Anda di halaman 1dari 29

#14 GrafKomA

Indra Hidayatulloh, M.T.

TEKNIK FRAMING
Tujuan Pembelajaran
◻ Diharapkan mahasiswa dapat memahami Teknik
Framing
Teknik Framing
◻ Keseimbangan
◻ Simetris
◻ Equilibrium (titik keseimbangan)
◻ Kesinambungan Gambar
◻ Penataan Cahaya
◻ Tata Suara
◻ Tata Artistik
Keseimbangan
◻ Keseimbangan Adalah Objek dalam frame tampak
berimbang posisinya
Simetri
◻ Banyak anggapan lebih menarik asimetri
Equilibrium
Equilibrium (2)
Equilibrium (3)
Kesinambungan Gambar
Camera Blocking
◻ Bloking untuk wawancara dengan 2 kamera

CU

1 2

OTS
Camera Blocking (2)
◻ Bloking untuk wawancara dengan 3 kamera

one shoot

Group shoot two shoot


1 3
2
Camera Blocking (3)

Sketsa Set Design


Penataan Cahaya
Tata Artistik
Pemilihan Style Film
◻ Ada beberapa style yang sering kita lihat yaitu :
1. Full animasi (mengandalkan skill dibidang animasi)
2. Full Sinematografi
3. Gabungan antara keduanya.
Pemilihan Tema dan Ide Cerita
◻ Dalam pencarian sebuah ide untuk synopsis, harus
memperhitungkan hal penting ini :
1. Penyesuaian budget
2. Feel
3. Skill
4. Lihat referensi
5. dan peralatan yang ada
Shooting Outdoor
◻ Shooting outdoor bisa menekan budget, namun harus
berhati-hati melakukannya karena sangat bergantung dari
keadaan cuaca saat syuting dilakukan.
◻ Beberapa yang harus dipersiapkan saat syuting outdoor

adalah:
1. cahaya matahari ( hard, soft )
2. reflector ( silver, gold )
3. hujan buatan
4. camera setting ( irish, speed, white balance, focus)
5. crowd control (pengendalian massa)
Shooting indoor
◻ Shooting indoor lebih cepat terkontrol daripada
shooting outdoor, namun dibutuhkan peralatan
yang cukup lengkap. Antara lain :
1. penggunaan lighting
2. penggunaan filter
3. make up
4. pemilihan background
Visual efek
◻ Beberapa trik mudah untuk dilakukan untuk
membuat video kelihatan lebih menarik antara lain
dengan :
1. reserve motion
2. fast motion
3. slow motion
4. crhoma key (blue screen)
Transisi
◻ Transisi dipakai untuk menunjukan hubungan
peristiwa, pergantian waktu, atau tempat
◻ Beberapa transisi yang dipakai dalam film:
1. Cut
2. Dissolve
3. Fade in
4. Fade out
5. Wipe
Istilah dalam Proses Shoting
STANDBY
Aba-aba untuk meminta kepada seluruh pendukung acara baik crew maupun
talent/presenter untuk bersiap-siap memulai acara / program.
Dapat juga berarti aba-aba untuk kameraman agar jangan merubah komposisi gambar
karena akan di ambil.
Contoh :
“Studio standby….Crew Standby….” Atau “ Standby kamera satu….Take kamera
satu….”

COUNTDOWN
Hitungan mundur untuk memberi aba-aba agar program di mulai tepat sesuai waktu
yang di tentukan
Dapat juga berarti memberikan jeda waktu pada proses recording antara satu adegan
ke adegan berikutnya, untuk mempermudah pada proses editing
Contoh :
“ Standby … lima…empat…tiga…dua…satu…action !!!...”
Istilah ... (2)
CUE / ACTION
Aba-aba untuk artis, talen, presenter atau performer yang lain untuk memulai
adegan atau aksinya sesuai dengan script/ naskah. Dalam produksi program besar
yang melibatkan banyak orang, komando dari Director diteruskan kepada Floor
Director
Contoh :
“…tiga…dua…satu…Cue Sandrina…!!” atau “Camera..!!! ..Action…!!”

“TAKE” / “ON”
Aba-aba untuk kameraman sebagai tanda gambarnya di ambil, biasanya
dilakukan untuk produksi program dengan multi kamera.
Contoh :
“Standby kamera satu… Take kamera satu” atau “ Kamera satu …On..!!”
Istilah ... (3)

Take two, Take Tree… dst


Isyarat untuk meminta untuk dilakukan pengambilan gambar ulang, karena
pengambilan gambar pertama terjadi kesalahan atau hasilnya tidak
memuaskan.

ROLLING / PLAY
Aba-aba kepada VTR operator untuk memulai pemutaran video tape, bisa
juga berlaku sebagai aba-aba untuk memulai perekaman.

Contoh :
“… standby VTR… rolling VTR….” Atau “ Stndby VTR …rolling record
VTR… tiga..dua..satu..”
Istilah ... (4)
WIDE SHOOT / Tide Shoot
Perintah kepada kameraman untuk pengambilan sudut gambar lebar atau sempit
Contoh :
“… kamera satu wide….”

CUT
Perintah untuk memotong adegan

BUNGKUS/ CLEAR
Komando sebagai isarat bahwa seluruh kegiatan produksi telah usah. Dapat juga
berarti proses pengambilan gambar pada satu scene telah usai atau pengambilan
gambar pada satu tempat telah usai, diteruskan ke tempat berikutnya
Floor Director
Unsur-unsur Intrinsik Drama/Film

a. Tema
b. Alur Cerita (Plot)
c. Latar Cerita (Setting)
d. Penokohan
e. Amanat
Tema
◻ Tema cerita adalah pokok pikiran dalam sebuah
karangan. Atau, dapat diartikan pula sebagai dasar
cerita yang ingin disampaikan oleh penulisnya
(Lutters, 2006:41).
◻ Tema drama harus disesuaikan dengan penonton.
Alur Cerita (Plot)
◻ Plot menjelaskan bagaimana sebuah kejadian mempengaruhi kejadian yang
lain dan mengapa orang-orang yang ada di dalamnya berlaku seperti itu
(Suban, 2009: 79).
◻ Somad dkk. ( 2008:149) menjabarkan alur menjadi beberapa bagian berikut.

1. Eksposisi/ introduksi merupakan pergerakan terhadap konflik melalui


dialog-dialog pelaku.
2. Intrik merupakan persentuhan konflik atau keadaan mulai tegang.
3. Klimaks merupakan pergumulan konflik atau ketegangan yang telah
mencapai puncaknya dalam cerita.
4. Antiklimaks merupakan konflik mulai menurun atau masalah dapat
diselesaikan.
5. Konklusi merupakan akhir peristiwa atau penentuan terhadap nasib pelaku
utama.

Anda mungkin juga menyukai