Anda di halaman 1dari 21

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN OLEH

MAJELIS PENGAWAS NOTARIS DAN


PENERAPAN PRINSIP MENGENALI
PENGGUNA JASA BAGI NOTARIS
Oleh:

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.


Anggota Majelis Pengawas Pusat Notaris
Periode 2019-2022
BIODATA NARASUMBER
KEGIATAN PENINGKATAN PELATIHAN KUALITAS
JABATAN NOTARIS
TAHUN 2019

NAMA : Dr. Winanto Wiryomartani S.H., M.Hum.


TEMPAT/ TGL LAHIR : Purwokerto, 03 Agustus 1944
PEKERJAAN : Dosen Megister Kenotariatan Universitas Indonesia
JABATAN : Wakil Ketua MPPN 2019-2022
RIWAYAT PEKERJAAN : Notaris Jakarta Barat 1977 - 2012
PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN NOTARIS OLEH
MAJELIS PENGAWAS NOTARIS
Majelis Pengawas Notaris adalah suatu badan yang mempunyai
kewenangan dan kewajiban untuk melaksanakan pembinaan dan
pengawasan terhadap Notaris berdasarkan Undang-Undang Jabatan Notaris.
Kata “suatu badan” adalah terkandung maksud sebagai suatu lembaga yang
hakekatnya melaksanakan sebagian dari kewenangan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia dibidang kenotariatan, khususnya pembinaan dan pengawasan
terhadap Notaris yang meliputi perilaku Notaris dan Pelaksanaan Jabatan Notaris.
Pengawasan adalah kegiatan yang bersifat preventif dan kuratif termasuk
kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh Majelis Pengawas terhadap Notaris.
DASAR HUKUM

• Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
• Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2015
tentang Susunan Organisasi, Tata Cara Pengangkatan Anggota, Pemberhentian Anggota,
dan Tata Kerja Majelis Pengawas.
• Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2016
Tentang Tata Cara Penjatuhan Sanksi Administratif Terhadap Notaris.
• Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017
Tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Notaris.
• Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
2020 tentang Tata Cara Pemeriksaan Majelis Pengawas terhadap Notaris.
ORGANISASI MAJELIS PENGAWAS NOTARIS

MPW
• Kedudukan di • Kedudukan di • Kedudukan di
Kabupaten/Kot Ibukota Jakarta
a Provinsi

MPD MPP

Majelis Pengawas berjumlah 9 (sembilan) orang, terdiri atas unsur:


a. Pemerintah sebanyak 3 (tiga) orang;
b. Organisasi Notaris sebanyak 3 (tiga) orang; dan
c. Ahli/akademisi sebanyak 3 (tiga) orang.
PENERAPAN PRINSIP
MENGENALI PENGGUNA
JASA BAGI NOTARIS
Latar Belakang
Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ)

Melaksanakan Delegasi Pasal 18


ayat (2) UU No. 8 Tahun 2010
tentang Pencegahan &
Pemberantasan TPPU dan Pasal 4
Peraturan Pemerintah No. 43
Tahun 2015 tentang Pihak Indonesia
Pelapor dalam Pencegahan dan merupakan
Pemberantasan TPPU salah satu
negara dengan
status
“Watchlist” FATF
selain Arab
Rekomendasi Financial Saudi & Israel
Action Task Force
(FATF) Nomor 5 terkait
Customer Due
Dilligence (CDD) oleh
Notaris
Dasar Hukum
Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Notaris

Undang-Undang No. 8 Peraturan Pemerintah No. Peraturan Presiden No. 13 Tahun


43 Tahun 2015 tentang 2018 tentang Penerapan Prinsip
Tahun 2010 tentang Mengenali Pemilik Manfaat dari
Pencegahan dan Pihak Pelapor Dalam
Korporasi dalam Rangka
Pemberantasan Tindak Pencegahan dan Pencegahan dan Pemberantasan
Pidana Pencucian Uang Pemberantasan Tindak TPPU dan Tindak Pidana
Pidana Pencucian Uang Pendanaan Terorisme

Peraturan Menteri Hukum Surat Edaran Dirjen AHU Surat Edaran Dirjen A H U No.
dan HA M No. 9 Tahun AHU.UM.01.01-1239
No. AHU.UM.01.01-1232
tentang
2017 tentang Penerapan tentang
Panduan Pengawasan
Prinsip Mengenali Panduan Penerapan Prinsip
Kepatuhan Penerapan Prinsip
Pengguna Jasa Bagi Mengenali Pengguna Jasa
Mengenali Pengguna Jasa dan
Notaris Bagi Notaris
Pelaporan ke PPATK Bagi
Notaris
Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ)

PMPJ

Istilah Lain
Prinsip yang diterapkan oleh Pihak Pelapor
untuk mengetahui latar belakang dan Customer due Dilligence (CDD)
identitas Pengguna Jasa, Memantau
Transaksi, serta Melaporkan Transaksi
kepada Otoritas Berwenang Prinsip
Mengenal
Customer due Diligence (CDD)  kegiatan berupa Pengguna Jasa
identifikasi, verifikasi, & pemantauan yang dilakukan (Know Your
Pihak Pelapor untuk memastikan bahwa transaksi Customer
tersebut sesuai dengan profil Calon Pengguna Jasa, Principle)
Walk in Customer, atau Pengguna Jasa

Program Anti Pencucian Uang


dan Pemberantasan Pendanaan
Terorisme
Urgensi Prinsip Mengenali Pengguna Jasa
Penerapan PMPJ merupakan bagian penting bagi
manajemen resiko  perkembangan dinamika sosial,
regional maupun global yang berdampak pada semakin
FATF beragamnya modus tindak pidana pencucian uang dengan
(Financial memanfaatkan lembaga di luar sistem keuangan, bahkan
Action telah melintasi batas-batas yuridiksi (cross borders
Task money laundering)
Penerapan PMPJ sebagai manajemen
Force)
resiko terutama resiko reputasi, resiko
operasional, resiko hukum, dan resiko
konsentrasi (kehilangan aset)
Pencucia Customer
Due Penerapan PMPJ sebagai Pemenuhan Kewajiban
n Uang Dilligenc Ketentuan Perundang-Undangan  Pencegahan
& e dan Pemberantasan TPPU & Terorisme
Terorisme  PMPJ
Prinsip Good Corporate Governance 
Transparansi, Akuntabilitas,
Pertanggungjawaban, Independensi &
Kewajaran
Kewajiban Penerapan PMPJ

Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 43


Pasal 18 ayat (2) UU No. 8 Tahun 2015 tentang Pihak Pelapor dalam
Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU 
Pencegahan & Pemberantasan “Pihak Pelapor (Notaris) wajib
TPPU: menerapkan prinsip mengenali
“Pihak Pelapor Pengguna Jasa”.
(Notaris) wajib
• Pasal 2 Permenkumham No. 9 Tahun
menerapkan prinsip tentang
2017 Penerapan Prinsip Mengenali
mengenali Pengguna Pengguna Jasa Bagi Notaris 
Jasa yang ditetapkan oleh “Notaris WAJIB
setiap Lembaga Pengawas dan menerapkan Prinsip
Pengatur …”.
Mengenali Pengguna
Jasa”.
Ruang Lingkup PMPJ
Pengelolaan
Verifikas terhadap Uang, Pembelian
i efek, dan/atau dan
Produk Jasa Penjualan
Keuangan Properti
lainnya
Identifikasi Pemantauan Pengoperasian &
Pengelolaan
Perusahaan
PMPJ paling sedikit memuat
Pengelolaan Rek.
:
Giro, Rek.
Pendirian, Pembelian, dan
Identifikasi Pengguna Tabungan, Rek.
Jasa Penjualan Badan
Deposito, dan/atau
Hukum
Rek. Efek
Verifikasi Pengguna
Yang termasuk dalam lingkup PMPJ tersebut di atas,
Jasa wajib untuk mengisi formulir CDD sebagai bukti bahwa PMPJ
Pemantauan telah dilakukan oleh Notaris. Hal ini akan melindungi Notaris
Transaksi Pengguna apabila dikemudian hari ditemukan indikasi TPPU/TPPT pada
Jasa transaksi tersebut.
Kapan PMPJ diterapkan?

Melakukan hubungan usaha Terdapat Transaksi


dengan Pengguna Jasa Keuangan Mencurigakan
yang terkait TPPU &
Jasa dimaksud berupa mempersiapkan
Pendanaan Terorisme
dan melakukan transaksi untuk
kepentingan atau untuk dan atas
nama Pengguna Jasa. Contoh: Notaris
diberi kuasa oleh Pengguna Jasa untuk
melakukan pendaftaran badan hukum, Terdapat Transaksi Keuangan
pembayaran pajak atas jual beli tanah, dll. dengan mata uang Rupiah
Notaris meragukan dan/atau mata uang Asing
kebenaran informasi yang yang nilainya atau setara
dilaporkan Pengguna Jasa dengan 100 jt Rupiah
PERANAN MAJELIS PENGAWAS
NOTARIS DALAM MENGAWASI
PENERAPAN PMPJ BAGI
NOTARIS
Pengawasan Kepatuhan
Notaris
Pengawasan yang dilakukan dengan tujuan Pengawasan kepatuhan atas penerapan
untuk menilai dan/atau memastikan PMPJ dilakukan untuk menilai
kepatuhan Notaris dalam dan/atau memastikan kepatuhan
memenuhi ketentuan PMPJ Notaris dalam memenuhi ketentuan
dan/atau kewajiban pelaporan PMPJ
kepada PPATK  Didasarkan pada hasil pengujian
dan penerapan PMPJ
Pengawasan Kepatuhan

Dilakukan oleh Tim Pengawasan Tim Pengawasan Kepatuhan berwenang


yang berasal dari Direktorat untuk:
• Meminta dokumen yang dimiliki, dikuasai,
Perdata Ditjen AHU & dan/atau dikelola oleh Notaris termasuk hak
Majelis Pengawas Notaris akses sistem informasi dan basis data;
• Meminta keterangan kepada Notaris;
Dalam hal diperlukan, Pengawasan
• Memasuki pekarangan, lahan, gedung atau
Kepatuhan dapat dilakukan bersama-
properti yang dimiliki, dikuasai, dan/atau
sama dengan PPATK
dikelola oleh Notaris.
Tahapan Pengawasan Kepatuhan

Penyampaian Laporan Penilaian Kepatuhan


Penerapan PMPJ & Pelaporan ke PPATK oleh Notaris
(self assessment) ke Kementerian Hukum dan HAM

Penilaian dan Penetapan Tingkat Resiko atas Masing-


masing Notaris

Pelaksanaan Pengawasan off-site terhadap Notaris


yang tergolong berisiko sedang dan rendah

Pelaksanaan Pengawasan on-site terhadap Notaris


yang tergolong berisiko sangat tinggi dan tinggi

Penyusunan Laporan Pelaksanaan Kepatuhan


Penerapan PMPJ dan Pelaporan ke PPATK
atas masing-masing Notaris
Sanksi Administratif
Notaris yang tidak melaksanakan Terhadap tidak dipenuhinya komitmen
kewajiban penerapan Prinsip oleh Notaris, Kementerian Hukum dan
Mengenali Pengguna Jasa dan HAM c.q. Direktorat Perdata
Pelaporan dapat dikenai sanksi menyampaikan rekomendasi
administratif. pelanggaran peraturan perundang-
undangan oleh Notaris kepada
Majelis Pengawas Notaris.
Pengenaan sanksi administratif
dilakukan atas dasar temuan Tim
Pengawasan Kepatuhan dan Ketentuan mengenai jenis dan tata
tidak dilaksanakannya cara pengenaan sanksi dilaksanakan
komitmen oleh Notaris dengan berpedoman kepada
berdasarkan hasil pemantauan
peraturan perundang-undangan
Kementerian Hukum dan HAM serta
PPATK. di bidang kenotariatan.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai