Anda di halaman 1dari 32

CAPAIAN

PEMBELAJARAN
P E L AT I H A N KO M I T E P E M B E L A J A R A N S M K - P K

Saelungun Sinaga
Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan,
bukan sebuah perlombaan balap. Hal
yang t e r p e n ti n g dalam sebuah
perjalanan adalah tujuannya.
J i k a s e b u a h t u j u a n j e l a s d a n p e n ti n g
b a g i h i d u p k i t a , p a s ti l a h k i t a a k a n
mencari dan menggunakan berbagai cara
untuk mencapainya, seberapapun
lamanya atau seberapapun
menantangnya.

Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan


akhir di setiap fase pembelajaran siswa.
CP adalah kompetensi minimum yang harus
dicapai peserta didik untuk setiap mata pelajaran.
CP dirancang dengan mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi.
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
(PASAL 3 UU NO 20 SISDIKNAS TAHUN 2003)
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Sikap Spiritual beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa KI-1

KOMPETENSI
Sikap Sosial berakhlak mulia KI-2
Pengetahuan berilmu KI-3
Keterampilan cakap dan kreatif KI-4

Tujuan Pendidikan Nasional diterjemahkan menjadi Profil Pelajar Pancasila


Untuk mencapai TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL,
Pemerintah menetapkan Kerangka Dasar Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum,

Capaian Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.


CAPAIAN
APA ITU PEMBELAJARAN ?
(CP)

Add a Footer 6
CP didefinisikan sebagai

CP
kompetensi yang harus
dicapai peserta didik pada Manfaat CP:
setiap tahap • Sebagai komponen
perkembangannya untuk penentu kompetensi
setiap Mapel pada satuan yang harus dicapai
pendidikan. peserta didik dalam
pembelajaran
LEARNING OUTCOMES
CP memuat sekumpulan • Sebagai bahan dasar
kompetensi dan lingkup untuk menyusun tujuan
materi yang disusun secara pembelajaran
komprehensif dalam
bentuk narasi

Capaian pembelajaran di SMK-PK merupakan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
didik pada fase E dan F (Fase E kelas X dan Fase F kelas XI dan XII)
7
STRATEGI MENCAPAI CP MENGGUNAKAN
KERANGKA KERJA UNDERSTANDING BY DESIGN

Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada proses
perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum, asesmen, dan instruksi
pembelajaran.
Proses perencanaan ini fokus pada dua hal:

1. Pengajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan kemampuan learning


transfer (kemampuan mengimplementasikan hasil belajar dalam sebuah performa
otentik)
2. Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan akhirnya terlebih
dulu
STRATEGI MENCAPAI CP
Dengan
METODE
BACKWARD
DESIGN

Add a Footer 9
CP DISUSUN MENGGUNAKAN
METODE BACKWARD DESIGN
Metode perancangan kurikulum pendidikan ini dimulai dengan menentukan
tujuan akhir yang diinginkan terlebih dahulu sebelum menentukan kegiatan
pembelajaran dan asesmen yang digunakan.
Backward Design melibatkan 3 tahap perencanaan:
Merencanakan
Menentukan
Identifikasi hasil pengalaman
bukti-bukti yang
yang diinginkan belajar dan
dapat diterima
instruksi

Setiap satuan pendidikan dipersilakan mengatur strategi efektif untuk


mencapai CP, sesuai dengan kemampuan dan potensinya
ELEMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen atau
kelompok kompetensi esensial yang berlaku sama untuk semua
fase pada mata pelajaran tersebut.
Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya
sendiri yang saling menunjang untuk mencapai pemahaman yang
dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda
dengan mata pelajaran lainnya.
Contoh:
• Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri,
dan Analisis Data dan Peluang.
CONTOH CAPAIAN PEMBELAJARAN: MATEMATIKA
Pada akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifat-sifat operasi bilangan berpangkat
(eksponen), serta menggunakan barisan dan deret (aritmetika dan geometri) dalam bunga
tunggal dan bunga majemuk. Mereka dapat menggunakan sistem persamaan linier tiga
variabel, sistem pertidaksamaan linier dua variabel, persamaan dan fungsi kuadrat dan
persamaan dan fungsi eksponensial dalam menyelesaikan masalah. Mereka dapat menentukan
perbandingan trigonometri dan memecahkan masalah yang melibatkan segitiga siku-siku.
Mereka juga dapat menginterpretasi dan membandingkan himpunan data berdasarkan
distribusi data, menggunakan diagram pencar untuk menyelidiki hubungan data numerik, dan
mengevaluasi laporan berbasis statistika. Mereka dapat menjelaskan peluang dan menentukan
frekuensi harapan dari kejadian majemuk, dan konsep dari kejadian saling bebas dan saling
lepas.
CONTOH: ELEMEN CP MAPEL MATEMATIKA
Elemen Fase E Fase F

Bilangan Di akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifat-sifat Di akhir fase F, peserta didik dapat memodelkan pinjaman
bilangan berpangkat (termasuk bilangan pangkat pecahan). Mereka dan investasi dengan bunga majemuk dan anuitas, serta
dapat menerapkan barisan dan deret aritmetika dan geometri, menyelidiki (secara numerik atau grafis) pengaruh masing-
termasuk masalah yang terkait bunga tunggal dan bunga majemuk. masing parameter (suku bunga, periode pembayaran)
dalam model tersebut.

Aljabar dan Di akhir fase E, peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang Di akhir fase F, peserta didik dapat menyatakan data dalam
Fungsi berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel dan sistem bentuk matriks. Mereka dapat menentukan fungsi invers,
pertidaksamaan linear dua variabel. Mereka dapat menyelesaikan komposisi fungsi, dan transformasi fungsi untuk
masalah yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat memodelkan situasi dunia nyata menggunakan fungsi yang
(termasuk akar imajiner), dan persamaan eksponensial (berbasis sesuai (linear, kuadrat, eksponensial).
sama) dan fungsi eksponensial.

Geometri Di akhir fase E, peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan Di akhir fase F, peserta didik dapat menerapkan teorema
segitiga siku-siku yang melibatkan perbandingan trigonometri dan tentang lingkaran, dan menentukan panjang busur dan luas
aplikasinya. juring lingkaran untuk menyelesaikan masalah (termasuk
menentukan lokasi posisi pada permukaan Bumi dan jarak
antara dua tempat di Bumi).
CONTOH: ELEMEN CP MAPEL MATEMATIKA
Elemen Fase E Fase F

Analisis Data Di akhir fase E, peserta didik dapat merepresentasikan dan Di akhir fase F, peserta didik dapat melakukan proses
dan Peluang menginterpretasi data dengan cara menentukan jangkauan penyelidikan statistika untuk data bivariat. Mereka dapat
kuartil dan interkuartil. Mereka dapat membuat dan mengidentifikasi dan menjelaskan asosiasi antara dua variabel
menginterpretasi box plot (box-and- whisker plot) dan kategorikal dan antara dua variabel numerikal. Mereka dapat
menggunakannya untuk membandingkan himpunan data. memperkirakan model linear terbaik (best fit) pada data
Mereka dapat menggunakan dari box plot, histogram dan dot numerikal. Mereka dapat membedakan hubungan asosiasi dan
plot sesuai dengan natur data dan kebutuhan. Mereka dapat sebab-akibat.
menggunakan diagram pencar untuk menyelidiki dan
menjelaskan hubungan antara dua variabel numerik (termasuk Peserta didik memahami konsep peluang bersyarat dan kejadian
salah satunya variabel bebas berupa waktu). Mereka dapat yang saling bebas menggunakan konsep permutasi dan
mengevaluasi laporan statistika di media berdasarkan tampilan, kombinasi.
statistika dan representasi data.

Peserta didik dapat menjelaskan peluang dan menentukan


frekuensi harapan dari kejadian majemuk. Mereka menyelidiki
konsep dari kejadian saling bebas dan saling lepas, dan
menentukan peluangnya.
BENTUK PEMAHAMAN DALAM CP
Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori
belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah
kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.

Konsep “Memahami” pada Capaian Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme adalah


proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak
bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman
sebelumnya
Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level paling
tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan kemampuan
memahami di level C2.
6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)
6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis

Penjelasan Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik,
Explanation mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori
menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.

Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide,
Interpretation perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi,
anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang
Application nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari
Perspective sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan
memberikan kritik.

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau
Empathy memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu

Pengenalan diri Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses
Self-Knowledge berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
16
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman
siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan
siklus.
Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini
(mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri),
berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.

6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan


Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.
CONTOH BENTUK PEMAHAMAN DALAM CP
BAHASA INDONESIA FASE E ELEMEN MENYIMAK

Peserta didik mampu Interpretasi Mendeskripsikan makna dari sebuah


Interpretation informasi serta ide yang ditangkap dari
mengevaluasi dan mengkreasi berbagai jenis teks
informasi berupa gagasan, Aplikasi Menggunakan pemahaman dan
pikiran, perasaan, pandangan, Application keterampilan untuk menyampaikan
gagasan, pandangan, atau pesan yang
arahan atau pesan yang akurat terkandung dari berbagai jenis teks
dari menyimak berbagai jenis Perspektif Melakukan analisis berbagai jenis teks
teks (nonfiksi dan fiksi) dalam Perspective melalui diskusi dari sudut pandang yang
berbeda.
bentuk monolog, dialog, dan
gelar wicara.
CONTOH BENTUK PEMAHAMAN DALAM CP
SENI TARI FASE F ELEMEN MENCIPTAKAN
Pengenalan Mengenali kemampuan dan keterampilan gerak
Diri tubuhnya dalam membawakan tarian tradisi.
Self Memilih teknik, pola gerak tertentu, makna atau
Peserta didik mampu menciptakan Knowledge simbol untuk menciptakan tari kreasi pribadi.
tari kreasi yang terinspirasi dari hasil
Aplikasi Menerapkan pilihan teknik, pola gerak tertentu,
membandingkan berbagai
Application makna atau simbol untuk menciptakan tari kreasi
pertunjukkan tari tradisi dan kreasi pribadi.
berdasarkan makna, simbol, dan
Perspektif Menyaksikan/menarikan berbagai tari tradisi dan
nilai estetis dari perspektif berbagai Perspective memahami perbedaan dan persamaan budaya dari
aspek seni. dua atau lebih daerah melalui tari tradisinya.
Empati Mencoba merasakan emosi yang dirasakan dalam
Empathy sebuah karya tari tradisi yang menginspirasinya
untuk kemudian mengekspresikannya emosi
tersebut dengan gayanya sendiri ke dalam tari
kreasinya
CONTOH BENTUK PEMAHAMAN DALAM CP
DASAR-DASAR AGRIBISNIS PERIKANAN FASE E
ELEMEN PROSES BISNIS SECARA MENYELURUH DI BIDANG AGRIBISNIS PERIKANAN

Penjelasan Mendeskripsikan proses bisnis secara


Peserta didik mampu memahami proses Explanation menyeluruh pada industri agribisnis
bisnis secara menyeluruh industri perikanan.
agribisnis perikanan antara lain tentang
perbenihan, pembesaran, pemanenan, dan Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan,
perlakuan pasca panen; penerapan K3LH, Application dan pemahaman dalam penerapan K3LH,
perencanaan produk, mata rantai pasok serta penggunaan dan perawatan peralatan.
(Supply Chain), logistik, proses produksi, Interpretasi Menjelaskan mata rantai pasok, logistik, dan
penggunaan dan perawatan peralatan di Interpretation proses produksi menggunakan gambar atau
bidang agribisnis perikanan, serta video yang dibuat secara berkelompok..
pengelolaan sumber daya manusia dengan
memperhatikan potensi dan kearifan lokal. Perspektif Membuat perencanaan produk sesuai
Perspective kapasitas produksi masing-masing
RUANG KOLABORASI
KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR,
●Peserta mengenali kompetensi KURIKULUM, DAN ASESMEN
PENDIDIKAN
pada CP sebuah mata pelajaran KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
tertentu pada suatu fase KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
NOMOR 033/H/KR/2022
●Peserta menganalisis peran TENTANG
CAPAIAN PEMBELAJARAN
elemen dalam membentuk
kompetensi yang akan dicapai
dalam sebuah CP

Add a Footer 21
DISKUSI KELOMPOK (40 MENIT)
Bersama-sama kelompok kecil (4-6 orang) membaca CP
sebuah mata pelajaran pada fase yang diampunya.
Keputusan Kepala BSKAP Nomor 033/H/KR/2022

Peserta mendiskusikan dan membuat presentasi digital 1-2


halaman berdasarkan pertanyaan:
•Apa kompetensi yang ingin dituju CP mata pelajaran ini?
•Apa saja elemen dalam CP mata pelajaran pada fase yang
saya ampu?
•Bagaimana elemen-elemen tersebut membentuk
kompetensi yang ingin dituju CP?
•Bagaimana elemen tersebut berperan menentukan proses
pembelajaran?
Kelompok :
Nama Anggota :
1. 3.
2. 4.

CP Mapel/Fase Kompetensi Yang Dituju Elemen CP Hubungan dan Peran Elemen Dengan
CP Kompetensi Yang Dituju CP
1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.

1. Peserta dipersilakan memodifikasi lembar kerja ini menjadi bagan atau peta pikiran sesuai kebutuhan kelompok.
2. Setiap peserta menyerahkan hasil temuannya pada notulen kelompok untuk dikompilasi ke dalam presentasi.
3. Setiap kelompok menyerahkan satu presentasi saja. Panjang presentasi menyesuaikan hasil diskusi kelompok.
DEMONSTRASI
KONTEKSTUAL
PEMAHAMAN CP MATA PELAJARAN
YANG DIAMPU
(15 MENIT)
Membuat dan mengunggah sebuah peta
pikiran/bagan yang menunjukkan pemahaman,
keterampilan dan konten inti yang perlu dituju di
mata pelajaran yang diampu :
• Pilih dan tuliskan satu elemen pada CP
mata pelajaran yang diampu
• Buat contoh bentuk pemahaman dalam CP
tersebut dengan menggunakan minimal 2
dari 6 Aspek/Facet Pemahaman (lihat
contoh). Link_Capaian_Pembelajaran_2022
NAMA:
MATA PELAJARAN/FASE/ELEMEN CP :
Pengenalan
diri
Elemen CP Mapel/Fase (Salin tempel elemen di
Interpretasi
sini)

Penjelasan

Aplikasi

Perspektif

Empati

*Peserta dipersilakan memodifikasi bagan ini


*Peserta menggunakan minimal 2 dari 6 aspek pemahaman
FAQ
27
● Apakah sekolah dapat membuat CP sendiri?

Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan


tidak dapat diubah. Satuan pendidikan diberikan
keleluasaan untuk menentukan/memodifikasi
Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan (KOSP),
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP), dan Modul Ajar berdasarkan CP.

● Mengapa CP disusun menggunakan metode Backward


Design?

Dengan mengetahui tujuan akhir pembelajaran, guru


dapat merancang Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan
Pembelajaran, asesmen, kegiatan pembelajaran, dan
instruksi yang tepat, bermakna, relevan dengan kondisi
siswa, dan efektif untuk mencapai tujuan tersebut.

28
•A p a y a n g d i m a k s u d d e n g a n k o m p e t e n s i ?
K o m p e t e n s i a d a l a h k e m a m p u a n k e r j a s e t i a p
• M e ng a p a CP d isusu n ber d asar k an i n d i v i d u y a n g m e n c a k u p a s p e k
p e n g e t a h u a n , k e t e r a m p i l a n , d a n s i k a p
fas e d an pen g ur a ng a n k o n ten k e r j a y a n g s e s u a i d e n g a n s t a n d a r d i s a s i
y a n g d i h a r a p k a n ( B a d a n N a s i o n a l
m ate r i a k an men d o ro ng ter c ap ain ya S e r t i fi k a s i P r o f e s i , 2 0 1 4 ) .
k o m p e ten si d an buk a n bera rt i K o m p e t e n s i
d a p a t
a d a l a h
d i u k u r d a n
k a r a k t e r i n d i v i d u
d i t e n t u k a n
y a n
u n t u
g
k
p e n u ru n an stan d ar ? m e n u n j u k k a n p e r i l a k u d a n p e r f o r m a k e r j a
t e r t e n t u p a d a d i r i s e s e o r a n g ( S p e n c e r ,
M c C l e l l a n d & S p e n c e r , 1 9 9 4 ) .
Pem bel aj ara n b erd a s ar ka n fa s e K o m p e t e n s i t e r b a n g u n a t a s a s p e k k o g n i t i f
y a n g b e r a n g k a i a n d e n g a n a s p e k a f e k t i f
m erup a ka n p en era pa n da ri p ri n s i p a t a u d i s p o s i s i t e n t a n g i l m u p e n g e t a h u a n
y a n g d i p e l a j a r i n y a . U n t u k m e m b a n g u n d a n
p emb el aj a ra n s es ua i t a ha p ca p ai a n m e n g e m b a n g k a n k o m p e t e n s i , p e s e r t a d i d i k
b ela j a r at au y a ng d i ken a l j ug a p e r l u m e n d a p a t k a n k e s e m p a t a n u n t u k
m e n g a p l i k a s i k a n p e n g e t a h u a n d a n
d eng an i s t i la h Tea ch i ng a t T h e k e t e r a m p i l a n n y a d a l a m s i t u a s i y a n g
s p e s i fi k d a n n y a t a ( G l a e s s e r , 2 0 1 8 )
R i g h t L evel (men g a j a r p a da t a h ap
c ap a i an y a ng s es ua i ). Ren t a ng •B a g a i m a n a 6 a s p e k p e m a h a m a n d a p a t
m e m b a n t u s a y a m e r a n c a n g a s e s m e n d a n
wa kt u bel a j ar y an g l eb i h la ma k e g i a t a n y a n g e f e k t i f m e m b a n t u
d a la m Fa s e me mb eri k an k es em pa t a n p e m a h a m a n s i s w a m e n c a p a i C P ?

s i s w a un t uk ben a r-b en ar m ema ha m i 6 A s p e k / F a c e t P e m a h a m a n m e r u p a k a n c a r a


u n t u k m e n g k o n fi r m a s i p e m a h a m a n s i s w a
s eb ua h k on s ep d an m end a la m i a t a s a p a y a n g t e l a h m e r e k a p e l a j a r i . J i k a
s i s w a m e l a k u k a n s a l a h s a t u d a r i k e e n a m
s eb ua h ket era mp i la n, b uka n s eka d ar a s p e k / f a c e t ( m a m p u m e n j e l a s k a n ,
m eng e j ar k et u nt a s a n m at er i / m e n g i n t e r p r e t a s i , m e n e r a p k a n , b e r e m p a t i ,
m e m i l i k i s e b u a h s u d u t p a n d a n g , a t a u
b erp us a t p a da g uru d an k on t en . m e m i l i k i p e n g e n a l a n d i r i ) , b e r a r t i m e r e k a
t e l a h m e n d e m o n s t r a s i k a n s e b u a h t i n g k a t
p e m a h a m a n . G u r u d a p a t m e n g g u n a k a n 6
P e n g ura n g a n ma t e ri m erup a k a n A s p e k P e m a h a m a n i n i u n t u k m e n e n t u k a n
b e n t u k p e m a h a m a n y a n g p e r l u
k o n se kuen s i unt uk m era n c a n g d i d e m o n s t r a s i k a n s i s w a / d a p a t d i - a s e s .
k u ri k ulu m y a n g l e b i h fl e k s i b e l d a n
b e rfo kus p a d a k omp et ens i d a n
k a r ak t er. Ma t eri y an g di s a m pa i k a n
29
h a ru s es ens i a l , relev an d en g a n
• Apakah semua mata pelajaran memiliki elemen yang sama dengan
pelajaran lainnya? • Bagaimana hubungan dan peran Elemen dengan
kompetensi yang dituju CP?
Tidak selalu. Setiap mata pelajaran memiliki elemen yang berbeda-
beda atau sama dengan mata pelajaran lain, tergantung dari Setiap elemen memiliki peran dan capaiannya masing-
karakteristik mata pelajaran itu sendiri
masing untuk membangun pengetahuan, keterampilan,
• Apakah elemen CP sebuah mata pelajaran sama untuk semua atau sikap yang pada saling terhubung dan saling
fase?
menunjang membangun kompetensi seseorang agar
Ya, benar. Elemen dalam CP sebuah mata pelajaran sama dari fase dapat mencapai CP mata pelajaran tersebut. Elemen-
A-F. Yang membedakan adalah kompleksitas dan kedalaman
materinya, yang artinya kompetensi peserta didik pun berkembang elemen tersebut umumnya tidak bersifat hirarkis.
dari fase ke fase.
• Apakah CP memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi
Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 4
elemen utama, yaitu: 1) menyimak, 2) membaca dan memirsa, 3) Dasar?
berbicara dan merepresentasikan, dan 4) menulis. Sejak Fase A
(kelas I-II SD/sederajat) hingga Fase F (kelas XI-XII SMA/sederajat), Tidak. CP dinyatakan dalam bentuk paragraf/narasi
keempat elemen tersebut dipelajari dengan tingkat kompleksitas berisi kompetensi (kesatuan pengetahuan,
kognitif yang terus berkembang
keterampilan, dan sikap kunci) yang perlu dicapai oleh
siswa di akhir sebuah fase.
• Apakah sebuah kegiatan pembelajaran harus dapat meliputi
seluruh elemen CP mata pelajaran tersebut?
• Apakah CP menggantikan Standar Kompetensi Lulusan?
Tidak. Anda dapat menggunakan hanya 1-2 elemen saja dalam
sebuah kegiatan. Yang terpenting, siswa dapat mengembangkan
kompetensi yang dituju elemen CP tersebut dengan optimal. Tidak. Dalam kerangka kurikulum, CP kedudukannya di
bawah SNP (Standar Nasional Pendidikan), setara
dengan KI-KD dalam Kurikulum 2013. CP disusun
berdasarakan SKL dan Standar Isi.
• Bagaimana apabila terdapat perbedaan • Apakah dengan sistem Fase, siswa yang tertinggal Fase akan
kemampuan/level Capaian Pembelajaran dalam mengalami tinggal kelas/tidak naik kelas?
suatu kelas? (Contoh: dalam kelas XI ternyata
masih ada siswa yang masih berada di fase E,
sementara yang lain sudah sesuai berada di fase Tidak. Siswa tetap akan naik kelas dengan catatan perkembangan
F) masing-masing yang dapat dijadikan landasan untuk merancang
pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai levelnya (Teaching at The
Sangat penting untuk melakukan asesmen Right Level). Penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak
diagnostik baik kognitif maupun non kognitif di memberikan banyak manfaat untuk anak (capaian akademik mereka
awal pembelajaran. Hasil asesmen diagnostik ini tidak , malah menurunkan rasa percaya diri anak (self efficacy)
akan menentukan CP yang akan digunakan dalam tentang kemampuannya untuk sukses secara akademik.
kelas tersebut.
• Apakah satuan pendidikan dapat membuat CP sendiri?
Untuk mengatasinya dapat digunakan
Pembelajaran Berdiferensiasi. Sangat
memungkinkan , dalam suatu kelas digunakan 2 Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan tidak dapat
CP. Contoh: diubah.
1. Siswa dengan kemampuan umum digunakan
CP fase tersebut (contoh kelas XI • Mengapa CP hanya memuat tujuan akhir pembelajaran dan rentang
menggunakan CP fase F). waktu untuk mencapainya?
2. Siswa dengan kemampuan melampaui fase F
tetap menggunakan fase F dengan Setiap satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan
pengayaan/pendalaman. Siswa dengan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan, Tujuan Pembelajaran
kemampuan ini juga dapat diajak untuk dan Alur Tujuan Pembelajaran, dan Modul Ajar berdasarkan CP,
berbagi kiat belajar dengan temannya (peer dengan mempertimbangkan kekhasan, potensi, dan konteks sekolah,
teaching)
3. Siswa yang masih berada di fase E serta kemampuan siswa dan gurunya.
menggunakan CP fase E dengan dampingan
guru (remedial)
THANK YOU

32

Anda mungkin juga menyukai