Anda di halaman 1dari 10

Lex Privatum Vol. IX/No.

9/Ags/2021

ASPEK HUKUM MALPRAKTIK KEDOKTERAN PENDAHULUAN


DALAM PERUNDANG-UNDANGAN DI A. Latar Belakang
INDONESIA1 Dari sudut harfiah istilah malapraktik atau
Oleh : Dimas Cahyo Widhiantoro2 malpractice, atau malapracxis artinya praktik
Michael Barama3 yang buruk (bad practice) atau praktik yang
Elko L. Mamesah4 jelek. “The term malpractice has a broad
connotation and is employed generally to
ABSTRAK designate bad practice, sometimes call
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah malpraxis, in the treatment of a patient” (istilah
untuk mengetahui bagaimana aspek hukum malpraktik memiliki konotasi yang luas dan
Malpraktik Kedokteran dalam Perundang- digunakan secara umum untuk menunjuk
undangan di Indonesia dan bagaimana teori praktik buruk, kadang-kadang disebut
pembuktian dan pertanggungjawaban Hukum malpraksis, dalam perawatan pasien).
dalam Malpraktik Kedokteran, di mana dengan Dikatakan buruk, karena salah dan
menggunakan metode penelitian hukum menyimpang dari yang seharusnya. Jika kata
normatif disimpulkan: 1. Malpraktik dibagi “malapraktik” dihubungkan dengan kata
menjadi tiga aspek hukum yaitu: 1) Aspek “dokter”, menjadi malapraktik dokter atau
hukum perdata terjadi apabila terdapat hal-hal malapraktik kedokteran.
yang menyebabkan tidak terpenuhinya isi Istilah malapratik kedokteran (medical
perjanjin (wanprestasi), didalam transaksi malpractice) pertama kali digunakan oleh Sir
terapeutik oleh tenaga kesehatan, atau William Blackstone ketika beliau menulis tahun
terjadinya perbuatan melanggar hukum, atau 1768, dan menyatakan bahwa “…. that,
terjadinya perbuatan melanggar hukum malpractixis is great misdemeanor and offence
sehingga menimbulkan kerugian kepada pasien. at common law, whether it be for curiosity or
2) Aspek hukum pidana, malpraktik kedokteran experiment, or by neglect, because is breaks the
bisa, masuk lapangan hukum pidana jika trust which the party bad placed in his pyisician,
memenuhi tiga syarat antara lain: syarat dalam and tends to the patient’s destruction”(bahwa,
perlakuan medis, syarat dalam sikap batin malpraktik adalah pelanggaran berat dan
dokter, syarat mengenai hal akibat. 3) Aspek pelanggaran hukum umum, baik untuk rasa
hukum administrasi, malpraktek administratif ingin tahu atau percobaan, atau karena
ini terjadi jika dokter atau tenaga kesehatan kelalaian, karena merusak kepercayaan yang
melakukan pelanggaran hukum administrasi diberikan pihak jahat kepada dokternya, dan
Negara yang berlaku, misalnya menjalankan cenderung merusak pasien). Malapraktik
praktek dokter tanpa lisensi atau izinnya. 2. kedokteran adalah istilah hukum.5
Pertanggungjawaban malpraktik kedokteran
terbagi atas pertanggung-jawaban pidana, B. Rumusan Masalah
perdata, dan administrasi. Mulai dari ganti rugi, 1. Bagaimana aspek hukum Malpraktik
pencabutan izin praktek, denda dan pidana Kedokteran dalam Perundang-undangan
penjara. Pasien harus membuktikan kesalahan di Indonesia?
dokter dalam memberikan pelayan medis. 2. Bagaimana teori pembuktian dan
Berdasarkan konstruksi unsur-unsur pasal 1365, pertanggungjawaban Hukum dalam
maka meskipun dokter melakukan kesalahan Malpraktik Kedokteran?
atau kelalaian, tetapi tidak menimbulkan
kerugian pada pasien maka dokter tidak dapat C. Metode Penulisan
digugat tanggung jawab hukumnya. Karya tulis ini dalam penulisannya
Kata kunci: malpraktik kedokteran; menggunakan metode normatif.

PEMBAHASAN
1
A. Aspek Hukum Malpraktik Kedokteran
Artikel Skripsi
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
Dalam Perundang-Undangan di Indonesia
17071101174
3 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum 5Adami Chazawi, Malapraktik Kedokteran, Jakarta, Sinar
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum Grafika, 2015, hlm.1-2

103
Lex Privatum Vol. IX/No. 9/Ags/2021

Aspek hukum malpraktik kedokteran disini Malpraktek medik terdiri dari 2 (dua) jenis,
akan dijelaskan dari tiga aspek hukum, yaitu: (1) yaitu malpraktek etik dan malpraktek yuridis.
Aspek Hukum Perdata Malpraktik Kedokteran, Malpraktek etik ini merupakan dampak negatif
(2) Aspek Hukum Pidana Malpraktik dari kemajuan teknologi kedokteran. Kemajuan
Kedokteran, dan (3) Aspek Hukum Administrasi teknologi ini sebenarnya bertujuan untuk
Malpraktik Kedokteran. Ketiga aspek hukum memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi
tersebut bertujuan untuk memberikan pasien, serta membantu dokter mempermudah
perlindungan hukum kepada dokter yang menentukan diagnosa dengan lebih cepat,
diduga melakukan malpraktek medik serta tepat, akurat sehingga rehabilitasi pasien tidak
pasien yang menjadi korban malpraktik medik. memberikan dampak negatif yang merugikan.
Suatu tindakan dokter dapat digolongkan Efek samping tersebut meliputi: komunikasi
sebagai tindakan malpraktek medik, jika antara dokter dengan pasien semakin
memenuhi berbagai elemen yuridis. Elemen berkurang, etika kedokteran terkontaminasi
yuridis tersebut meliputi:6 kepentingan bisnis, harga pelayanan medis
1. Adanya tindakan pengabaian; sangat tinggi, serta berbagai perusahaan yang
2. Tindakan tersebut dilakukan oleh dokter menawarkan obat kepada dokter dengan janji
atau orang di bawah pengawasannya; kemudahan yang akan diperoleh dokter jika
3. Tindakan tersebut berupa tindakan mau menggunakan obat tersebut sehingga
medis, yaitu tindakan diagnosis, mempengaruhi pertimbangan dokter dalam
terapeutik, manajemen kesehatan; memberikan terapi kepada pasien.8
4. Tindakan tersebut dilakukan terhadap Malpraktek yuridis dapat dibedakan menjadi
pasiennya; 3 (tiga). Hal tersebut meliputi malpraktek
5. Tindakan tersebut dilakukan secara: a. perdata, malpraktek pidana, dan malpraktek
Melanggar hukum, dan atau; b. administrasi.
Melanggar kepatutan, dan atau; c. 1. Aspek Hukum Perdata Malpraktik
Melanggar kesusilaan, dan atau; d. Kedokteran
Prinsip-prinsip profesional. Aspek hukum perdata disini menyangkut
6. Dilakukan dengan kesengajaan atau hubungan dokter dan pasien. Malpraktik
ketidakhati-hatian (kelalaian, perdata terjadi apabila terdapat hal-hal yang
kecerobohan); menyebabkan tidak terpenuhinya isi perjanjian
7. Tindakan tersebut mengakibatkan pasien (wanprestasi) didalam transaksi terapeutik oleh
dalam perawatannya: a. Salah tindak, tenaga kesehatan, atau terjadinya perbuatan
dan atau; b. Rasa sakit, dan atau; c. Luka, melanggar hukum (onrechtmatige daad),
dan atau; d. Cacat, dan atau; e. sehingga menimbulkan kerugian kepada pasien.
Kematian, dan atau; f. Kerusakan pada Dalam malpraktik perdata yang dijadikan
tubuh dan atau jiwa, dan atau; g. ukuran dalam malpraktik yang disebabkan oleh
Kerugian lainnya terhadap pasien. kelalaian adalah kelalaian yang bersifat ringan
8. Menyebabkan dokter harus (culpa levis). Karena apabila yang terjadi adalah
bertanggungjawab secara administrasi, kelalaian berat (culpa lata) maka seharusnya
perdata, dan pidana. perbuatan tersebut termasuk dalam malpraktik
Dalam hal terjadi malpraktek medik, dokter pidana. Contoh dari malpraktik perdata,
seringkali dituduh melakukan kelalaian yang misalnya seorang dokter yang melakukan
pada umumnya dianggap sebagai malpraktek operasi ternyata meninggalkan sisa perban
medik. Malpraktek medik terdiri dari 2 (dua) didalam tubuh si pasien. Setelah diketahui
jenis, yaitu malpraktek etik dan malpraktek bahwa ada perban yang tertinggal kemudian
yuridis. 7 Dalam hal terjadi malpraktek medik, dilakukan operasi kedua untuk mengambil
dokter seringkali dituduh melakukan kelalaian perban yang tertinggal tersebut. Dalam hal ini
yang pada umumnya dianggap sebagai kesalahan yang dilakukan oleh dokter dapat
malpraktek medik.

6 Munir Fuady. 2005. Sumpah Hippocrates (Aspek Hukum 8 Dinarjati Eka Puspitasari, Aspek Hukum Penanganan
Malpraktek Dokter). Bandung: PT Citra Aditya Bakti, hlm. 2 Tindakan Malpraktek Medik Di Indonesia, Jurnal Hukum
7 Ibid. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2018, hlm.13.

104
Lex Privatum Vol. IX/No. 9/Ags/2021

diperbaiki dan tidak menimbulkan akibat Beban pertanggungjawaban dokter


negatif yang berkepanjangan terhadap pasien. terhadap akibat malapraktik kedokteran dari
a. Hubungan hukum dokter-pasien dalam sebab perbuatan melawan hukum, karena
kontrak terapeutik membentuk pertanggung dari pasal 1236 juncto Pasal 1236 BW selain
jawaban perdata pergantian kerugian, pasien juga dapat
Dari sudut hukum perdata, hubungan menuntut biaya dan bunga. Tuntutan
hukum dokter-pasien berada dalam suatu terhadap kerugian idiil (immateriil) akibat
perikatan hukum (verbintenis). Perikatan dari perbuatan melawan hukum dapat
artinya hal yang mengikat subjek hukum dilakukan, sedangkan wanprestasi tidak.
yang satu terhadap subjek hukum yang lain. Tidak menjadi sembuhnya pasien bukan
Perikatan hukum adalah suatu ikatan antara merupakan alasan wanprestasi bagi dokter
dua atau lebih subjek hukum untuk selama perlakuan medis dokter tidak
melakukan sesuatu atau tidak melakukan menyimpang dari Standar Profesi Medis dan
sesuatu atau memberikan sesuatu (Pasal Standar Prosedur Operasional. Karena
1313 juncto Pasal 1234 BW) yang disebut hubungan dokter pasien bukan hubungan
prestasi. yang memuat kewajiban hukum dokter yang
Dalam hubungan hukum dokter-pasien ditujukan pada hasil (resultaat) pelayanan
disamping melahirkan hak dan kewajiban medis, melainkan kewajiban untuk
para pihak, juga membentuk perlakuan medis dengan sebaik-baiknya dan
pertanggungjawaban hukum masing- secara maksimal, tidak salah langkah atau
masing. Bagi para dokter, prestasi berbuat salah prosedur (berdasarkan Standar Profesi
sesuatu atau tidak berbuat sesuatu in casu dan Standar Prosedur).11
tidak berbuat salah atau keliru dalam Jadi, sepanjang perlakuan medis terhadap
perlakuan medis yang semata-mata pasien telah dilakukan secara besar dan
ditujukan bagi kepentingan kesehatan patut menurut standar profesi dan standar
pasien, adalah kewajiban hukum yang prosedur operasional dan sesuai dengan
sangat mendasar dalam perjanjian dokter- kebutuhan medis pasien, tanpa hasil
pasien (kontrak terapeutik), yang dalam penyembuhan yang diharapkan tidak
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 menimbulkan malapraktik kedokteran.
tentang Praktik Kedokteran disebut dengan Namun apabila setelah perlakuan medis
kalimat singkat ialah “kesepakatan antara terjadi keadaan tanpa hasil sebagaimana
dokter atau dokter gigi dengan pasien” yang diharapkan (tanpa penyembuhan) atau
(Pasal 39).9 bisa jadi lebih parah sifat penyakitnya, oleh
Dari sudut perdata, malapraktik kedokteran sebab perlakuan medis dokter yang
terjadi apabila perlakuan salah dokter dalam menyalahi Standar Profesi atau Standar
hubungannya dengan pemberian prestasi Prosedur Operasional atau tidak sesuai
pelayanan medis pada pasien menimbulkan dengan kebutuhan medis pasien, maka
kerugian keperdataan. Hal ini terkadang dokter dapat berada dalam keadaan
berbarengan dengan akibat yang menjadi malapraktik kedokteran. Tentu dengan
unsur tindak pidana tertentu. Unsur adanya syarat, ialah tidak sembuh atau lebih parah
kerugian kesehatan fisik, jiwa maupun penyakit pasien setelah perlakuan medis,
nyawa pasien akibat dari salah perlakuan dan dari sudut Standar Profesi, Standar
oleh dokter, merupakan unsur esensial Prosedur dan prinsip-prinsip umum
malapraktik kedokteran perdata maupun kedokteran, keadaan itu benar-benar
pidana. Dengan timbulnya akibat kerugian sebagai akibat langsung (caussaal verband)
perdata bagi pasien sebagai dasar dari salah perlakuan medis oleh dokter.12
terbentuknya pertanggungjawaban hukum c. Perbuatan melawan hukum dalam
perdata bagi dokter.10 malapraktik kedokteran
b. Wanprestasi dalam malapraktik kedokteran Pasien berhak menuntut ganti rugi akibat
kesalahan dalam perlakuan medis yang

9 Adami Chazawi, op.cit , hlm.35 11 Ibid.


10 Ibid, hlm.36 12 Ibid.

105
Lex Privatum Vol. IX/No. 9/Ags/2021

menimbulkan kerugian, berdasarkan 1. Melakukan tindakan medis yang


perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 bertentangan dengan kewajiban
BW). Pasal ini merumuskan: “Tiap perbuatan profesionalnya.
yang melawan hukum dan membawa 2. Melanggar hak pasien yang timbul dari
kerugian kepada orang lain, mewajibkan kewajiban profesionalnya.
orang yang menimbulkan kerugian itu 3. Melakukan perbuatan yang
karena kesalahannya untuk menggantikan bertentangan dengan kesusilaan.
kerugian tersebut”.13 4. Melakukan perbuatan yang
Berdasarkan pengertian perbuatan melawan bertentangan dengan kepatutan dalam
hukum dari pasal 1365 BW tersebut maka masyarakat.
ada4 syarat yang harus dipenuhi untuk Malpraktik kedokteran juga erat
menuntut kerugian adanya perbuatan hubungannya dengan hukum perlindungan
melawan hukum termasuk malapraktik konsumen karena menyangkut mengenai
kedokteran yang masuk kualifikasi kerugian konsumen (konsumen disini
perbuatan melawan hukum. Syarat tersebut dimaksudkan pasien) yang pada akhirnya
adalah sebagai berikut.14 berujung ganti kerugian. Sebagaimana yang
1. Adanya perbuatan (daad) yang dimaksud dalam Undang-undang No 8
termasuk kualifikasi perbuatan Tahun 1999 tentang Perlindungan
melawan hukum. Konsumen pasal 19 ayat 1 dan 2 yang
2. Adanya kesalahan (dolus maupun berisi:17 (1)”Pelaku usaha bertanggung
culpoos) si pembuat. jawab memberikan ganti rugi atas
3. Adanya akibat kerugian (schade). kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian
4. Adanya hubungan perbuatan dengan konsumen akibat mengkonsumsi barang
akibat kerugian (oorzakelijk verband dan/atau jasa yang dihasilkan atau
atau causaal verband) orang lain. diperdagangkan.” (2) “Ganti rugi
Menurut Drukkers Arrest tanggal 31 Januari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
1919 dalam perkara Cohen contra berupa pengembalian uang atau
Lindenbaum yang merupakan penggantian barang dan/atau jasa yang
perkembangan dari Arrest H.R tanggal 6 sejenis atau setara nilainya, atau perawatan
Januari 1905 dalam perkara kesehatan dan/atau pemberian santunan
Singernaimachhine, bahwa yang dimaksud yang sesuai dengan ketentuan peraturan
dengan perbuatan melanggar hukum perundang-undangan yang berlaku”.
(onrechmatigedaad) adalah bukan saja 2. Aspek Hukum Pidana Malapratik
perbuatan yang melanggar hukum atau Kedokteran
melanggar hak orang lain, akan tetapi Suatu perbuatan merupakan perbuatan
termasuk perbuatan-perbuatan yang pidana apabila memenuhi unsur-unsur yang
berlawanan dengan kepatutan yang harus telah ditentukan secara limitatif dalam
diindahkan dalam pergaulan masyarakat.15 perundang-undangan pidana. Dalam hukum
Menurut Anny Isfandyarie dalam bukunya pidana maka kesalahan dapat disebabkan
“Malpraktek dan Resiko Medik; Dalam karena kesengajaan atau karena kelalaian
Kajian Hukum Pidana”, seorang dokter juga (culpa).18 Malpraktek kedokteran bisa masuk
dapat dianggap telah melakukan suatu lapangan hukum pidana, jika memenuhi syarat-
perbuatan melawan hukum jika:16 syarat tertentu dalam tiga aspek, antara lain: 1)
syarat dalam perlakuan medis; 2) syarat dalam
sikap batin dokter; dan 3)syarat mengenai hal
akibat. Syarat perlakuan medis adalah
13 Soedharyo Soimin, Kitab Undang-undang Hukum perlakuan medis yang menyimpang, Syarat
Perdata, Jakarta, Sinar Grafika, 2016, hlm.336
14 Adami Cazawi, op.cit., hlm.52
15 Rikhie Febrie Kumajas,”Perbuatan Melawan Hukum 17 Undang-undang No 8 Tahun 1999 Tentang
Dokter Praktek Menurut Undang-undang Nomor 29 Tahun “Perlindungan Konsumen” pasal 19 ayat 1 dan 2
2004”, Lex Administratum, (manado: Ejournal Unsrat, 18 Amalia Taufani, Tinjauan Yuridis Malpraktek Medis

2016), hlm.16 Dalam Sistem Hukum Indonesia, Jurnal Hukum Universitas


16 Ibid, Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2011, hlm.36

106
Lex Privatum Vol. IX/No. 9/Ags/2021

sikap batin adalah syarat sengaja atau culpa tubuh merupakan unsur kejahatan pasal 359
dalam perlakuan medis. Syarat akibat adalah dan pasal 360 KUHP, maka bila kelalaian/culpa
syarat timbulnya kerugian bagi kesehatan atau perlakuan medis terjadi dan mengakibatkan
nyawa pasien. kematian atau luka seperti ditentukan dalam
1) Perlakuan Menyimpang Dalam Malpraktik pasal tersebut, maka perlakuan medis masuk
Kedokteran kategori malapraktik pidana.21
Perbuatan adalah wujud-wujud tingkah laku Dasar pemidanaan malpraktik medik
konkret yang merupakan bagian dari perlakuan Dalam konteks pemahaman diatas maka ada
atau pelayanan medis. Berdasarkan pengertian tiga undang-undang yang dapat menjadi dasar
tersebut, tercakup didalam aspek perlakuan dalam pemidanaan malpraktik medik: 1) Kitab
medis, yakni wujud dan prosedur serta alat Undang-Udang Hukum Pidana; 2) Undang-
yang digunakan dalam pemeriksaan untuk Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan;
memperoleh data-data medis dalam 3) Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang
mendiagnosis, cara atau prosedur dan Praktik Kedokteran. Pasal 267 KUHP adalah
menggunakan alat terapi, bahkan termasuk pasal yang khusus dikenakan bagi dokter, yang
pula perbuatan-perbuatan dalam perlakuan menyebutkan bahwa:
pasca terapi. Syarat lain dalam aspek ini ialah 1. Seorang dokter yang dengan sengaja
kepada siapa perlakuan medis itu diberikan memberikan surat keterangan palsu
dokter. Semua perbuatan dalam pelayanan tentang ada atau tidaknya penyakit,
medis tersebut dapat mengalami kesalahan kelemahan atau cacat, diancam dengan
yang pada ujungnya menimbulkan malapraktik pidana penjara paling lama empat tahun.
kedokteran, apabila dilakukan secara 2. Jika keterangan diberikan dengan maksud
menyimpang dan menimbulkan akibat yang untuk memasukkan seseorang kedalam
merugikan kesehatan atau kematian pasien.19 rumah sakit jiwa atau untuk menahannya
2) Sikap batin dalam malapraktik kedokteran disitu, dijatuhkan pidana penjara paling
Sikap batin adalah sesuatu yang ada dalam lama delapan tahun enam bulan.
batin sebelum seseorang berbuat. Sesuatu yang 3. Diancam dengan pidana yang sama, barang
ada dalam batin ini, bisa berupa kehendak, siapa dengan sengaja memakai surat
pengetahuan, pikiran, perasaan dan apapun keterangan palsu itu seolah-olah isinya
namanya yang melukiskan keadaan batin sesuai dengan kebenaran.
seseorang sebelum berbuat. Dalam keadaan Agar rumusan dalam pasal 267 KUHP ini bisa
normal, setiap orang normal memiliki dikenakan pada dokter, unsur sengaja harus
kemampuan mengarahkan dan mewujudkan terpenuhi, karena bisa saja terjadi kesalahan
sikap batinnya kedalam perbuatan-perbuatan. dalam penerbitan surat keterangan itu. Untuk
Apabila kemampuan mengarahkan dan dapat dinyatakan bahwa perbuatan dokter
mewujudkan alam batin kedalam perbuatan- merupakan kesengajaan harus dibuktikan
perbuatan tertentu disadarinya dilarang, hal itu bahwa palsunya keterangan dalam surat
disebut dengan kesengajaan. Adapun apabila merupakan perbuatan yang dikehendaki,
kemampuan berpikir, kemampuan berperasaan didasari, dan dituju oleh dokter tersebut.
dan berkehendak itu tidak digunakan Dengan perkataan lain, dokter memang
sebagaimana mestinya dalam hal melakukan menghendaki perbuatan membuat palsu dan
suatu perbuatan yang pada kenyataannya atau memalsu surat dan mengetahui bahwa
dilarang, maka sikap batin yang demikian keterangan yang diberikan dalam surat itu
dinamakan kelalaian (culpa).20 adalah bertentangan dengan yang
3) Adanya akibat kerugian pasien sebenarnya.22
Dari sudut hukum pidana, akibat yang Pasal 80 ayat 1 Undang-Undang No. 23
merugikan masuk dalam lapangan pidana, Tahun 1992 Tentang Kesehatan:
apabila macam/bentuk kerugian disebut dalam
rumusan kejahatan dan menjadi unsur tindak
pidana tertentu. Akibat kematian atau luka 21Ibid,
22 Ari Yunanto & Helmi, Hukum Pidana Malpraktik Medik
19 Adami Cazawi, op.cit., hlm.68 Tinjauan dan Perspektif Medikolegal, ANDI Yogyakarta,
20 Ibid, hlm.71 Yogyakarta, 2010, hlm.51

107
Lex Privatum Vol. IX/No. 9/Ags/2021

Barang siapa dengan sengaja melakukan dan sebagainya. Selama dokter praktik dengan
tindakan medik tertentu terhadap ibu hamil melanggar hukum administrasi tidak membawa
yang tidak memenuhi ketentuan sebagai kerugian kesehatan atau nyawa pasien, dokter
mana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan hanya dapat dipidana berdasarkan Pasal 75-80
ayat (2), dipidana dengan pidana penjara UU No. 29 Tahun 2004. Tindak pidana dalam
paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana kedua pasal tersebut merupakan lex specialis
denda paling banyak Rp. 500.000.000,. (lima dari tindak pidana dalam Pasal 85 dan 86 UU
ratus juta rupiah). No. 36 Tahun 2014.23
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Pelanggaran administrasi dan malapraktik
Praktik Kedokteran tindak pidana praktik dokter kedokteran bisa dikatakan sama apabila
tanpa surat tanda registrasi (STR), dirumuskan pelanggaran administrasi mengakibatkan
dalam Pasal 75: kerugian bagi pasien. Sesuai dengan Pasal 36
1. Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan UU No. 29 Tahun 2004 yang menyebut “Setiap
sengaja melakukan praktik kedokteran dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik
tanpa memiliki surat tanda registrasi kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat
sebagai mana dimaksud dalam Pasal 29 izin praktik”. Apabila dokter ada unsur
Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara kesengajaan melakukan praktik tanpa surat izin
paling lama 3 (tiga) tahun atau denda maka dapat dikenakan pasal 76 UU No. 29
paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus Tahun 2004.
juta rupiah).
2. Setiap dokter atau dokter gigi warga B. Teori pembuktian dan Pertanggung
negara asing yang dengan sengaja Jawaban Hukum Malpraktik Kedokteran
melakukan prakti kedokteran tnpa 1. Teori pembuktian malpraktik kedokteran
memiliki surat tanda registrasi sementara Pembuktian dapat dilakukan dengan dua
sebagai mana dimaksud dalam Pasal 31 cara yaitu:24
Ayat 1 dipidana dengan pidana penjara 1) Cara langsung
paling lama 3 (tiga) tahun atau denda Pembuktian suatu tindakan tenaga medis
paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus dianggap lalai apabila telah memenuhi
juta rupiah). tolak ukur 4D, yaitu:
3. Setiap dokter atau dokter gigi warga a) Duty of Care (kewajiban): kewajiban
negara asing yang dengan sengaja profesi, dan kewajiban akibat kontrak
melakukan praktik kedokteran tanpa dengan pasien.
memiliki surat tanda registrasi bersyarat b) Dereliction of Duty (penyimpangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dari kewajiban) Berarti pelanggaran
Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara kewajiban tersebut, sehinga
paling lama 3 (tiga) tahun atau denda mengakibatkan timbulnya kerugian
paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus kepada pasien artinya tidak
juta rupiah). memenuhinya standard profesi
3. Aspek hukum administrasi malapraktik medik.
kedokteran c) Damage (kerugian) Berarti kerugian
Dari sudut hukum, praktik dokter dengan yang diderita pasien itu harus
melanggar semata-mata hukum administrasi berwujud dalam bentuk fisik,
kedokteran bukanlah malapraktrik. Akan tetapi, financial, emosional atau berbagai
pelanggaran hukum administrasi kedokteran kategori kerugian lainnya.
menjadi tempat atau letak sifat melawan d) Direct Causation (penyebab langsung)
hukumnya perbuatan malapraktik apabila Berarti bahwa harus ada kaitan kausal
menimbulkan akibat buruk pada pasien. Akibat antara tindakan yang dilakukan dan
kerugian pasien merupakan unsur esensial yang kerugian yang diderita.
tidak dapat dihilangkan sebagai unsur
penentunya. Pelanggaran kewajiban 23Adami Cazawi, op.cit., hlm.114
administrasi tidak selamanya bersanksi 24Syarifah Hidayah Fatriah & Budi Sampurna, Pembuktian
administrasi, seperti pencabutan izin praktik Malpraktik, Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Riau,
Pekanbaru, 2017

108
Lex Privatum Vol. IX/No. 9/Ags/2021

Gugatan ganti rugi akibat suatu kelalaian 3) Perkara administrasi


medik harus membuktikan adanya ke- Tenaga kesehatan dikatakan telah
empat unsur diatas, dan apabila salah melakukan pelanggaran administrasi
satu unsur saja diantaranya tidak dapat manakala tenaga kesehatan tersebut telah
dibuktikan maka gugatan tersebut dinilai melanggar hukum administrasi. Perlu
tidak cukup bukti. diketahui bahwa dalam melakukan police
2) Cara tidak langsung power, pemerintah mempunyai
Cara tidak langsung merupakan cara kewenangan menertibkan berbagai
pembuktian yang mudah bagi pasien, ketentuan di bidang kesehatan, misalnya
yakni dengan mengajukan fakta-fakta tentang persyaratan bagi tenaga
yang diderita olehnya sebagai hasil kesehatan untuk menjalankan profesisnya
layanan perawatan. Fakta-fakta tersebut (Surat Izin Kerja, Surat Izin Praktek), batas
harus memenuhi beberapa kriteria yaitu: kewenangan serta kewajiban tenaga
Fakta itu terjadi memang berada dalam kesehatan. Apabila aturan tersebut
tangung jawab tenaga kesehatan dan dilanggar maka tenaga kesehatan yang
Fakta tersebut terjadi tanpa ada bersangkutan dapat dipersalahkan
kontribusi dari pasien. melanggar hukum administrasi.
Dalam pembuktian penulis mengambil 3 Yang berwenang menentukan ada tidaknya
perkara yaitu:25 kesalahan dan menetapkan sanksi ialah Majelis
1) Perkara perdata Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
Ruang lingkup pembuktian secara medis (MKDKI) Majelis Kehormatan Disiplin
dalam malpraktik perdata meliputi: Kedokteran Indonesia (MKDKI) merupakan
a) Penilaian tindakan medik yang telah lembaga otonom dari Konsil Kedokteran
dilakukan berdasarkan standar of care Indonesia (KKI) yang dibentuk untuk
atau standar profesi medis dalam menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi
hubunganya dengan kausa dalam menjalankan praktik kedokteran.
(penyebab) risiko. Wewenang dari MKDKI yaitu:26
b) Adanya kelalaian dalam hubungannya 1. Menentukan ada tidaknya kesalahan
dengan kausa (penyebab) risiko. yang dilakukan dokter dan dokter gigi
c) Tidak adanya risiko medis berupa dalam penerapan disiplin ilmu
kecelakaan yang layak serta risiko kedokteran dan kedokteran gigi.
diagnosis. 2. Menetapkan sanksi disiplin
2) Perkara pidana Pelanggaran disiplin kedokteran merupakan
Kelalaian medik juga dapat dapat pelanggaran terhadap aturan-aturan ataupun
dimasukkan kedalam masalah pidana, ketentuan dalam penerapan disiplin ilmu
dapat dilihat pada pasal 359-361 KUHP kedokteran atau kedokteran gigi. Beberapa
yang mengancam seseorang dengan pelanggaran disiplin dokter/dokter gigi antara
pidana apabila melakukan kelalaian lain:27
sehingga mengakibatkan seseorang lain 1. Melakukan praktek dengan tidak
luka, luka berat atau mati. Pembuktiannya kompeten
sama, baik di lingkungan peradilan perdata 2. Tidak melakukan tugas dan tanggung
(ganti rugi) maupun dilingkungan peradilan jawab profesionalnya dengan baik (dalam
pidana. Perbedaannya hanyalah siapa yang hal ini tidak mencapai standar-standar
dibebani pembuktian tersebut dan dalam praktik kedokteran )
seberapa tinggi tingkat kepastian yang 3. Melakukan tindakan tercela yang
dibutuhkan untuk membuat putusan. merusak martabat dan kehormatan
Tingkat kepastian yang harus dicapai pada profesinya.
peradilan pidana harus mencapai 4. Contoh pelanggaran disiplin tersebut
kepastian yang mendekati sempurna dijelaskan pada lampiran perkonsil No. 4
(kurang-lebih mendekati 95% atau lebih). Tahun 2011 Bab II.

26 Darda Syahrizal & Senja Nilasari, op.cit., hal.28


25 Ibid, 27 Ibid.,

109
Lex Privatum Vol. IX/No. 9/Ags/2021

Masyarakat yang ingin mengadukan Dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun


terjadinya pelanggaran disiplin dokter dapat 2004 tentang Praktek Kedokteran sebutan
mengisi formulir pengaduan yang dapat di Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan (MDTK)
download di website KKI, jika tidak dapat ini menjadi Majelis Kehormatan Disiplin
melakukan pengaduan tertulis, dapat langsung Kedokteran Indonesia (MKDKI) yang
mendatangi kantor MKDKI atau kantor KKI, Jl. menerima pengaduan dan berwenang
Teuku Cik Ditiro No 6 Gondangdia, Menteng, memeriksa dan memutuskan ada tidaknya
Jak.Pusat 10350. Masalah sanksi yang diberikan kesalahan yang dilakukan dokter karena
oleh MKDKI biasanya berupa pencabutan melanggar penerapan disiplin ilmu
STR/SIP seorang dokter atau dokter gigi kedokteran dan menerapkan sanksi.
sehingga tidak dapat menjalankan kegiatan Apabila ternyata didapati pelanggaran etika
praktik kedokterannya. Sedangkan untuk sanksi kedokteran, maka MKDI meneruskan
etik akan ditentukan oleh Majelis Kehormatan pengaduan pada organisasi profesi (IDI),
Etik Kedokteran ( MKEK ) dan Majelis maka IDI-lah yang akan melakukan
Kehormatan Etik Kedokteran Gigi ( MKEKG ). penindakan pada dokter tersebut. Hanya
MKDKI terdiri atas 11 orang. Mereka terdiri saja sanksi yang diberikan oleh MKDI baru
atas dokter, dokter gigi, dan sarjana hukum. berupa sanksi administrasi seperti,
Dengan jumlah 11 orang dan menangani pemberian peringatan tertulis,
berbagai kasus di seluruh Indonesia, kadang rekomendasi pencabutan surat tanda
MKDKI membutuhkan waktu yang cukup lama registrasi atau surat izin praktek dan/atau
untuk menangani sebuah kasus. MKDKI juga kewajiban mengikuti pendidikan atau
dapat membentuk MKDKI-P dengan pelatihan di institusi pendidikan
memperhatikan jumlah pengaduan terhadap kedokteran. Tidak menutup kemungkinan
dokter atau dokter gigi yang praktik dan juga adanya tuntutan perdata atau pidana dari
luas wilayah kerja. pasien atau keluarga pasien.
2. Pertanggungjawaban hukum malpraktik b) Tuntutan Perdata
kedokteran Tuntutan perdata yang diajukan dapat
Seorang dokter sebagai pengemban profesi, berupa tuntutan wanprestasi yang
harus selalu bertanggung jawab terhadap didasarkan pada contractual liability
semua tindakannya pada saat melakukan dan/atau perbuatan melawan hukum
praktek kedokteran. Dokter dalam menjalankan (onrechtmatigedaad). Sebagaimana doktrin
profesinya mempunyai keterikatan terhadap yang telah diuraikan diatas, maka apabila
ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dokter berpraktek swasta perorang ia
dengan pelaksanaan praktek kedokteran dalam digugat secara pribadi termasuk juga turut
hal ini hukum kesehatan. Oleh karena itu dapat bertanggung jawab atas tindakan tenaga
dikenakan sanksi-sanksi hukum apabila telah medis yang berada dibawah perintahnya.
melakukan tindakan malapraktik kedokteran Apabila bekerja dalam sebuah tim, maka
sebagai bentuk pertanggungjawaban hukum. pertanggung jawabannya didasarkan pada
Pada dasarnya tujuan meminta seberapa besar tanggung jawabnya dalam
pertanggungjawaban perdata pada dokter tim tersebut. Demikian pula Rumah Sakit
secara hukum ialah untuk mendapat ganti rugi. dapat ditarik sebagai tergugat atas segala
Dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun tindakan yang dilakukan seluruh
2004 tentang Praktek Kedokteran ini diatur karyawannya (baik medis atau non medis),
apabila dokter maupun tenaga medis terbukti bahkan terhadap dokter pribadi yang diberi
melakukan malapraktik. Maka mereka dapat tempat praktek di Rumah Sakit.
dikenakan sanksi yang berupa:28 c) Tuntutan Pidana
a) Sanksi Administrasi Tuntutan pidana dapat digunakan
ketentuan pasal-pasal karena kesengajaan
28
atau kealpaan yang mengakibatkan orang
Olivia Putri Damayanti & Neza Zakaria,
Pertanggungjawaban Pidana Dokter Pada Kasus
lain mati, sakit atau luka dan pasal-pasal
Malpraktek Dalam Berbagai Peraturan Perundang- tentang pengguguran kandungan. Misalnya
undangan Di Indonesia, dalam jurnal UNS, Surakarta, dokter dihadapkan pada pilihan dilematis
2013, hlm.175

110
Lex Privatum Vol. IX/No. 9/Ags/2021

menyelamatkan jiwa bayi atau jiwa ibunya, 2. ada kesalahan atau kelalaian pada dokter
maka menyelamatkan jiwa yang lebih 3. ada hubungan kausal antara kerugian dan
utama (abortus provocatus medicalis) hal kesalahan
tersebut dikecualikan dari tuntutan pidana. 4. perbuatan itu harus melawan hukum
Tetapi larangan baru dikenakan pada Pertanggungjawaban atas dasar kesalahan
tindakan abortus criminalis yaitu tersebut (fault liability), didasarkan atas tiga
penghilangan jiwa tanpa alasan medis prinsip pertanggungjawaban sebagaimana
Sebagaimana Surat Edaran Mahkamah diatur dalam pasal 1365, 1366 dan KUH perdata
Agung maka sebelum hakim meyakini dokter yang pada hakikatnya menentukan :31
telah lalai, khilaf, atau bahkan telah sengaja 1. setiap perbuatan melawan hukum yang
melakukan perbuatan yang mengakibatkan merugikan orang lain, mewajibkan orang
korban jiwa atau kerugian terhadap badan atau yang bersalah menimbulkan kerugian itu
bagian badan pasien (medical malpractice), memberikan ganti rugi.
maka harus mendengarkan terlebih dahulu 2. Setiap orang bertanggung jawab terhadap
pendapat dari Majelis Kehormatan Disiplin kerugian yang ditimbulkan karena
Kedokteran Indonesia (MKDKI). Walaupun perbuatan itu karena kelalaian atau
pendapat ahli ini dalam sistem hukum kekurang hati-hatiannya.
pembuktian tidak mengikat para hakim. Pembuktian terhadap kesalahan diatas
Bersalah tidaknya dokter diukur dari apakah menggunakan alat bukti yang diatur dalam
tindakan medik itu telah memenuhi standar pasal 1866 KUH perdata. Dasar dan bentuk
pelayanan medik, standar operation procedure pertanggungjawaban sebagaimana ditentukan
(SOP) dan adanya contribution negligence dari dalam KUH perdata tersebut membawa
pasien. Selain dari pada itu apakah kemampuan konsekuensi bahwa penderita kerugian
dokter tersebut telah memenuhi kemampuan tersebut, yaitu pasien harus membuktikan
kedokteran pada umumnya (kemampuan rata- kesalahan dokter dalam memberikan pelayanan
rata), juga apakah tindakan dokter tersebut medis.32
tidak melanggar kode etik kedokteran.
Berikut akan dijelaskan pertanggungjawaban PENUTUP
kedalam tiga bagian tanggung jawab yaitu: A. Kesimpulan
1. Tanggung jawab perdata malapraktik 1. Malpraktik dibagi menjadi tiga aspek
kedokteran hukum yaitu:
Pada Pasal 1243 KUH Perdata mengatur 1) Aspek hukum perdata terjadi apabila
tentang wanprestasi, dalam hal ini dikondisikan terdapat hal-hal yang menyebabkan
bahwa dokter telah tidak memenuhi tidak terpenuhinya isi perjanjin
kewajibannya yang timbul dari suatu perjanjian (wanprestasi), didalam transaksi
(tanggung jawab kontraktual), sedangkan Pasal terapeutik oleh tenaga kesehatan,
1365 adalah Pasal tentang perbuatan melawan atau terjadinya perbuatan melanggar
hukum (onrechtmatigedaad). Dalam hal ini hukum, atau terjadinya perbuatan
dokter dianggap berbuat melawan hukum melanggar hukum sehingga
karena tindakannya bertentangan dengan asas menimbulkan kerugian kepada
kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati yang pasien.
sewajarnya (tanggung jawab berdasarkan 2) Aspek hukum pidana, malpraktik
undang-undang).29 kedokteran bisa, masuk lapangan
Untuk menggugat berdasarkan perbuatan hukum pidana jika memenuhi tiga
melawan hukum harus dipenuhi empat syarat syarat antara lain: syarat dalam
seperti yang ditentukan dalam pasal 1365 dan perlakuan medis, syarat dalam sikap
1401 KUH perdata yaitu:30 batin dokter, syarat mengenai hal
1. pasien harus mengalami kerugian akibat.
3) Aspek hukum administrasi,
29 Rio Christiawan, Aspek Hukum Kesehatan dalam upaya
malpraktek administratif ini terjadi
medis transplantasi organ tubuh, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, Yogyakarta, 2003, hlm.50 31 Ibid.
30 Ibid. 32 Ibid,

111
Lex Privatum Vol. IX/No. 9/Ags/2021

jika dokter atau tenaga kesehatan Medikolegal, ANDI Yogyakarta, Yogyakarta,


melakukan pelanggaran hukum 2010.
administrasi Negara yang berlaku, Chairul Huda, Dari Tindak Pidana Tanpa
misalnya menjalankan praktek dokter Kesalahan Menuju Kepada Tiada
tanpa lisensi atau izinnya Pertanggung jawab Pidana Tanpa
2. Pertanggungjawaban malpraktik Kesalahan, Cetakan ke-2, Jakarta, Kencana,
kedokteran terbagi atas pertanggung- 2006.
jawaban pidana, perdata, dan Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa
administrasi. Mulai dari ganti rugi, Kesalahan Menuju Kepada Tiada
pencabutan izin praktek, denda dan Pertanggungjawaban Pidana Tanpa
pidana penjara. Pasien harus Kesalahan, Kencana Prenada Media,
membuktikan kesalahan dokter dalam Jakarta, 2006.
memberikan pelayan medis. Berdasarkan Darda Syahrizal & Senja Nilasari, Undang-
konstruksi unsur-unsur pasal 1365, maka undang Praktik Kedokteran & Aplikasinya,
meskipun dokter melakukan kesalahan Dunia Cerdas, Jakarta, 2013.
atau kelalaian, tetapi tidak menimbulkan Hanafi, Mahrus, Sistem Pertanggung Jawaban
kerugian pada pasien maka dokter tidak Pidana, Cetakan Pertama, Jakarta, Rajawali
dapat digugat tanggung jawab Pers, 2015.
hukumnya. Munir Fuady. Sumpah Hippocrates (Aspek
Hukum Malpraktek Dokter). Bandung: PT
B. Saran Citra Aditya Bakti, 2005.
1. Perlu dibuat peraturan perundang- Rio Christiawan, Aspek Hukum Kesehatan
undangan mengenai malpraktik dalam upaya medis transplantasi organ
kedokteran dan/atau medis yang jelas, tubuh, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
tertata secara sistematis, yang Yogyakarta, 2003.
didalamnya mencakup mulai dari Soedharyo Soimin, Kitab Undang-undang
ketentuan umum malpraktik medis, Hukum Perdata, Jakarta, Sinar Grafika,
kriteria, hingga sanksi yang diterapkan 2016.
bila terjadi malpraktik medis.
2. Harus disosialisasikan ke masyarakat Soekidjo Notoatmojo, Etika dan Hukum
awam mengenai perbuatan-perbuatan Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2010.
dan kesalahan dokter yang termasuk Yusuf Anwar, Perlindungan Hukum Terhadap
dalam malpraktik medis, dan dapat Korban Tindak Pidana Yang Dilakukan Oleh
dilaporkan perbuatan yang memenuhi Dokter, Kearsipan Fakultas Hukum
unsur malpraktik. Juga mengenai hak-hak Universitas Hasanuddin, 2015.
dan kewajiban rumah sakit, dokter
maupun pasien. Perlu adanya
pendampingan hukum apabila malpraktik
kedokteran menimbulkan kerugian
terhadap pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Adami Chazawi, Malapraktik Kedokteran,
Jakarta, Sinar Grafika, 2015.
_______, Pelajaran Hukum Pidana, PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014.
Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia,
2005.
Ari Yunanto & Helmi, Hukum Pidana Malpraktik
Medik Tinjauan dan Perspektif

112

Anda mungkin juga menyukai