Anda di halaman 1dari 5

Review Kebijakan APU PPT Bank Mantap

No Semula Perubahan Keterangan


1 Artikel 100 Artikel 100

Latar Belakang Latar Belakang

Kebijakan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Negara yang tidak mematuhi rekomendasi FATF akan masuk
Terorisme (Anti Money Laundering-Counter Financing of dalam Daftar Negara & Wilayah Berisiko Tinggi atau lebih
Terrorism) adalah kebijakan yang disusun dalam rangka populer disebut High Risk and Non-Cooperative Jurisdiction.
memenuhi ketentuan regulator dan menyesuaikan dengan Negara dan wilayah yang masuk daftar tersebut dianggap
tingkat kompleksitas perusahaan terkait dengan tidak mau bekerja sama dan akan dimonitor secara ketat
Pencegahan/Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang oleh otoritas dan institusi keuangan internasional.
dan Pendanaan Terorisme, dan ketentuan lainnya yang
FATF melakukan publikasi daftar negara berisko tinggi terkait
dikeluarkan oleh otoritas lembaga keuangan.
Informasi Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal
Sebagaimana diketahui, kejahatan pencucian uang merupakan (PPSPM) yang perlu diikuti semua negara anggota
kejahatan yang kompleks, melibatkan sindikat dan jumlah uang
yang luar biasa besar serta memiliki dampak yang mengganggu
kestabilan perekonomian suatu negara. Karena itu, kejahatan
ini telah menjadi perhatian dunia sampai dengan dibentuknya
organisasi Financial Action Task Force on Money Laundering
atau disingkat dengan FATF yang berperan untuk menetapkan
kebijakan dan langkah-langkah yang diperlukan melalui
rekomendasi tindakan pencegahan pencucian uang dan
pencegahan pendanaan terorisme yang harus diterapkan
secara efektif oleh semua negara.
Negara yang tidak mematuhi rekomendasi FATF akan masuk
dalam Daftar Negara & Wilayah Berisiko Tinggi atau lebih
populer disebut High Risk and Non-Cooperative Jurisdiction.

1
No Semula Perubahan Keterangan

Negara dan wilayah yang masuk daftar tersebut dianggap tidak


mau bekerja sama dan akan dimonitor secara ketat oleh
otoritas dan institusi keuangan internasional.

2 Hasil review tahunan BMRI dan


Artikel 110 Artikel 110
surat OJK bahwa penerapan virtual
Maksud dan Tujuan Maksud dan Tujuan Asset harus dimasukan dalam
prosedur (case PPATK pinjaman
Bank sebagai lembaga Penyedia Jasa Keuangan sering Bank sebagai lembaga Penyedia Jasa Keuangan sering illegal dan perkembagan teknologi
digunakan sebagai perantara untuk melakukan aktivitas yang digunakan sebagai perantara untuk melakukan aktivitas yang Cripto dan fintech)qa
berhubungan dengan tindakan kejahatan ataupun terorisme. berhubungan dengan tindakan kejahatan ataupun terorisme.
Tanpa adanya kontrol yang ketat, pelaku kriminal dapat dengan Tanpa adanya kontrol yang ketat, pelaku kriminal dapat
mudah menggunakan Bank untuk melakukan kegiatan dengan mudah menggunakan Bank untuk melakukan
pencucian uang atau pendanaan terorisme. kegiatan pencucian uang atau pendanaan terorisme.

Oleh karena itu, menjadi suatu hal yang sangat penting bagi Oleh karena itu, menjadi suatu hal yang sangat penting bagi
Bank untuk dapat mengidentifikasi dan memahami risiko Bank untuk dapat mengidentifikasi dan memahami risiko
potensial dari kegiatan pencucian uang dan sekaligus potensial dari kegiatan pencucian uang dan sekaligus
membantu pemerintah dalam memerangi kegiatan pendanaan membantu pemerintah dalam memerangi kegiatan
terorisme. pendanaan terorisme.

Sehubungan dengan hal tersebut, adapun tujuan diterbitkannya Sehubungan dengan hal tersebut, adapun tujuan
Kebijakan ini adalah : diterbitkannya Kebijakan ini adalah :

1. Memenuhi ketentuan dari Regulator dan Lembaga 1. Memenuhi ketentuan dari Regulator dan Lembaga
Pengatur dan Pengawas (LPP) Bank terkait Penerapan Pengatur dan Pengawas (LPP) Bank terkait Penerapan
Program APU dan PPT Bagi Bank Umum. Program APU dan PPT Bagi Bank Umum.
2. Memberikan kesamaan persepsi dan pemahaman oleh 2. Memberikan kesamaan persepsi dan pemahaman oleh
seluruh jajaran Bank tentang pentingnya penerapan seluruh jajaran Bank tentang pentingnya penerapan
program APU dan PPT. program APU dan PPT.
3. Sebagai pedoman dalam memitigasi risiko seperti risiko 3. Sebagai pedoman dalam memitigasi risiko seperti risiko
legal, risiko reputasi, risiko operasional, dan risiko legal, risiko reputasi, risiko operasional, dan risiko
konsentrasi dengan tetap mendukung bisnis Bank, sebagai konsentrasi dengan tetap mendukung bisnis Bank,
berikut: sebagai berikut:
a. Risiko Kepatuhan muncul karena tidak mematuhi atau a. Risiko Kepatuhan muncul karena tidak mematuhi

2
No Semula Perubahan Keterangan

tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan peraturan perundang-


dan ketentuan lain yang berlaku; undangan dan ketentuan lain yang berlaku;
b. Risiko Legal muncul karena adanya pelanggaran b. Risiko Legal muncul karena adanya pelanggaran
terhadap Undang-Undang Pencegahan dan terhadap Undang-Undang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang; Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang;
c. Risiko Reputasi muncul karena berkurangnya c. Risiko Reputasi muncul karena berkurangnya
kepercayaan masyarakat dan bank koresponden kepercayaan masyarakat dan bank koresponden
akibat lemahnya penerapan program APU dan PPT; akibat lemahnya penerapan program APU dan PPT;
d. Risiko Operasional muncul karena ketidakcukupan d. Risiko Operasional muncul karena ketidakcukupan
pengetahuan dari jajaran bank akan bahaya pengetahuan dari jajaran bank akan bahaya
pencucian uang dan kegiatan terorisme; pencucian uang dan kegiatan terorisme;
e. Risiko konsentrasi muncul karena rentannya Bank e. Risiko konsentrasi muncul karena rentannya Bank
terhadap “sudden flight” apabila sumber pendanaan terhadap “sudden flight” apabila sumber pendanaan
berasal dari hasil kejahatan; berasal dari hasil kejahatan;
4. Sebagai pedoman dalam penyusunan Standar Prosedur 4. Sebagai pedoman dalam penyusunan Standar Prosedur
APU dan PPT. APU dan PPT.
5. Sebagai pedoman dalam penyusunan standar prosedur 5. Sebagai pedoman Penilaian Risiko TPPU dan TPPT/
operasional produk dan aktivitas perbankan lainnya dengan mengacu pada National Risk Assessment (NRA)
berdasarkan prinsip kehati-hatian (prudential banking). dan Sectoral Risk Assessment (SRA)
6. Sebagai pedoman dalam penyusunan standar prosedur
operasional produk dan aktivitas perbankan lainnya
berdasarkan prinsip kehati-hatian (prudential banking).

3 Artikel 150 Artikel 150

Arsitektur Kebijakan dan Prosedur APU dan PPT Arsitektur Kebijakan dan Prosedur APU dan PPT

Arsitektur Kebijakan terdiri dari tiga klasifikasi dengan Arsitektur Kebijakan terdiri dari tiga klasifikasi dengan
penjelasan sebagai berikut: penjelasan sebagai berikut:
1. Kebijakan APU dan PPT Bank Mandiri Taspen 1. Kebijakan APU dan PPT Bank Mandiri Taspen
Kebijakan APU dan PPT mengatur mengenai pokok-
Kebijakan APU dan PPT mengatur mengenai pokok-pokok
pokok penerapan program APU dan PPT yang
penerapan program APU dan PPT yang meliputi prinsip
meliputi prinsip kehati-hatian, penerimaan Nasabah,
kehati-hatian, penerimaan Nasabah, pemantauan Nasabah,

3
No Semula Perubahan Keterangan

pelaporan, dokumentasi, pelatihan , dan know your pemantauan Nasabah, pelaporan, dokumentasi,
employee serta perlindungan pelapor. pelatihan , dan know your employee serta
perlindungan pelapor.
2. Standar Prosedur APU dan PPT
2. Standar Prosedur APU dan PPT
Standar Prosedur APU dan PPT merupakan penjabaran Standar Prosedur APU dan PPT merupakan
lebih rinci dari Kebijakan APU dan PPT yang mengatur penjabaran lebih rinci dari Kebijakan APU dan PPT
Prosedur pelaksanaan Program APU dan PPT yang mengatur Prosedur pelaksanaan Program APU
3. Petunjuk Teknis APU dan PPT dan PPT
3. Petunjuk Teknis APU dan PPT
Petunjuk Teknis APU dan PPT adalah prosedur dan proses Petunjuk Teknis APU dan PPT adalah prosedur dan
kerja teknis operasional dalam pelaksanaan Program APU proses kerja teknis operasional dalam pelaksanaan
dan PPT, yang merupakan penjabaran dari Standar Program APU dan PPT, maupun pelaksanaan sistem
Prosedur APU dan PPT. APU dan PPT yang merupakan penjabaran dari
Standar Prosedur APU dan PPT.

4 Artikel 410 Artikel 410 Hasil review tahunan BMRI dan


surat OJK bahwa penerapan virtual
Manajemen Risiko Manajemen Risiko Asset harus dimasukan dalam
prosedur (case PPATK pinjaman
Kebijakan ini merupakan bagian dari penerapan manajemen Kebijakan ini merupakan bagian dari penerapan manajemen illegal dan perkembagan teknologi
risiko secara keseluruhan yang mencakup : risiko secara keseluruhan yang mencakup : Cripto dan fintech)

1. Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris. 1. Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris.
2. Kebijakan dan prosedur. 2. Kebijakan dan prosedur.
3. Pengendalian intern. 3. Pengendalian intern.
4. Sistem informasi manajemen. 4. Sistem informasi manajemen.
5. Sumber daya manusia dan pelatihan. 5. Sumber daya manusia dan pelatihan.
Bank menggunakan pendekatan berdasarkan risiko (Risk Bank menggunakan pendekatan berdasarkan risiko (Risk

4
No Semula Perubahan Keterangan

Based Approach) dalam kegiatan penerimaan dan pemantauan Based Approach) dalam kegiatan penerimaan dan
Nasabah sebagai bentuk penerapan program APU dan PPT. pemantauan Nasabah sebagai bentuk penerapan program
APU dan PPT.
Bank melakukan penilaian terhadap risiko pencucian uang dan
pendanaan terorisme dalam setiap kegiatan penerbitan dan Bank melakukan penilaian terhadap risiko pencucian uang
pengembangan produk atau aktivitas Bank maupun dan pendanaan terorisme dalam setiap kegiatan penerbitan
penggunaan atau pengembangan teknologi baru. dan pengembangan produk atau aktivitas Bank maupun
penggunaan atau pengembangan teknologi baru.
Bank melakukan penerapan APU dan PPT pada New
Technologies terkait penyalahgunaan Virtual Asset (VA)
meliputi pelaksanaan CDD dan EDD, identifikasi, mitigasi
risiko dan monitoring nasabah dan transaksi VA
Bank melakukan penerapan APU dan PPT berbasis risiko
terkait penyalahgunaan Non Profit Organitation

Anda mungkin juga menyukai