Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS YURIDIS PENYIDIKAN KASUS PEMALSUAN

SERTIFIKAT PALSU OLEH PENYIDIK KEPOLISIAN


POLRESTA BARELANG
Disusun oleh:
ANJAS BAYU ASEPTA
74120044

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BATAM (UNIBA)
BATAM – 2022
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian


Indonesia merupakan negara hukum yang mengandung konsekuensi bahwa segala perbuatan yang dilakukan oleh warga
negara dilandaskan pada hukum positif, salah satunya terkait hak-hak warga negara. Meskipun konsep negara hukum sendiri
terdiri dari beberapa konsep, akan tetapi terdapat sebuah benang merah persamaan diantara konsep tersebut, yaitu adanya
pengakuan dan jaminan terhadap hak asasi manusia (HAM) atau hak dasar warga negara di dalam konstitusi.
Saat ini relevansi jaminan dan penegakan terhadap hak kesehatan tersebut diuji dengan adanya pandemi global Coronavirus
Disease (Covid-19) yang melanda seluruh negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Covid-19 (Coronavirus Disease 2019)
sendiri merupakan virus yang bermula dari Wuhan, Provinsi Hubei. Covid-19 merupakan sebuah penyakit baru yang telah
menjadi wabah (pandemic), penyakit ini harus diwaspadai karena penularannya yang relatif cepat, dan memiliki tingkat
ukuran kematian yang tidak dapat diabaikan.
Pemerintah saat ini, sedang berupaya untuk melakukan vaksinasi. Vaksin merupakan mikroorganisme yang dapat memiliki
respons imun sehingga dapat menimbulkan kekebalan terhadap patogen penyebab penyakit menular tertentu. Meskipun
pengaturan mengenai teknis vaksinasi Covid-19 telah ditentukan secara lebih lanjut, tetapi dalam pelaksanaannya tidak luput
dari berbagai permasalahan. Salah satu permasalahan tersebut adalah pemalsuan dokumen sertifikat vaksin Covid-19.
Adapun kasus yang penulis bahas terjadi di Kota Batam, ada 5 (lima) pelaku yang ditangkap. Para pelaku telah melakukan
pemalsuan sertifikat vaksin tanpa dilakukan vaksin terlebih dahulu. kelima pelaku tersebut berhasil memalsukan 43 Sertifikat
Vaksin.
PENDAHULUAN

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana proses penyelidikan dan penyidikan kasus pemalsuan sertifikat palsu oleh penyidik Kepolisian Polresta Barelang ?
2. Apakah faktor pendukung dan kendala dalam proses Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Pemalsuan Sertifikat Palsu Oleh
Penyidik Kepolisian Polresta Barelang ?
3. Bagaimana upaya pemerintah melibatkan seluruh instansi terkait melakukan pencegahan pemalsuan sertifikat vaksin ?

3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan sebagaimana telah digambarkan di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk menegetahui proses penyelidikan dan penyidikan kasus pemalsuan sertifikat palsu oleh penyidik Kepolisian Polresta
Barelang.
2. Untuk menegetahui faktor pendukung dan kendala dalam proses Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Pemalsuan Sertifikat Palsu
Oleh Penyidik Kepolisian Polresta Barelang.
3. Untuk menegetahui upaya pemerintah melibatkan seluruh instansi terkait melakukan pencegahan pemalsuan sertifikat vaksin.
PENDAHULUAN

5. Manfaat Penelitian
Kegunaan/manfaat penelitian menjelaskan inplikasi yang diperoleh (out comes) apabila tujuan penelitian itu dapat dicapai. Manfaat
penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi beik teoritis kepada disiplin ilmu hukum yang ditekuni oleh peneliti maupun
praktis kepada praktisi umum. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. Mengacu pada
kerangka penelitian tersebut maka penelitian ini dapat bermanfaat antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoretis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu hukum, khususnya
ilmu hukum Penegakan Hukum Tindak Pidana pemalsuan dokumen sertifikat vaksin Covid-19.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada Polresta Barelang Batam sebagai objek penelitian dan
masyarakat, sebagai berikut :
a. Polresta Barelang Batam diharapkan dapat menjalankan pekerjaan secara efisien karena hasil dari penelitian ini memberi
penjelasan mengenai penegakan hukum tindak pidana pemalsuan dokumen sertifikat vaksin Covid-19.
b. Kepada masyarakat diharapkan dapat menambah pengetahuan sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat luas
dalam hal perlindungan hukum terhadap anak korban tindak pidana kekerasan seksual.
KERANGKA TEORI DAN KONSEP

1. Kerangka Teori
Teori diperlukan untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi dan suatu teori harus diuji
dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidak benarannya. Sedangkan kerangka teori adalah
kerangka pemikiran atas butir-butir pendapat teori, tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi bahan perbandingan
pegangan teoretis. Adapun yang menjadi kerangka teori dalam penulisan ini adalah :
a. Grand Theory
Dalam penelitian ini peneliti memakai Grand Theory yang di ambil dari utilitarianism dari Jeremy Bentham yang mengatakan
bahwa hakikat kebahagiaan adalah kenikmatan dan kehidupan yang bebas dari kesengsaraan,.
b. Middle Theory
Dalam hal ini peneliti menggunakan middle theory dari Theory Viktimologi. Victim adalah orang yang telah mendapat
penderitaan fisik atau penderitaan mental, kerugian harta benda atau mengakibatkan mati atas perbuatan atau usaha pelanggaran
ringan dilakukan oleh pelaku tindak pidana dan lainnya
c. Applied Theory
Dalam hal ini peneliti menggunakan teori aplikasi dari Teori Penyidikan, Penyidikan suatu istilah yang dimaksudkan sejajar
dengan pengertian opsporing (Belanda) dan investigation (Inggris) atau penyiasatan atau siasat (Malaysia)..
KERANGKA TEORI DAN KONSEP

2. Kerangka Konsep
Adapun beberapa istilah yang berkaitan dalam penelitian ini adalah :
a. Analisis adalah kegiatan merangkum sejumlah data besar yang masih mentah kemudian mengelompokan atau memisahkan
komponen-komponen serta bagian-bagian yang relevan untuk kemudian mengkaitkan data yang dihimpun untuk menjawab
permasalahan. Analisis merupakan usaha untuk menggambarkan pola-pola secara konsisten dalam data sehingga hasil analisis
dapat dipelajari dan diterjemahkan dan memiliki arti.
b. Yuridis adalah hal yang diakui oleh hukum, didasarkan oleh hukum dan hal yang membentuk keteraturan serta memiliki efek
terhadap pelanggarannya, yuridis merupakan suatu kaidah yang dianggap hukum atau dimata hukum dibenarkan keberlakuannya,
baik yang berupa peraturan-peraturan, kebiasaan, etika bahkan moral yang menjadi dasar penilaiannya.
c. Penyidik Kepolisian merupakan tindakan untuk mewujudkan ide-ide keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan sosial menjadi
kenyataan. Jadi penegakan hukum pada hakikatnya adalah proses perwujudan ide-ide.
d. Tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana yang disertai ancaman sanksi yang berupa
pidana tertentu bagi siapa yang melanggar larangan tersebut.
e. Pemalsuan dokumen merupakan perbuatan yang dilakukan dengan perubahan-perubahan tanpa hak dalam dokumen, mana yang
dapat mengenai isi didalam dokumen tersebut.
f. Sertifikat vaksin merupakan sertifikat yang diberikan kepada orang-orang yang telah menerima vaksinasi Covid-19 baik dosis
pertama maupun dosis kedua untuk semua jenis vaksin yang beredar di Indonesia. Sertifikat vaksin berisi informasi nama, tempat
tanggal lahir, NIK, tanggal vaksinasi, dan QR code. Sertifikat vaksin dibedakan menjadi 2 warna berbeda sesuai dosis vaksin
yang diterima.
g. Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) merupakan virus yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei1, Covid-19 merupakan sebuah
penyakit baru yang telah menjadi wabah/pandemi, penyakit ini harus diwaspadai karena penularannya yang relatif cepat, dan
memiliki tingkat ukuran kematian yang tidak dapat diabaikan
KERANGKA TEORI DAN KONSEP

3. Asumsi
Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka dalam penulisan thesis ini peneliti mengemukakan beberapa asumsi terkait dengan objek
yang sedang diteliti yaitu:
 Diasumsikan bahwa proses penyelidikan dan penyidikan kasus pemalsuan sertifikat palsu oleh penyidik Kepolisian Polresta
Barelang sudah memuat peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
 Diasumsikan bahwa terdapat faktor pendukung dan kendala dalam proses Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Pemalsuan Sertifikat
Palsu Oleh Penyidik Kepolisian Polresta Barelang.
 Diasumsikan terdapat upaya pemerintah melibatkan seluruh instansi terkait melakukan pencegahan pemalsuan sertifikat vaksin.
METODE PENELITIAN
1. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi data atau dapat dikatakan jenis penelitian adalah suatu pilihan jenis format penelitian dalam meneliti objek penelitian pada
bidang ilmu hukum yang diteliti oleh penulis. maka terkait dengan jenis/spesifikasi penelitian, bahwa penelitian tesis ini adalah
penelitian hukum yang bersifat normatif, yang didukung dengan penelitian hukum yang bersifat sosiologis atau empiris. Data primer
dibidang hukum dapat dibedakan menjadi:
1. Bahan-bahan hukum primer yang mengikat berupa norma dasar Pancasila,
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;
c. Pasal 28H ayat (1) UUD NRI 1945
d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU Kesehatan) Pasal 4 serta Pasal 14 dan Pasal 17
e. Pasal 263 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)
f. Pasal 35 UU ITE dan Pasal 51 ayat (1) UU ITE

2. Bahan hukum sekunder adalah pada umumnya berupa buku-buku hukum yang berisi ajaran doktrin, terbitan berkala berupa
artikel, tentang ulasan hukum, narasi tentang arti istilah, konsep berupa kamus hukum atau ensiklopedia hukum.

3. Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang, pada prinsipnya mencakup bahan-bahan yang memberikan petunjuk terhadap
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.Penulis dalam melakukan penelitian atas objek penelitian ini telah menetapkan
spesifikasi penelitian hukum normatif yang didukung dengan penelitian sosiologis (empiris).
METODE PENELITIAN
2. Teknik Pengumpulan Data dan Alat Pengumpulan Data

Berdasarkan jenis penelitian dengan normatif makan studi yang dilakukan dengan cara studi kepusatkaan. Studi
kepustakaan adalah kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai dan
norma yang berkembang pada situsi sosial yang diteliti Adapun metode pengumpulan data bahan hukum primer
dengan cara :
a. Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan sistem hirarki perundang-undangan yang terkait
dengan objek penelitian;
b. Memperhatikan apakah aturan-aturan yang telah dirunut atau ditelusuri tersebut masih berlaku sebagai hukum
positif atau tidak;
c. Pemilihan keberlakukan undang-undang yang tergolong lex spesiais;
d. Mencari perturan lain untuk dijadikan referensi diluar yang telah dicantumkan dalam bahan hukum primer diatas
yang berkaitan dengan objek penelitian;

Setelah mengumpulkan bahan hukum primer dengan metode diatas, kemudian akan dikumpulan bahan hukum
sekunder dengan metode hampir sama dengan cara-cara diatas kan tetapi tidak bekerja atas dasar hirarki perundang-
undangan. Pencarian buku-buku, artikel dan sejenisnya dilakukan terus menerus agar memberikan referensi yang lebih
banyak sehingga menghasilkan penelitian yang lebih baik. Hal tersebut akan dilakukan sampai penelitian ini selesai.
METODE PENELITIAN

3. Analisis Data
Analisis data adalah tahap yang penting dan menentukan dalam suatu penelitian. Analisis data juga merupakan
tahapan untuk menemukan sumber permasalahan dan jawaban atas persoalan penelitian yang dilakukan. Ada dua
jenis metode analisis data yaitu kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif adalah deskriptif, data yang termasuk kata-
kata dan gambar, yang diperoleh dari transkrip wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, dan
lain lain. Analisis kuantitatif ialah dengan memberikan kode, nomor, ukuran dan variabel operasional.
Setelah bahan hukum terkumpul kemudian dilakukan analisis untuk memberikan argumentasi akhir berupa jawaban
terhadap penelitian. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan cara teknik deskriptif. teknik
deskriptif adalah peneliti memaparkan apa adanya tetang suatu peristiwa atau kondisi hukum.
Tidak hanya melakukan dengan cara deskriptif dan kemudian dilakukan dengan cara evaluatif yang akan memperoleh
pandangan pro dan kontra. Dengan cara melihat komposisi hukum yang terdiri dari :
1. Analogi, perluasan berlakunya undang-undang;
2. Determinasi, menghaluskan atau mengkhususkan berlakuknya peraturan perundang-undangan yang berkenaan
dengan asas yang berlaku secara luas menjadi berlaku secara lebih sempit;
3. Acontratio, mengkontruksikan suatu kondisi hukum secara kebalikan dari dari apa yang disebut dalam undang-
undang;
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai