TANAMAN
ACARA 7. PENANGANAN PASCA PANEN PADI
Disusun Oleh :
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Mengetahui teknik thrasher padi.
BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Teknik Pascapanen Padi
B. Teknik Trasher
Perontokan biji-bijian khususnya padi dapat dilakukan secara
tradisional maupun dengan mesin. Seacara tradisional kegiatan perontokan
akan menghasilkan susut tercecer yang relatif besar , mutu yang kurang baik
akibat busuk tak sempat terontok, dan membutuhkan tenaga yang cukup
melelahkan. Mesin perontok dirancang untuk mampu memperbesar kapasitas
kerja dan meningkatkan effisiensi kerja sehingga akan diperoleh mutu hasil
yang baik dan susut tercecer yang kecil. Prinsip dasar perontokan adalah
bertujuan melakukan pemisahan butir gabah dari tangkai malai dan ini dapat
dilakukan dengan cara:
1. Gebot yaitu membantingkan malai padi pada kayu atau rangka bambu
2. Cara Mekanis, dengan memanipulasi beberapa faktor antara lain :
pengaruh gesekan antar butiran padi (Stripping); pengaruh gerak cepat
dari butir gabah terhadap bahan (Hammering); tekanan antar polong
(Impact); pengaruh kombinasi dari dua atau lebih faktor akibat gaya
dinamis sentrifugal
Kelompo Ulanga
k n Bruto Netto
1 3,8 2,394
2 2 3,2 1,664
3 3 1,05
1. Presentase kehilangan hasil (%)
a. Ulangan 1
B−N
= 100 %
B
3,8−2,394
= 100 %
3,8
= 0,37. 100%
= 37 %
b. Ulangan 2
B−N
= 100 %
B
3,2−1,664
= 100 %
3,2
= 0,48 . 100%
= 48 %
c. Ulangan 3
B−N
= 100 %
B
3−1,05
= 100 %
3
= 0,65 . 100%
= 65 %
2. Berat serasah
a. Ulangan 1
Bruto – Netto
= 3,8 – 2,394
= 1,406
b. Ulangan 2
Bruto – Netto
= 3,2 – 1,664
= 1,536
c. Ulangan 3
Bruto – Netto
= 3 – 1,05
= 1,95
3. Presentase gabah (%)
a. Ulangan 1
Netto – Serasah
= 2,394 – 1,406
= 0,988
b. Ulangan 2
Netto – Serasah
= 1,664 – 1,536
= 0,128
c. Ulangan 3
Netto – Serasah
= 1,05 – 1,95
= - 0,9