BAB I
PENDAHULUAN
hukum terhadap pasien sebagai korban
A. Latar Belakang Penelitian malpraktik.
Sistem hukum Indonesia yang Tuntutan terhadap malpraktik
salah satu komponennya adalah hukum kedokteran seringkali kandas di tengah
substantif, diantaranya hukum pidana, jalan karena sulitnya pembuktian. Dalam
hukum perdata dan hukum administrasi hal ini pihak dokter perlu membela diri
tidak mengenal bangunan hukum dan mempertahankan hak–haknya dengan
malpraktik . Justru yang utama dan mengemukakan alasan–alasan atas
mendasar ada di dalam hukum kesehatan tindakannya. Baik penggugat dalam hal
Indonesia yang berupa Undang – Undang ini pasien, pihak dokter maupun praktisi (
Kesehatan No 23 Tahun 1992 secara hakim dan jaksa ) mendapat kesulitan
resmi menyebut kesalahan atau kelalaian dalam menghadapi masalah malpraktik
dalam melaksanakan profesi dalam Pasal kedokteran ini, terutama dari sudut teknis
54 dan 55 , Lebih – lebih apabila ditinjau hukum atau formulasi hukum yang tepat
dari budaya hukum di Indonesia untuk digunakan. Masalahnya terletak
malpraktek merupakan sesuatu yang asing pada belum adanya hukum dan kajian
karena batasan mengenai malpraktik yang hukum khusus tentang malpraktik
diketahui dan dikenal oleh kalangan kedokteran yang dapat dijadikan pedoman
profesi kedokteran dan hukum itu berasal dalam menentukan dan menanggulangi
dari alam pikiran barat yang nampaknya adanya malpraktik kedokteran di
ingin diterapkan di Indonesia. Untuk itu Indonesia. Untuk itu maka perlu dikaji
masih perlu ada pengkajian secara khusus kembali kebijakan formulasi hukum
guna memperoleh suatu rumusan pidana yang dapat dikaitkan dengan
pengertian dan batasan istilah malpraktik kelalaian atau malpraktik kedokteran
di dalam rangka menanggulangi tindak khususnya di dalam memberikan
pidana malpraktik kedokteran khususnya perlindungan hukum iterhadap korban
di dalam memberikan perlindungan mapraktik dalam hal ini pasien.
83
Jurnal Law reform Oktober 2010 Vol. 5 No.2 ________________________________________________________
84
______________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro
85
Jurnal Law reform Oktober 2010 Vol. 5 No.2 ________________________________________________________
86
______________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro
akhirnya mengakibatkan pasien terluka setuju dari pasien yang diberikan secara
atau cacat bahkan meninggal. bebas , sadar dan rasional setelah ia
mendapat informasi yang dipahaminya
C. Pertanggungjawaban Dalam Hukum dari dokter tentang penyakitnya. 6
Pidana
Dipidananya seseorang tidaklah E. KEGAWATAN MEDIK
cukup apabila orang itu telah melakukan Issue pertama yang perlu
perbuatan yang bertentangan dengan hu- dikemukakan di sini adalah yang
kum atau bersifat melawan hukum. Jadi menyangkut batasan atau definisi dari
meskipun perbuatannya memenuhi rumus- kegawatan medik itu sendiri. Hal ini
an delik dalam Undang – Undang dan penting sebab beberapa sengketa hukum
tidak dibenarkan, hal tersebut belum yang timbul antara health care reciever
memenuhi syarat untuk penjatuhan dan health care provider, penye-
pidana. Untuk pemidanaan masih perlu lesaiannya sering memerlukan kejelasan
adanya syarat, yaitu bahwa orang yang lebih dahulu tentang batasannya. 7
melakukan perbuatan itu mempunyai Sejauh ini memang belum ada
kesalahan atau bersalah . batasan yuridisnya dan tentunya menjadi
Sehubungan dengan hal tersebut tugas kalangan medik untuk meru-
berlaku asas “ tiada pidana tanpa muskannya, sebab rumusan itulah
kesalahan “ asas itu dianut oleh KUHP nantinya yang akan dijadikan acuan
Indonesia dan juga negara – negara lain, penting oleh hakim bagi penyelesaian
akan bertentangan dengan rasa keadilan sengketa hukum. Dengan kata lain
apabila ada orang yang dijatuhi pidana rumusan tersebut akan dijadikan sumber
padahal ia sama sekali tidak bersalah. hukum yang bersifat persuasif mengingat
Orang tidak mungkin dipertanggung- hukum positifnya di Indonesia belum ada
gjawabkan ( dijatuhi pidana ) kalau dia
tidak melakukan perbuatan pidana, akan
tetapi meskipun melakukan perbuatan
pidana, dia tidak selalu dapat dipidana.
D. INFORMED CONSENT
Salah satu hal penting yang tidak
6
boleh dilupakan dalam rangka Guwandi , Trilogi Rahasia Kedokteran ,
memperoleh persetujuan pasien adalah Balai Penerbit FKUI, Jakarta , 1992 , hal 17 – 30 .
7
Ngesti Lestari, ”Masalah Malpraktek Etik
memberikan infor-masi terlebih dahulu , Dalam Praktek Dokter ”, Kumpulan Makalah
yang kita kenal dengan istilah Informed Seminar tentang Etika dan Hukum Kedokteran
Consent yaitu suatu izin atau pernyataan diselenggarakan oleh RSUD Dr. Saiful Anwar ,
Malang, 2001
87
Jurnal Law reform Oktober 2010 Vol. 5 No.2 ________________________________________________________
BAB III
b. Pengguguran Kandungan
HASIL PENELITIAN DAN
Pengguguran kandungan terdapat di
PEMBAHASAN dalam Pasal 299, 346, 348 dan pasal 349
KUHP. Sebagai salah satu contoh dapat
A. Kebijakan Formulasi Hukum dilihat dalam :
Pidana Saat ini Mengenai Pasal 299
Penanggulangan Tindak Pidana (1) Barang siapa dengan sengaja
Malpraktik Kedokteran mengobati seorang pasien atau
1. Kitab Undang – Undang menyuruhnya supaya diobati, dengan
Hukum Pidana ( KUHP ) 8 diberitahukan atau ditimbulkan
a. Kejahatan Terhadap Pemalsuan harapan, bahwa karena pengobatan itu
Pasal 267 KUHP hamilnya dapat digugurkan ,diancam
(1) Seorang dokter yang dengan sengaja dengan pidana penjara paling lama
memberi surat keterangan palsu empat tahun atau denda paling banyak
tentang ada atau tidaknya penyakit, tiga ribu rupiah.
kelemahan atau cacat, diancam Jika kita melihat Pasal 299, 346,
dengan pidana penjara paling lama 348 dan pasal 349 KUHP di atas
empat tahun berkaitan dengan upaya abortus criminalis
Pasal 267 KUHP di atas memang karena di dalamnya terdapat unsur adanya
pasal khusus yang hanya dikenakan bagi upaya menggugurkan kandungan tanpa
dokter. Maksudnya yaitu hanya orang adanya indikasi medis. Dapat dicermati
tertentu yang mempunyai sifat atau bahwa masalah menggugurkan kandungan
kualitas pribadi sebagai dokter saja yang atau abortus provokatus ini diatur dengan
dapat dijadikan subjek hukum yang ketat sekali di dalam KUHP, sebab orang
melakukan kejahatan pemalsuan ini. Agar ( Dokter atau orang awam) yang sengaja
rumusan Pasal 267 ini bisa dikenakan mengobati perempuan yang sedang
kepada dokter, unsur sengaja harus mengandung, dengan memberi pengha -
terpenuhi, karena bisa saja terjadi dokter rapan bahwa dengan obat yang diberi-
salah dalam menentukan diagnosa, kannya itu dapat menggugurkan kan-
sehingga salah pula dalam menerbitkan dungan saja, dapat diancam dengan
surat keterangan yang dibuatnya. Saran pidana yang cukup berat, yaitu empat
penulis terhadap pasal ini sebaiknya tahun penjara ( Pasal 299 KUHP ).
dimasukkan juga unsur kelalaian yang Ketentuan ini sebetulnya membuat
dilakukan oleh dokter. dilemma dan menimbulkan ketakutan bagi
dokter karena apabila ada indikasi medis
8
Moeljatno,KUHP . Penerbit Bumi dimana dalam keadaan darurat untuk
Aksara,1999
88
______________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro
89
Jurnal Law reform Oktober 2010 Vol. 5 No.2 ________________________________________________________
c. Setiap orang berhak menerima atau (3) Organ dan/ atau jaringan tubuh
menolak sebagian atau seluruh dilarang diperjualbelikan dengan
tindakan pertolongan yang akan dalih apapun.
diberikan kepadanya setelah menerima
dan memahami informasi mengenai c. Undang – Undang Nomor 29 Tahun
tindakan tersebut secara lengkap. 2004 Tentang Praktik Dokter
d. Mengenai Ganti Rugi Putusan Mahkamah Konstitusi No
Pasal 58 4/PUU/ V/2007 terhadap uji materiil
(1) Setiap orang berhak menuntut ganti Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
rugi terhadap seseorang, tenaga Menyatakan permohonan para Pemohon
kesehatan, dan/atau penyelenggara dikabulkan untuk sebagian;
kesehatan yang menimbulkan ke-
Menyatakan Pasal 75 Ayat (1) dan
rugian akibat kesalahan atau ke-
Pasal 76 sepanjang mengenai kata-
lalaian dalam pelayanan kesehatan
kata “penjara paling lama 3 (tiga)
yang diterimanya.
tahun atau” dan Pasal 79
(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana
sepanjang mengenai kata-kata
dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku
“kurungan paling lama 1 (satu)
bagi tenaga kesehatan yang
tahun atau” serta Pasal 79 huruf c
melakukan tindakan penyelamatan
sepanjang mengenai kata-kata
nyawa atau pencegahan kecacatan
“atau huruf e” Undang-Undang
seseorang dalam keadaan darurat.
Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran
e. Mengenai Transplantasi Organ
Negara Republik Indonesia Tahun
Pasal 64
2004 Nomor 116, Tambahan
(1)Penyembuhan penyakit dan pemulihan
Lembaran Negara Republik
kesehatan dapat dilakukan melalui
Indonesia Nomor 4431)
transplantasi organ dan/atau jaringan
bertentangan dengan Undang-
tubuh, implan obat dan/atau alat
Undang Dasar Negara Republik
kesehatan, bedah plastik dan
Indonesia Tahun 1945;
rekonstruksi, serta penggunaan sel
punca. Menyatakan Pasal 75 Ayat (1) dan
(2) Transplantasi organ dan/atau jaringan Pasal 76 sepanjang mengenai kata-
tubuh sebagaimana dimaksud pada kata “penjara paling lama 3 (tiga)
ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan tahun atau” dan Pasal 79
kemanusiaan dan dilarang untuk sepanjang mengenai kata-kata
dikomersialkan. “kurungan paling lama 1 (satu)
tahun atau” serta Pasal 79 huruf c
sepanjang mengenai kata-kata
90
______________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro
91
Jurnal Law reform Oktober 2010 Vol. 5 No.2 ________________________________________________________
caharian selama waktu tahun. tahun atau denda paling banyak Kategori
tertentu, dipidana de - III
ngan pidana penjara 2. Karena kelalaian mengakibatkan luka
paling lama 2 ( dua)
berat
tahun atau denda paling
banyak kategori III Dalam KUHP diancam pidana
penjara paling lama lima tahun atau
kurungan paling lama satu tahun ,
Pasal 593 Pasal 360
sedangkan dalam konsep diancam pidana
Jika tindak pidana se - Barangsiapa karena penjara paling lama tiga tahun atau denda
bagaimana dimaksud ke - alpaannya paling banyak Kategori IV
dalam Pasal 592 dila - menyebab - kan orang 3. Karena kelalaian mengakibatkan mati
kukan dalam menjalan - lain menda - pat luka – Dalam KUHP diancam pidana
kan suatu jabatan atau luka berat, diancam penjara paling lama lima tahun atau
profesi, maka pidana - dengan dengan pidana kurungan paling lama satu tahun ,
nya dapat ditambah penjara paling lama
sedangkan dalam konsep diancam pidana
dengan 1/3 ( sepertiga ) lima tahun atau
kurungan paling lama penjara paling lama lima tahun atau denda
satu tahun paling banyak kategori IV.
Pasal 593 Konsep 2008 merupakan
Pasal pemberatan pidana bagi pelaku
Ada hal yang membedakan ke
dalam menjalankan suatu jabatan atau
duanya adalah mengenai jenis dan
pencaharian, melakukan tindak pidana
lamanya pidana yang dijatuhkan . Dalam
yang disebut dalam Pasal 592 Konsep.
KUHP dikenal dengan pidana kurungan
Pidana bagi pelaku yang melakukan
sedangkan dalam konsep tidak lagi
perbuatan dalam menjalankan suatu
mengenal pidana kurungan. 9
jabatan atau profesi ditambah 1/3
Jenis dan lamanya pidana yang
(sepertiga ) dari pidana bagi pelaku yang
dijatuhkan yaitu :
bukan dalam menjalankan suatu jabatan
1. Karena kelalaian mengakibatkan luka
atau profesi. Pasal ini merupakan suatu
Dalam KUHP diancam pidana
bentuk perlindungan juga terhadap pasien
penjara paling lama Sembilan bulan atau
dalam hal terjadinya kelalaian atau
kurungan paling lama enam bulan , atau
kealpaan yang dilakukan oleh dokter
denda paling banyak tiga ratus rupiah.
dalam pelayanan kesehatan.
Sedangkan di dalam konsep diancam
b. KUHP Singapura
dengan pidana penjara paling lama dua
Tentang Mengakibatkan mati atau
9
luka karena kealpaan
Pasal 65 ayat (1) Konsep KUHP 2006,
Section 304 A
Pidana pokok terdiri atas pidana penjara , pidana
tutupan, pidana pengawasan, pidana denda, dan
pidana kerja sosial.
92
______________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro
Whoever causes the death of any pidana penjara paling lama lima tahun
person by doing any rash or negligent act atau kurungan paling lama 1 tahun .
not amounting to culpable homicide, shall Dengan memperhatikan dan
be punished with imprisonment for a term menganalisa serta membandingkan
which may extend to two years, or with KUHP, Konsep KUHP 2008, KUHP
fine, or with both 10 Singapura maka dapat diambil kesimpulan
KUHP Singapura KUHP Indonesia bahwa kebijakan hukum pidana yang akan
datang :
Pasal 304 A Pasal 359
Barangsiapa menye - Barang siapa karena Berkaitan dengan kebijakan hukum
kealpaannya menye - pidana yang akan datang yang
babkan kematian sese -
orang yang dilakukan babkan matinya orang berhubungan dengan penanggulangan
dengan gegabah atau lain diancam dengan tindak pidana malpraktik kedokteran
kelalaian, perbuatan pidana penjara paling dirasakan perlu menggunakan sistem
tersebut tidak sama lama lima tahun atau
kurungan paling lama
pidana minimum khusus sebagaimana di
dengan pembunuhan
bersalah , dapat satu tahun dalam konsep. Menurut Barda Nawawi
dipidana dengan pida - Arief adanya pidana minimum khusus
na penjara untuk untuk delik – delik tertentu mempunyai
jangka waktu paling suatu landasan antara lain
lama dua tahun atau 1) Untuk mengurangi adanya disparitas
denda, atau keduanya.
pidana
2) Untuk memenuhi tuntutan masyarakat
yang menghendaki adanya standar
Tindak pidana dalam pasal 304 A minimal yang objektif untuk delik –
ini , sama dengan tindak pidana dalam delik yang sangat dicela dan
pasal 359 KUHP Indonesia, tetapi merugikan atau membahayakan
rumusan pidananya berbeda. Dalam masyarakat atau negara
KUHP Singapura pidananya dirumuskan 3) Untuk lebih mengefektifkan prevensi
secara alternatif – kumulatif yaitu pidana umum 11
penjara paling lama dua tahun atau denda Mengenai Pertanggungjawaban
, atau keduanya , yang dimaksud dengan korporasi sebenarnya telah diatur di
keduanya adalah dipidana dengan pidana dalam Pasal 41 ayat 2 Undang – Undang
penjara paling lama dua tahun ditambah Praktik kedokteran yaitu membuat daftar
denda. Dalam KUHP Indonesia pidananya dokter atau dokter gigi yang melakukan
dirumuskan secara alternative yaitu praktik kedokteran di sarana pelayanan
11
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai
10
Republik of Singapore Chapter 103, Penal Kebijakan Hukum Pidana, PT. Citra Adiya Bakti,
Code, Arrangement of Section, Edition of 1970 Bandung, 1996
93
Jurnal Law reform Oktober 2010 Vol. 5 No.2 ________________________________________________________
94
______________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro
harus hati – hati di dalam menentukan 4. Perlu dirumuskan tindak pidana yang
pasal mana yang dapat dikenakan dapat memberikan kenyamanan dan
terhadap kasus malpraktik.karena di kepastian hukum bagi kedua belah
dalam dunia kedokteran, seorang pihak dalam hal ini dokter dan pasien
dokter dalam menangani Pasien tidak sehingga Dokter merasa nyaman di
ada dua penyakit yang sama persis dalam menjalankan tugasnya sebagai
antara pasien satu dengan pasien yang dokter tanpa adanya rasa takut yang
lainnya. berlebihan dan di pihak pasien dapat
3. Hukum Pidana merupakan Ultimum memberikan perlindungan hukum
Remedium artinya hukum pidana apabila terjadi hal – hal yang
sebaiknya digunakan sebagai obat menyimpang atau menimbulkan
terakhir atau langkah terakhir apabila akibat tertentu yang merugikan pasien
cara – cara penyelesaian yang lain atau korban, Ini semua diperlukan
tidak dapat menemui kesepakatan demi terciptanya kepastian hukum
atau jalan keluar. bagi kedua belah pihak
DAFTAR PUSTAKA
Hukum. Malang: Bayumedia.
Ameln, Kapita Selekta Hukum 2007
Kedokteran. Jakarta : Chairul, Huda. Dari Tiada Pidana Tanpa
Grafikatama Jaya, 1991. Kesalahan menuju Kepada Tiada
Amri, Amir, Bunga Rampai Hukum Pertanggungjawaban Pidana
Kesehatan. Jakarta : Widya Tanpa Kesalahan. Jakarta:
Medika, 1997. Pranada Media. 2006
Achdiat, Crisdiono . Pernik – Pernik Dahlan, Sofwan . Hukum Kesehatan dan
Hukum Kedokteran Melindungi Rambu – Rambu Bagi Profesi
Pasien dan Dokter. Jakarta : Dokter Edisi 3. Semarang: Balai
Widya Medika,1996. Penerbit UNDIP. 1999
Chazawi , Adami, Kejahatan Terhadap Guwandi, Dokter Pasien dan Hukum.
Tubuh dan Nyawa. Jakarta : PT Jakarta : Fakultas Kedokteran UI,
Raja Grafido Persada, 2000. 1996.hal11.
________ , Kejahatan terhadap _______ , Hukum Medik . Jakarta: Balai
pemalsuan. Jakarta : PT Raja Penerbit FK UI 1996
Grafindo Persada .2001 _______ , Etika dan Hukum
________ , Malpraktik Kedokteran Kedokteran.Jakarta : Balai
Tinjauan Norma dan Doktrin Penerbit FK UI, 1991.
95
Jurnal Law reform Oktober 2010 Vol. 5 No.2 ________________________________________________________
96