Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Terdapat beberapa alternatif transaksi yang tersedia bagi mereka yang terlibat dalam
pencucian uang dan pendanaan terorisme untuk melakukan kejahatannya, lembaga keuangan
sangat rentan untuk dieksploitasi sebagai saluran untuk kegiatan tersebut. Aset yang
diperoleh melalui kegiatan kriminal atau pendanaan terorisme masuk ke sistem keuangan
melalui lembaga keuangan, yang kemudian dapat digunakan untuk tujuan kriminal melalui
berbagai opsi transaksi, seperti transaksi pengiriman uang. Misalnya, pencuci uang dapat
menghapus aset tersebut sebagai aset yang terlihat sah dan tidak dapat lagi dikaitkan dengan
sumbernya. Sumber daya ini dapat digunakan untuk mendanai aksi teroris oleh mereka yang
mensponsori terorisme.

Seluruh Pajak Jasa Finance wajib melaksanakan APU dan PPT sesuai arahan Bank
Indonesia dengan seefisien dan seefektif mungkin agar dapat mengikuti perkembangan
barang, strategi bisnis dan teknologi informasi yang terus berkembang. Selain pencegahan
pencucian uang dan pendanaan teroris, prosedur APU dan PPT dapat melindungi penyedia
layanan dan pelanggan dari potensi bahaya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa tujuan Anti Pencucian Uang dan dan Pencegahan Pendanaan Terorisme?
2. Apa saja Kebijakan dan Analisis Risiko APU PPT?
3. Apa saja Keanggotaan dan Kerjasama APU PPT

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tujuan Anti Pencucian Uang dan dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme
2. Untuk mengetahui Kebijakan dan Analisis Risiko APU PPT
3. Untuk mengetahui Keanggotaan dan Kerjasama APU PPT
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tujuan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme

Melalui penerapan anti pencucian uang, anti pendanaan teroris, dan anti pendanaan
untuk menjamurnya WMD sebagaimana tertuang dalam Visi 4 Cetak Biru Sistem
Pembayaran.Indonesia 2025, mencapai .inovasi dan .integritas secara harmonis. dari sistem
keuangan. Dengan menempatkan Persyaratan pengungkapan data ./informasi./bisnis..publik,
KYC dan APU-PPT, serta regtech dan suptech untuk digunakan dalam kewajiban pelaporan,
pengaturan, dan pengawasan, semuanya termasuk dalam SPI 2025. “memastikan keselarasan
antara inovasi dan perlindungan konsumen, kejujuran dan stabilitas, serta persaingan bisnis
yang bebas dan terbuka.”

2.2. Kebijakan dan Analisis Risiko APU PPT

APU PPT Framework dibuat untuk mendukung APU PPT Framework yang dibuat
membantu pencapaian Visi SPI 2025 dan menghentikan pencucian.uang , pendanaan
. . . . .

terorisme, dan pembiayaan penyebaran WMD, yang kesemuanya menimbulkan bahaya bagi
integritas sistem keuangan dan ekonomi. menurunkan persepsi internasional tentang
Indonesia; meningkatkan risiko investasi; Contoh tantangan terhadap kedaulatan negara
.

adalah pendanaan kejahatan teroris. Berikut hasil akhir penerapan APU PPT pada SPI:
Stabilitas ekonomi didukung oleh integritas sistem keuangan Indonesia; Karena kepatuhan
Indonesia terhadap norma-norma internasional, kredibilitas dan reputasinya telah tumbuh di
mata masyarakat dunia; Sistem keuangan di Indonesia dapat diandalkan, yang menyediakan
lingkungan untuk investasi; Melalui penghapusan pendanaan terorisme, serangan teroris
dapat dikurangi.1

Bank Indonesia melakukan penilaian risiko terhadap Penyelenggara Jasa Pembayaran


(PJP), Lembaga Selain Bank dan Kegiatan Usaha Terkait Pencucian Uang, Pendanaan
Terorisme (TPPT), dan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal (PPSPM) (KUPVA).
Bank tidak Evaluasi dilakukan berdasarkan pengguna layanan, negara atau wilayah, produk
.

1
.https://www.bi.do.id/id/fungsi-utama/sistem-pembayaran/anti-pencucian-uang-dan-
pencegahan.-.pendanaan-terorisme/.default diakses pada 14 Oktober 2022 pada pukul 15.02 WIB
atau layanan, dan jalur atau jaringan transaksi. Penilaian risiko sektoral meliputi penilaian
risiko (SRA),yang dilakukan sesuai dengan penilaian risiko nasional (NRA) TPPU, TPPT,
dan PPSPM. Berikut ini adalah beberapa tujuan penyesuaian SRA:

a. Mengakui dan menilai timbulnya dan/atau berkembangnya bahaya seperti pencucian


uang, pendanaan terorisme, dan pembiayaan distribusi senjata pemusnah massal;
b. Membuat rencana strategis untuk mengurangi bahaya pendanaan terorisme, transfer
senjata pemusnah massal, dan pencucian uang.

APU PPT tunduk pada banyak ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
dalam kapasitasnya sebagai Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP). Tentang penerapan PBI
APU PPT (selanjutnya disebut "PBI APU PPT") Bank Indonesia telah merilis Peraturan Bank
Indonesia No. 19/10/PBI/2017 bagi penyelenggara industri devisa bukan bank dan
penyelenggara jasa sistem pembayaran bukan bank. Sejak bulan September 2017, ketentuan
PBI APU PPT ini berlaku bagi PJSP selain Penyelenggara KUPVA yang berupa bank atau
. . . .

bukan bank. Penyelenggara PJSP dan KUPVA Bukan Bank, antara lain sebagai berikut, telah
mengatur tentang kewajiban PBI untuk melaksanakan APU PPT:2

a. kewajiban Direksi dan arahan aktif Dewan Komisaris;


. .

b. Kebijakan dan prosedur secara tertulis;


. . .

c. prosedur manajemen.risiko;
d. Administrasi Sumber Daya Manusia; dan
. .

e. Sistem pengendalian intern (internal).


. .

BI menetapkan beberapa ketentuan dalam membuat PBI APU PPT, antara lain:

a. UU No 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana


Pencucian Uang (UU TPPU);
b. UU No 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pendanaan Terorisme (UU TPPT).

2.3. Keanggotaan dan Kerjasama APU PPT

Bank Indonesia terus memperluas kerjasama APU-PPT untuk mempromosikan penerapan


.APU-PPT , dengan otoritas terkait baik di tingkat nasional maupun internasional.
. .

2
Peraturan Bank Indonesia No. .19/10/PBI/2017
a. Kerjasama Nasional

Bank Indonesia secara konsisten dan aktif berkoordinasi dengan BNN, Kementerian
Keuangan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan
. . . . .

Republik Indonesia guna mencapai APU dan rezim PPT. Kepolisian (POLRI PPATK, dan
perusahaan lain yang terkait. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuanganlainnya.3

b. Kerjasama Internasional

Selain lembaga internasional lainnya, Bank Indonesia juga aktif bekerjasama dengan
Bank Sentral Brunei Darussalam, Bank of Thailand, Bank of Malaysia, Bangko Sentral ng
Pilipinas, dan Bank Negara Malaysia (BNM) , Monetary Authority of Singapore (MAS) , dan
Bank Thailand. Interaksi APU PPT dengan otoritas asing lainnya sedang diperluas oleh Bank
Indonesia.

Berikut Organisasi internasional terkait PPT APU yang dapat diikuti antara lain:

a. Keanggotaan dalam APG.


.

- Profil APG sebuah organisasi regional (Asia Pasifik) didirikan untuk menghentikan
dan menghapus kegiatan pencucian uang, pencucian uang, dan pembiayaan
proliferasi. Sejak tahun 2001, Indonesia menjadi anggota APG.
- - Mutual Evaluation, melakukan Mutual Evaluation (ME) untuk mengevaluasi tingkat
. .

kepatuhan terhadap rekomendasi FATF sebagai norma dunia untuk menghindari


pendanaan terorisme (APU PPT).

Sesi Tahunan APG di Kathmandu, Nepal, menemukan bahwa penerapan standar


internasional Indonesia di bidang pemberantasan .pencucian .uang dan.pendanaan. terorisme
dianggap sangat kompeten dalam hal kepatuhan dan kemanjuran. Berdasarkan hasil asesmen,
Indonesia lebih berhasil menerapkan APU PPT.

b. Persiapan Menjadi Full FATF Member


- Profil FATF G-7 membentuk (Financial Action Task Force on Money Laundering)
pada tahun 1989 dengan tujuan menciptakan infrastruktur dan sistem untuk
menghentikan dan memerangi pencucian uang. Kemudian, infrastruktur dan
mekanisme ini diperkuat untuk menerima pendanaan terorisme dan produksi senjata
pemusnah massal. eksekusi standar internasional untuk memerangi kejahatan
keuangan dapat membantu suatu negara dikenal memiliki integritas sistem keuangan
3
https://ppid.ppatk.go.id/?page_id=816 diakses pada 14 Oktober pada pukul 16.00 WIB
tingkat tinggi, yang merupakan salah satu keuntungan utama menjadi Anggota Penuh
FATF.

Aspirasi pemerintah untuk bergabung dengan FATF sebagai Anggota Penuh didukung
oleh Bank Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut, Bank Indonesia telah menyusun rencana
sebagai berikut:

Melaksanakan tentang pencucian uang, pendanaan terorisme, dan pembiayaan penyebaran


WMD, semua rekomendasi FATF untuk industri sistem pembayaran dan kegiatan usaha
valuta asing. Penerapan prinsip-prinsip APU dan PPT yang efektif diharapkan dapat
meningkatkan kredibilitas dan reputasi Indonesia, serta membantu negara tersebut mematuhi
peraturan APU dan PPT internasional terkait. Tentang Pelaksanaan Program APU PPT Bagi
. .

PJSP (Penyedia Jasa Sistem Pembayaran) Selain Bank dan NBFT (KUPVA BB) dan
. . . .

Ketentuannya Financial Technology, BI telah mengeluarkan ketentuan dan rekomendasi.

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan kerjasama kelembagaan untuk menghentikan


dan menghilangkan pendanaan terorisme, pencucian. Uang., dan penyebaran WMD.
Menambah ilmu adalah tujuannya. masyarakat, Bank Indonesia mengedukasi masyarakat
tentang manfaat penggunaan PJSP dan KUPVA BB resmi. Dalam hal kerjasama
kelembagaanDalam rangka penertiban (KUPVA BB) Penyelenggara Transfer Dana Bukan
Bank (PTD BB) yang tidak berizin dan melanggar hukum di tanah Indonesia, Bank Indonesia
bekerja sama dengan beberapa kementerian dan lembaga di tanah air, termasuk kepolisian.
QR .Code. yang digunakan pada emblem KUPVA BB dan PTD BB serta penguasaan operator
yang tidak berwenang merupakan dua cara untuk melindungi masyarakat dari skema
pencucia. uang dan .pendanaan.terorisme.

Anda mungkin juga menyukai