Anda di halaman 1dari 3

Pengawasan Notaris Terhadap Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa https://jatim.kemenkumham.go.id/pusat-informasi/artikel/5792-pengawasan-notaris-terhadap-penera...

Pengawasan Notaris Terhadap Penerapan Prinsip Mengenali


Pengguna Jasa
SuperAdmin | Dilihat: 4341

PENGAWASAN NOTARIS

TERHADAP PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA

• Latar Belakang

Dalam rangka mendukung Pencegahan Dan Pemberantasan Anti Pencucian Uang/Pencegahan Pendanaan Terorisme sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidanan Pencucian Uang dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2013 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme, Kementerian Hukum Dan HAM telah menerbitkan Peraturan Menteri
Hukum Dan HAM Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Notaris. Dalam penerapan prinsip mengenali pengguna
jasa, dipandang perlu menetapkan suatu panduan yang memberikan petunjuk teknis bagi notaris agar memiliki pemahaman yang sama atas implementasi
Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ).

Dalam penerapan PMPJ perlu mengedepankan pendekatan berbasis resiko, yaitu apabila tingkat resiko pencucian uang dan pendanaan terorisme dinilai
lebih tinggi maka perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur yang lebih ketat, sedangkan apabila tingkat resiko pencucian uang dan pendanaan terorisme
dinilai lebih rendah, maka dapat menerapkan kebijakan dan prosedur yang lebih sederhana.

Dinamika nasional, regional maupun global yang diiringi dengan perkembangan produk, aktivitas dan teknologi informasi, meningkatkan peluang
penyalahgunaan fasilitas dan produk dari industri keuangan dan lembaga yang terkait dengan keuangan, oleh pelaku kejahatan terutama sebagai sarana
maupun sasaran pencucian uang dan pendanaan terorisme. Dampak yang tidak bisa dihindari adalah meningkatnya risiko dari industri keuangan dan
lembaga yang terkait dengan keuangan, terutama risiko hukum, risiko operasional, risiko transaksi dan risiko reputasi.  Penerapan PMPJ ini merupakan
bagian penting bagi manajemen risiko yang baik, terutama risiko reputasi, operasi, hukum dan konsentrasi, yang satu dengan lainnya saling berhubungan.

Dalam hal Manajemen Risiko dilaksanakan dengan baik antara lain melalui Penerapan PMPJ, maka sistem keuangan mampu menjalankan fungsinya dengan
baik pula dan akhirnya stabilitasnya tetap terjaga. Adapun jenis risiko yang muncul, bagi industri keuangan atau yang terkait dengan keuangan, dapat
menyebabkan : Kerugian karena besarnya biaya yang dikeluarkan, berkurangnya kesempatan membina hubungan usaha dengan pengguna jasa,
munculnya kebutuhan waktu dan energi dari manajemen untuk memecahkan masalah yang muncul.

1 of 3 1/31/2023, 1:30 PM
Pengawasan Notaris Terhadap Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa https://jatim.kemenkumham.go.id/pusat-informasi/artikel/5792-pengawasan-notaris-terhadap-penera...

Pemenuhan kewajiban atas ketentuan perundang-undangan PMPJ ini memberikan landasan hukum yang kuat bagi semua pihak terkait, dalam memenuhi
ketentuan yang diwajibkan, yaitu kewajiban penerapan PMPJ dan pelaporan bagi Pihak pelapor, Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP) mengeluarkan
regulasi berkenaan dengan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ), PPATK melakukan analisis dan pemeriksaan, dan aparat penegakan hukum
berkewajiban menangani perkara tindak pidana pencucian uang sesuai dengan tanggung jawabnya.

• Tujuan Kegiatan
• Meningkatkan pengawasan MPW dan MPD terkait penerapan PMPJ oleh Notaris Di Wilayah Jawa Timur guna menghindari praktik pencucian uang;
• Tercapainya pemahaman MPW dan MPD yang sama atas implementasi Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ) oleh Notaris Di Wilayah Jawa Timur.

• Dasar Hukum

Peraturan-peraturan tersebut menjadi landasan hukum dalam Kegiatan Pengawasan Notaris Terhadap Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa yaitu:

◦ Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2005 Tentang Perlindungan Pengamanan Dan Penyelamatan Dokumen/Arsip Vital Negara;
◦ Undang-Undang Nomor 9 tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme;
◦ Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris;
◦ Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2018 tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat dari Korporasi Dalam Rangka Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme;
◦ Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 9 Tahun 2019 tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Notaris;
◦ Peraturan Kepala PPATK Nomor 11 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyampaian Laporan Transaksi Keuangan Mencurugakan Bagi Profesi;
◦ Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-03.PR.01.03 Tahun 2019 Tanggal 22 November 2019 Tentang Target Kinerja Tahun
2020;
◦ Surat Edaran Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum No. AHU.UM.01.01-1232 tanggal 16 September 2019 tentang Panduan Penerapan
Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ) Bagi Notaris;
◦ Surat Edaran Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum No. AHU.UM.01.01-1239 tanggal 16 September 2019 tentang Panduan
Pengawasan Kepatuhan Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ) dan Pelaporan ke Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK) Bagi Notaris.

• Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa

Notaris sebagai salah satu pihak pelapor sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang Pihak Pelapor dalam
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang notaris wajib menerapkan prinsip mengenali pengguna jasa. Prinsip mengenali Pengguna
Jasa sebagaimana dimaksud paling sedikit memuat: identifikasi Pengguna Jasa; verifikasi Pengguna Jasa; dan pemantauan Transaksi Pengguna Jasa.

Dalam penerapan PMPJ, ketersediaan data nasabah atau Pengguna Jasa, jejak rekam dan berbagai transaksi yang dilakukan, serta administrasi atau
penatausahaan dokumen informasi yang baik, dapat dimanfaatkan untuk melakukan berbagai kajian (riset) termasuk dalam riset pengembangan usaha
industri Pihak Pelapor. Akurasi data dan metode pengolahan data yang baik akan menghasilkan bahan penting bagi manajemen dalam pengambilan
keputusan secara akurat dan profesional. Kebijakan mengenai penerapan PMPJ sekurang-kurangnya memuat:

◦ Identifikasi Pengguna Jasa;


◦ Verifikasi Pengguna Jasa; dan
◦ Pemantauan transaksi Pengguna Jasa.

Notaris melakukan identifikasi melalui pengumpulan informasi Pengguna Jasa, yang dilakukan terhadap orang perseorangan, korporasi dan perikatan
lainnya (legal arrangement). Notaris juga wajib melakukan verifikasi terhadap informasi dan dokumen. Dalam hal ini notaris dapat meminta keterangan
kepada pengguna jasa untuk mengetahui kebenaran formil dokumen dan apabila terdapat keraguan atas kebenaran formil dokumen, notaris dapat
meminta dokumen pendukung lainnya dari pihak yang berwenang. Verifikasi terhadap informasi dan dokumen dilaksanakan sebelum melakukan
hubungan usaha dengan pengguna jasa. Notaris dapat melakukan hubungan usaha atau transaksi sebelum proses verifikasi selesai, apabila notaris telah
menerapkan prosedur manajemen resiko. Bila notaris melakukan hubungan usaha sebelum proses verifikasi selesai maka proses veridikasi wajib
diselesaikan sesegera mungkin, setelah terjadinya hubungan usaha pengguna jasa dengan notaris.

Cara terakhir mengenali pengguna jasa yakni dengan pemantauan transaksi pengguna jasa. Notaris melakukan pemantauan kewajaran transaksi pengguna
jasa. Dalam hal pencatatan transaksi dan sistem informasi seorang notaris bertanggung jawab terhadap adanya pencatatan transaksi dan sistem informasi
mengenai identifikasi, pemantauan, penyediaan laporan mengenai transaksi yang dilakukan oleh pengguna jasa. Pencatatan transaksi dan sistem informasi
dapat dilakukan secara non elektronik maupun elektronik yang disesuaikan dengan kompleksitas dan karakteristik notaris. Sistem informasi yang dimiliki
memungkinkan notaris untuk menelusuri setiap transaksi apabila diperlukan, baik untuk keperluan internal dan/atau kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang hukum, maupun dalam kaitannya dengan penegakan hukum.

Berikut langkah-langkah penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa:

◦ Identifikasi jasa notaris yang diguanakan oleh pengguna jasa;


◦ Komunikasi dengan pengguna jasa;
◦ Analisis resiko pengguna jasa dan/atau pemilik pengguna jasa;
◦ Penerapan prosedur PMPJ berdasarkan tingkat resiko terjadinya TPPU dan/atau pendanaan terorisme;
◦ Penatausahaan dokumen;
◦ Pemutakhiran informasi dan/atau dokumen;
◦ Pelaporan PPATK.

2 of 3 1/31/2023, 1:30 PM
Pengawasan Notaris Terhadap Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa https://jatim.kemenkumham.go.id/pusat-informasi/artikel/5792-pengawasan-notaris-terhadap-penera...

Melalui kegiatan Pengawasan Notaris Terhadap Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa di Wilayah Jawa Timur Kantor Wilayah diharapkan dapat
menginventarisir permasalahan dan kendala yang seringkali dihadapi Notaris dalam implementasi PMPJ, serta merumuskan solusi dan tindak lanjutnya
bersama MPD dan MPW pada wilayah kerja masing-masing untuk perbaikan implementasi ke depannya. Penerapan PMPJ secara umum memiliki arti
penting:

◦ Dengan mengetahui latar belakang dan identitas serta memantau transaksi yang dilakukan pengguna jasa, akan memberikan nilai tambah
bagi Pihak Pelapor terutama dalam membina hubungan baik dengan pengguna jasa yang bermanfaat dari aspek bisnisnya. Terhadap
pengguna jasa yang prospektif, akan senantiasa dijaga dan ditingkatkan hubungan baiknya;
◦ Dapat menciptakan industri yang sehat, karena terhindar dari risiko operasional, hukum, dan reputasi, serta terkonsentrasinya transaksi;
◦ Mampu melaporkan Transaksi Keuangan Mencurigakan.

Industri keuangan dan yang terkait dengan keuangan semakin rentan terhadap risiko dimanfaatkannya pelaku pencucian uang dan pendanaan terorisme,
oleh karena itu perlu melindungi dirinya dengan menerapkan manajemen risiko yang baik, antara lain melalui penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa
(PMPJ). Dalam Penerapan PMPJ ini disyaratkan adanya persepsi, perlakukan, dan sikap yang sama dari Pengguna Jasa, Pihak Pelapor (PJK dan PBJ),
Lembaga Pengawas dan Pengatur, serta pihak-pihak terkait lainnya.

Untuk mengefektifkan penerapan peraturan teknis terkait PMPJ tersebut, Kantor Wilayah Jawa Timur melakukan penyebarluasan informasi melalui media
elektronik baik website maupun media sosial lainnya. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk sosialisasi kepada notaris, MPW dan MPD se-Jawa Timur dalam
upaya mendorong pencegahan tindak pidanan pencucian uang dan pemberantasan pendanaan terorisme yang diharapkan akan menciptakan industri
keuangan yang sehat dan stabilitas keuangan yang terjaga dengan baik.

 Cetak

3 of 3 1/31/2023, 1:30 PM

Anda mungkin juga menyukai