Anda di halaman 1dari 88

PEDOMAN

PENYUSUNAN
RENCANA INDUK/MASTERPLAN
 
PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA

JAKARTA, HOTEL PULLMAN


Senin, 23 Mei 2022

DIREKTORAT PENGEMBANGAN DESTINASI REGIONAL I


KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/
BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
BAGIAN I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK (MASTERPLAN) PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA

Perencanaan dalam
pembangunan kepariwisataan

rencana pembangunan kepariwisataan ditetapkan mulai tingkat


UU No 10 Tahun 2009 tentang nasional sampai kabupaten/kota dalam bentuk rencana induk
Kepariwisataan (Pasal 6) pembangunan kepariwisataan.

Menyusun:
PP No 50 Tahun 2011 tentang Rencana • Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional (DPN), Rencana Detail
Induk Pembangunan Kepariwisataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
Nasional Tahun 2010-2025 • regulasi tata bangunan dan lingkungan untuk daya tarik wisata
prioritas di KSPN.

perencanaan daya tarik wisata


yang sinergi dengan rencana Rencana Induk (Master Plan)
pembangunan kepariwisataan Pengembangan Daya Tarik Wisata
yang lebih luas
TUJUAN & RUANG LINGKUP
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK (MASTERPLAN) PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA

• untuk memberikan acuan dalam melakukan perencanaan


penataan dan pengelolaan daya tarik wisata yang sesuai
dengan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang
TUJUAN •
telah ditetapkan
acuan bagi pemilik/pengelola daya tarik wisata (pemerintah,
dunia usaha, dan masyarakat) yang akan melakukan
pembangunan dan pengembangan daya tarik wisata.

1. kerangka substansi rencana induk pengembangan daya tarik


wisata;
RUANG 2. analisis konteks, permasalahan dan potensi tapak lokasi
daya tarik wisata, serta prospek pengembangan;
LINGKUP 3. perumusan konsep rencana;
4. pelaksanaan penyusunan rencana induk pengembangan daya
tarik wisata.
BAGIAN II
KERANGKA
SUBSTANSI
HIERARKI PERENCANAAN KEPARIWISATAAN DI INDONESIA
TINGKAT NASIONAL TINGKAT PROVINSI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
RENCANA INDUK
(UMUM)

MENGACU PADA MENGACU PADA


RIPPARNAS RIPPARPROV RIPPARKAB/KOTA

DIJABARKAN DIJABARKAN

PEMERINTAH
RENCANA INDUK MEMPERTIMBANGKAN RENCANA INDUK MEMPERTIMBANGKAN RENCANA INDUK
DESTINASI PARIWISATA DESTINASI PARIWISATA DESTINASI PARIWISATA
NASIONAL PROVINSI KABUPATEN/KOTA

DIJABARKAN DIJABARKAN
RENCANA RINCI

MEMPERTIMBANGKAN MEMPERTIMBANGKAN
RENCANA DETAIL RENCANA DETAIL RENCANA DETAIL
KSPN/KPPN KSPP/KPPP KSPK/KPPK

MENGACU PADA

PENGELOLA
RENCANA TATA

DTW
BANGUNAN & LINGKUNGAN RENCANA INDUK
DAYA TARIK WISATA PENGEMBANGAN
PRIORITAS DI KSPN DAYA TARIK WISATA

KETERANGAN:
KPP = KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
KSP = KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA
LINGKUP SUBSTANSI
PENYUSUNAN RENCANA INDUK (MASTERPLAN) PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA

Perencanaan a) konteks lokasi daya tarik wisata, terdiri dari:


Pembangunan Daya • keterkaitan lokasi daya tarik wisata dengan lingkungan sekitar dan lingkungan yang
Tarik Wisata lebih luas;
Berjangka Waktu • posisi dan arahan pembangunan untuk lokasi daya tarik wisata dalam kebijakan
pembangunan kepariwisataan, penataan ruang, dan sektor lain terkait;
5 (Lima) Tahun b) kondisi tapak daya tarik wisata, meliputi potensi daya tarik wisata dan faktor
pendukung lain di dalamnya, serta permasalahan pengembangan daya tarik wisata, baik
nonfisik maupun fisik;
c) nilai penting lokasi daya tarik wisata dalam konteks kabupaten/kota, provinsi,
nasional, dan/atau internasional;
d) prospek pengembangan daya tarik wisata, termasuk analisis terhadap kompetitor.
e) tujuan pengembangan daya tarik wisata;
f) sasaran pengembangan daya tarik wisata;
g) strategi pengembangan daya tarik wisata;
h) rencana nonfisik pengembangan kawasan;
i) rencana fisik pengembangan kawasan; Dapat menjadi BAGIAN atau TERPISAH
j) rencana tapak area prioritas; dari rencana induk pengembangan DTW

k) indikasi program dan kegiatan.


STRUKTUR SUBSTANSI
PENYUSUNAN RENCANA INDUK (MASTERPLAN) PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA
KERANGKA WAKTU & SKALA PERENCANAAN
Perencanaan Pembangunan Daya Tarik Wisata Berjangka Waktu 5 (Lima) Tahun

RENCANA INDUK (MASTERPLAN) RENCANA TAPAK (SITE PLAN)


PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA AREA PRIORITAS

kedetailan skala peta:


kedetailan skala peta:
< 1 : 25.000 s.d. 1: 5.000
< 1 : 5.000 s.d. 1: 500
sesuai dengan luas lokasi
sesuai dengan luas area prioritas
daya tarik wisata
BAGIAN III
ANALISIS KONTEKS,
POTENSI DAN PERMASALAHAN,
PROSPEK PENGEMBANGAN
TAPAK LOKASI DAYA TARIK WISATA
ANALISIS KONTEKS, POTENSI DAN PERMASALAHAN,
PROSPEK PENGEMBANGAN TAPAK LOKASI DAYA TARIK WISATA

1 2 3 4
Analisis Konteks Identifikasi Nilai Analisis Prospek
Analisis Tapak
Lokasi Daya Tarik Penting Lokasi Pengembangan
Daya Tarik Wisata
Wisata Daya Tarik Wisata Daya Tarik Wisata

• keterkaitan lokasi daya • potensi daya tarik wisata identifikasi nilai penting • analisis terhadap
tarik wisata dengan dan faktor pendukung lokasi daya tarik wisata kompetitor (produk dan
lingkungan sekitar dan lain di dalamnya; dalam konteks pasar);
lingkungan yang lebih • permasalahan kabupaten/kota, provinsi, • analisis terhadap produk
luas; pengembangan daya nasional, dan/atau pariwisata yang dapat
• posisi dan arahan tarik wisata, baik nonfisik internasional; dikembangkan;
pembangunan untuk maupun fisik; • analisis pasar yang
lokasi daya tarik wisata dapat dijaring;
dalam kebijakan • kebutuhan
pembangunan pengembangan
kepariwisataan, penataan
ruang, dan sektor lain
terkait;
ANALISIS KONTEKS, POTENSI DAN PERMASALAHAN,
PROSPEK PENGEMBANGAN TAPAK LOKASI DAYA TARIK WISATA

1 2 3 4
Analisis Konteks Identifikasi Nilai Analisis Prospek
Analisis Tapak
Lokasi Daya Tarik Penting Lokasi Pengembangan
Daya Tarik Wisata
Wisata Daya Tarik Wisata Daya Tarik Wisata

• Lokasi geografis dan • Aspek fisik


administratif lingkungan
• Aspek fisik • Aspek ekologis
lingkungan • Aspek sosial budaya
• Aspek ekologis dan ekonomi
• Aspek sosial budaya • Aspek
dan ekonomi kepariwisataan
• Aspek
kepariwisataan
ANALISIS KETERKAITAN LOKASI DAYA TARIK WISATA DENGAN
LINGKUNGAN SEKITAR DAN LINGKUNGAN YANG LEBIH LUAS
1
A. Lokasi Geografis dan Administratif B. Aspek Fisik Lingkungan Sekitar
• geologi regional;
• elemen hidrologis sekitar;
• iklim;
• pemanfaatan ruang sekitar;
• aksesibilitas menuju daya tarik wisata,
khususnya dari pintu masuk kabupaten/kota
(bandar udara, pelabuhan, terminal, pintu
keluar tol) dari pusat kota;
• prasarana umum di sekitar daya tarik
wisata, meliputi tetapi tidak terbatas pada
sistem dan jaringan listrik, air minum,
drainase, limbah cair dan padat,
telekomunikasi, dan sistem pengelolaan
sampah;
Contoh analisis terhadap lokasi geografis sekitar daya tarik wisata Kawasan • fasilitas umum di sekitar daya tarik wisata,
Pantai Pasar Bawah, Kabupaten Bengkulu Selatan (Pra-konsep Masterplan meliputi tetapi tidak terbatas pada fasilitas
Kawasan Pantai Pasar Bawah, Kabupaten Bengkulu Selatan, P-P2Par ITB, 2018) kesehatan, fasilitas keuangan, fasilitas bisnis,
dan fasilitas peribadatan.
ANALISIS KETERKAITAN LOKASI DAYA TARIK WISATA DENGAN
LINGKUNGAN SEKITAR DAN LINGKUNGAN YANG LEBIH LUAS
1
B. Aspek Fisik Lingkungan Sekitar B. Aspek Fisik Lingkungan Sekitar
(Geologi Regional) (Elemen Hidrologis Sekitar)
Geologi seluruh wilayah Kawasan Pariwisata Jateng
Jateng Valley adalah tipe Valley berada pada Blok
formasi Pemanfaatan Hutan
Kaligetas/Notopuro (Qpkg) Produksi Wana Wisata
(Peta Geologi Kab Penggaron berada di dalam
Semarang). Formasi bagian Sub DAS Babon
Kaligetas ini menopang Hulu/ Sub DAS Gung. Sub
pada Formasi Kerek (yg DAS Babon Hulu/ Gung
terdiri dari batu merupakan bagian hulu
lempung/expensive clay), DAS Babon dengan sungai
formasi penopang (formasi utamanya adalah Sungai
Gung yang bersifat perenial
kerek) menjadi faktor
(selalu mengalir sepanjang
utama terjadinya
tahun walau debit kecil),
pergerakan tanah karena
beserta anak-anak
sifatnya expensive clay
sungainya: Sungai Lutung,
sehingga potensi gerakan
Jaten, Porang, Klangit, dan
tanah dimungkinkan
Sungai Sinanas.
sangat tinggi (Purwanti,
2012).

Contoh analisis geologi regional wilayah Jateng Valley Jawa Tengah Contoh analisis elemen hidrologis (DAS) wilayah Jateng Valley Jawa
(Masterplan Jateng Valley Jawa Tengah, Budi Faisal , dkk (2020)) Tengah (Masterplan Jateng Valley Jawa Tengah, Budi Faisal , dkk (2020))
ANALISIS KETERKAITAN LOKASI DAYA TARIK WISATA DENGAN
LINGKUNGAN SEKITAR DAN LINGKUNGAN YANG LEBIH LUAS
1
B. Aspek Fisik Lingkungan Sekitar (aksesibilitas menuju daya tarik wisata)

Contoh analisis aksesibilitas menuju daya tarik wisata Pantai Pasir Bawah Contoh analisis aksesibilitas menuju daya tarik wisata Jateng Valley Semarang
(Pra-konsep Masterplan Kawasan Pantai Pasar Bawah, Kabupaten Bengkulu (Masterplan Jateng Valley Jawa Tengah, Budi Faisal , dkk (2020))
Selatan, P-P2Par ITB, 2018)
ANALISIS KETERKAITAN LOKASI DAYA TARIK WISATA DENGAN
LINGKUNGAN SEKITAR DAN LINGKUNGAN YANG LEBIH LUAS
1
B. Aspek Fisik Lingkungan Sekitar (prasarana C. Aspek Ekologis Sekitar
umum di sekitar daya tarik wisata ) (ekosistem sekitar daya tarik wisata)

Berdasarkan Peta
Jaringan Pipa Distribusi
PDAM Cabang Ungaran
terdapat 3 sumber PDAM
Cabang Ungaran
terdekat dari Kawasan
Pariwisata Jateng Valley
(berupa SDP/Sumur
Dalam Pompa). Jaringan
Pipa PDAM terdekat
berada dekat dgn area
Parkir Atas eksisting di
Wana Wisata Hutan
Penggaron.

Contoh analisis prasarana umum di sekitar daya tarik wisata - Jaringan Pipa Distribusi PDAM Contoh analisis aspek ekologis - ekosistem sekitar daya tarik wisata (Pra-konsep
Cabang Ungaran Jateng Valley Semarang (Masterplan Jateng Valley Jawa Tengah, Budi Faisal, Masterplan Kawasan Pantai Pasar Bawah, Kabupaten Bengkulu Selatan, P-
dkk, 2020) P2Par ITB, 2018)
ANALISIS KETERKAITAN LOKASI DAYA TARIK WISATA DENGAN
LINGKUNGAN SEKITAR DAN LINGKUNGAN YANG LEBIH LUAS
1
C. Aspek Ekologis Sekitar (habitat sekitar daya tarik wisata)

Potensi sebagai bagian jalur migrasi burung raptor yang terbang melalui Jalur Terbang Asia Timur- Australialis, yaitu salah satu jalur terbang terbesar, mencakup sebagian besar Asia timur, termasuk Cina , Jepang ,
Korea , Asia Tenggara, dan Pasifik Barat. Pada saat musim gugur di belahan bumi utara burung raptor bermigrasi ke Pulau Jawa dan salah satunya singgah atau menetap sementara di Hutan Produksi Wana Wisata
Penggaron
Contoh analisis aspek ekologis - habitat sekitar daya tarik wisata Kawasan Jateng Valley
(Masterplan Jateng Valley Jawa Tengah, Budi Faisal , dkk (2020))
ANALISIS KETERKAITAN LOKASI DAYA TARIK WISATA DENGAN
LINGKUNGAN SEKITAR DAN LINGKUNGAN YANG LEBIH LUAS
1
D. Aspek sosial budaya dan ekonomi sekitar E. Aspek kepariwisataan sekitar
• demografi wilayah sekitar (jumlah penduduk • daya tarik wisata sekitar, baik daya tarik wisata alam,
desa/kelurahan, kepadatan penduduk, jumlah budaya, maupun hasil buatan manusia;
usia produktif, mata pencaharian, tingkat • daya tarik wisata unggulan kabupaten/kota dan daya
pendidikan, suku bangsa, agama); tarik wisata sejenis dalam satu wilayah
• budaya tradisi masyarakat, termasuk kabupaten/kota
kesenian; • fasilitas pariwisata sekitar, meliputi tetapi tidak
terbatas pada fasilitas akomodasi (hotel,
• struktur sosial masyarakat;
homestay/pondok wisata), fasilitas makan dan minum,
• sejarah sekitar daya tarik wisata; pusat informasi pariwisata, fasilitas perjalanan wisata;
• cagar budaya sekitar daya tarik wisata; • pasar wisatawan yang berkunjung ke kabupaten/kota,
daya tarik wisata sekitar, dan daya tarik wisata sejenis
• usaha mikro, kecil, dan menengah sekitar dalam wilayah kabupaten/kota yang sama (jumlah,
daya tarik wisata, termasuk usaha ekonomi perkembangan, dan karakteristik perjalanan wisata);
kreatif;
• kelembagaan kepariwisataan dan terkait yang
terdapat di sekitar (kelompok sadar wisata, kelompok
pengrajin, kelompok seniman, kelompok budayawan,
karang taruna, Badan Usaha Milik Desa, dan lain-
lain).
ANALISIS KETERKAITAN LOKASI DAYA TARIK WISATA DENGAN
LINGKUNGAN SEKITAR DAN LINGKUNGAN YANG LEBIH LUAS
1
E. Aspek kepariwisataan sekitar (Analisis Daya Tarik Wisata Sekitar)

Contoh analisis daya tarik


wisata sekitar untuk Ranca
Upas, Kabupaten Bandung
(Master Plan Ranca Upas
Forest Leisure Jawa Barat ,
Budi Faisal , dkk (2020))
ANALISIS POSISI DAN ARAHAN PEMBANGUNAN UNTUK LOKASI DAYA TARIK
WISATA DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN, PENATAAN RUANG, 1
DAN SEKTOR LAIN TERKAIT

meliputi Ripparnas, Ripparprov, Ripparkab/kota, rencana induk dan


KEBIJAKAN
rencana detail KSPN, rencana pengelolaan kepariwisataan terpadu
PEMBANGUNAN
KSPN, dan rencana terkait kepariwisataan lainnya di tingkat provinsi,
KEPARIWISATAAN kabupaten/kota, dan desa/kelurahan;

meliputi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana


Tata Ruang (RTR) Pulau, RTR Kawasan Strategis Nasional, RTRW
KEBIJAKAN
provinsi, RTRW kabupaten/kota, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR),
PENATAAN RUANG
serta rencana penataan ruang lainnya di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota

KEBIJAKAN SEKTOR LAIN kebijakan sektor pertanian, tanaman pangan, dan perkebunan untuk
SESUAI DENGAN POTENSI
pengembangan agrowisata, kebijakan sektor perikanan dan kelautan
DAYA TARIK WISATA DAN
LINGKUNGAN
untuk pengembangan pariwisata bahari, kebijakan sektor kehutanan
SEKITARNYA untuk pengembangan ekowisata hutan.
ANALISIS POSISI DAN ARAHAN PEMBANGUNAN UNTUK LOKASI DAYA TARIK
WISATA DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN, PENATAAN RUANG, 1
DAN SEKTOR LAIN TERKAIT

Hasil analisis posisi dan arahan pembangunan untuk lokasi daya tarik wisata
dalam kebijakan pembangunan kepariwisataan, penataan ruang, dan sektor lain
terkait meliputi:

• posisi dan arahan pembangunan kepariwisataan untuk lokasi daya tarik wisata dan
lingkungan sekitar;
• arahan pemanfaatan ruang untuk lokasi daya tarik wisata dan lingkungan sekitar;
• posisi dan arahan pembangunan sektor lain terkait untuk lokasi daya tarik wisata dan
lingkungan sekitar.
ANALISIS POSISI DAN ARAHAN PEMBANGUNAN UNTUK LOKASI DAYA TARIK
WISATA DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN, PENATAAN RUANG, 1
DAN SEKTOR LAIN TERKAIT
28% Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Terbatas (di sisi tengah ke utara) Warna
Biru Muda pada peta; Berdasarkan Lampiran IX Perda Kabupaten Semarang Nomor :
6 Tahun 2011 diketahui bahwa tidak terdapat arahan kegiatan spesifik khusus untuk
Kawasan Hutan Produksi terbatas, yang tersedia dalam Perda adalah informasi arahan
kegiatan yang diizinkan dan dilarang/diizinkan bersyarat pada Kawasan Hutan
Produksi secara umum, meliputi;
• Arahan Kegiatan Diizinkan:
 Pemanfaatan hasil hutan dengan memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian
lingkungan
 Pembangunan infrastruktur yang diijinkan adalah yang dibutuhkan untuk
menunjang kegiatan pemanfaatan hasil hutan
• Arahan Kegiatan Dilarang/Dizinkan Bersyarat:
 Dilarang menyelenggarakan pemanfaatan lahan untuk fungsi-fungsi yang
berdampak negatif terhadap keseimbangan ekologis
Selain arahan kegiatan terdapat juga Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang di
Kawasan Hutan Produksi yaitu:
 Hutan produksi di luar kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat (hutan
rakyat) dapat diberikan Hak Pakai atau Hak Milik sesuai dengan syarat subyek
sebagai pemegang hak.
 Apabila kriteria kawasan berubah fungsinya menjadi utan lindung,
pemanfaatannya disesuaikan dengan lebih mengutamakan upaya konservasi
(misal: kawasan hutan produksi dengan tebang pilih).
 Kawasan hutan produksi yang ada dan fisiknya masih berupa hutan, tetap
dipertahankan untuk hutan produksi.
 Diadakan penertiban penguasaan dan pemilikan tanah serta pembinaan dan
pemanfaatannya yang seimbang antara kepentingan KPH dengan masyarakat
setempat bagi kawasan yang fisiknya berupa hutan rakyat, tegalan atau
penggunaan non hutan lainnya dan sudah menjadi lahan garapan masyarakat.

Contoh analisis kebijakan penataan ruang Kawasan Jateng Valley (Masterplan Jateng Valley Jawa Tengah, Budi Faisal , dkk (2020))
ANALISIS TAPAK LOKASI DAYA TARIK WISATA 2
A. Aspek Fisik Lokasi Daya Tarik Wisata B. Aspek Ekologis Daya Tarik Wisata
• luas dan batas fisik daya tarik wisata; • flora dan fauna, seperti tutupan vegetasi,
• kepemilikan lahan; vegetasi khas kawasan, komunitas vegetasi
kawasan, vegetasi invasif dan eksotik,
• geologi (keragaman geologi di daya lokasi daya tarik
wisata, jenis tanah, bencana pergerakan
sebaran flora dan fauna kawasan, dan lain-
tanah/longsor, informasi sesar dan bencana gempa, lain;
bencana gunung berapi, dan lain-lain); • ekosistem di lokasi daya tarik wisata, seperti
• elemen hidrologis (sungai dan danau yang terdapat di ekosistem hutan mangrove, hutan pantai,
lokasi daya tarik wisata, sumber air, lapisan aquifer rawa, dataran tinggi, dan lain-lain;
kawasan);
• habitat di lokasi daya tarik wisata, seperti
• sirkulasi di dalam lokasi daya tarik wisata (jenis
sirkulasi eksisting, hierarki sirkulasi);
spesies unik dan khas, spesies terancam atau
terancam punah.
• prasarana umum di dalam lokasi daya tarik wisata,
meliputi tetapi tidak terbatas pada sistem dan jaringan
listrik, air minum, drainase, limbah cair dan padat,
telekomunikasi, dan sistem pengelolaan sampah;
• fasilitas umum di dalam lokasi daya tarik wisata,
meliputi tetapi tidak terbatas pada toilet umum,
pos/klinik kesehatan, tempat ibadah, toko cendera
mata, ATM/bank, dan lain-lain.
Analisis Aspek Fisik Lokasi Daya Tarik Wisata A
Elemen hidrologis Fasilitas umum di dalam lokasi daya tarik wisata

Contoh analisis elemen hidrologis di wilayah Jateng Valley Jawa Tengah Contoh analisis fasilitas umum di wilayah Jateng Valley Jawa Tengah
(Masterplan Jateng Valley Jawa Tengah, Budi Faisal , dkk (2020)) (Masterplan Jateng Valley Jawa Tengah, Budi Faisal , dkk (2020))
Analisis Aspek Ekologis Daya Tarik Wisata B
B. Aspek Ekologis Daya Tarik Wisata B. Aspek Ekologis Daya Tarik Wisata
(ekosistem di lokasi daya tarik wisata) (flora dan fauna kawasan)

Contoh analisis ekosistem di wilayah Rencana KEK Pulau Pengalap Contoh analisis flora di wilayah Jateng Valley Jawa Tengah (Masterplan
(Masterplan Rencana KEK Pulau Pengalap, Budi Faisal, dkk, 2020) Jateng Valley Jawa Tengah, Budi Faisal, dkk, 2020)
Analisis Aspek Ekologis Daya Tarik Wisata B
B. Aspek Ekologis Daya Tarik Wisata (habitat di lokasi daya tarik wisata)

Contoh analisis habitat terumbu karang di wilayah Rencana KEK Pulau Pengalap Contoh analisis habitat burung Jalak Lawu Endemik di wilayah Gunung Lawu Tawangmangu
(Master Plan Rencana KEK Pulau Pengalap, Budi Faisal , dkk, 2020) (Master Plan Mongkrang View Tawangmangu, Jawa Tengah, Budi Faisal , dkk, 2021)
Analisis Aspek Ekologis Daya Tarik Wisata B
Formasi mangrove didominasi
oleh 2 jenis tumbuhan:
• Rhizophora sp,
• Bruguiera sp

Keanekaragaman rendah

Kawasan hutan mangrove

Kawasan hutan (Rhizophora sp)

Sumber: Vision Master Plan Destinasi Pariwisata


Kawasan Kepulauan Banyak, Kab. Aceh Singkil (P- (Bruguiera sp)
P2Par ITB, 2021)
ANALISIS TAPAK LOKASI DAYA TARIK WISATA 2
D. Aspek sosial budaya dan ekonomi sekitar E. Aspek kepariwisataan sekitar
• sejarah yang terjadi di lokasi daya tarik • sumber daya alam dan budaya di lokasi
wisata; daya tarik wisata yang sudah berkembang
• cagar budaya di lokasi daya tarik wisata; menjadi daya tarik wisata dan masih
berupa potensi;
• usaha mikro, kecil, dan menengah di
• kegiatan wisata yang sudah berkembang di
lokasi daya tarik wisata, termasuk sektor
ekonomi kreatif. daya tarik wisata;
• fasilitas pariwisata di lokasi daya tarik
wisata, meliputi tetapi tidak terbatas pada
fasilitas akomodasi, warung makan/rumah
makan/restoran, pusat informasi pariwisata,
papan informasi dan interpretasi;
• pasar wisatawan yang berkunjung ke daya
tarik wisata (jumlah, perkembangan, dan
karakteristik perjalanan wisata);
• kelembagaan pengelola daya tarik wisata.
ANALISIS TAPAK LOKASI DAYA TARIK WISATA 2

Contoh analisis kegiatan wisata yang sudah berkembang di Kawasan Ranca Upas, Kabupaten Bandung
(Master Plan Ranca Upas Forest Leisure Jawa Barat , Budi Faisal , dkk, 2020)
ANALISIS TAPAK LOKASI DAYA TARIK WISATA 2

Contoh analisis fasilitas pariwisata yang sudah ada di Kawasan Ranca Upas, Kabupaten Bandung
(Master Plan Ranca Upas Forest Leisure Jawa Barat, Budi Faisal, dkk, 2020)
ANALISIS TAPAK LOKASI DAYA TARIK WISATA 2

Contoh analisis pasar wisatawan di Kawasan Waduk Ir. H. Djuanda Jatiluhur


(Masterplan Pariwisata Waduk Ir. H. Djuanda Jatiluhur, P-P2Par ITB, 2012)
ANALISIS TAPAK LOKASI DAYA TARIK WISATA 2

Hasil analisis tapak lokasi daya tarik wisata meliputi:

• potensi aspek fisik, ekologis, sosial budaya dan ekonomi, dan kepariwisataan di lokasi
daya tarik wisata yang dapat mendukung pengembangan dan/atau penguatan daya tarik
wisata;
• permasalahan aspek fisik, ekologis, sosial budaya dan ekonomi, dan kepariwisataan di
lokasi daya tarik wisata yang menjadi kebutuhan dan tantangan pengembangan daya tarik
wisata.
IDENTIFIKASI NILAI PENTING DAYA TARIK WISATA 3

upaya menggali dan mengenali nilai penting yang dimiliki daya


tarik wisata yang dapat mendukung peningkatan daya saing
IDENTIFIKASI NILAI
daya tarik wisata di tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional,
PENTING DAYA
dan/atau internasional. Nilai penting daya tarik wisata berguna
TARIK WISATA dalam mengembangkan produk pariwisata unggulan, tema daya tarik
wisata, dan branding yang akan dibangun.

Identifikasi nilai penting lokasi daya tarik wisata dilakukan dengan melakukan analisis terhadap:

1 keunggulan lokasi geografis dari daya


2
keunggulan sumber daya alam dan budaya,
tarik wisata, seperti terletak di pusat
termasuk sejarah, berupa keunikan,
perdagangan internasional atau dekat
kekhasan, dan signifikansi keberadaannya
dengan bandar udara atau di simpul
pada skala kabupaten/kota, provinsi,
transportasi yang menghubungkan kota-kota
nasional, dan internasional
besar atau dekat pintu keluar tol
IDENTIFIKASI NILAI PENTING DAYA TARIK WISATA 3
Hasil identifikasi nilai penting lokasi daya Contoh Nilai Penting Daya Tarik Wisata
tarik wisata adalah
- Taman Nasional Gunung Rinjani, Pulau Lombok, NTB:
letusan Rinjani pada tahun 1257 membawa dampak
1 2 perubahan iklim di dunia.
nilai penting daya - Wana Wisata Penggaron, Jawa Tengah: bagian dari
nilai penting daya
tarik wisata pada jalur migrasi burung raptor yang terbang melalui jalur
tarik wisata pada terbang Asia Timur – Australialis, yaitu jalur terbang
skala
skala provinsi; terbesar, mencakup sebagian besar Asia timur, termasuk
kabupaten/kota; Cina , Jepang , Korea , Asia Tenggara, dan Pasifik Barat.
dan/atau
dan/atau - Perkebunan Kopi Kandangan, Kabupaten Madiun:
jejak gerilya perjuangan Jenderal Sudirman.
- Situs Liang Bua, Kabupaten Manggarai: situs gua
3 4 hunian manusia prasejarah yang memiliki rangkaian
sequence yang sangat panjang dari mulai kala pleistosen
nilai penting daya hingga helosen, yaitu dari budaya Poleolitik, Mesolitik,
nilai penting daya
tarik wisata pada Neolitik, sampai Paleometalik.
tarik wisata pada
skala nasional; - Gunung Padang, Kabupaten Cianjur: tinggalan
skala internasional megalitik tertua dan terbesar di Indonesia yang diketahui
dan/atau berusia 500-200 tahun sebelum Masehi.
PROSPEK PENGEMBANGAN 4

gambaran mengenai produk pariwisata dan pasar wisatawan


PROSPEK yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan daya saing daya
PENGEMBANGAN tarik wisata, didukung oleh fasilitas dan prasarana serta sumber daya
manusia dan kelembagaan yang berkualitas

Prospek pengembangan daya tarik wisata dirumuskan berdasarkan:

1 2 3
hasil analisis terhadap hasil identifikasi nilai
hasil analisis tapak
konteks daya tarik penting daya tarik
lokasi daya tarik wisata
wisata terhadap wisata
lingkungan sekitar dan
lebih luas serta
kebijakan
pembangunan
PROSPEK PENGEMBANGAN 4
Contoh gambaran mengenai produk pariwisata yang dikembangkan oleh daya tarik
wisata yang menjadi kompetitor, baik di satu wilayah kabupaten/kota, di kabupaten/kota lain
dalam provinsi yang sama, maupun di provinsi lain di Indonesia;

Contoh Gambaran mengenai prospek


pengembangan daya tarik wisata untuk
Ranca Upas, Kabupaten Bandung
(Masterplan Ranca Upas Forest Leisure
Jawa Barat , Budi Faisal , dkk (2020))
PROSPEK PENGEMBANGAN 4
Contoh gambaran mengenai potensi pasar wisatawan yang dapat dijaring oleh daya tarik
wisata;
PANTAI MINAJAYA

Contoh Gambaran
mengenai prospek
pasar wisatawan yang
dapat dijaring oleh
Pantai Minajaya
(P-P2Par ITB, 2022)
BAGIAN IV
PERUMUSAN
KONSEP
RENCANA
PERUMUSAN KONSEP RENCANA

1 2 3
Sasaran Strategi
Tujuan Pengembangan
Pengembangan Pengembangan
Daya Tarik Wisata
Daya Tarik Wisata Daya Tarik Wisata

4 5 6 7
Rencana Nonfisik Rencana Fisik
Rencana Tapak Indikasi Program
Pengembangan Pengembangan
Area Prioritas dan Kegiatan
Daya Tarik Wisata Daya Tarik Wisata
TUJUAN PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA 1
CONTOH
Tujuan pengembangan daya tarik wisata 
Tujuan Pengembangan Daya Tarik Wisata
kondisi yang akan dicapai daya tarik wisata pada akhir masa
Tujuan pengembangan daya tarik agrowisata
perencanaan dengan upaya pengembangan yang akan dilakukan perkebunan Kopi Kandangan: mewujudkan daya
sesuai rencana induk pengembangan daya tarik wisata  tarik wisata unggulan dalam mendukung
menggambarkan secara jelas dan nyata kondisi yang akan Kabupaten Madiun sebagai destinasi pariwisata
berkelanjutan dan berdaya saing dunia (P-P2Par
dicapai daya tarik wisata. ITB, 2018).
Tujuan pengembangan daya tarik wisata Waduk
dirumuskan berdasarkan: Ir. H. Juanda-Jatiluhur: Waduk Ir. H. Juanda
Jatiluhur sebagai daya tarik wisata edukatif yang
• visi dan misi organisasi pengelola daya tarik wisata; beridentitas kuat, berskala internasional,
• potensi keterkaitan yang dapat dibangun dengan lingkungan bermanfaat terhadap lingkungan, dan memberikan
kontribusi ekonomi secara berkelanjutan (P-P2Par
sekitar dan lingkungan yang lebih luas; ITB, 2012).
• posisi dan arahan pengembangan dalam kebijakan pembangunan; Tujuan pengembangan Ekowisata Cipayung,
Jakarta Timur: mewujudkan ekowisata Cipayung
• potensi dan permasalahan pengembangan lokasi daya tarik sebagai daya tarik ekowisata perkotaan berdaya
wisata; saing dalam mendukung Provinsi DKI Jakarta
sebagai Kota Terhijau Dunia (P-P2Par ITB, 2019).
• nilai penting daya tarik wisata;
• prospek pengembangan daya tarik wisata.
SASARAN PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA 2
CONTOH
Sasaran pengembangan daya tarik wisata 
Sasaran Pengembangan Daya Tarik Wisata
hasil yang akan dicapai secara terukur dengan Sasaran pengembangan daya tarik agrowisata perkebunan
pengembangan daya tarik wisata yang Kopi Kandangan:
dilakukan sesuai rencana induk pengembangan a) peningkatan kunjungan wisatawan (2025: 175 ribu wisman);
b) peningkatan pengeluaran wisatawan (2025: Rp 1,6 juta per
daya tarik wisata  harus dinyatakan secara hari);
spesifik dan terukur, dilengkapi dengan c) peningkatan penyerapan tenaga kerja.
indikator pencapaian.
Sasaran pengembangan daya tarik wisata Waduk Ir. H. Juanda-
Jatiluhur:
d) pengurangan jumlah keramba jaring apung dari 21.000 menjadi
dirumuskan berdasarkan: 3.257 petak;
• visi dan misi organisasi pengelola daya tarik e) peningkatan jumlah kunjungan wisatawan;
f) peningkatan lama tinggal wisatawan (> 3 hari)
wisata;
• tujuan pengembangan daya tarik wisata; Sasaran pengembangan Ekowisata Cipayung, Jakarta Timur:
g) peningkatan kunjungan wisatawan berkualitas (2024: 1,5 juta
• potensi dan permasalahan pengembangan kunjungan);
h) peningkatan kuantitas dan kualitas daya tarik ekowisata (2024:
lokasi daya tarik wisata; 20 kegiatan wisata);
• nilai penting daya tarik wisata; i) peningkatan pendapatan pariwisata (2024: peningkatan 20%).

• prospek pengembangan daya tarik wisata.


STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA 3
Strategi pengembangan daya tarik wisata  rumusan langkah-langkah yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuan dan sasaran pengembangan daya tarik wisata.

dirumuskan berdasarkan: memuat:

• visi dan misi organisasi pengelola daya tarik wisata; • pengembangan pusat-pusat pelayanan pengunjung di lokasi daya
tarik wisata;
• tujuan pengembangan daya tarik wisata; • pengembangan produk pariwisata;
• sasaran pengembangan daya tarik wisata; • pengembangan aksesibilitas di dalam lokasi daya tarik wisata;
• potensi keterkaitan yang dapat dibangun dengan • pengembangan fasilitas pariwisata, fasilitas umum, dan prasarana
umum di lokasi daya tarik wisata;
lingkungan sekitar dan lingkungan yang lebih luas;
• pelibatan dan pemberdayaan masyarakat di lokasi daya tarik
• posisi dan arahan pengembangan dalam kebijakan wisata;
pembangunan; • pengelolaan lingkungan daya tarik wisata;
• potensi dan permasalahan pengembangan lokasi daya • pengembangan pasar dan pemasaran daya tarik wisata;
tarik wisata; • pengembangan sumber daya manusia;
• nilai penting daya tarik wisata; • pengembangan kelembagaan pengelola daya tarik wisata;
• prospek pengembangan daya tarik wisata. • peningkatan keterkaitan dengan lingkungan sekitar dan lebih luas;
• pemantauan dan evaluasi.
STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA 3
Contoh beberapa strategi pengembangan daya tarik Agrowisata Perkebunan Kopi Kandangan, Kabupaten Madiun
a. Strategi pengembangan pusat pelayanan pengunjung:
• mengembangkan pusat informasi pariwisata tematik;
• mengembangkan pelayanan terpadu daya tarik wisata;
• meningkatkan sistem penghubung yang lebih berorientasi pada pejalan kaki.
b. Strategi pengembangan produk pariwisata:
• mengembangkan produk pariwisata pendidikan dan kreatif pada daya tarik wisata berbasis agro dan industri kreatif;
• mengembangkan produk pariwisata pendidikan dan penelitian pada daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya
• mengembangkan even berskala nasional dan internasional berbasis agro dan sejarah secara regular;
• mengembangkan museum umum, museum khusus, dan museum hidup berbasis sejarah dan warisan budaya;
• mengembangkan paket wisata tematik dan terpandu berbasis sejarah dan agrowisata di lokasi daya tarik wisata;
• mengembangkan pemanduan wisata yang interpretatif dan kreatif dalam memberikan pengetahuan dan pengalaman berharga
kepada wisatawan.
c. Strategi pengembangan aksesibilitas di dalam lokasi daya tarik wisata:
• mengembangkan sistem sirkulasi yang terintegrasi dengan pengelolaan pengunjung dan dapat diakses oleh semua kelompok
pengunjung, termasuk pengunjung berkebutuhan khusus;
• mengembangkan angkutan wisata bertema sejarah, agrowisata, dan wisata kreatif.
d. Strategi pengembangan pasar dan pemasaran daya tarik wisata:
• mengembangkan pasar wisatawan nusantara segmen keluarga, pelajar, mahasiswa, dan minat khusus sejarah, cagar budaya, dan
pendidikan agro, asal Kota Madiun, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur lainnnya, Jakarta, Bandung, serta wisnus
lintas Yogyakarta – Bali;
• mengembangkan pasar wisatawan mancanegara segmen keluarga dan minat khusus sejarah dan cagar budaya asal Malaysia,
Singapura, Thailand, dan negara Asia lainnya, serta Belanda dan negara Eropa lainnya;
• mengembangkan media promosi yang efektif dan kreatif untuk produk pariwisata sejarah dan agrowisata.
STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA 3
Strategi pengembangan daya tarik wisata dijabarkan ke dalam
rencana nonfisik dan fisik pengembangan daya tarik wisata.

Tabel Penjabaran Strategi dalam Rencana Nonfisik dan Fisik Pengembangan Daya Tarik Wisata
NO STRATEGI RENCANA NONFISIK RENCANA FISIK
a Pengembangan pusat-pusat pelayanan pengunjung di lokasi  
daya tarik wisata
b Pengembangan produk pariwisata  
c Pengembangan aksesibilitas di dalam lokasi daya tarik wisata   
d Pengembangan fasilitas pariwisata, fasilitas umum, dan   
prasarana umum di lokasi daya tarik wisata
e Pelibatan dan pemberdayaan masyarakat di lokasi daya tarik   
wisata
f Pengelolaan lingkungan daya tarik wisata  
g Pengembangan pasar dan pemasaran daya tarik wisata   
h Pengembangan sumber daya manusia   
i Pengembangan kelembagaan pengelola daya tarik wisata   
j Peningkatan keterkaitan dengan lingkungan sekitar dan lebih   
luas
k Pemantauan dan evaluasi   
RENCANA NONFISIK PENGEMBANGAN KAWASAN 4
panduan langkah dalam penyelenggaraan dan pengelolaan
kegiatan wisata sebagai penjabaran dari strategi pengembangan
pusat pelayanan pengunjung, pengembangan produk pariwisata,
RENCANA pelibatan dan pemberdayaan masyarakat, pengelolaan lingkungan
daya tarik wisata, pengembangan pasar dan pemasaran
NONFISIK pariwisata, pengembangan sumber daya manusia, pengembangan
kelembagaan pengelola daya tarik wisata, peningkatan keterkaitan
dengan lingkungan sekitar dan lebih luas, pemantauan dan
evaluasi.

dirumuskan berdasarkan:

1 2 Sasaran
3 Strategi
Tujuan Pengembangan
Pengembangan Daya Pengembangan Daya
Daya Tarik Wisata
Tarik Wisata Tarik Wisata
RENCANA NONFISIK PENGEMBANGAN KAWASAN 4

1. rencana pengelolaan pusat pelayanan pengunjung;


2. rencana pengembangan produk pariwisata;
3. rencana pelibatan dan pemberdayaan masyarakat;
4. rencana pengelolaan lingkungan daya tarik wisata,
mencakup daya dukung dan daya tampung daya tarik
RENCANA wisata, pengelolaan pengunjung, pengelolaan dampak
lingkungan, dan mitigasi bencana;
NONFISIK 5. rencana pengembangan pasar dan pemasaran
pariwisata;
MEMUAT 6. rencana pengembangan sumber daya manusia;
7. rencana pengembangan kelembagaan pengelola daya
tarik wisata;
8. rencana peningkatan keterkaitan dengan lingkungan
sekitar dan lebih luas;
9. rencana pemantauan dan evaluasi.
CONTOH RENCANA NONFISIK 4
Contoh rencana pengelolaan pusat pelayanan
pengunjung pada daya tarik wisata Waduk Ir. H.
Djuanda Jatiluhur (P-P2Par ITB, 2012).

1. PUSAT PELAYANAN 1 ATAU PRIMER yang berfungsi


sebagai PUSAT PELAYANAN PARIWISATA DAN
DISTRIBUSI KEGIATAN WISATA/WISATAWAN.
Lokasi pusat pelayanan 1 adalah di zona Pantai
Timur yang sudah lebih berkembang lebih dahulu.
Fasilitas sudah relatif lengkap dibandingkan zona
lainnya.
2. PUSAT PELAYANAN 2 ATAU SEKUNDER yang
berfungsi sebagai PUSAT PELAYANAN KEGIATAN
WISATA MINAT KHUSUS. Lokasi pusat pelayanan 2
adalah di area Pantai Barat, ketersediaan fasilitas
masih terbatas saat ini, tetapi terdapat area yang
luas bagi pengembangan kegiatan.
CONTOH RENCANA NONFISIK 4
Contoh beberapa rencana nonfisik pengembangan daya tarik Agrowisata Perkebunan Kopi Kandangan, Kabupaten Madiun
Strategi pengembangan produk pariwisata: Rencana pengembangan produk pariwisata
- mengembangkan produk pariwisata wisata pendidikan - perencanaan interpretasi untuk produk agrowisata kopi,
dan kreatif pada daya tarik wisata berbasis agro dan jeruk, cengkeh, porang, wisata kreatif kerajinan, kuliner, dan
industri kreatif; seni pertunjukan;
- pengembangan program wisata dan pengelolaan kegiatan
wisata pendidikan dan kreatif pada agrowisata kopi, jeruk,
cengkeh, dan porang;
- pengembangan program wisata dan pengelolaan kegiatan
wisata pendidikan dan kreatif pada produk kerajinan, kuliner,
dan seni pertunjukan.
- mengembangkan produk pariwisata pendidikan dan - perencanaan interpretasi untuk produk pariwisata sejarah
penelitian pada daya tarik wisata sejarah dan warisan dan cagar budaya;
budaya - pengembangan program wisata napak tilas perjuangan
Jenderal Sudirman;
- pengembangan program wisata sejarah Agresi Militer II;
- pengembangan wisata sejarah penyebaran Islam.
- mengembangkan even berskala nasional dan - penyelenggaraan even nasional sejarah napak tilas Jenderal
internasional berbasis agro dan sejarah secara regular. Sudirman;
- penyelenggaraan even festival kopi internasional;
- penyelenggaraan even festival coklat internasional.
CONTOH RENCANA NONFISIK 4
Contoh rencana pengembangan produk pariwisata setiap
zona pada daya tarik wisata Waduk Ir. H. Djuanda Jatiluhur
(P-P2Par ITB, 2012).
ZONA KEGIATAN
Zona perairan wisata olahraga air (dayung, selancar), memancing,
waduk agrowisata perikanan, konservasi

Zona daerah wisata pendidikan terbatas (soft educative tourism)


sempadan waduk penelitian, konservasi
Zona green rekreasi alam, wisata olahraga, agrowisata, geowisata
belt/sabuk hijau wisata petualangan (soft adventure tourism), rest area alami

Zona hulu waduk wisata pendidikan terbatas (hard educative tourism)


penelitian, konservasi
Zona puncak wisata pendidikan terbatas (hard educative tourism)
bukit penelitian, wisata petualangan (hard adventure tourism)
konservasi
Zona bendungan wisata pendidikan terbatas (hard educative tourism)
dan morning glory
Zona pantai barat agrowisata hutan budidaya, geowisata, resort (low density)
Zona pantai timur pusat informasi pariwisata, pelayanan akomodasi,
pelayanan makan dan minum, pusat penjualan
cenderamata, rekreasi adukatif, agrowisata, museum
CONTOH RENCANA NONFISIK 4
Rencana Daya Tampung
ZONA KONSEP KEPADATAN PENGUNJUNG
Contoh rencana Zona light Kepadatan menengah/medium
pengelolaan ecotourism (41 – 300 orang/ha/hari)
Zona green Kepadatan sangat rendah/very
pengunjung setiap tourism low (< 10 orang/ha/hari)
zona pada daya tarik Zona nature Kepadatan menengah/medium
tourism (41 – 300 orang/ha/hari)
wisata Waduk Ir. H. Zona controlled Kepadatan tinggi/high
Djuanda Jatiluhur mass tourism (301 - 1000 orang/ha/hari)
Zona restricted Kepadatan rendah/low
(P-P2Par ITB, 2012) tourism (11 - 40 orang/ha/hari)
CONTOH RENCANA NONFISIK 4
Rencana Pengelolaan Pengunjung
Contoh rencana
pengelolaan
pengunjung setiap
zona pada daya tarik
wisata Waduk Ir. H.
Djuanda Jatiluhur di
zona dengan
kepadatan pengunjung
MEDIUM (41 – 300
orang/ha/hari)
(P-P2Par ITB, 2012)
CONTOH RENCANA NONFISIK 4
Rencana Kelembagaan Pengelola Daya Tarik Wisata

Contoh rencana kelembagaan pengelola daya tarik wisata pada Vision Master Plan Destinasi Pariwisata
Kawasan Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil (P-P2Par ITB, 2021).
RENCANA FISIK PENGEMBANGAN KAWASAN 5

panduan langkah dan desain dalam pembangunan daya tarik


wisata sebagai penjabaran dari strategi pengembangan pusat
RENCANA pelayanan pengunjung, pengembangan produk pariwisata,
pengembangan aksesibilitas di dalam lokasi daya tarik wisata,
FISIK pengembangan fasilitas pariwisata, fasilitas umum, dan prasarana
umum, serta pengelolaan lingkungan daya tarik wisata

dirumuskan berdasarkan:

1 2 3 4
Tujuan Sasaran Strategi Rencana Nonfisik
Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan
Daya Tarik Wisata Daya Tarik Wisata Daya Tarik Wisata Daya Tarik Wisata
RENCANA FISIK PENGEMBANGAN KAWASAN 5

1. konsep dan prinsip-prinsip penataan fisik lokasi daya


tarik wisata tematik dan terintergrasi dengan
lingkungan sekitar;
2. rencana struktur ruang kawasan, meliputi pusat-pusat
pelayanan dan penghubung pusat pelayanan dan pusat
RENCANA kegiatan wisata;
3. rencana zonasi lokasi daya tarik wisata;
FISIK 4. rencana aksesibilitas dan sirkulasi;
MEMUAT; 5. rencana sarana dan prasarana;
6. rencana ruang terbuka hijau;
7. rencana tata vegetasi;
8. rencana mitigasi bencana;
9. rencana pentahapan pembangunan;
10. rencana pengendalian pemanfaatan ruang.
RENCANA FISIK PENGEMBANGAN KAWASAN 5
Aksesibilitas AKSESIBILITAS DALAM  gerbang pintu masuk dan keluar daya tarik wisata;
KAWASAN  jalan dalam kawasan, minimal jalur untuk kendaraan, jalur
pariwisata, pejalan kaki, dan jalur untuk berkebutuhan khusus;
fasilitas  papan petunjuk arah di dalam daya tarik wisata.
FASILITAS PARIWISATA  pusat pengunjung/visitor center (pusat informasi pariwisata,
pariwisata, kantor pengelola, plaza pengunjung);
 fasilitas makan dan minum;
fasilitas umum,  tempat cendera mata dan oleh-oleh;
dan prasarana  papan interpretasi;
 papan nama lokasi;
umum MINIMAL  peta denah lokasi pariwisata.
YANG HARUS FASILITAS UMUM  tempat parkir;
 toilet/kamar mandi/bilas;
DIRENCANAKAN  tempat ibadah;
sebagai bagian  pos kesehatan, keamanan, dan keselamatan;
 lampu penerangan (jalan, taman, tempat/fasilitas lain di dalam
dari rencana daya tarik wisata).
PRASARANA UMUM  sumber daya dan jaringan listrik;
induk  sumber dan jaringan air bersih/minum;
pengembangan  sistem pengelolaan sampah;
 jaringan pembuangan limbah padat dan cair;
daya tarik wisata  jaringan komunikasi dan internet;
 jalur evakuasi dan rambu titik kumpul.
CONTOH RENCANA FISIK 5
Konsep dan Prinsip-prinsip Penataan Fisik Lokasi Daya Tarik Wisata
Tematik Dan Terintergrasi Dengan Lingkungan Sekitar

Contoh Kerangka
Penentuan Konsep
Kawasan
Pariwisata –Visi Contoh Konsep
Kawasan Kawasan Pariwisata
Pariwisata (Studi –Visi Kawasan
Penyusunan Pra- Pariwisata
Konsep (Masterplan
Masterplan Rencana KEK Pulau
Kawasan Pantai Pengalap, Budi
Pasar Bawah, Faisal , dkk (2020))
Bengkulu Selatan,
P2PAR ITB, 2018)
CONTOH RENCANA FISIK 5
Rencana Struktur Ruang Kawasan

Contoh Rencana Struktur Ruang Kawasan Pariwisata (Masterplan Rencana KEK Pulau
Pengalap, Budi Faisal, dkk, 2020)
CONTOH RENCANA FISIK 5
Rencana Zonasi Lokasi Daya Tarik Wisata

Contoh Rencana Zonasi Lokasi Daya Tarik Wisata


Contoh Rencana Zonasi Lokasi Daya Tarik Wisata
(Studi Penyusunan Pra-Konsep Masterplan Kawasan
(Masterplan Rencana KEK Pulau Pengalap, Budi
Pantai Pasar Bawah, Bengkulu Selatan, P2PAR ITB,
Faisal , dkk, 2020)
2018)
CONTOH RENCANA FISIK 5
Rencana Sarana dan Prasarana

Contoh rencana sarana dan prasarana pada rencana pengembangan Desa Wisata Brumbun,
Kabupaten Madiun (P-P2Par ITB, 2018).
CONTOH RENCANA FISIK 5
Rencana Aksesibilitas dan Sirkulasi

Contoh Rencana Aksesibilitas dan Sirkulasi Contoh Rencana Aksesibilitas dan Sirkulasi (Studi
(Masterplan Rencana KEK Pulau Pengalap, Budi Penyusunan Pra-Konsep Masterplan Kawasan
Faisal , dkk, 2020) Pantai Pasar Bawah, Bengkulu Selatan, P2PAR ITB,
CONTOH RENCANA FISIK 5
Rencana Ruang Terbuka Hijau

Contoh Rencana Ruang Terbuka


Hijau pada daya tarik wisata
Ujung Lolok, Kawasan
Kepulauan Banyak, Kabupaten
Aceh Singkil (P-P2Par ITB, 2021)
CONTOH RENCANA FISIK 5
Rencana Tata Vegetasi dan Rencana Mitigasi Bencana

Contoh Rencana Tata Vegetasi (Studi Penyusunan Contoh Rencana Mitigasi Bencana (Studi
Pra-Konsep Masterplan Kawasan Pantai Pasar Penyusunan Pra-Konsep Masterplan Kawasan
Bawah, Bengkulu Selatan, P2PAR ITB, 2018) Pantai Pasar Bawah, Bengkulu Selatan, P2PAR ITB,
CONTOH RENCANA FISIK 5
Rencana Induk (Masterplan) Pengembangan Daya Tarik Wisata

Contoh Rencana Induk (Masterplan) Kawasan Wisata Jateng Valley Jawa Tengah (Masterplan Jateng Valley Jawa Tengah, Budi Faisal , dkk (2020))
RENCANA TAPAK AREA PRIORITAS 6
• produk perencanaan yang terdiri dari rancang tata letak
RENCANA bangunan dan tata lanskap (vegetasi, hidrologi, topografi,
dll) pada tapak area prioritas parwisata yang akan
TAPAK dikembangkan untuk penyediaan sarana dan prasarana
pariwisata, ditata selaras dengan alam, tepat, fungsional,
AREA •
estetik dan menarik sebagai destinasi pariwisata.
Rencana Tapak  salah satu dokumen untuk pengajuan
PRIORITAS AMDAL, UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya
Pemantauan Lingkungan) dan IMB

dirumuskan berdasarkan:
1 2 Arahan
3 4 5
Hasil Analisis Pembangunan Strategi Rencana Nonfisik Rencana Fisik
Lebih Detail dalam Pengembangan Pengembangan Pengembangan
Terhadap Tapak Perencanaan Daya Tarik Daya Tarik Daya Tarik
Area Prioritas Rinci Penataan Wisata Wisata Wisata
Ruang
RENCANA TAPAK AREA PRIORITAS 6
a. konsep rencana tapak area prioritas meliputi:
• prinsip perancangan area prioritas;
• konsep program ruang dan aktivitas pada area prioritas;
• konsep sirkulasi dan aksesibilitas area prioritas;
• konsep sarana dan prasarana area prioritas;
• konsep rancangan arsitektural area prioritas.
b. tema, program, dan kegiatan wisata yang akan dikembangkan;
RENCANA c. jumlah dan besaran sarana dan prasarana pariwisata yang dibutuhkan
untuk mendukung program dan kegiatan wisata, mencakup aksesibilitas
TAPAK AREA dan sirkulasi, fasilitas pariwisata, serta fasilitas umum dan prasarana
umum pendukung kegiatan wisata, termasuk mitigasi bencana;
PRIORITAS, d. peletakan sarana dan prasarana pariwisata yang layak secara kebijakan,
MEMUAT: ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya, mencakup aksesibilitas dan
sirkulasi, fasilitas pariwisata, serta fasilitas umum dan prasarana umum
pendukung kegiatan wisata, termasuk mitigasi bencana;
e. visualisasi perencanaan, berupa gambar ilustrasi tiga dimensi;
f. rancangan skematik arsitektural sarana dan prasarana, meliputi tetapi
tidak terbatas pada gambar denah, gambar potongan, gambar detail
sistem.
RENCANA TAPAK AREA PRIORITAS 6

A. Rencana Zonasi Area Prioritas


B. Rencana Tata Letak Bangunan
C. Rencana Aksesibilitas dan Sirkulasi Area Prioritas
RENCANA D. Rencana Sarana dan Prasarana Area Prioritas
E. Rencana Tata Vegetasi Area Prioritas
TAPAK AREA F. Rencana Tata Hidrologi Area Prioritas (sistem
PRIORITAS, drainase, badan air, dan lain-lain)
DIWUJUDKAN G. Rencana Topografi (cut fill lahan)
H. Rencana Air Bersih, Sanitasi, dan Air Kotor Area
DALAM Prioritas
BENTUK: I. Rencana Mitigasi Bencana Area Prioritas (jalur
evakuasi dan titik kumpul)
J. Rancangan Skematik Arsitektural Sarana dan
Prasarana Area Prioritas
RENCANA TAPAK AREA PRIORITAS 6
Rancangan arsitektural area prioritas mempertimbangkan:

• menerapkan gaya arsitektural budaya setempat;


• nilai estetika dan ramah lingkungan
• sistem sanitasi memenuhi standar kesehatan manusia maupun lingkungan;
• memenuhi persyaratan kenyamanan, keamanan dan keselamatan pengunjung;
• efisiensi penggunaan lahan dan hemat energi;
• berupa bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umum bangunan dapat bertahan antara 5
(lima) sampai dengan 20 (dua puluh tahun) atau lebih.
• berpedoman pada ketentuan teknis bangunan dari instansi berwenang.
• khusus kawasan daya tarik wisata alam, sarana akomodasi berupa bangunan maksimum 2 (dua)
lantai dan masih berada dibawah tajuk pohon.
• rancangan indah, serasi, harmonis dan fungsional dengan lingkungan sekitarnya.
CONTOH RENCANA TAPAK AREA PRIORITAS 6
Rencana Tapak (Site Plan) Tata Letak Bangunan

Contoh rencana tapak area prioritas pada rencana pengembangan Desa Wisata Brumbun,
Kabupaten Madiun (P-P2Par ITB, 2018).
CONTOH RENCANA TAPAK AREA PRIORITAS 6
Rencana Tapak (Site Plan) Tata Letak Bangunan

Contoh Gambar Rencana Tapak Area Prioritas


Tahap 1 (Dokumen Desain Fisik Jateng Valley
Jawa Tengah, Budi Faisal , dkk, 2020)
CONTOH RENCANA TAPAK AREA PRIORITAS 6
Rencana Tapak (Site Plan) Tata Letak Bangunan

Contoh rencana
tata letak
bangunan pada
area prioritas
(pusat pelayanan
pariwisata) daya
tarik wisata Waduk
Ir. H. Djuanda
Jatiluhur
(P-P2Par ITB, 2012)
RENCANA PENTAHAPAN
PEMBANGUNAN
TAHAP PERTAMA: < 2 (DUA) TAHUN
• BANGUNAN TIC
• COTTAGE TIPE 2
• MANGROVE RESTO
• DERMAGA PENERIMA
• DERMAGA WISATA OLAH RAGA AIR
• SHELTER
TAHAP KEDUA: < 2 (DUA) TAHUN
• COTTAGE TIPE 1
• MANGROVE TRAIL
• SHELTER
• MENARA BIRDWATCHING
• DERMAGA WISATA SUSUR MANGROVE
• DERMAGA COTTAGE & LIFE ON BOARD
• PENATAAN LANSKAP DI ZONA ECO-
ADVENTURE MANGROVE FOREST
• PENATAAN LANSKAP DI ZONA LEISURE
COTTAGE
• FASILITAS MITIGASI BENCANA
Sumber: Vision Master Plan Destinasi Pariwisata Kawasan
Kepulauan Banyak (area prioritas Ujung Lolok), P-P2Par
ITB, 2021
CONTOH RENCANA TAPAK AREA PRIORITAS 6
Visualisasi Perencanaan

Contoh Rencana Ruang Terbuka Hijau pada daya tarik wisata Ujung Lolok, Kawasan Kepulauan
Banyak, Kabupaten Aceh Singkil (P-P2Par ITB, 2021)
CONTOH RENCANA TAPAK AREA PRIORITAS 6
Visualisasi Perencanaan (Gambar 3D dan Gambar Potongan)

Contoh Visualisasi Perencanaan (Gambar 3D dan


Gambar Potongan) (Dokumen Desain Fisik Jateng
Valley Jawa Tengah, Budi Faisal , dkk, 2020)
CONTOH RENCANA TAPAK AREA PRIORITAS 6
Visualisasi Perencanaan (Gambar 3D dan Gambar Potongan)

Contoh Visualisasi Perencanaan (Gambar 3D dan Potongan Tapak) Rencana Induk


(Masterplan Jateng Valley Jawa Tengah, Budi Faisal, dkk, 2020)
CONTOH RENCANA TAPAK AREA PRIORITAS 6
Rancangan Skematik Arsitektural

Contoh Rancangan Skematik Arsitektural (Laporan Akhir Kegiatan Perencanaan Penataan Ruang Terbuka
Hijau Taman di Wilayah Jakarta Selatan, Budi Faisal, dkk, 2020).
CONTOH RENCANA TAPAK AREA PRIORITAS 6
Rancangan Skematik Arsitektural

Contoh Rancangan Skematik Arsitektural (Laporan Akhir Kegiatan Perencanaan Penataan Ruang Terbuka
Hijau Taman Di Wilayah Jakarta Selatan, Budi Faisal, dkk, 2020).
INDIKASI PROGRAM DAN KEGIATAN 7
Indikasi program dan kegiatan merupakan rumusan tindak/aksi yang akan dilaksanakan
dalam pengembangan daya tarik wisata berdasarkan strategi dan rencana yang telah
ditetapkan. Indikasi program dan kegiatan dirumuskan berdasarkan:

1 2 3 4
Strategi Rencana Nonfisik Rencana Fisik
Rencana Tapak
Pengembangan Pengembangan Pengembangan
Area Prioritas
Daya Tarik Wisata Daya Tarik Wisata Daya Tarik Wisata

Indikasi program dan kegiatan disajikan dalam bentuk tabel dan memuat:
1. nama program;
2. nama kegiatan;
3. lokasi;
4. waktu pelaksanaan kegiatan;
5. pelaksana kegiatan.
INDIKASI PROGRAM DAN KEGIATAN 7
Contoh Indikasi Program dan Kegiatan dalam Vision Master Plan Destinasi Pariwisata Kawasan Kepulauan
Banyak, Kab. Aceh Singkil (P-P2Par ITB, 2021)
BAGIAN V
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN
TENAGA AHLI
RENCANA INDUK (MASTERPLAN) RENCANA TAPAK (SITE PLAN)
PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA AREA PRIORITAS
1. Tenaga Ahli Perencanaan Kepariwisataan Dibutuhkan Tenaga Ahli Tambahan:
2. Tenaga Ahli Manajemen Destinasi Pariwisata 1. Tenaga Ahli Bidang Sipil (Sertifikat Keahlian
3. Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (Sertifikat Kode 217) Ahli Teknik Geodesi/ Ahli pemetaan.
Keahlian 502)
2. Tenaga Ahli Bidang Mekanikal (Sertifikat
4. Tenaga Ahli Bidang Arsitektur (Sertifikat Keahlian Keahlian Kode 301) Ahli Teknik Mekanikal.
Kode 103): Ahli Arsitektur Lanskap atau Tenaga Ahli
Bidang Arsitektur (Sertifikat Keahlian Kode 101) 3. Tenaga Ahli Bidang Elektrikal (Sertifikat Keahlian
Arsitek. Kode 401) Ahli Teknik Tenaga Listrik.
5. Tenaga Ahli Teknik Lingkungan (Sertifikat Keahlian 4. Tenaga ahli lainnya (opsional) dalam
Kode 501) penyusunan rencana tapak area prioritas dapat
6. Tenaga Ahli Antropologi disesuaikan dengan kebutuhan, konteks, dan
7. Tenaga Ahli Ekonomi lokasi masing-masing destinasi pariwisata.
8. Tenaga ahli lainnya (opsional) dalam penyusunan 5. Tenaga ahli dapat didukung oleh Tenaga
rencana induk pengembangan daya tarik wisata dapat Pendukung (surveyor, operator CAD/CAM/drafter,
disesuaikan dengan kebutuhan, konteks, dan lokasi operator komputer, tenaga administrasi, dll)
masing-masing destinasi pariwisata. sesuai dengan kebutuhan.
9. Tenaga ahli dapat didukung oleh Tenaga Pendukung
(surveyor, operator CAD/CAM/drafter, operator
komputer, tenaga administrasi, dll) sesuai dengan
kebutuhan.
LUARAN KEGIATAN (OUTPUT)
Laporan Ringkas
(Executive Summary)
2
3
Laporan ringkas dari Laporan
Rencana Induk (Masterplan)
Pengembangan Daya Tarik Wisata

Album Peta (Lampiran


Rencana Induk
1 Pengembangan Daya
Tarik Wisata)
Laporan Rencana Terdiri dari Peta Rencana Induk
(Masterplan), Peta Rencana Tapak
Induk Pengembangan (Site Plan) Area Prioritas dan peta-peta
Daya Tarik Wisata lainnya, dilengkapi dengan visualisasi
perencanaan (berupa gambar ilustrasi
tiga dimensi, gambar potongan dan
lain sebagainya);
SISTEMATIKA LAPORAN
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA

BAB 1 BAB 2 BAB 3


Pendahuluan Pengembangan Daya Tarik Kondisi Umum dan
Wisata Dalam Kebijakan Kepariwisataan
Pembangunan

2.1 DAYA TARIK WISATA DALAM 3.1 ANALISIS KONDISI UMUM


1.1 LATAR BELAKANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKITAR DAYA TARIK WISATA
1.2 TUJUAN DAN SASARAN KEPARIWISATAAN 3.2 ANALISIS KONDISI
1.3 RUANG LINGKUP NASIONAL, PROVINSI, DAN KEPARIWISATAAN SEKITAR
KABUPATEN/KOTA DAYA TARIK WISATA
1.4 METODOLOGI
2.2 DAYA TARIK WISATA DALAM 3.3 ANALISIS TAPAK LOKASI
1.5 KELUARAN KEBIJAKAN PENATAAN DAYA TARIK WISATA
1.6 SISTEMATIKA LAPORAN RUANG NASIONAL, 3.4 NILAI PENTING DAYA TARIK
PROVINSI, DAN WISATA
KABUPATEN/KOTA
3.5 PROSPEK PENGEMBANGAN
2.3 DAYA TARIK WISATA DALAM
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
SEKTOR LAIN TERKAIT
SISTEMATIKA LAPORAN
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA

BAB 4 BAB 5
Tujuan, Sasaran, dan Rencana Pengembangan Daya Tarik Wisata
Strategi Pengembangan
5.1 RENCANA NONFISIK
4.1 TUJUAN PENGEMBANGAN 5.1.1 Rencana Pengelolaan Pusat Pelayanan Pengunjung
DAYA TARIK WISATA 5.1.2 Rencana Pengembangan Produk Pariwisata
4.2 SASARAN PENGEMBANGAN 5.1.3 Rencana Pelibatan dan Pemberdayaan Masyarakat
DAYA TARIK WISATA 5.1.4 Rencana Pengelolaan Lingkungan Daya Tarik Wisata, mencakup daya
4.3 STRATEGI PENGEMBANGAN dukung dan daya tampung daya tarik wisata, pengelolaan
DAYA TARIK WISATA pengunjung, pengelolaan dampak lingkungan, dan mitigasi bencana
5.1.5 Rencana Pengembangan Pasar dan Pemasaran Pariwisata
5.1.6 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia
5.1.7 Rencana Pengembangan Kelembagaan Pengelola Daya Tarik Wisata
5.1.8 Rencana Peningkatan Keterkaitan dengan Lingkungan Sekitar dan
Lebih Luas
5.1.9 Rencana Pemantauan dan Evaluasi
SISTEMATIKA LAPORAN
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA

BAB 5 BAB 6
Rencana Pengembangan Daya Tarik Wisata Rencana Tapak Area
Prioritas
5.2 RENCANA FISIK
5.2.1 Konsep dan Prinsip-Prinsip Penataan Fisik; 6.1 KRITERIA PENENTUAN AREA
5.2.2 Rencana Struktur Ruang Kawasan; PRIORITAS
5.2.3 Rencana Zonasi Lokasi Daya Tarik Wisata; 6.2 KONSEP RENCANA TAPAK
5.2.4 Rencana Aksesibilitas dan Sirkulasi; 6.3 RENCANA TAPAK
5.2.5 Rencana Sarana dan Prasarana; 6.4 VISUALISASI PERENCANAAN
5.2.6 Rencana Ruang Terbuka Hijau;
5.2.7 Rencana Tata Vegetasi;
5.2.8 Rencana Mitigasi Bencana; BAB 7
5.2.9 Rencana Pentahapan Pembangunan; Indikasi Program dan
5.2.10 Rencana Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Kegiatan
SISTEMATIKA LAPORAN
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA

Untuk lokasi daya tarik wisata dengan luas < 5 ha, sistematika laporan
dapat dibuat dengan lebih sederhana. Rencana fisik dapat
difokuskan pada skala tapak (rencana tapak).
WAKTU PELAKSANAAN PENYUSUNAN
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA
DAFTAR PUSTAKA
1. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari. (2017): Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari Nomor: P4/PHPL/SET/4/2017 tentang Pedoman Penyusunan Desain Tapak dan Desain Fisik, Pemberian Tanda
Batas, Pembangunan Sarana dan Prasarana Pengusahaan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam dan Tempat
Istirahat pada Hutan Produksi.
2. Faisal, Budi, Dkk. (2019) Laporan Akhir Kegiatan Perencanaan Penataan Ruang Terbuka Hijau Taman di Wilayah Jakarta
Selatan. Suku Dinas Kehutanan Kota Administrasi Jakarta Selatan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
3. Faisal, Budi, Dkk. (2020) Laporan Master Plan Ranca Upas Forest Leisure Jawa Barat. Perum Perhutani.
4. Faisal, Budi, Dkk. (2020) Laporan Akhir Perancangan Master Plan Kawasan Jateng Valley Kabupaten Semarang Jawa
Tengah. PT. Penggaron Sarana Semesta dan PT. Taman Wisata Jateng (TWJ).
5. Faisal, Budi, Dkk. (2020) Laporan Desain Fisik Pengelolaan Pariwisata Alam Jateng Valley Blok Pemanfaatan Hutan
Produksi Wana Wisata Penggaron di KPH Semarang Divisi Regional Jawa Tengah. Perum Perhutani.
6. LaGro, James A. (2011) Site Analysis: A Contextual Approach to Sustainable Land Planning and Site Design 2nd Edition .
Hoboken, N.J. : John Wiley & Sons, c2008.
7. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. (2020) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor P13/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2020 Tentang Pembangunan Sarana dan
Prasarana Wisata Alam di Kawasan Hutan.
Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan ITB (P-P2PAR ITB). (2018) Studi Penyusunan Pra-Konsep
Masterplan Kawasan Pantai Pasar Bawah, Bengkulu Selatan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bengkulu Selatan.
8. Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan ITB (P-P2PAR ITB). (2012). Masterplan Pariwisata Kawasan
Waduk Ir. Djuanda Jatiluhur. Perum Jasa Tirta II.
9. Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan ITB (P-P2PAR ITB). (2018). Rencana Detail Kawasan Strategis
Pariwisata Lereng Gunung Wilis dan sekitarnya, Kabupaten Madiun. Bappeda Kabupaten Madiun
10. Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan ITB (P-P2PAR ITB). (2021). Vision Master Plan Destinasi
Pariwisata Kawasan Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh dan
Pemerintah Kab. Aceh Singkil.
PEDOMAN
PENYUSUNAN
RENCANA INDUK/ MASTERPLAN
PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA

 
TERIMA KASIH

DIREKTORAT PENGEMBANGAN DESTINASI REGIONAL I


KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/
BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Anda mungkin juga menyukai