
Hormon ini berfungsi untuk membantu proses persalinan dalam kontraksi
otot.
RESPON IMUN

1. Definisi
2. Respon Imun Spesifik & Non Spesifik
3. Perbedaan Respon Imun spesifik & nonspesifik
Respon Imun
 Sistem imun>>suatu sistem pertahanan tubuh yang
kompleks yang memberikan perlindungan terhadap
adanya invasi zat-zat asing ke dalam tubuh.
 Fungsi utama : membedakan antara sel tubuh sendiri &
sel yang berasal sari luar tubuh dalam mempertahankan
tubuh dari serangan mikroorganisme patogen/sel-sel
tumor.
Respon Imun Nonspesifik
 Didapat sejak lahir secara non selektif mampu
mempertahankan tubuh dari invasi senyawa atau
mikroorganisme dan benda asing lainya walaupun
pertama kali terpapar.
 Lini pertama pertahanan terhadap berbagai faktor yang
mengancam tubuh, termasuk mikroorganisme, iritan kimia
dan cedera jaringan yang menyertai trauma mekanis atau
luka bakar.
Contoh Respon Imun Nonspesifik
 Peradangan/inflamasi
 Interferon
 Sel pemusnah alami
 Sistem makrofag dan sel fagosit lainnya
Respon Imun Spesifik (adaptive immunity)
 Suatu sistem yang dpt mengenali suatu substansi asing
yang masuk ke dalam tubuh dan dpt memacu
perkembangan respon imun yang spesifik terhadap
substansi tersebut.
 Sel limfosit B & sel limfosit T.
 Substansi yang dapat merangsang terjadinya respon imun
spesifik>>Antigen
 Respon tubuh terhdp masuknya antigen (dengan
pembentukan antibodi)
Imunitas Tubuh :
 ALAMIAH (aktif & pasif)
 BUATAN (aktif & pasif)
ANTIBODI
 Antibodi adalah suatu protein (imunoglobulin) yang
dihasilkan oleh sel limfosit B sbg respon terhdp adanya
antigen.
 Antibodi bersifat spesifik terhadap jenis tertentu dari suatu
antigen.
 Ribuan jenis antigen yang masuk ke dlm tubuh akan
merangsang pembentukan ribuan jenis antibodi yang
spesifik terhadap antigen trsbt.
LIMFOSIT B & LIMFOSIT T
 Limfosit B >> sel yang berasal dari sel induk di dalam
sumsum tulang yang tumbuh mjd sel plasma,
menghasilkan antibodi yang dpt mendekstruksi benda
asing.
 Limfosit T >> sel yg terbentuk jika sel induk dari sumsum
tulang pindah ke kelenjar timus mengalami pembelahan
dan pematangan. Berperan menghancurkan sel-sel yang
berinvasi o/ virus & sel mutan melalui cara nonfagositik.
Klasifikasi Imunoglobulin
1) Imunoglobulin G (IgG) >> melindungi tubuh dari bakteri,
virus, menetralkan toksin bakteri dan dpt merangsang
sistem komplemen serta meningkatkan efektififitas sel-sel
fagosit bila berikatan dgn antigen.
2) Imunoglobulin M (IgM) >> lebih efektif menghancurkan
bakteri dibandingkan IgG
3) Imunoglobulin A (IgA) >> mencegah penempelan
mikroba patogen terutama bekteri & virus pd permukaan
mukosa.
4) Imunoglobulin D (IgD) >> rx hipersensitifitas
5) Imunoglobulin E (IgE) >> melindungi tubuh terhdp parasit
Perbedaan sistem imun spesifik & non
spesifik
1. Sistem imun spesifik memerlukan waktu untuk dpt bereaksi terhdp
serangan mikroorganisme, sdngkn sistem imun non spesifik dpt
langsung & segera mengatasi adax proses infeksi di dlm tubuh.
2. Sistem imun spesifik bersifat antigen spesifik shg hanya bereaksi
dgn organisme yg dpt menginduksi respon imunitas terhdp jenis
antigen yg spesifik trsbt. Sdngkan sistem imun nonspesifik tdk
bersifat antigen spesifik & dpt bereaksi dgn baik dgn berbagai jenis
organisme.
3. Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk dapat
mengenali jenis organisme asing yg msk ke dlm tubuh dan dpt
bereaksi lbh cepat terhdp adanya invasi organisme yg sama yang
telah dikenalinya. Sedangkan sistem imun non spesifik tdk
menunjukkan adanya immunological memory terhadap organisme
asing yg msk ke dlm tubuh.

Anda mungkin juga menyukai