Unit Modul
Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, bukan sebuah
perlombaan balap. Hal yang terpenting dalam sebuah
perjalanan adalah tujuannya. Tanpa tujuan, kita pastilah
hanya buang-buang waktu dan biaya saja. Jika sebuah
tujuan jelas dan penting bagi hidup kita, pastilah kita akan
mencari dan menggunakan berbagai cara untuk
mencapainya, seberapapun lamanya atau seberapapun
menantangnya.
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan akhir di setiap
Sumber gambar: Nick Fewings/ www.unsplash.com
fase pembelajaran siswa. Capaian pembelajaran (CP) adalah
kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik
untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan mengacu
pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi.
Tujuan Pendidikan Indonesia adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab
Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada proses perencanaan
dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum, asesmen, dan instruksi pembelajaran.
Proses perencanaan ini fokus pada dua hal:
1. Pengajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan kemampuan learning transfer
(kemampuan mengimplementasikan hasil belajar dalam sebuah performa otentik)
2. Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan akhirnya terlebih dulu
CP disusun menggunakan
metode Backward Design
Merencanakan
Menentukan
Identifikasi hasil pengalaman
bukti-bukti yang
yang diinginkan belajar dan
dapat diterima
instruksi
Identifikasi hasil yang diinginkan - CP, TP dan ATP
Tentu saja jika perjalanan ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum, berjalan kaki, berlari,
bersepeda, atau berlayar, elemen Capaian Pembelajarannya sangat mungkin berbeda dengan
mengemudikan mobil. Mungkin elemennya lebih sedikit/banyak, mungkin mirip atau sama.
Elemen setiap mata pelajaran dapat memiliki persamaan atau perbedaan karakteristik satu
dengan lainnya.
Contoh Capaian Pembelajaran: Matematika
Pada akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifat-sifat operasi bilangan berpangkat
(eksponen), serta menggunakan barisan dan deret (aritmetika dan geometri) dalam bunga tunggal dan
bunga majemuk. Mereka dapat menggunakan sistem persamaan linier tiga variabel, sistem pertidaksamaan
linier dua variabel, persamaan dan fungsi kuadrat dan persamaan dan fungsi eksponensial dalam
menyelesaikan masalah. Mereka dapat menentukan perbandingan trigonometri dan memecahkan masalah
yang melibatkan segitiga siku-siku. Mereka juga dapat menginterpretasi dan membandingkan himpunan
data berdasarkan distribusi data, menggunakan diagram pencar untuk menyelidiki hubungan data numerik,
dan mengevaluasi laporan berbasis statistika. Mereka dapat menjelaskan peluang dan menentukan
frekuensi harapan dari kejadian majemuk, dan konsep dari kejadian saling bebas dan saling lepas.
Contoh: Elemen CP mapel Matematika
Elemen Fase E Fase F
Bilangan Di akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifat-sifat Di akhir fase F, peserta didik dapat memodelkan pinjaman
bilangan berpangkat (termasuk bilangan pangkat pecahan). Mereka dan investasi dengan bunga majemuk dan anuitas, serta
dapat menerapkan barisan dan deret aritmetika dan geometri, menyelidiki (secara numerik atau grafis) pengaruh masing-
termasuk masalah yang terkait bunga tunggal dan bunga majemuk. masing parameter (suku bunga, periode pembayaran)
dalam model tersebut.
Aljabar dan Di akhir fase E, peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang Di akhir fase F, peserta didik dapat menyatakan data dalam
Fungsi berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel dan sistem bentuk matriks. Mereka dapat menentukan fungsi invers,
pertidaksamaan linear dua variabel. Mereka dapat menyelesaikan komposisi fungsi, dan transformasi fungsi untuk
masalah yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat memodelkan situasi dunia nyata menggunakan fungsi yang
(termasuk akar imajiner), dan persamaan eksponensial (berbasis sesuai (linear, kuadrat, eksponensial).
sama) dan fungsi eksponensial.
Geometri Di akhir fase E, peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan Di akhir fase F, peserta didik dapat menerapkan teorema
segitiga siku-siku yang melibatkan perbandingan trigonometri dan tentang lingkaran, dan menentukan panjang busur dan luas
aplikasinya. juring lingkaran untuk menyelesaikan masalah (termasuk
menentukan lokasi posisi pada permukaan Bumi dan jarak
antara dua tempat di Bumi).
Contoh: Elemen CP mapel Matematika
Elemen Fase E Fase F
Analisis Data Di akhir fase E, peserta didik dapat merepresentasikan dan Di akhir fase F, peserta didik dapat melakukan proses
dan Peluang menginterpretasi data dengan cara menentukan jangkauan penyelidikan statistika untuk data bivariat. Mereka dapat
kuartil dan interkuartil. Mereka dapat membuat dan mengidentifikasi dan menjelaskan asosiasi antara dua variabel
menginterpretasi box plot (box-and- whisker plot) dan kategorikal dan antara dua variabel numerikal. Mereka dapat
menggunakannya untuk membandingkan himpunan data. memperkirakan model linear terbaik (best fit) pada data
Mereka dapat menggunakan dari box plot, histogram dan dot numerikal. Mereka dapat membedakan hubungan asosiasi dan
plot sesuai dengan natur data dan kebutuhan. Mereka dapat sebab-akibat.
menggunakan diagram pencar untuk menyelidiki dan
menjelaskan hubungan antara dua variabel numerik (termasuk Peserta didik memahami konsep peluang bersyarat dan kejadian
salah satunya variabel bebas berupa waktu). Mereka dapat yang saling bebas menggunakan konsep permutasi dan
mengevaluasi laporan statistika di media berdasarkan tampilan, kombinasi.
statistika dan representasi data.
Penjelasan Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik,
Explanation mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori
menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.
Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide,
Interpretation perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi,
anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.
Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang
Application nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi ( menyerupai kenyataan)
Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari
Perspective sebuah situasi , melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan
memberikan kritik.
Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau
Empathy memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu
Pengenalan diri Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses
Self-Knowledge berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman
siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan
siklus.
Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini
(mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri),
berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.
CP Mapel/Fase Kompetensi Yang Dituju Elemen CP Hubungan dan Peran Elemen Dengan
CP Kompetensi Yang Dituju CP
Seni tari Fase F 1. Menciptakan
Peserta didik mampu menciptakan tari 2.
kreasi yang terinspirasi dari hasil
3.
membandingkan berbagai pertunjukkan
tari tradisi dan kreasi berdasarkan makna,
4.
simbol, dan nilai estetis dari perspektif
5.
berbagai aspek seni
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
1. Peserta dipersilakan memodifikasi lembar kerja ini menjadi bagan atau peta pikiran sesuai kebutuhan kelompok.
2. Setiap peserta menyerahkan hasil temuannya pada notulen kelompok untuk dikompilasi ke dalam presentasi.
3. Setiap kelompok menyerahkan satu presentasi saja. Panjang presentasi menyesuaikan hasil diskusi kelompok.
Nama:
Mata Pelajaran/Fase/Elemen CP :
Pengenalan
diri
Elemen CP Mapel/Fase (Salin tempel elemen di
Interpretasi
sini)
Penjelasan
Aplikasi
Perspektif
Empati
Tidak selalu. Setiap mata pelajaran memiliki elemen yang berbeda- Setiap elemen memiliki peran dan capaiannya masing-
beda atau sama dengan mata pelajaran lain, tergantung dari masing untuk membangun pengetahuan, keterampilan, atau
karakteristik mata pelajaran itu sendiri
sikap yang pada saling terhubung dan saling menunjang
• Apakah elemen CP sebuah mata pelajaran sama untuk semua fase? membangun kompetensi seseorang agar dapat mencapai CP
Ya, benar. Elemen dalam CP sebuah mata pelajaran sama dari fase A- mata pelajaran tersebut. Elemen-elemen tersebut umumnya
F. Yang membedakan adalah kompleksitas dan kedalaman tidak bersifat hirarkis.
materinya, yang artinya kompetensi peserta didik pun berkembang
dari fase ke fase. • Apakah CP memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar?
Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 4
elemen utama, yaitu: 1) menyimak, 2) membaca dan memirsa, 3) Tidak. CP dinyatakan dalam bentuk paragraf/narasi berisi
berbicara dan merepresentasikan, dan 4) menulis. Sejak Fase A (kelas kompetensi (kesatuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
I-II SD/sederajat) hingga Fase F (kelas XI-XII SMA/sederajat), keempat kunci) yang perlu dicapai oleh siswa di akhir sebuah fase.
elemen tersebut dipelajari dengan tingkat kompleksitas kognitif
yang terus berkembang
• Apakah CP menggantikan Standar Kompetensi Lulusan?
• Apakah sebuah kegiatan pembelajaran harus dapat meliputi
Tidak. Dalam kerangka kurikulum, CP kedudukannya di
seluruh elemen CP mata pelajaran tersebut?
bawah SNP (Standar Nasional Pendidikan), setara dengan KI-
Tidak. Anda dapat menggunakan hanya 1-2 elemen saja dalam KD dalam Kurikulum 2013. CP disusun berdasarakan SKL dan
sebuah kegiatan. Yang terpenting, siswa dapat mengembangkan Standar Isi.
kompetensi yang dituju elemen CP tersebut dengan optimal.
• Bagaimana apabila terdapat perbedaan • Apakah dengan sistem Fase, siswa yang tertinggal Fase akan
kemampuan/level Capaian Pembelajaran dalam mengalami tinggal kelas/tidak naik kelas?
suatu kelas? (Contoh: dalam kelas XI ternyata masih
ada siswa yang masih berada di fase E, sementara Tidak. Siswa tetap akan naik kelas dengan catatan perkembangan
yang lain sudah sesuai berada di fase F) masing-masing yang dapat dijadikan landasan untuk merancang
Sangat penting untuk melakukan asesmen pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai levelnya (Teaching at The
diagnostik baik kognitif maupun non kognitif di Right Level). Penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak
awal pembelajaran. Hasil asesmen diagnostik ini memberikan banyak manfaat untuk anak (capaian akademik mereka
akan menentukan CP yang akan digunakan dalam tidak , malah menurunkan rasa percaya diri anak (self efficacy) tentang
kelas tersebut. kemampuannya untuk sukses secara akademik.
Untuk mengatasinya dapat digunakan Pembelajaran • Apakah satuan pendidikan dapat membuat CP sendiri?
Berdiferensiasi. Sangat memungkinkan , dalam suatu
kelas digunakan 2 CP. Contoh: Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan tidak dapat
1. Siswa dengan kemampuan umum digunakan CP
diubah.
fase tersebut (contoh kelas XI menggunakan CP
fase F).
2. Siswa dengan kemampuan melampaui fase F • Mengapa CP hanya memuat tujuan akhir pembelajaran dan rentang
tetap menggunakan fase F dengan waktu untuk mencapainya?
pengayaan/pendalaman. Siswa dengan
kemampuan ini juga dapat diajak untuk berbagi Setiap satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan
kiat belajar dengan temannya (peer teaching) Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan, Tujuan Pembelajaran dan
3. Siswa yang masih berada di fase E menggunakan Alur Tujuan Pembelajaran, dan Modul Ajar berdasarkan CP, dengan
CP fase E dengan dampingan guru (remedial) mempertimbangkan kekhasan, potensi, dan konteks sekolah, serta
kemampuan siswa dan gurunya.