Anda di halaman 1dari 4

Seminar Nasional

“Financial Technology: Kompetisi Bank vs Nonbank”

1. Latar Belakang

Industri perbankan di Indonesia mulai kreatif dan


inovatif membuat layanan digitalisasi perbankan. Hal
tersebut untuk mengantisipasi dan menghadapi kompetisi
digital seiring bermunculannya perusahaan financial
technology (fintech). Jika perbankan tidak mengantisipasi
perkembangan teknologi, nasibnya bisa seperti industri lain
yang tergerus oleh era digital. Oleh karena itu, perbankan
perlu melihat perkembangan fintech bukan sebagai
tantangan, tetapi harus kreatif dan inovatif untuk bisa
berkembang.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah mengingatkan
bahwa bisnis perbankan pasti bakal saling berhadapan, head
to head dengan fintech, misalnya dalam hal pembayaran
dan pinjaman. Oleh karena itu, industri perbankan tidak
boleh diam dan harus melakukan inovasi teknologi.
Berkaitan dengan hal itu, OJK kuartal I-2018 akan
menerbitkan aturan mengenai konsep sandbox untuk
perusahaan layanan jasa keuangan berbasis teknologi atau
financial technology (Fintech) peer to peer (P2P) lending .
Regulasi semacam ini sudah banyak diterapkan di negara
lain termasuk Singapura hingga institusi internasional seperti
Bank Dunia. Banyak negara menilai bahwa regulasi ini
penting untuk memastikan inovasi di bidang teknologi
finansial aman, nyaman, dan efisien dalam bertransaksi
secara digital.
OJK juga sudah menerbitkan peraturan OJK (POJK)
Nomor 77 Tahun 2016 terkait fintech. Selain itu, OJK telah
menyusun rancangan POJK mengenai inovasi keuangan
digital. Aturan tersebut diharapkan membuat perusahaan
fintech dapat lebih berkembang nantinya.
Selain itu, OJK berkoordinasi dengan otoritas terkait
akan membentuk Fintech Center di level nasional. Fintech
Center akan melakukan fungsi koordinasi agar
penyelenggaraan kegiatan fintech dapat tumbuh dan
berkembang, namun tidak melupakan aspek keamanan dan
perlindungan konsumen. Lebih dari itu, semua upaya
tersebut diharapkan menciptakan sistem keuangan,
termasuk fintech, yang sehat dan dapat mendorong
perekonomian.
Selain itu, OJK tengah menyusun peta jalan (roadmap)
fintech selama lima tahun ke depan. Peta jalan akan menjadi
acuan dalam pengembangan, pengaturan, dan pengawasan
fintech. Saat ini, Bank Indonesia (BI) mewajibkan
perusahaan fintech yang terlibat sistem pembayaran
mendaftar ke bank sentral mulai 1 Januari 2018.

2. 2. Tujuan Seminar

Tujuan utama penyelenggaraan seminar ini adalah:

– Menjaring masukan tentang bentuk fintech yang paling tepat


untuk kondisi ekonomi Indonesia
– Memberi masukan kepada otoritas (BI dan OJK) tentang
peraturan fintech, yang dapat mendorong perekonomian,
mengembangkan sistem pembayaran dan pembiayaan, serta
melindungi konsumen
– Mendorong kompetisi yang sehat di kalangan pelaku fintech
– Merumuskan arah industri fintech di Indonesia

3. Audience
Target audience dalam seminar ini adalah: Direksi perbankan,
direksi perusahaan IT, bankir, regulator (Bank Indonesia dan OJK),
penyelenggara fintech nonperbankan, perusahaan e-commerce,
akademisi, mahasiswa.

4. Pembicara/Susunan Acara

Pembukaan
09.00-09.30 : Keynote Speech Ketua Dewan Komisioner OJK
Bapak Wimboh Santoso

09.30-10.00 – Coffee/Tea Break

Diskusi Panel
10.00-10.20 – Kepala Departemen Kebijakan Sistem
Pembayaran Bank Indonesia, Onny Wijanarko-- “Regulasi
Sandbox Fintech”

10.20-10.40 – Direktur IT BTPN, Kharim Siregar --


“Roadmap Transformasi Digital BTPN”

10.40-11.00 – Ketua Asosiasi Fintech Indonesia, Niki Luhur,


“Prospek Fintech dan Peer to Peer (P2P) Lending di
Indonesia”

11.00-11.20 – Direktur BRI

11.20-11.40 - Corporate Secretary PT BNI Tbk, Ryan


Kiryanto

Moderator: Pemimpin Redaksi Investor Daily Primus


Dorimulu
5. Waktu & Tempat

Seminar akan dilaksanakan dengan jadwal sbb;

Waktu : Selasa, 10 April 2018, pkl 08.30-13.00 WIB


Tempat : Thamrin Nine, UOB Plaza Jl Thamrin No 10

Anda mungkin juga menyukai