Anda di halaman 1dari 25

FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULAR

SYOK
HIPOVOLEMI
K
DOSEN PENGAMPU :

apt. MASRIA PHETHERESIA SIANIPAR, S.Farm.,M.Si.


KELOMPOK 4
FARMASI 4A
CINDI
ALDA RAHAYU
01 19.18.004 02 TRIANINGSIH
19.18.037

DODI ALKAUSAR DINDA RUKMANA N.


03 19.18.055 04 19.18.053
KELOMPOK 4
FARMASI 4A

EVA RAHMADANA GEOVANY VALENTINA


05 19.18.070 06 19.18.084

NABILA
07 19.18.143 08 SILVY ANJANI
19.18.198
01
PENGERTIAN
SYOK HIPOVOLEMIK
Syok Hipovolemik merupakan masalah yang serius
karena menyebabkan seseorang kehilangan lebih
dari 20% (1/5) cairan atau darah yang ada didalam
tubuh. Kehilangan cairan dalam jumlah yang
banyak dan dalam waktu yang singkat membuat
jantung susah memompa darah keseluruh tubuh
sehingga tubuh nantinya dalam keadaan hipoksia
atau hiskemia (Hobson & Cima, 2013).
02
ETIOLOGI SYOK
HIPOVOLEMIK
Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi
akaibat berkurangnya volume plasma di
intravaskuler. Syok ini dapat terjadi akibat
perdarahan hebat (hemoragik), trauma yang
menyebabkan perpindahan cairan (ekstravasasi) ke
ruang tubuh non fungsional, dan dehidrasi berat
oleh berbagai sebab seperti luka bakar dan diare
berat (Lamm, Ruth L., and Coopersmith, Craig M.
2012).
03
PATOFISIOLOGI
SYOK HIPOVOLEMIK
syok hemoragik terjadi karena adanya perdarahan pada
pembuluh darah besar seperti perdarahan
gastrointestinal, aneurisma aorta, atonia uteri,
perdarahan pada telinga, hidung, tenggorokan. Syok
terjadi karena adanya penurunan secara drastis volume
darah di sirkulasi darah, kehilangan sel darah merah
secara massif sehingga meningkatkan hipoksia pada
jaringan
Syok hemoragik traumatic berbeda dengan syok
hemoragik dikarenakan adanya tambahan cedera pada
jaringan lunak yang memperparah terjadinya syok.
Syok ini biasanya terjadi karena ada cedera seperti
kecelakaan dan jatuh dari ketinggian.

Syok hypovolemia traumatic terjadi karena luka bakar


yang luas, luka bakar kimiawi, dan luka pada kulit
bagian dalam.
Syok hypovolemia maupun syok hypovolemia
traumatik menunjukan tanda terjadinya kehilangan
cairan tanpa adanya perdarahan. Syok hypovolemia
dalam arti yang lebih sempit muncul karena adanya
kehilangan cairan baik dari internal maupun eksternal
dengan ketidakadekuatan intake cairan ke tubuh. Hal ini
dapat disebabkan oleh hipertermi, muntah atau diare
persisten, masalah pada ginjal (Standl et al., 2018).
04
MANIFESTASI KLINIS
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakk
diagnosis adanya syok hipovolemik terseb
pemeriksaan pengisian dan frekuesnsi nadi, tekan
darah, pengisian kapiler yang dilakukan pada ujun
uJung jari (refiling kapiler), suhu dan turgor ku
Berdasarkan persentase volume kehilangan darah, sy
hipovolemik dapat dibedakan menjadi empat tingkat
atau stadium
STADIUM SYOK HIPOVOLEMIK

Perdarahan derajat I Perdarahan derajat II


(kehilangan darah 0-15%) (kehilangan darah 15-30%)

Biasanya tidak terjadi perubahan


tekanan darah, tekanan nadi, dan Penurunan tekanan nadi adalah akibat
peningkatan kadar katekolamin, yang
frekuensi pernapasan.
menyebabkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer dan
selanjutnya meningkatkan tekanan
darah diastolik.
STADIUM SYOK HIPOVOLEMIK

Perdarahan derajat III Perdarahan derajat IV


(kehilangan darah 30-40%) (kehilangan darah >40%)

Pasien biasanya mengalami Gejala-gejalanya berupa takikardi,


takipnea dan takikardi, penurunan penurunan tekanan darah sistolik, tekanan
tekanan darah sistolik, oligouria, nadi menyempit (atau tekanan diastolik
dan perubahan status mental yang tidak terukur), berkurangnya (tidak ada)
signifikan, seperti kebingungan urine yang keluar, penurunan status
atau agitasi. mental (kehilangan kesadaran), dan kulit
dingin dan pucat.
05
PENATALAKSANAAN
SYOK HIPOVOLEMIK

TERAPI FARMAKOLOGI
Obat Analgetika yang Direkomendasikan

1. Morfin 10-15 mg IM atau 15 mg IV


2. Petidin 50-100 mg per oral
3. Paracetamol 500 mg per oral
4. Tradamol oral atau 50 mg IM
SYOK HIPOVOLEMIK

Penatalaksanaan syok
hipovolemik yang utama
terapi cairan sebagai
pengganti cairan tubuh
atau darah yang hilang
LANJUTAN

Standl et al. (2018) menyatakan bahwa


penanganan syok hipovolemik terdiri dari
resusitasi cairan menggunakan cairan
kristaloid dengan akses vena perifer, dan pada
pasien karena perdarahan, segera kontrol
perdarahan (tranfusi).

Dalam mencegah terjadinya hipoksia,


disarankan untuk dilakukan intubasi dengan
normal ventilasi.
06
KESIMPULAN
KESIMPULAN SYOK HIPOVOLEMIK

• Syok Hipovolemik merupakan masalah yang serius karena


menyebabkan seseorang kehilangan lebih dari 20% (1/5
cairan atau darah yang ada didalam tubuh.

• Syok Hipovolemik dapat terjadi akibat perdarahan hebat


(hemoragik), trauma yang menyebabkan perpindahan
cairan (ekstravasasi) ke ruang tubuh non fungsional, dan
dehidrasi berat oleh berbagai sebab seperti luka bakar dan
diare berat.
KESIMPULAN SYOK HIPOVOLEMIK

• Secara klinis, syok hemoragik terjadi karena adanya perdarahan


pada pembuluh darah besar seperti perdarahan gastrointestinal,
aneurisma aorta, atonia uteri, perdarahan pada telinga, hidung,
tenggorokan. Syok terjadi karena adanya penurunan secara drastis
volume darah di sirkulasi darah, kehilangan sel darah merah secara
massif sehingga meningkatkan hipoksia pada jaringan. Syok
hemoragik traumatic berbeda dengan syok hemoragik dikarenakan
adanya tambahan cedera pada jaringan lunak yang memperparah
terjadinya syok. Syok ini biasanya terjadi karena ada cedera seperti
kecelakaan dan jatuh dari ketinggian.
KESIMPULAN SYOK HIPOVOLEMIK
• Berdasarkan persentase volume kehilangan darah, syok
hipovolemik dapat dibedakan menjadi empat tingkatan atau
stadium. Stadium syok dibagi berdasarkan persentase kehilangan
darah sama halnya dengan perhitungan skor tenis lapangan, yaitu
15, 15-30, 30-40, dan >40%.

• Penatalaksanaan syok hipovolemik meliputi mengembalikan


tandatanda vital dan hemodinamik kepada kondisi dalam batas
normal. Selanjutnya kondisi tersebut dipertahankan dan dijaga
agar tetap pada kondisi satabil. Penatalaksanaan syok
hipovolemik tersebut yang utama terapi cairan sebagai pengganti
cairan tubuh atau darah yang hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Hobson, M. J. and Chima, R. S. (2013) Send Orders of Reprints at
reprints @benthamscience.net Pediatric Hypovolemic Shock, The
Open Pediatric Medicine Journal.

Hardisman. (2013). Memahami Patofisiologi dan Aspek Klinis Syok


Hipovolemik Halaman 178-182.

Lamm, Ruth L., and Coopersmith, Craig M. 2012. Comprehensive


Critical Care:Adult. Chapter 10. Illinois: Society of Critical Care
Medicine.

Standl, T. et al. (2018) ‘Nomenklatur, Definition und Differenzierung der


Schockformen’, Deutsches Arzteblatt International, 115(45), pp.
757–767.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai