Rustam (1998 ), IUFD adalah keadaan tidak adanya
tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik pd kehamilan yg lebih dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu. Sarwono (2008 ), IUFD adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gam atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Manuaba, Kematian janin dalam kandungan dengan usia kehamilan lebih dari 28 minggu dan berat janin 1000 gram atau lebih Penyebab dari IUFD Menurut Wiknjosastro (2005), Perdarahan (plasenta previa dan solusio plasnta) Preeklampsi dan eklampsia Penyakit-penyakit kelainan darah Penyakit infeksi dan menular Infeksi saluran kencing Penyakit endokri (DM) Malnutrisi Faktor-faktor Yg Mempengaruhi IUFD Faktor Ibu : Usia (terlalu tua/ muda), paritas, pemeriksaan antenatal, penyulit atau penyakit penyerta, trauma saat hamil, tingkat pendidikan, malnutrisi dan status sosial ekonomi yg rendah. Faktor bayi : Gerakan bayi yg brlebihan, kelainan kromosom dan kelainan bawaan janin. TANDA DAN GEJALA
Tidak ada gerakan janin.
Sebelum bayi tidak bergerak sama sekali, biasanya juga didahului timbulnya gerakan yang sangat hebat atau malah sebaliknya, gerakannya semakin pelan atau lemah. Kehamilan tak kunjung membesar. DIAGNOSA
Diagnosa dapat ditegakkan melalui
hasil anamnesa dan dari pemeriksaan PENATALAKSANAAN
Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam
rahim, sebaiknya diobservasi dulu dalam 2-3 minggu untuk mencari kepastian diagnosis. Periksa tanda vital. Ambil darah untuk pemeriksaan darah perifer, fungsi pembekuan, golongan darah ABO dan rhesus. Jelaskan seluruh prosedur pemeriksaan dan hasilnya serta rencana tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarganya. Bila belum ada kepastian sebab kematian, hindari memberikan informasi yang tidak tepat. Biasanya selama masih menunggu ini 70-90 % akan terjadi persalinan yang spontan. Bila setelah 3 minggu kematian janin dalam kandungan atau 1 minggu setelah diagnosis partus belum mulai maka ibu harus dirawat dan perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarga untuk mendapatkan suatu kesepatan agar dapat dilakukan induksi persalinan
Sambil melakukan simpati, empati, dan konseling,
persiapan memperbaiki keadaan umum ibu misalnya pemberian cairan infus, antibiotika, dan persipan donor jika perlu. Selain itu, pendampinga oleh orang terdekat sangat membantu ibu. Rencana persalinan pervaginam dengan cara induksi dapat dimulai dengan pemberian estrogen untuk mengurangi efek progesteron atau langsung dengan pemberian oksitosin drip dengan atau tanpa amniotomi. Serta seksio sesarea merupakan pilihan pada kelainan letak seperti letak lintang. Prinsip melahirkan bayi dengan sedikit
trauma pada bayi.
Kalau bisa lahirkan anak dengan utuh. Kalau IUFD dalam kala I dapat dilakukan drip oksitosin dan melahirkan spontan seperti biasa. Kalau tidak bisa spontan lakukan embriotomi. Setelah kelahiran anak berikan kesempatan kepada
ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan
berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut. Selain itu, dicari penyebab kematiannya dan dilakukan evaluasi untuk kepentingan kehamilan berikutnya. Pemeriksaan patologi plasenta akan mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi Selain penanganan terhadap kejadian IUFD, dapat pula dilakukan suatu pencegahan. Berikut penatalaksanaan untuk mengurangi kematian perinatal.
Perbaikan sosial ekonomi dan
pendidikan. Meningkatkan antenatal care. Meningkatkan penerimaan KB. Perbaikan tekhnik resusitasi. Melakukan evaluasi setelah kematian setelah bedah mayat. Meningkatkan pemeriksaan kesehatan janin
intrauterin. Meningkatkan pengelolaan penyakit dan
komplikasi kehamilan. Mengatasi bentuk infeksi antenatal dan
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis