rumah) Sarcophagidae
(Lalat daging)
Caliphoridae
• Spesies : Musca domestica
(Lalat rumah)
SIKLUS HIDUP LALAT
MAKANAN
(Feeding Site)
Lalat dewasa aktif sepanjang hari
terutama pagi dan sore
Inaktif pada malam hari
Tertarik
pada makanan manusia, darah
dan bangkai
Bagianmulut tidak dapat dipakai untuk
menggigit/menusuk hanya dapat
menghisap barang-barang cair
Tanpa air lalat hanya bertahan hidup
selama 48 jam
TEMPAT PERINDUKAN
(BREEDING SITE)
Kotoran Hewan
Sampah dan sisa makanan dari
hasil olahan
Kotoran manusia
Air Kotor
Tempat Peristirahatan
(Resting Site)
Tengah hari lalat tidak makan tetapi
beristirahat di lantai, dinding, langit langit
dan tempat yang sejuk.
Lalat istirahat pada pinggiran tempat
makanan, dan tidak aktif pada malam hari
Tempat hinggap lalat biasanya pada
ketinggian tidak lebih dari 5 m
Untuk istirahat lalat memerlukan suhu = 35°C
– 40°C dan kelembaban 90%
Fluktuasi Jumlah Lalat
Lalat yang
Tujuan :
• Menentukan daerah-daerah yang potensial
menjadi tempat berkembang biak lalat
• Menentukan kepadatan lalat/indeks lalat
• Menentukan luas daerah pengendalian
dan jenis pengendalian yang akan dilakukan
Alat : Scudder fly grill
• Papan kayu : lebar 2 cm, tebal 0,64 cm, panjang 91 cm,
jarak antar kayu 2 cm
• Cara :
• Dilakukan pagi hari, setelah matahari bersinar
• Letakkan scudder fly grill pada lokasi yang akan diukur
• Hitung jumlah lalat yang hinggap setiap 30 detik
• Lakukan secara rutin (1 minggu sekali)
• Indeks lalat = jumlah lalat hinggap pada grill/30 detik
• Pada daerah yang luas dibagi dalam beberapa zona,
diukur pada masing-masing zona.
Interprestasi hasil pengukuran indeks populasi lalat :
• Indonesia = < 20 baik
> 20 perlu tindakan pemberantasan
• 0 – 2 : Rendah atau tidak menjadi masalah
• 3 – 5 : Sedang dan perlu dilakukan pengamanan
terhadap tempat-tempat berkembang biakan lalat
• 6 – 20 : Tinggi/padat dan perlu pengamanan terhadap
tempat- tempat berkembang biakan lalat dan bila mungkin
direncanakan upaya pengendaliannya.
• > 21 : Sangat tinggi/sangat padat dan perlu dilakukan
pengamanan terhadap tempat–tempat perkembangbiakan
lalat dan tindakan pengendalian lalat.
Scudder fly grill
KEUNTUNGAN
• Mudah
• Murah
• Cepat
• Memungkinkan sampling banyak tempat
• Jika digunakan secara dapat
konsisten, untuk mengukur perubahan populasi
digunakan
dari waktu ke waktu
Program Pengendali an Vektor Lalat
Evaluasi
1. Kembali melakukan survey
untuk melihat indeks lalat, menurun atau
tidak
2. Melihat jumlah kasus penyaki yang
dicurigai ditransmisikan t oleh
berkurang atau tidak lalat,
TINDAKAN PENGENDALIAN
d. Kotoran manusia
Jamban perlu dilengkapi dengan:
• 1. Leher angsa untuk mencegah bau
• 2. Ventilasi dengan kawat anti lalat
• 3. Tidak BAB di sembarang tempat
• 4. Dalam pengungsian dimana tidak ada jamban, BAB
pada jarak ±500 m pada arah angin yang tidak mengarah
ke dekat pemukiman dan ±30 m dari sumber air bersih,
kemudian menutupnya dengan tanah
Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
2. Cara Kimia
• Penggunaan insektisida hanya untuk
periode yang singkat apabila sangat
diperlukan
• Biasanya digunakan pada KLB kolera,
disentri dan trachoma
• Dapat dilakukan melalui cara
penyemprotan dengan efek residu
(residual spraying), pengasapan (space
Pemberantasan Lalat Secara Langsung
3. Cara Biologi:
• Memanfaatkan sejenis semut kecil berwarna
hitam (Phiedoloqelon affinis) untuk
mengurangi populasi lalat rumah di tempat
sampah
• Memanfaatkan aroma beberapa tanaman :
cengkeh, pandan, lavender, tembakau.
Peranan Pemerintah dan Masyarakat Dalam Pengendalian
Lalat di Pemukiman
Upaya Lokasi Dilakukan oleh
Menggunakan repelen dan Dalam rumah Indvidu dan keluarga
sticky fly paper
Hindari pembuangan air Di sekitar rumah Individu dan keluarga
besar di tempat terbuka
sekitar rumah