(PETLAP)
A. DEFINISI
Mutu dan produksi kedelai sangat dipengaruhi oleh penanganan panen dan
pasca panen. Penanganan panen dan pasca panen yang tidak tepat atau tidak
memenuhi syarat mengakibatkan mutu yang rendah dan kehilangan hasil,
sehingga produksi berkurang.
Panen adalah suatu proses akhir dari tindakan manusia dalam hal budidaya
tanaman dimana pertumbuhan tanaman biasanya akan terjadi perubahan
secara fisiologis (contoh rasa, kandungan bahan kimia) dan morphologis
(contoh warna, ukuran, bentuk).
Penanganan Pascapanen adalah tahapan/rangkaian kegiatan yang dilakukan
pada saat dan setelah panen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan
oleh konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industri.
B. TUJUAN
Setelah berlatih peserta diharapkan dapat melaksanakan penanganan
panen dan pasca panen yang diawali dengan menentukan waktu panen dan
cara panen yang tepat sampai dengan kegiatan pascapanen (penjemuran
brangkasan, perontokan, pembersihan dan sortasi, penjemuran biji,
pengepakan, penyimpanan) kaitannya dengan mutu dan produksi.
1. Mempertahankan mutu kedele agar tetap baik.
2. Mendapatkan harga jual yang tinggi.
3. Agar petani mengetahui kegiatan
pengangkutan,pengeringan,perontokan,pembersihan sampai penyimpanan.
4. Mengurangi susut tercecer,
5. Mendapatkan harga jual yang tinggi.
C. MANFAAT
Peserta Diklat dapat melaksanakan kegiatan panen dan pasca panen sehingga
dalam praktek budidaya tanaman kedelai pada pertanaman berikutnya dapat
dilakukan dengan baik dan benar.
D. METODE
1, cramah
2. Tanya Jawab
3. Sumbang saran
4. Diskusi
5.Praktek
F. TEMPAT
Kelas dan Lapangan/ usaha agribisnis
G. LANGKAH KEGIATAN
Bagaimana hasil kerja Saudara dalam Panen dan pascapanen tanaman kedelai
?.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
E. EVALUASI DIRI
3. Taksasi Hasil
Menaksir hasil dilakukan dengan teknik ubinan atau sampel. Kegunaan ubinan
adalah untuk menentukan rata-rata hasil hektar.
Petak ubinan dibuat dengan cara sebagai berikut:
a. Buat garis diagonal di lahan.
b. Tentukan 3 tempat di tengah-tengah diagonal.
c. Buat tata letak bujursangkar di tempat tadi dengan ukuran 2,5 x 2,5 m.
d. Gunakan tali, ajir, dan meteran untuk menetapkan tanda lokasi ubinan.
Dari petak ubinan seluas 6,25 m² tersebut, misalnya diperoleh hasil biji kedelai
1,2 kg. Maka, ditaksir produksinya adalah 1,92 ton per hektar.
4. Pengeringan Brangkasan
Tujuan pengeringan adalah untuk mengeluarkan sebagian air dari biji
sampai batas aman untuk disimpan atau memudahkan penanganan
selanjutnya. Penjemuran dilakukan sesegera mungkin. Brangkasan tidak boleh
ditumpuk sebab dapat menimbulkan panas yang akan berakibat kepada
menurunnya kualitas biji, terutama biji untuk keperluan benih. Tata laksana
pengeringan dapat dilakukan sebagai berikut :
a.Penjemuran
Penjemuran dilakukan di bawah terik
matahari dengan cara dihamparkan di
atas lantai semen atau menggunakan
alas dari anyaman bambu, tikar atau
plastik.
5. Perontokan Biji
Perontokkan biji kedelai yang tidak tepat dapat menyebabkan kehilangan hasil
yang tinggi. Perontokan yang dilakukan pada tingkat kadar air masih tinggi
menyebabkan banyaknya biji yang rusak atau pecah. Sedangkan keterlambatan
perontokan dapat menyebabkan polong menjadi basah kembali sehingga
menyulitkan pembijian atau pengupasan.
Perontokan biji kedelai dari polongnya dapat dilakukan secara tradisional,
dengan pedal theser, dan dengan mesin.
a.Perontokan secara tradisional
Kadar air biji kedelai untuk dirontokkan secara tradisional adalah 12-13 %
Selanjutnya batang dan kulit polong dipisahkan dari biji- biji dengan cara
ditampi menggunakan nyiru atau tampah. Biji yang busuk, cacat, kerikil dan
tanah harus dibuang.
Kelemahan perontokan secara tradisional adalah, antara lain, kehilangan
hasil tinggi, mutu fisik biji menjadi rendah, banyak biji yang patah dan rusak,
tenaga kerja yang digunakan banyak, memerlukan waktu yang lama dan
biaya tinggi.
Besarnya kehilangan hasil dengan cara perontokkan tradisional dapat
mencapai 8 %. Tingkat produktivitas tenaga kerja sekitar 10 kg biji bersih per
jam per orang. Dengan demikian, pada tingkat hasil kedelai 1 ton per hektar
dibutuhkan tenaga kerja perontok sebanyak 20 orang. Dengan cara
tradisional, biji utuh yang diperoleh dari hasil perontokkan adalah 69,99%.
600-700 rpm
7. Pengemasan
Biji kedelai yang telah kering dengan kadar air dibawah 10 % dapat dikemas.
Pengemasan dilakukan dengan karung koni, kantong plastik, kaleng, karung
plastik. Pengemasan biji dapat dilakukan secara sendiri dalam satu macam
kantong, misalnya hanya menggunakan karung goni atau kantong plastik saja.
Berdasarkan penelitian, biji kedelai yang disimpan pada kadar air 9% lebih baik
dibandingkan dengan kadar air lebih dari 10%. Pengemasan dengan
menggunakan karung goni yang di dalamnya dilapisi plastik ternyata lebih baik
jika dibandingkan dengan karung goni atau kantong plastik saja. Pengemasan
dengan karung goni berlapis plastik dapat menekan kerusakan dan
mempertahankan kadar air awal selama enam bulan penyimpanan dalam suhu
kamar.
Pengemasan kedelai dengan karung goni, karung plastik atau kantong plastik
saja pada umumnya dilakukan jika kedelai segera akan dijual. Cara mengemas
biji dengan satu kantong atau adalah sebagai berikut: biji kedelai dimasukkan ke
dalam kantong sebanyak 20-50 kg kemudian kantong ditutup dengan sistim
rapat udara, dijahit atau diikat kuat. Apabila menggunakan kantong rangkap
goni dan plastik, caranya adalah: biji dimasukkan kantong plastik Polyetilen
terlebih dahulu sebanyak 50 kg, kemudian ditutup dengan sitim rapat udara.
Selanjutnya kantong plastik yang sudah diisi dimasukkan ke dalam karung goni
kemudian dijahit rapat.
8. Penyimpanan
Dalam penyimpanan biji kedelai beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
tempat penyimpanan, suhu, kelembaban, keadaan biji ( kadar air dan
kebersihan biji ), dan tata cara penyusunan.
Tempat penyimpanan dapat dilakukan dalam ruangan yang berlantai semen. Biji
kedelai yang sudah dikemas disimpan di ruangan tersebut dengan beralaskan
kayu. Hindarkan kemasan biji bersentuhan langsung dengan lantai atau dinding
untuk mengindari agar tidak mempengaruhi kelembaban biji.
Suhu ruangan yang baik untuk penyimpanan biji kedelai adalah suhu 18-20 ºC
dan kelembaban sekitar 55 %. Kondisi suhu dan kelembaban ini dapat
mempertahankan daya simpan biji kedelai dapat mencapai satu tahun lebih
dengan daya kecambah di atas 85 %.
Biji kedelai yang disimpan harus berkadar air di bawah 10 %. Dengan kadar air
seperti ini biji dapat terhindar dari cendawan dan hama gudang.
Biji kedelai yang disimpan lama kadar airnya dapat meningkat melebihi kadar air
awal. Jika kadar air mencapai 14 % biji mudah terserang hama bubuk kedelai
(Bluchus sp). Hama tersebut berupa kumbang kecil berwarna hitam yang
memakan biji kedelai. Oleh karena itu, untuk menjaga kadar air dilakukan
penjemuran secara periodik tiga bulan sekali, sedangkan untuk mengendalikan
hama gudang dapat digunakan fungisida, pembersihan gudang, dan biji yang
rusak segera di gudang.