Anda di halaman 1dari 31

CAPAIAN

PEMBELAJARAN
Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, bukan sebuah
perlombaan balap. Hal yang terpenting dalam sebuah
perjalanan adalah tujuannya. Tanpa tujuan, kita pastilah
hanya buang-buang waktu dan biaya saja. Jika sebuah
tujuan jelas dan penting bagi hidup kita, pastilah kita akan
mencari dan menggunakan berbagai cara untuk
mencapainya, seberapapun lamanya atau seberapapun
menantangnya.
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan akhir di setiap
Sumber gambar: Nick Fewings/ www.unsplash.com
fase pembelajaran siswa. Capaian pembelajaran (CP) adalah
kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik
untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan mengacu
pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi.
Tujuan Pendidikan Indonesia adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab

Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan Kerangka


Dasar Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian
Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.
PENGERTIAN CP
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi
pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap
fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk
Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap
mata pelajaran.
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan
intelektual dapat menggunakan CP pendidikan khusus.
Peserta didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan
intelektual menggunakan CP reguler dengan menerapkan
prinsip modifikasi kurikulum.”
(lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 958 tahun 2020 Tentang Capaian
Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah)
da ra
Ja lur U

ar at
l ur D Capaian
Ja Pembelajaran

Alur Tujuan
pembelajaran
Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara,
CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu untuk
mencapainya (fase).

Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap pengemudi


memiliki kebebasan untuk memilih jalur, cara, dan alat
untuk menempuh perjalanan tersebut, yang disesuaikan
dengan titik keberangkatan, kondisi, kemampuan, dan
kecepatan masing-masing.

Dalam mencapai CP, kita perlu membangun kompetensi


untuk melakukan perjalanan tersebut agar tiba di tujuan Sumber gambar:
https://www.theaa.com/driving-school/driving-lessons/advice/show-me-tell-me
pada waktu yang ditentukan. Setiap satuan pendidikan
dipersilakan mengatur strategi efektif untuk mencapai CP,
sesuai dengan kemampuan dan potensinya.
Garis finish CP ada di akhir kelas 12. Untuk mencapai garis
finish tersebut, pemerintah membuatnya ke dalam 6
etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk
membedakannya dengan kelas karena peserta didik di
satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase
pembelajaran yang berbeda.
Fase memberikan keleluasaan dan keadilan bagi guru
dan siswa untuk menyesuaikan rancangan pembelajaran
dengan tahapan perkembangan, kemampuan, minat,
konteks, dan kecepatan belajar siswa (Teaching at The
Right Level).
Dengan penggunaan Fase, diharapkan siswa akan dapat
memiliki waktu lebih panjang untuk memahami dan
mendalami konsep-konsep dan keterampilan untuk
sumber gambar: https://momobil.id/news/penjelasan-arti-indikator-huruf-di-
mencapai sebuah kompetensi yang dibangun CP. speedometer-mobil/
KI/KD Kurikulum 13 Mapel Capaian Pembelajaran Kelas X
Bahasa Indonesia Kelas X Mapel Bahasa Indonesia

Capaian Pembelajaran dalam Capaian Pembelajaran ditulis dalam paragraph


bentuk KI/KD sangat banyak yang utuh dan mudah dipahami dalam satu
dan terpisah pisah kesatuan
CP DIRUMUSKAN DALAM BENTUK FASE, BUKAN PER TAHUN
CP SELALU BERPUSAT PADA SISWA, BUKAN PADA
KETUNTASAN MATERI
Jenjang PAUD
• Fase Fondasi (TK B) Jenjang SMP
• Fase D (Kelas 7-9 SMP)
Jenjang SD
• Fase A (Kelas 1-2 SD) Jenjang SMA/SMK
• Fase B (Kelas 3-4 SD)
• Fase C (Kelas 5-6 SD) • Fase E (Kelas 10 SMA)
• Fase F (Kelas 11-12 SMA)
ELEMEN DALAM CP
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki
beberapa elemen atau kelompok kompetensi
esensial yang berlaku sama untuk semua fase
pada mata pelajaran tersebut.
Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian
per fasenya sendiri yang saling menunjang untuk
mencapai pemahaman yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja
sama atau berbeda dengan mata pelajaran
lainnya.
Contoh:
• Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar,
Pengukuran, Geometri, dan Analisis Data dan Peluang.
ELEMEN DALAM CP
Jika pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, diperlukan beberapa kompetensi esensial agar tepat
waktu dan selamat mencapai tujuan. Contohnya, jika ingin melakukan perjalanan dengan cara
mengemudikan mobil, ada beberapa elemen yang perlu dipelajari seperti mengenali bagian dan
cara kerja mobil, mengemudi, keselamatan mengemudi, navigasi dan pengendalian emosi. Masing-
masing elemen memiliki capaiannya sendiri yang saling menunjang agar seseorang dapat
memenuhi CP mengemudikan mobil.

Tentu saja jika perjalanan ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum, berjalan kaki, berlari,
bersepeda, atau berlayar, elemen Capaian Pembelajarannya sangat mungkin berbeda dengan
mengemudikan mobil. Mungkin elemennya lebih sedikit/banyak, mungkin mirip atau sama.

Elemen setiap mata pelajaran dapat memiliki persamaan atau perbedaan karakteristik satu
dengan lainnya.
CONTOH CAPAIAN PEMBELAJARAN:
MATEMATIKA

Pada akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifat-sifat operasi bilangan berpangkat
(eksponen), serta menggunakan barisan dan deret (aritmetika dan geometri) dalam bunga tunggal dan
bunga majemuk. Mereka dapat menggunakan sistem persamaan linier tiga variabel, sistem pertidaksamaan
linier dua variabel, persamaan dan fungsi kuadrat dan persamaan dan fungsi eksponensial dalam
menyelesaikan masalah. Mereka dapat menentukan perbandingan trigonometri dan memecahkan masalah
yang melibatkan segitiga siku-siku. Mereka juga dapat menginterpretasi dan membandingkan himpunan
data berdasarkan distribusi data, menggunakan diagram pencar untuk menyelidiki hubungan data numerik,
dan mengevaluasi laporan berbasis statistika. Mereka dapat menjelaskan peluang dan menentukan
frekuensi harapan dari kejadian majemuk, dan konsep dari kejadian saling bebas dan saling lepas.
CONTOH: ELEMEN CP MAPEL MATEMATIKA
Elemen Fase E Fase F

Bilangan Di akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifat-sifat Di akhir fase F, peserta didik dapat memodelkan pinjaman
bilangan berpangkat (termasuk bilangan pangkat pecahan). Mereka dan investasi dengan bunga majemuk dan anuitas, serta
dapat menerapkan barisan dan deret aritmetika dan geometri, menyelidiki (secara numerik atau grafis) pengaruh masing-
termasuk masalah yang terkait bunga tunggal dan bunga majemuk. masing parameter (suku bunga, periode pembayaran)
dalam model tersebut.

Aljabar dan Di akhir fase E, peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang Di akhir fase F, peserta didik dapat menyatakan data dalam
Fungsi berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel dan sistem bentuk matriks. Mereka dapat menentukan fungsi invers,
pertidaksamaan linear dua variabel. Mereka dapat menyelesaikan komposisi fungsi, dan transformasi fungsi untuk
masalah yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat memodelkan situasi dunia nyata menggunakan fungsi yang
(termasuk akar imajiner), dan persamaan eksponensial (berbasis sesuai (linear, kuadrat, eksponensial).
sama) dan fungsi eksponensial.

Geometri Di akhir fase E, peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan Di akhir fase F, peserta didik dapat menerapkan teorema
segitiga siku-siku yang melibatkan perbandingan trigonometri dan tentang lingkaran, dan menentukan panjang busur dan luas
aplikasinya. juring lingkaran untuk menyelesaikan masalah (termasuk
menentukan lokasi posisi pada permukaan Bumi dan jarak
antara dua tempat di Bumi).
CONTOH: ELEMEN CP MAPEL MATEMATIKA
Elemen Fase E Fase F

Analisis Data Di akhir fase E, peserta didik dapat merepresentasikan dan Di akhir fase F, peserta didik dapat melakukan proses
dan Peluang menginterpretasi data dengan cara menentukan jangkauan penyelidikan statistika untuk data bivariat. Mereka dapat
kuartil dan interkuartil. Mereka dapat membuat dan mengidentifikasi dan menjelaskan asosiasi antara dua variabel
menginterpretasi box plot (box-and- whisker plot) dan kategorikal dan antara dua variabel numerikal. Mereka dapat
menggunakannya untuk membandingkan himpunan data. memperkirakan model linear terbaik (best fit) pada data
Mereka dapat menggunakan dari box plot, histogram dan dot numerikal. Mereka dapat membedakan hubungan asosiasi dan
plot sesuai dengan natur data dan kebutuhan. Mereka dapat sebab-akibat.
menggunakan diagram pencar untuk menyelidiki dan
menjelaskan hubungan antara dua variabel numerik (termasuk Peserta didik memahami konsep peluang bersyarat dan kejadian
salah satunya variabel bebas berupa waktu). Mereka dapat yang saling bebas menggunakan konsep permutasi dan
mengevaluasi laporan statistika di media berdasarkan tampilan, kombinasi.
statistika dan representasi data.

Peserta didik dapat menjelaskan peluang dan menentukan


frekuensi harapan dari kejadian majemuk. Mereka menyelidiki
konsep dari kejadian saling bebas dan saling lepas, dan
menentukan peluangnya.
BENTUK PEMAHAMAN DALAM CP
Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori
belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah
kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.

Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme adalah


proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak
bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman
sebelumnya
Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level paling
tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan kemampuan
memahami di level C2.
6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)
6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis

Penjelasan Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan hasil kerja,
Explanation menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan mempertahankan
pendapatnya.

Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil karya
Interpretation dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan
relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan sehari-
Application hari atau sebuah simulasi ( menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi , melihat gambaran
Perspective besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau memahami pikiran yang berbeda
Empathy dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu

Pengenalan diri Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi
Self-Knowledge secara internal.
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman
siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan
siklus.
Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini
(mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri),
berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.

6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan


Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.
CONTOH BENTUK
PEMAHAMAN DALAM CP
BAHASA INDONESIA FASE E ELEMEN MENYIMAK
Interpretasi Mendeskripsikan makna dari sebuah
Peserta didik mampu Interpretation informasi serta ide yang ditangkap dari
berbagai jenis teks
mengevaluasi dan mengkreasi
informasi berupa gagasan, pikiran, Aplikasi Menggunakan pemahaman dan keterampilan
Application untuk menyampaikan gagasan, pandangan,
perasaan, pandangan, arahan atau atau pesan yang terkandung dari berbagai
jenis teks
pesan yang akurat dari menyimak
berbagai jenis teks (nonfiksi dan Perspektif Melakukan analisis berbagai jenis teks melalui
Perspective diskusi dari sudut pandang yang berbeda.
fiksi) dalam bentuk monolog,
dialog, dan gelar wicara.
CONTOH BENTUK PEMAHAMAN
DALAM CP
SENI TARI FASE F ELEMEN MENCIPTAKAN
Pengenalan Diri Mengenali kemampuan dan keterampilan gerak tubuhnya
Peserta didik mampu menciptakan Self Knowledge dalam membawakan tarian tradisi. Memilih teknik, pola
tari kreasi yang terinspirasi dari hasil gerak tertentu, makna atau simbol untuk menciptakan tari
kreasi pribadi.
membandingkan berbagai
pertunjukkan tari tradisi dan kreasi Aplikasi Menerapkan pilihan teknik, pola gerak tertentu, makna
Application atau simbol untuk menciptakan tari kreasi pribadi.
berdasarkan makna, simbol, dan
nilai estetis dari perspektif berbagai Perspektif Menyaksikan/menarikan berbagai tari tradisi dan
Perspective memahami perbedaan dan persamaan budaya dari dua
aspek seni. atau lebih daerah melalui tari tradisinya.

Empati Mencoba merasakan emosi yang dirasakan dalam sebuah


Empathy karya tari tradisi yang menginspirasinya untuk kemudian
mengekspresikannya emosi tersebut dengan gayanya
sendiri ke dalam tari kreasinya
CONTOH BENTUK PEMAHAMAN
DALAM CP
DASAR-DASAR AGRIBISNIS PERIKANAN FASE E ELEMEN PROSES BISNIS SECARA
MENYELURUH DI BIDANG AGRIBISNIS PERIKANAN
Penjelasan Mendeskripsikan proses bisnis secara menyeluruh
Peserta didik mampu menciptakan Explanation pada industri agribisnis perikanan.
tari kreasi yang terinspirasi dari hasil
Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan
membandingkan berbagai Application pemahaman dalam penerapan K3LH, serta
pertunjukkan tari tradisi dan kreasi penggunaan dan perawatan peralatan.
berdasarkan makna, simbol, dan Interpretasi Menjelaskan mata rantai pasok, logistik, dan proses
nilai estetis dari perspektif berbagai Interpretation produksi menggunakan gambar atau video yang
dibuat secara berkelompok..
aspek seni.
Perspektif Membuat perencanaan produk sesuai kapasitas
Perspective produksi masing-masing
Elemen setiap mata pelajaran
dapat berbeda atau sama satu
dengan lainnya, tergantung
karakteristiknya masing-masing.
RUANG KOLABORASI
●Peserta mengenali kompetensi pada
CP sebuah mata pelajaran tertentu
pada suatu fase

●Peserta menganalisis peran elemen


dalam membentuk kompetensi yang
akan dicapai dalam sebuah CP
DISKUSI KELOMPOK (40 MENIT)
Bersama-sama kelompok kecil (4-6 orang) membaca CP sebuah
mata pelajaran pada fase yang diampunya.
Keputusan Kepala BSKAP Nomor 008/H/KR/2022
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/unduhan/CP_2022.pdf

Peserta mendiskusikan dan membuat presentasi digital 1-2


halaman berdasarkan pertanyaan:
•Apa kompetensi yang ingin dituju CP mata pelajaran ini?
•Apa saja elemen dalam CP mata pelajaran pada fase yang saya
ampu?
•Bagaimana elemen-elemen tersebut membentuk kompetensi
yang ingin dituju CP?
•Bagaimana elemen tersebut berperan menentukan proses
pembelajaran?
Kelompok:
Nama Anggota :
1. 3.
2. 4.

CP Mapel/Fase Kompetensi Yang Dituju Elemen CP Hubungan dan Peran Elemen Dengan
CP Kompetensi Yang Dituju CP
1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.

1. Peserta dipersilakan memodifikasi lembar kerja ini menjadi bagan atau peta pikiran sesuai kebutuhan kelompok.
2. Setiap peserta menyerahkan hasil temuannya pada notulen kelompok untuk dikompilasi ke dalam presentasi.
3. Setiap kelompok menyerahkan satu presentasi saja. Panjang presentasi menyesuaikan hasil diskusi kelompok.
● Apakah sekolah dapat membuat CP sendiri?

Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan


tidak dapat diubah. Satuan pendidikan diberikan
keleluasaan untuk menentukan/memodifikasi
Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan (KOSP),
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP), dan Modul Ajar berdasarkan CP.

● Mengapa CP disusun menggunakan metode Backward


Design?

Dengan mengetahui tujuan akhir pembelajaran, guru


dapat merancang Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan
Pembelajaran, asesmen, kegiatan pembelajaran, dan
instruksi yang tepat, bermakna, relevan dengan kondisi
siswa, dan efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
•Apa yang dimaksud dengan kompetensi?
• Mengapa CP disusun berdasarkan fase dan pengurangan konten
Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup
materi akan mendorong tercapainya kompetensi dan bukan berarti aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan
penurunan standar? standardisasi yang diharapkan (Badan Nasional Sertifikasi Profesi , 2014).
Kompetensi adalah karakter individu yang dapat diukur dan ditentukan
Pembelajaran berdasarkan fase merupakan penerapan dari prinsip untuk menunjukkan perilaku dan performa kerja tertentu pada diri
pembelajaran sesuai tahap capaian belajar atau yang dikenal juga seseorang (Spencer, McClelland & Spencer, 1994).
dengan istilah Teaching at The Right Level (mengajar pada tahap Kompetensi terbangun atas aspek kognitif yang berangkaian dengan
capaian yang sesuai). Rentang waktu belajar yang lebih lama dalam aspek afektif atau disposisi tentang ilmu pengetahuan yang
Fase memberikan kesempatan siswa untuk benar-benar memahami dipelajarinya. Untuk membangun dan mengembangkan kompetensi,
sebuah konsep dan mendalami sebuah keterampilan, bukan sekadar peserta didik perlu mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan
mengejar ketuntasan materi/ berpusat pada guru dan konten. pengetahuan dan keterampilannya dalam situasi yang spesifik dan nyata
(Glaesser, 2018)
Pengurangan materi merupakan konsekuensi untuk merancang •Bagaimana 6 aspek pemahaman dapat membantu saya merancang
kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada kompetensi dan asesmen dan kegiatan yang efektif membantu pemahaman siswa
karakter. Materi yang disampaikan harus esensial, relevan dengan mencapai CP?
kehidupan, dan bermakna untuk siswa.
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi
Peserta didik yang mengalami kesulitan memahami konsep di kelas- pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari. Jika siswa
kelas awal di sekolah dasar juga mengalami kesulitan di jenjang- melakukan salah satu dari keenam aspek/facet (mampu menjelaskan ,
jenjang berikutnya. Artinya, padatnya materi pelajaran membawa menginterpretasi, menerapkan, berempati, memiliki sebuah sudut
dampak yang panjang dan siswa kehilangan kesempatan untuk pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah
mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman. Guru dapat
mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi.
menggunakan 6 Aspek Pemahaman ini untuk menentukan bentuk
pemahaman yang perlu didemonstrasikan siswa/dapat di-ases.
• Apakah semua mata pelajaran memiliki elemen yang sama dengan • Bagaimana hubungan dan peran Elemen dengan
pelajaran lainnya? kompetensi yang dituju CP?

Tidak selalu. Setiap mata pelajaran memiliki elemen yang berbeda- Setiap elemen memiliki peran dan capaiannya masing-
beda atau sama dengan mata pelajaran lain, tergantung dari masing untuk membangun pengetahuan, keterampilan, atau
karakteristik mata pelajaran itu sendiri
sikap yang pada saling terhubung dan saling menunjang
• Apakah elemen CP sebuah mata pelajaran sama untuk semua fase? membangun kompetensi seseorang agar dapat mencapai CP
Ya, benar. Elemen dalam CP sebuah mata pelajaran sama dari fase A- mata pelajaran tersebut. Elemen-elemen tersebut umumnya
F. Yang membedakan adalah kompleksitas dan kedalaman tidak bersifat hirarkis.
materinya, yang artinya kompetensi peserta didik pun berkembang
dari fase ke fase. • Apakah CP memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar?
Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 4
elemen utama, yaitu: 1) menyimak, 2) membaca dan memirsa, 3) Tidak. CP dinyatakan dalam bentuk paragraf/narasi berisi
berbicara dan merepresentasikan, dan 4) menulis. Sejak Fase A (kelas kompetensi (kesatuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
I-II SD/sederajat) hingga Fase F (kelas XI-XII SMA/sederajat), keempat kunci) yang perlu dicapai oleh siswa di akhir sebuah fase.
elemen tersebut dipelajari dengan tingkat kompleksitas kognitif
yang terus berkembang
• Apakah CP menggantikan Standar Kompetensi Lulusan?
• Apakah sebuah kegiatan pembelajaran harus dapat meliputi
Tidak. Dalam kerangka kurikulum, CP kedudukannya di
seluruh elemen CP mata pelajaran tersebut?
bawah SNP (Standar Nasional Pendidikan), setara dengan KI-
Tidak. Anda dapat menggunakan hanya 1-2 elemen saja dalam KD dalam Kurikulum 2013. CP disusun berdasarakan SKL dan
sebuah kegiatan. Yang terpenting, siswa dapat mengembangkan Standar Isi.
kompetensi yang dituju elemen CP tersebut dengan optimal.
• Bagaimana apabila terdapat perbedaan • Apakah dengan sistem Fase, siswa yang tertinggal Fase akan
kemampuan/level Capaian Pembelajaran dalam mengalami tinggal kelas/tidak naik kelas?
suatu kelas? (Contoh: dalam kelas XI ternyata masih
ada siswa yang masih berada di fase E, sementara Tidak. Siswa tetap akan naik kelas dengan catatan perkembangan
yang lain sudah sesuai berada di fase F) masing-masing yang dapat dijadikan landasan untuk merancang
Sangat penting untuk melakukan asesmen pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai levelnya (Teaching at The
diagnostik baik kognitif maupun non kognitif di Right Level). Penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak
awal pembelajaran. Hasil asesmen diagnostik ini memberikan banyak manfaat untuk anak (capaian akademik mereka
akan menentukan CP yang akan digunakan dalam tidak , malah menurunkan rasa percaya diri anak (self efficacy) tentang
kelas tersebut. kemampuannya untuk sukses secara akademik.

Untuk mengatasinya dapat digunakan Pembelajaran • Apakah satuan pendidikan dapat membuat CP sendiri?
Berdiferensiasi. Sangat memungkinkan , dalam suatu
kelas digunakan 2 CP. Contoh: Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan tidak dapat
1. Siswa dengan kemampuan umum digunakan CP
diubah.
fase tersebut (contoh kelas XI menggunakan CP
fase F).
2. Siswa dengan kemampuan melampaui fase F • Mengapa CP hanya memuat tujuan akhir pembelajaran dan rentang
tetap menggunakan fase F dengan waktu untuk mencapainya?
pengayaan/pendalaman. Siswa dengan
kemampuan ini juga dapat diajak untuk berbagi Setiap satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan
kiat belajar dengan temannya (peer teaching) Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan, Tujuan Pembelajaran dan
3. Siswa yang masih berada di fase E menggunakan Alur Tujuan Pembelajaran, dan Modul Ajar berdasarkan CP, dengan
CP fase E dengan dampingan guru (remedial) mempertimbangkan kekhasan, potensi, dan konteks sekolah, serta
kemampuan siswa dan gurunya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai