Anda di halaman 1dari 23

KONSEP DASAR OPEN

DEFECATION FREE
(ODF)/BUANG AIR BESAR
SEMBARANGAN (BABS) DAN
SYARAT JAMBAN SEHAT
Pemateri : Ayu Puspitasari, SKM., M.Kes
 Secara nasional terdapat 16,4% rumah tangga masih melakukan pembuangan tinja di
sungai/danau, dan (11,7%) di lubang tanah (Riskesdas 2010). Diperkirakan akibat limbah yang
tidak dikelola secara baik, menghasilkan lebih dari 6 juta ton kotoran manusia per tahun yang
dibuang ke badan air. Kondisi ini menyumbang dampak polusi serius pada sumber air bersih,
dan menyebabkan komoditas-air bersih menjadi produk yang semakin berharga. (WSP, 2007).
PENGERTIAN BABS (BUANG
AIR BESAR SEMBARANGAN)
 Perilaku buang air besar sembarangan
(BABS/Open defecation) termasuk salah satu
contoh perilaku yang tidak sehat. BABS/Open
defecation adalah suatu tindakan membuang
kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak –
semak, sungai, pantai atau area terbuka
lainnya dan dibiarkan menyebar
mengkontaminasi lingkungan, tanah, udara
dan air.
PENGERTIAN OPEN DEFECATION
FREE (ODF)
 Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap individu dalam
komunitas tidak buang air besar sembarangan, Pembuangan tinja yang tidak
memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis
lingkungan, sehingga untuk memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan
rekayasa pada akses ini. Agar usaha tersebut berhasil, akses masyarakat pada
jamban (sehat) harus mencapai 100% pada seluruh komunitas. Sedangkan
Desa/Kelurahan ODF (Open Defecation Free) adalah Desa/kelurahan yang
100% masyarakatnya telah buang air besar di jamban sehat, yaitu mencapai
perubahan perilaku kolektif terkait Pilar 1 dari 5 pilar Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat
KARAKTERISTIK DESA ODF
(OPEN DEFECATION FREE)
1.Semua
3. Tidak ada bau 4. Ada
masyarakat telah 5. Ada
2. Tidak terlihat tidak sedap peningkatan
BAB hanya di mekanisme
tinja manusia di akibat kualitas jamban
jamban dan monitoring
lingkungan pembuangan yang ada supaya
membuang peningkatan
sekitar. tinja/kotoran semua menuju
tinja/kotoran bayi kualitas jamban.
manusia jamban sehat
hanya ke jamban.

9. Analisa kekuatan
kelembagaan di
8. Di sekolah yang
Kabupaten menjadi sangat
terdapat di komunitas
6. Ada penerapan sanksi, 7. Ada mekanisme penting untuk
tersebut, telah tersedia
peraturan atau upaya lain monitoring umum yang menciptakan kelembagaan
sarana jamban dan tempat
oleh masyarakat untuk dibuat masyarakat untuk dan mekanisme
cuci tangan (dengan
mencegah kejadian BAB mencapai 100% KK pelaksanaan kegiatan yang
sabun) yang dapat
di sembarang tempat. mempunyai jamban sehat. efektif dan efisien
digunakan murid-murid
sehingga tujuan
pada jam sekolah.
masyarakat ODF dapat
tercapai.
PENGERTIAN DAN STANDAR
JAMBAN KELUARGA SEHAT
 Jamban adalah suatu bangunan yang dipergunakan
untuk membuang tinja/kotoran manusia yang sering
disebut WC (Depkes RI, 2002). Sementara menurut
Soemardji (1985), pembuangan kotoran adalah
pengumpulan kotoran manusia pada suatu tempat
tertentu dengan maksud agar kotoran tersebut
tersimpan sedemikian rupa, sehingga tidak
memungkinkan kuman-kuman atau bibit penyakit
yang ada pada kotoran manusia sampai kepada
orang lain serta mengganggu estetika.
3. Tidak buang besar di
sembarang tempat, seperti
2. Tidak mencemari tanah
1. Tidak Mencemari Air kebun, pekarangan, dekat
permukaan
sungai, dekat mata air, atau
pinggir jalan.

5. Jika menggunakan bak air


atau penampungan air, 6. Ruangan dalam jamban
4. Bebas dari serangga
sebaiknya dikuras setiap harus terang.
minggu.

9. Pada tanah yang mudah longsor,


perlu ada penguat pada dinding
7. Tidak menimbulkan bau dan 8. Aman digunakan oleh lubang kotoran dengan pasangan
nyaman digunakan pemakainya batau atau selongsong anyaman
bambu atau bahan penguat lai yang
terdapat di daerah setempat

10. Mudah dibersihkan dan tak 11. Lantai jamban rata dan
12. Tidak menimbulkan
menimbulkan gangguan bagi miring kearah saluran lubang
pandangan yang kurang sopan
pemakainya kotoran

13. Jamban harus berdinding


dan berpintu.
TUJUAN JAMBAN SEHAT
 Menjaga lingkungan bersih, sehat
dan tidak berbau.
 Tidak mencemari sumber air yang
ada di sekitarnya.
 Tidak mengundang datangnya lalat
atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit Diare,
kecacingan, penyakit saluran
pencernaan dan penyakit kulit.
CARA MEMELIHARA
JAMBAN
 Untuk memelihara jamban yang sehat,
antara lain :
 Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada
genangan air.
 Bersihkan jamban secara teratur sehingga
ruang jamban dalam keadaan bersih.
 Di dalam jamban tidak ada kotoran yang
terlihat.
 Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus
yang berkeliaran.
 Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air
bersih).
 Bila ada kerusakan segera diperbaiki.
 1) Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumber-
sumber air minum, dan permukaan tanah yang ada
disekitar jamban;
 2) Menghindarkan berkembangbiaknya/tersebarnya
cacing tambang pada permukaan tanah;
 3) Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat
Syarat-syarat
dan serangga lain; yang perlu
 4) Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau diperhatikan
dan pemandangan yang tidak menyedapkan; dalam
 5) Mengusahakan kontruksi yang sederhana, kuat
dan murah;
pembuatan
 6) Mengusahakan sistem yang dapat digunakan dan
jamban
diterima masyarakat setempat.
DALAM PENETUAN LETAK KAKUS ADA DUA
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN YAITU
JARAK TERHADAP SUMBER AIR DAN KAKUS.
PENENTUAN JARAK TERGANTUNG PADA :

1) Keadaan daerah datar atau lereng;

2) Keadaan permukaan air tanah dangkal atau dalam;

3) Sifat, macam dan susunan tanah berpori atau padat, pasir, tanah liat atau kapur
DALAM PENENTUAN LETAK JAMBAN ADA
TIGA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
• Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban harus dibuat disebelah bawah dari letak sumber air.
Andaikata tidak mungkindan terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh kurang dari15 meter dan
letak harus agak ke kanan atau kekiri dari letak sumur

• Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi yang sering digenangi banjir.
Andaikata tidak mungkin, maka hendaknya lantai jamban (diatas lobang) dibuat lebih tinggidari
permukaan air yang tertinggi pada waktu banjir.

• Mudah dan tidaknya memperoleh air.


JAMBAN/KAKUS YANG
MEMENUHI PERSYARATAN

1) kakus/jamban 2) Jamban sistem 3) Jamban septik tank


sistem cemplung atau leher angsa ganda
galian
KAKUS/JAMBAN SISTEM
CEMPLUNG ATAU GALIAN
Kakus atau jamban jemplung sesuai untuk daerah yang
tanahnya mudah menyerap air serta sulit dalam pengadaan
air bersih. Kontruksinya cukup sederhana. Kakus dibuat
dengan cara menggali tanah sebagai lubang penampungan.
Lalu diperkuat dengan bahan penguat, biasanya bronjong
atau anyaman bambu, serta diatasnya dibuat bangunan
penutup yang dapat dipindahkan bila lubang telah penuh.
Untuk menghindari bau yang timbul, lubang pembuangan
ditutup serta dilengkapi pipa pembuangan gas.

Bahan Peralatan
1) Bambu 1) Cangkul/alat penggali tanah
2) Kayu 2) Gergaji
3) Bahan atap atau genteng 3) Golok
4) Bahan dinding/penutup 4) Palu Alat pertukangan lain
5) Paku
Pembuatan
1) Gali tanah selebar 1-1,5 m, dalam 3 m atau lebih,
tergantung kebutuhan.
2) Paku bronjong (anyaman bambu) tau bahan
penguat lainnya pada dinding lobang untuk menahan
longsor.
3) Tutup lubang dengan lantai yang berlubang dan
bangunan penutup seperti pada Gambar.
4) Lubang khusus pembuangan kotoran perlu ditutup
dengan penutup yang dapat diangkat.
5) Untuk menghindari bau yang tidak sedap, lubang
septik tank perlu dilengkapi dengan saluran
pembuangan gas.
6) Bangunan jambang perlu diusahakan agar cukup
ventilasi udara dan sinar masuk.
7) Bangunan diusahakan dari bahan yang ringan agar
mudah dipindahkan.
8) Lokasi dianjurkan agak jauh dari tempat kediaman
atau perumahan.
KAKUS LEHER ANGSA
Sistem ini sesuai untuk daerah yang mudah mendapatkan air
bersih. Pada jamban leher angsa tinja tidak langsung jatuh ke
lubang penampungan kotoran. Lubang pembuangan kotoran
dilengkapi dengan mangkokan seprti leher angsa. Bila pada
mangkokan tersebut dituangi air, pada bagian leher angsa akan
tertinggal air yang menggenang yang berfungsi sebagai penutup
lubang.
Bahan
1) Batako/batu bata
2) Mangkokan leher angsa atau kloset pasir
3) Bahan atap
4) Semen
5) Kayu
6) Papan atau bahan dinding batu kali dan kerikil
7) Pipa pralon besar dan kecil
8) Ijuk

Peralatan
1) Gergaji
2) Alat pertukangan kayu dan batu
Pembuatan
Kontruksi kakus sistem leher angsa ada 3
macam :
1) Bak penampungan kotoran langsung di
bawah lubang pembuangan.
2) Bak penampungan kotoran di samping bawah
lubang pembuangan dengan penghubung pipa
saluran dan bak reapan.
3) Seperti 2 dimana bak resapan sebagai
penyaring.
Bentuk kloset yang dipakai dapat dipilih sistem
jongkok atau sistem duduk.
METODE SEPTI TANK
SEDERHANA
Jamban ini sama dengan jamban sistem resapan. Perbedaanya
terletak pada jumlah septik tank dan cara pembuangannya.
Jumlah septik tank ganda mempunyai dua atau lebih lubang
penampung kotoran. Cara pemakaian dilakukan bergilir setelah
salah satu bak penampung terisi penuh. Bak penampung yang
telah penuh ditutup dan didiamkan beberapa lama supaya
kotoran dapat dijadikan kompos atau pupuk.

Saluran pembuangan dapat dipindahkan dengan


menutup/membuka lubang saluran yang dikehendaki pada bak
pengontrol. Ukuran lubang dan bangunan Jamban tergantung
pada kebutuhan dan persediaan lahan. Kotoran yang telah
berubah menjadi kompos dapat diambil dan dimanfaatkan
sebagai pupuk. Bak penampung yang telah dikosongkan dapat
dimanfaatkan kembali.
Bahan
1) Batako/batu bata
2) Kayu/bambu
3) Papan atau bahan dinding
4) Pasir
5) Bahan atap (seng, genteng)
6) Semen
7) Pipa plastik/ pralon besar dan
kecil
8) Batu kali dan kerikil
9) Kawat
10) Tali
11) Kloset atau mangkokan leher
angsa.

Peralatan
1) Cangkul/alat penggali
2) Alat pertukangan kayu dan
batu

Anda mungkin juga menyukai