A. Tinjauan Pustaka
1. Ubi Kayu
Ubi Kayu (Manihot utilissima), juga dikenal sebagai pohon tahunan tropis dan
Kingdom : Plantae
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Dicotyledoneae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Manihot
Ubi Kayu dikenal sebagai Manihot utilissima, adalah pohon tahunan tropis dan
subtropis dari keluarga euforia. Umbi dianggap sebagai sumber utama karbohidrat,
dan daunnya dianggap sayuran. Umbi singkong yang rasanya manis menyediakan
setidaknya 20mg HCN per kilogram umbi segar (Rahmawati, 2010). Menurut
Noerwijati & Budiono (2018), berdasarkan kadar HCN, ubi kayu dapat dibedakan
telah diparut.
Menurut Sundari (2010) varietas unggul ubi kayu yang sesuai untuk pangan
a) Ubi kayu ketan memiliki umur panen 7 -10 bulan, kadar pati 45 % berat
basah, mengandung HCN 27,5 mg/kg, memiliki rasa yang tidak pahit.
b) Ubi kayu meni memiliki umur panen 9 -10 bulan, kadar pati 32 -36 % berat
basah, mengandung HCN < 40 mg/kg, memiliki rasa yang tidak pahit.
c) Ubi kayu rengganis memiliki umur panen 8 -10 bulan, kadar pati 25 -31 %
berat basah, mengandung HCN < 40 mg/kg, memiliki rasa yang tidak pahit.
Kulit luar Adira I biasanya berwarna coklat dan kulit bagian dalam berwarna
kuning. Daging singkong berwarna kuning. Singkong Adira I dapat dipanen dalam
waktu 7-10 bulan. Adira I Cassava menawarkan rasa yang lezat dan juicy setelah
dimasak.
Singkong Malang dikenal memiliki kulit luar berwarna coklat muda dan kulit dalam
berwarna putih. Daging singkong berwarna putih. Singkong Malang dapat dipanen
dalam 9-10 bulan. Singkong tersebut dikenal dengan rasanya yang manis seperti
luar berwarna coklat dan kulit bagian dalam berwarna kuning. Daging singkong
mentega berwarna kuning yang bisa dipanen dalam waktu 9-10 bulan, jika direbus,
akan menghasilkan rasa yang manis dan lembut. Secara umum, mentega sigkong
paling cocok untuk membuat tape, karena tape yang dihasilkan tidak terlalu halus.
3. Tepung tapioka
Tepung singkong merupakan salah satu bentuk pengolahan yang berbahan dasar
singkong. Tepung jenis ini memiliki banyak kegunaan, di Indonesia tepung jenis ini
sering digunakan untuk membuat makanan (Pade & Akuba, 2018). Dibandingkan
dengan tepung jagung, kentang dan gandum atau tepung terigu, tepung singkong
memiliki kandungan gizi yang sangat baik, dapat mengurangi kerusakan jaringan,
dan juga digunakan sebagai bahan pembantu pewarna putih (Mahanany, 2013).
airnya rendah
c. Banyaknya serat dan kotoran; usahakan agar banyaknya serat dan kayu yang
digunakan harus yang umurnya kurang dari 1 tahun karena serat dan zatkayunya
d.Tingkat kekentalan; usahakan daya rekat tapioka tetap tinggi (Mahanany, 2013).
KLASIFIKASI KETERANGAN
A. Keadaan
1. Bau Normal
2. Warna Normal
3. Rasa Normal
B. Benda Asing Tidak boleh ada
C. Serangga Tidak boleh ada
D. Jenis pati lain Tidak boleh ada
E. Air (%) Maksimum 13
F. Abu (%) Maksimum 0,5
G. Serat Kasar (%) Maksimum 0,1
H. Derajat Asam (MI NaOH IN/100 gram) Maksimum 4
I. SO2 (Mg/Kg) Maksimum 30
J. Bahan Tambahan makanan (bahan Sesuai SNI 01-0222-1995
pemutih)
K. Kehalusan lolos uji ayakan 100 mesh Minimum 95
(%)
L. Cemaran logam
1. Timbal (Pb) Mg/kg Maksimum 1,0
2. Tembaga (Cu) Mg/Kg Maksimum 10,0
3. Seng (Za) Mg/Kg Maksimum 40,0
4. Raksa (Hg) Mg/Kg Maksimum 0,05
M. Cemaran Arsen (As) Mg/Kg Maksimum 0,5
N. Cemaran mikroba
1. Angka lempengan total kolom/gram
Maksimum 106
2. E. Coli APM/Gram
Maksimum 10
3. Kapang koloni
Maksimum 104
sangat musiman.
menggunakan mesin dari proses awal hingga produk jadi. Industri singkong
produksinya membutuhkan tenaga kerja yang lebih sedikit dan waktu yang lebih
tertinggi muncul setelah umur 12 bulan (Wiryaningtyas & Ashary, 2017). Pati
menyumbang 17% hingga 20% dari pati. Pati merupakan salah satu jenis karbohidrat
yang dapat diperoleh dalam jumlah banyak sebagai cadangan makanan pada
tumbuhan, terdapat di sitoplasma dalam bentuk granula dan terpisah dari sitoplasma
(Herawati, 2013) .
Bentuk pertama dari pati alami adalah butiran kecil yang biasa disebut butiran.
Ukuran butiran merupakan karakteristik dari semua jenis pati, sehingga digunakan
utama amilosa, amilopektin, dan zat lain seperti protein dan lemak. Panjang polimer
dipengaruhi oleh pati pati dan akan mempengaruhi kandungan bahan amilosa.
Struktur sederhana ini dapat memulai interaksi cuaca yang kuat. Interaksi ini terjadi
dalam molekul hidroksil dari molekul amilosa (Rahayu Sakinah & Sunan
Kurniawansyah, 2013).
5. Ekstraksi Tapioka
Tapioka muncul sebagai rangkaian masalah atau butiran berlebihan pada sel-sel
tuberkel, Dengan memisahkan berbagai elemen dari elemen lainnya, akan diperoleh
tapioka. Perbedaan proses pembuatan pabrik industri besar biasanya didasarkan pada
penggunaan peralatan atau mesin, tidak seperti pabrik in-house atau pabrik populer
yang menggunakan proses tersebut (Dewi et al., 2014). Proses produksi tapioka
merupakan proses yang dimulai dengan pengumpulan bahan, pembersihan,
Menurut (Mustafa, 2016) Proses pengolahan tapioka di industri skala kecil pada
umumnya dapat dilihat pada Gambar 2. Secara garis besar adaempat tahapan yang
harus dilakukan dalam proses ekstraksi tapioka yaitu : 1) Tahap pemecahan sel dan
pemisahan butiran patidari unsur lain yang tidak larut, melalui kegiatan pengupasan,
ini bisa dilakukan dengan pengeringan melalui panas dan pemusingan; 4) Tahap
Ubi Kayu
Pemarutan
Air Pencucian
Penjemuran
Penggilingan
Pengayakan
Tapioka
a. Pemarutan
Setelah singkong dikupas kemudian dicuci untuk menghilangkan lendir
di bawah kulitnya. Pencucian melawan arus umbi akan efektif dan cepat.
menerus dicuci dengan air, yang airnya mengalirkan bubur ke dalam bak, dan
dalam saringan. Filter terbuat dari kawat yang dikepang halus atau lapisan tipis
tembaga berkerut. Bubur ditempatkan di filter dan irigasi berlanjut. Air irigasi
aliran air. Di atas filter, sedimen ditahan dan air bertepung ditempatkan di
b. Pengendapan
mengandung granula pati termasuk protein, lemak dan bahan lain yang bersifat
stabil dan kompleks sehingga granula pati sulit dipisahkan dari bahan lain.
menimbulkan bau yang khas. Alkohol dan asam organik adalah bahan dengan
bau yang khas (Ginting, 2002). Untuk menghindari bau dan perubahan yang
c. Pengeringan
matahari atau dengan pengeringan buatan Biasanya endapan pati semi cair ini
memiliki kadar air sekitar 40% dan dengan pengeringan langsung akan
70°C Benjolan pati segera digerus menjadi tepung yang diinginkan setelah
2002). Sering kali dipasang ayakan atau ayakan bersamaan dengan waktu
1. Warna tepung
2. Kandungan air
3. Banyaknya serat dan kotoran
4. tingkat kekentalan
DAFTAR PUSTAKA
Destyna Mahanany. (2013). PEMANFAATAN TEPUNG KULIT SINGKONG SEBAGAI
BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN MIE BASAH DITINJAU DARI ELASTISITAS
DAN DAYA TERIMA. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.
Dewi, H. K., Puspasari, D. A., & Widjaja, A. (2014). Pra Desain Pabrik Sorbitol dari
Tepung Tapioka dengan Hidrogenasi Katalitik. 3(1), 1–6.
Fauzi, M., Kardhinata, E., & Putri, L. (2015). Identifikasi Dan Inventarisasi Genotip
Tanaman Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz) Di Kabupaten Serdang Bedagai
Sumatera Utara. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 3(3),
105384. https://doi.org/10.32734/jaet.v3i3.10968
MUSTAFA, A. (2016). Analisis Proses Pembuatan Pati Ubi Kayu (Tapioka) Berbasis
Neraca Massa. Agrointek, 9(2), 118. https://doi.org/10.21107/agrointek.v9i2.2143
Noerwijati, K., & Budiono, R. (2018). Mengenal senyawa hcn pada ubi kayu. 172–182.
Pade, S. W., & Akuba, H. (2018). Pemanfaatan Tepung Ubi Kayu sebagai Substitusi
Tepung Terigu dalam Pembuatan Biskuit. Journal of Agritech Science, 2(1), 1–9.
Rahayu Sakinah, A., & Sunan Kurniawansyah, I. (2013). Isolasi, Karakterisasi Sifat
Fisikokimia, dan Aplikasi Pati Jagung Dalam Bidang Farmasetik. Farmaka, 4(2),
430–442.
Wiryaningtyas, D. P., & Ashary, L. (2017). Pemberdayaan usaha tepung tapioka guna
meningkatkan pendapatan keluarga di kecamatan ambulu. 1(2), 1–11.