Regulasi terkait APU, PPT, dan PPPSPM berpedoman pada pedoman prinsip-prinsip internasional, yaitu FATF
Recommendations, serta mempertimbangkan perkembangan ketentuan peraturan perundang-undangan di Indonesia.
2
POJK No. 8 Tahun 2023
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan Pendanaan Proliferasi
Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
3
POJK No. 8 Tahun 2023
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan Pendanaan Proliferasi
Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
4
ANTI PENCUCIAN UANG
Anti Money Laundering
PENDAHULUAN
■ Penyempurnaan ketentuan juga mempertimbangkan perkembangan inovasi dan teknologi yang cepat
dan dinamis di sektor jasa keuangan, dengan tetap memperhatikan aspek keamanan, kerahasiaan,
serta mitigasi risiko.
■ Dasar hukum Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini adalah: UndangUndang Nomor 8 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, dan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2013 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.
■ Diatur pula:
✓ kewajiban Customer Due Diligence (CDD) sederhana;
✓ CDD terhadap Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) terhadap seluruh jenis nasabah
termasuk perusahaan publik/emiten dan lembaga negara;
✓ larangan outsourcing atau hubungan keagenan dalam CDD Pihak Ketiga;
✓ penambahan cakupan Pihak Pelapor yang diawasi OJK yaitu Wali Amanat,
Penyelenggara LPBBTI, Penyelenggara SCF, dan Penyelenggara IKD; serta
✓ menambahkan Perseroan Perorangan sebagai entitas baru dalam Korporasi.
6
ANTI PENCUCIAN UANG
Anti Money Laundering
REZIM
ANTI PENCUCIAN UANG
Sesuai dengan UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang, dan UU No. 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme
7
ANTI PENCUCIAN UANG
Anti Money Laundering
PRESIDEN
DPR MASYARAKAT KOMITE KOORDINASI NASIONAL
PPATK
HASIL KEJAHATAN Kerjasama Dalam Negeri
■ Layering
Memindahkan atau
mengubah bentuk dana
melalui transaksi keuangan
yang kompleks dalam rangka
mempersulit pelacakan (audit
trail) asal usul dana
■ Integration
Mengembalikan dana yang
telah tampak sah kepada
pemiliknya sehingga dapat
digunakan dengan aman
9
ANTI PENCUCIAN UANG
Anti Money Laundering
DAMPAK PENCUCIAN UANG
EKONOMIS
■ Instabilitas sistem keuangan
■ Distorsi terhadap sistem persaingan bebas
■ Mempersulit pengendalian moneter
■ Meningkatnya country risk
10
ANTI PENCUCIAN UANG
Anti Money Laundering
FOLLOW FOLLOW
THE SUSPECT THE MONEY
UU TPPU
Paradigma follow-the-money
A B C D E
Sumber Penggunaan
Penelusuran
12
UU No. 8 Tahun 2010 (UU TPPU)
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
UU TPPU
Paradigma follow-the-money
13
UU No. 8 Tahun 2010 (UU TPPU)
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
UU TPPU
Paradigma follow-the-money
■ Prinsip mengenali pengguna jasa (Ps. 18-22) & kewajiban pelaporan (Ps. 23-25 & Ps. 27)
■ Pengesampingan ketentuan kerahasiaan (Ps. 28, Ps. 41 ayat (2), Ps. 45, Ps.72)
■ Penundaan atau penghentian sementara transaksi oleh Pihak Pelapor (Ps. 26), PPATK (Ps. 65-66),
dan penegak hukum (Ps.70)
■ Proses pidana TPPU tidak memerlukan terbuktinyatindak pidana asal lebih dahulu (Ps. 69)
■ Pembuktian terbalik (Ps. 77-78)
■ Perampasan aset (Ps. 67 & Ps. 79 ayat(4))
■ Pertukaran informasi (Ps. 90)
14
UU No. 8 Tahun 2010 (UU TPPU)
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
15
UU No. 8 Tahun 2010 (UU TPPU)
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
■ Pengecualian rahasia bank dan kode etik yang lebih luas (Pasal 28, 45)
■ Tindak pidana asal tidak wajib dibuktikan terlebih dahulu (Pasal 69)
■ Penyidikan tindak pidana pencucian uang oleh penyidik tindak pidana asal, yaitu dari Polri,
Kejaksaan, KPK, BNN, dan Ditjen Pajak serta Ditjen Bea dan Cukai (Pasal 74 dan Penjelasan)
16
UU No. 8 Tahun 2010 (UU TPPU)
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
17
UU No. 8 Tahun 2010 (UU TPPU)
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
18
UU No. 8 Tahun 2010 (UU TPPU)
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
PROFESI
wajib menyampaikan laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan kepada PPATK untuk kepentingan
atau untuk dan atas nama Pengguna Jasa.—
19
UU No. 8 Tahun 2010 (UU TPPU)
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
21
UU No. 8 Tahun 2010 (UU TPPU)
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
Perlindungan Hukum
PELAKSANAAN KEWAJIBAN PELAPORAN
Perlindungan Hukum
PELAKSANAAN KEWAJIBAN PELAPORAN
POLRI
KEJAKSAAN
KPK
PENUNTUT
BNN UMUM HAKIM
DITJEN PAJAK
DITJEN BEA & CUKAI
• Pejabat dan pegawai PPATK, penyidik, penuntut umum, atau hakim wajib
merahasiakan Pihak Pelapor. Pasal 83 ayat (1)
. • Melanggar dipidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun. Pasal 16
• Pejabat atau pegawai PPATK, penyidik, penuntut umum,hakim, dan Setiap Orang
yang memperoleh Dokumen atau keterangan dalam rangka pelaksanaan
tugasnya menurut Undang-Undang ini wajib merahasiakan Dokumen atau
. keterangan tersebut. Pasal 83 ayat (1)
• Melanggar dipidana penjara paling lama 4 (empat) tahun. Pasal 83 ayat (2)
23
UU No. 8 Tahun 2010 (UU TPPU)
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
PENYIDIKAN TPPU
Penyidikan TPPU dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal
(Pasal 74)
POLRI BNN
24
POJK No. 8 Tahun 2023
tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan
Terorisme, dan Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal
di Sektor Jasa Keuangan
25
PENGATURAN APU, PPT, DAN PPPSPM
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan
Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
Peta Perubahan
Penerapan Anti Pencucian Uang (APU), Pencegahan
Pendanaan Terorisme (PPT), dan Pencegahan Pendanaan
Proliferasi Senjata Pemusnah Massal (PPPSPM);
sesuai POJK No.8 Tahun 2023
26
CAKUPAN POJK No. 8 Tahun 2023
Peta Perubahan Penerapan Anti Pencucian Uang (APU), Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT), dan
Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal (PPPSPM);
ABSTRAK:
1. Sebagai bentuk komitmen Indonesia dalam percaturan global untuk mencegah dan memberantas TPPU, TPPT,
dan/atau PPSPM serta mewujudkan integritas di sektor jasa keuangan, Otoritas Jasa Keuangan berkomitmen
untuk mendukung regulasi yang sesuai dengan perkembangan prinsip internasional yang mengatur mengenai
penerapan program APU, PPT, dan PPPSPM.
Ketentuan yang berlaku sebelumnya yaitu POJK Nomor 12/POJK.01/2017 sebagaimana diubah dengan POJK
Nomor 23/POJK.01/2019 memerlukan penyempurnaan, sehingga perlu diganti. Regulasi terkait APU, PPT, dan
PPPSPM berpedoman pada pedoman prinsip-prinsip internasional, yaitu FATF Recommendations, serta
mempertimbangkan perkembangan ketentuan peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Penyempurnaan ketentuan juga mempertimbangkan perkembangan inovasi dan teknologi yang cepat dan
dinamis di sektor jasa keuangan, dengan tetap memperhatikan aspek keamanan, kerahasiaan, serta mitigasi
risiko.
2. Dasar hukum POJK ini adalah: Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, dan
UndangUndang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan
Terorisme.
27
CAKUPAN POJK No. 8 Tahun 2023
Peta Perubahan Penerapan Anti Pencucian Uang (APU), Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT), dan
Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal (PPPSPM);
ABSTRAK:
3. Dalam POJK ini diatur tentang:
■ kewajiban PJK dalam Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal; pengaturan pengenaan sanksi
yang efektif, proporsional dan disuasif;
■ kewajiban PJK dalam menyampaikan Individual Risk Assessment secara periodik kepada OJK, persyaratan dan tata
cara kerja sama PJK dengan Pihak Ketiga dalam rangka verifikasi secara tatap muka (face to face) dan tidak tatap
muka (non-face to face) melalui sarana elektronik; contoh tindakan counter measure oleh PJK;
■ penyempurnaan ketentuan fungsi manajemen kepatuhan dan pelaksanaan audit internal secara independen; prosedur
pre-employee screening; kewajiban PJK menyampaikan data untuk kebutuhan pengawasan; serta pengaturan dokumen
pendukung bagi Diaspora Indonesia.
■ kewajiban Customer Due Diligence (CDD) sederhana; CDD terhadap Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) terhadap
seluruh jenis nasabah termasuk perusahaan publik/emiten dan lembaga negara; larangan outsourcing atau hubungan
keagenan dalam CDD Pihak Ketiga; penambahan cakupan Pihak Pelapor yang diawasi OJK yaitu:
✓ Wali Amanat,
✓ Penyelenggara LPBBTI (Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi),
✓ Penyelenggara Securities Crowdfunding (SCF), dan
✓ Penyelenggara IKD (Inovasi Keuangan Digital); serta menambahkan
✓ Perseroan Perorangan sebagai entitas baru dalam Korporasi. 28
CAKUPAN POJK No. 8 Tahun 2023
Peta Perubahan Penerapan Anti Pencucian Uang (APU), Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT), dan
Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal (PPPSPM);
CATATAN:
POJK ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, 14 Juni 2023.
1. Kewajiban PJK dalam Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal mencakup pengaturan
mitigasi risiko terhadap penghindaran sanksi (sanction evasion), menegaskan tindak lanjut dan pemblokiran
serta merta terhadap DTTOT dan DPPSPM dilakukan dengan freezing without delay dan tanpa pemberitahuan
sebelumnya (without prior notice).
2. Penyesuaian nominal sanksi denda terhadap pelanggaran APU PPT dan PPPSPM selain pelaporan yaitu paling
banyak per tahun Rp. 5 Miliar bagi orang perseorangan; dan/atau paling banyak 1% dari total laba bersih tahun
sebelumnya dengan batas Rp. 100 Miliar per tahun bagi PJK.
3. Pengaturan ketentuan terkait pelanggaran pelaporan:
a. Batasan pengertian antara terlambat dan tidak menyampaikan laporan.
b. Penegasan bahwa sanksi yang diberikan tidak menghapus kewajiban pelaporan PJK.
c. Kejelasan nominal sanksi denda terhadap pelanggaran tidak menyampaikan laporan.
d. Kejelasan sanksi denda dapat dikenakan pada pelanggaran pelaporan tindak lanjut DTTOT dan DPPSPM.
4. POJK No. 12/POJK.01/2017 tentang Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
di Sektor Jasa Keuangan dan POJK No. 23/POJK.01/2019 tentang Perubahan POJK No. 12/POJK.01/2017,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku 29
PENGATURAN APU, PPT, DAN PPPSPM
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan
Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
Peraturan BI Nomor Peraturan BI Nomor Peraturan OJK Nomor Peraturan OJK Nomor
12/20/PBI/2010 tentang 14/27/PBI/2012 tentang 22/POJK.04/2014 39/POJK.05/2015
Penerapan ProgramAnti Penerapan Program Anti tentang Prinsip Mengenal tentang Penerapan program
Pencucian Uang dan Pencucian Uang dan Nasabah oleh Penyedia Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Pencegahan Pendanaan Jasa Keuangan di Sektor Pencegahan Pendanaan
Terorisme bagi Bank Perkreditan Terorisme bagi Bank Umum Pasar Modal Terorisme oleh Penyedia Jasa
Rakyat dan Bank Pembiayaan Keuangan di Sektor Industri
Rakyat Syariah 2017 Keuangan Non-Bank
31
CAKUPAN POJK No. 8 Tahun 2023
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan
Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
2. Dalam hal terdapat Calon Nasabah berbentuk perseroan perseorangan, PJK wajib mengklasifikasikannya
dalam kategori korporasi.
33
CAKUPAN POJK No. 8 Tahun 2023
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan
Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
3. PJK yang wajib menerapkan Program APU PPT dan PPPSPM di Sektor Jasa Keuangan:
a. bank; n. perusahaan pergadaian;
b. perusahaan efek; o.lembaga keuangan mikro; p.
c. manajer investasi; penyelenggara layanan pendanaan
d. kustodian; bersama berbasis teknologi informasi;
e. wali amanat; q. penyelenggara layanan transaksi keuangan
f. penyelenggara penawaran efek melalui layanan berbasis teknologi informasi atau
urun dana berbasis teknologi informasi; penyelenggara inovasi teknologi sektor
g. perusahaan asuransi; keuangan; dan
h. perusahaan pialang asuransi; r. lembaga jasa keuangan lainnya dan/atau
pihak yang melakukan kegiatan usaha
i. dana pensiun lembaga keuangan;
penghimpunan dana, penyaluran dana,
j. perusahaan pembiayaan;
pengelolaan dana di sektor jasa keuangan,
k. perusahaan modal ventura; serta yang dinyatakan diawasi oleh Otoritas
l. perusahaan pembiayaan infrastruktur; Jasa Keuangan, berdasarkan peraturan
m. lembaga pembiayaan ekspor Indonesia; perundang-undangan.
34
CAKUPAN POJK No. 8 Tahun 2023
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan
Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
4. Terdapat format tertentu mengenai penilaian risiko yang wajib dilakukan oleh PJK.
PJK wajib menyusun penilaian risiko TPPU, TPPT, dan PPSPM sebagaimana lampiran POJK APU PPT dan
PPPSPM di SJK.
5. Identifikasi dan verifikasi terhadap pemilik manfaat (beneficial owner) yang
merupakan PJK lain di luar negeri:
Dalam hal Calon Nasabah, Nasabah, atau WIC merupakan PJK lain di luar negeri yang menerapkan program
APU, PPT, dan PPPSPM yang paling sedikit setara dengan POJK ini yang mewakili Pemilik Manfaat
(Beneficial Owner), identifikasi dan verifikasi identitas Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) dapat dilakukan
melalui berupa pernyataan tertulis dari Calon Nasabah, Nasabah, atau WIC bahwa identitas Pemilik Manfaat
(Beneficial Owner) telah dilakukan verifikasi oleh Calon Nasabah, Nasabah, atau WIC dimaksud.
6. Pengenaan sanksi bagi PJK yang mengalami kerugian:
Perhitungan pengenaan sanksi denda oleh Otoritas Jasa Keuangan, ditangguhkan bagi PJK yang mengalami
kerugian pada tahun sebelumnya. Dalam hal PJK telah memperoleh laba, perhitungan sanksi denda
ditetapkan berdasarkan laba bersih yang diterima.
35
CAKUPAN POJK No. 8 Tahun 2023
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan
Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
7. Terdapat waktu transisi bagi PJK dalam mematuhi POJK Nomor 8 Tahun 2023 ini:
Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku, PJK menyesuaikan penerapan program APU,
PPT, dan PPPSPM dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini paling lama 6 bulan terhitung sejak POJK ini
diundangkan.
8. PJK yang baru diwajibkan menerapkan program APU, PPT, dan PPPSPM:
Bagi PJK yang baru diwajibkan menerapkan program APU, PPT, dan PPPSPM sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, PJK menyesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini paling lama 12 (dua
belas) bulan terhitung sejak PJK diwajibkan menerapkan program APU, PPT, dan PPPSPM sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan.
9. PJK yang melakukan pelanggaran sebelum POJK ini berlaku:
PJK yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penerapan program APU, PPT, dan PPPSPM di sektor
jasa keuangan sebelum berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini, pemeriksaan, keputusan, dan
pengenaan sanksi atas pelanggaran dimaksud didasarkan pada peraturan mengenai penerapan program
APU, PPT, dan PPPSPM yang berlaku pada saat pelanggaran terjadi.
36
CAKUPAN POJK No. 8 Tahun 2023
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan
Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
CATATAN:
Dengan berlakunya POJK No. 8 Tahun 2023, tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang,
Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal
di Sektor Jasa Keuangan
Maka:
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12/POJK.01/2017 tentang Penerapan
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa
Keuangan dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.01/2019
tentang Perubahan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12/POJK.01/2017,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
37
CAKUPAN POJK No. 8 Tahun 2023
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan
Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
38
CAKUPAN POJK No. 8 Tahun 2023
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan
Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
Pasal 3
PJK wajib menerapkan program APU, PPT, dan PPPSPM secara efektif dengan memperhatikan:
■ risiko TPPU, TPPT, dan/atau PPSPM serta
■ kegiatan, skala usaha, kompleksitas usaha, dan/atau karakteristik usaha PJK; yang mencakup:
a. Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan Komisaris;
b. Kebijakan dan Prosedur;
c. Pengendalian Intern;
d. Sistem Informasi Manajemen; dan
e. Sumber Daya Manusia dan Pelatihan.
39
CAKUPAN POJK No. 8 Tahun 2023
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan
Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
BAB II:
KEWAJIBAN PENERAPAN PROGRAM APU, PPT, DAN PPPSPM DI SEKTOR JASA
KEUANGAN
Pasal 4
1) PJK wajib mengidentifikasi, menilai, dan memahami risiko TPPU, TPPT, dan/atau PPSPM terhadap
Nasabah, negara atau area geografis, produk, jasa, transaksi atau jaringan distribusi.
2) Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PJK wajib untuk:
a. mendokumentasikan penilaian risiko, dalam bentuk dokumen penilaian risiko TPPU, TPPT, dan/atau
PPSPM yang telah disusun secara individual oleh PJK;
b. mempertimbangkan seluruh faktor risiko yang relevan sebelum menetapkan tingkat keseluruhan risiko,
serta tingkat dan jenis mitigasi risiko yang memadai untuk diterapkan;
c. mengkinikan penilaian risiko sebanyak 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun; dan
d. memiliki mekanisme yang memadai terkait penyediaan informasi penilaian risiko kepada instansi yang
berwenang.
40
CAKUPAN POJK No. 8 Tahun 2023
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan
Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
Pasal 4
3) Dalam hal sesuai dengan kebutuhan PJK berdasarkan penilaian risiko TPPU, TPPT, dan/atau PPSPM,
kegiatan, skala usaha, kompleksitas usaha, karakteristik usaha, dan/atau peristiwa atau perkembangan
besar dalam manajemen dan operasional PJK, pengkinian risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
c dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali.
4) Penilaian risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mengacu pada penilaian risiko Indonesia
terhadap TPPU, TPPT, dan/atau PPSPM secara nasional dan secara sektoral.
5) PJK wajib menyampaikan dokumen penilaian risiko TPPU, TPPT, dan/atau PPSPM yang telah disusun
secara individual sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a kepada Otoritas Jasa Keuangan, sebanyak 1
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
6) Dalam hal sesuai dengan kebutuhan PJK berdasarkan penilaian risiko TPPU, TPPT, dan/atau PPSPM,
kegiatan, skala usaha, kompleksitas usaha, karakteristik usaha, dan/atau peristiwa atau perkembangan
besar dalam manajemen dan operasional PJK, penyampaian dokumen penilaian risiko TPPU, TPPT,
dan/atau PPSPM sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali.
41
CAKUPAN POJK No. 8 Tahun 2023
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan
Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
Pasal 4
7) Dokumen penilaian risiko TPPU, TPPT, dan/atau PPSPM sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disusun
dengan format tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan ini.
Pasal 5
1) PJK wajib memiliki kebijakan, pengawasan, dan prosedur pengelolaan serta mitigasi risiko TPPU, TPPT,
dan/atau PPSPM yang mampu mengelola dan memitigasi risiko yang telah diidentifikasi yang disetujui oleh
Dewan Komisaris.
2) PJK wajib memantau penerapan kebijakan, pengawasan, dan prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan mengevaluasi penerapannya.
3) Dalam hal risiko yang lebih tinggi teridentifikasi, PJK wajib menetapkan tindakan yang lebih mendalam untuk
mengelola dan memitigasi risiko.
42
CAKUPAN POJK No. 8 Tahun 2023
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan
Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
Pasal 6
1) PJK wajib mengelola dan memitigasi risiko yang telah diidentifikasi berdasarkan penilaian risiko
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari penerapan manajemen risiko PJK
secara keseluruhan.
Pasal 7
1) PJK yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), ayat (4),
ayat (5), Pasal 5, dan/atau Pasal 6 ayat (1), dikenai sanksi administratif berupa:
a. peringatan atau teguran tertulis yang disertai dengan perintah untuk melakukan tindakan tertentu;
b. denda;
c. pembatasan kegiatan usaha tertentu;
d. penurunan penilaian faktor pembentuk nilai tingkat kesehatan;
e. pembekuan kegiatan usaha tertentu; dan/atau
f. larangan sebagai pihak utama.
43
CAKUPAN POJK No. 8 Tahun 2023
Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan
Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di Sektor Jasa Keuangan
Pasal 7
2) Otoritas Jasa Keuangan dapat mengumumkan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada masyarakat.
3) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menghapus kewajiban PJK
untuk tetap melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), ayat
(4), ayat (5), Pasal 5, dan/atau Pasal 6 ayat (1).
44