DAN
KLASIFIKASI PENURUNAN MUTU BERAS
BPS 2020
ANGKA KONVERSI BPS & KEMENTAN 2012
Perkembangan Teknologi Penggilingan Padi di Indonesia
RMU multipass
RMU 2 Pass
Penggilingan tradisional
Model RMU Skala Kecil (PPK)
Perontokan&
penggilingan
Penggilingan Stasioner
Penggilingan mobile
Kondisi Mutu Produk Beras di PPK
digiling (husking)
dipoles (polishing)
pengkelasan (grading)
Beras Putih
02 WARNA Beras Merah
Beras Hitam
03
SNI 6128:2020
01 bebas hama dan penyakit; SNI 6128:2015
01 bebas hama dan penyakit;
02 bebas bau apak, asam atau bau asing lainnya;
02 bebas bau apak, asam atau bau
03 bebas dari campuran dedak dan bekatul, asing lainnya;
untuk beras sosoh;
03 bebas dari campuran dedak dan bekatul,
04 derajat sosoh minimal 95 %, untuk beras sosoh;
untuk beras sosoh;
04 bebas dari bahan kimia yang
05 kadar air maksimal 14 %; membahayakan dan merugikan
konsumen
06 bebas dari bahan kimia yang membahayakan dan
merugikan, serta aman bagi konsumen mengacu
pada ketentuan peraturan yang berlaku.
SNI 6128:202
8:2 015 0
12
SNI 6
Spesisifikasi Persyaratan Mutu Syarat Mutu Beras Non Organik dan Organik
Kelas Mutu Medium Medium
Komponen mutu Komponen mutu Satuan Premium 1 2
Satuan Medium Mediu Medium
Premiun
1 m2 3 Butir kepala (minimal) % 85.00 80.00 75.00
Derajat sosoh (min) % 100 95 90 80 Butir patah (maksimal) % 14.50 18.00 22.00
Butir kapur (maks) % 0 2 3 5 a. untuk beras putih atau beras ketan (beras ketan hitam dan beras ketan
putih)
Benda asing (maks) % 0 0.02 0.05 0.2 b. untuk beras merah dan beras hitam
c. untuk beras merah
Butir gabah (maks) % 0 1 2 3
Komponen mutu Satuan Premium Medium 1 Medium 2
Butir kepala (minimal) % 85.00 80.00 75.00
Butir patah (maksimal) % 14.50 18.00 22.00
Butir menir (maksimal) % 0.50 2.00 3.00
Butir merahª/putihᵇ /hitamᶜ % 0.50 2.00 3.00
(maksimal)
Butir rusak (maksimal) % 0.50 2.00 3.00
Butir kapur (maksimal) % 0.50 2.00 3.00
Benda asing (maksimal) % 0.01 0.02 0.03
Butir gabah (maksimal) % 1.00 2.00 3.00
a. untuk beras putih atau beras ketan (beras ketan hitam dan beras ketan putih)
b. untuk beras merah dan beras hitam
c. untuk beras merah
BATAS MAKSIMUM CEMARAN KIMIA DAN LOGAM BERAT SNI 6128:2020
Permentan RI Nomor: 53/PERMENTAN/KR.040/12/2018
STANDARDISASI PRODUK HASIL PERTANIAN HULU-HILIR
23
Persyaratan sertifikasi
1. SNI 8969:2021 IndoGAP – Cara Budi 15. SNI 01-1680, Iles-iles
Daya Tanaman Pangan yang Baik 16. SNI 01-4493, Ubi jalar
2. SNI 8172, Benih padi hibrida 17. SNI 7938, Umbi porang
3. SNI 6233, Benih padi inbrida 18. SNI 7313, Batas maksimum residu
4. SNI 6944, Benih jagung hibrida pestisida pada hasil pertanian
5. SNI 6232, Benih jagung bersari bebas 19. SNI 7387, Batas maksimum cemaran
6. SNI 6234, Benih kedelai logam berat dalam pangan
7. SNI 01-0224, Gabah, standar mutu 20. SNI 7388, Batas maksimum cemaran
8. SNI 6128, Beras mikroba dalam pangan
9. SNI 4483, Jagung (bahan pakan ternak) 21. SNI 8027, Agen pengendalian hayati
10. SNI 3920, Jagung 22. SNI 733, Ketentuan gudang komoditas
11. SNI 01-3921, Kacang tanah pertanian
12. SNI 01-3922, Kedelai 23. Peraturan terkait yang relevan dengan
13. SNI 01-3923, Kacang hijau persyaratan sertifikasi IndoGAP
14. SNI 01-3157, Sorgum komoditas tanaman pangan.
Kegiatan sertifikasi IndoGAP Komoditas Tanaman Pangan untuk komoditas tertentu yang
belum diatur dalam SNI, dapat dipertimbangkan menggunakan kriteria komoditas yang sejenis
atau mendekati. Misalnya : Budidaya Singkong, Talas, Garut, Gembili, Suweg, Gadung,
Ganyong,
TERIMA KASIH
PROSES PRODUKSI
paska panen tanaman
SUMBER DAYA
Berkesinambungan
Sertifikasi IndoGAP
2. Sertifikasi kelompok
Sertifikasi kelompok adalah sertifikasi yang dilakukan terhadap sekelompok petani yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
-Berada pada kawasan yang berdampingan dengan batasan areal yang jelas;
-Memiliki legalitas kelompok;
-Memiliki manajemen pengelolaan budidaya secara bersama;
-Memiliki tata cara budidaya dan sarana yang sama;
-Melakukan budidaya untuk tanaman yang sejenis;
Kriteria mengenai tingkatan unit usaha mengacu pada peraturan yang telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko.
• Pasal 36 (3): Perizinan Berusaha pada subsektor tanaman pangan yang ditetapkan
berdasarkan hasil analisis tingkat Risiko kegiatan usaha terdiri atas budi daya; perbenihan;
pascapanen; pengolahan; jasa; dan keterpaduan.
REGULASI