Anda di halaman 1dari 38

MASALAH DAN POTENSI

DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Abdullah Said
Dosen FIA-UB
Salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan PERENCANAAN
pembangunan

pemahaman terhadap permasalahan yang


dihadapi dan potensi yang dimiliki

diperlukan metode atau cara yang tepat untuk


mengidentifikasi masalah dan potensi
KUALITAS PERMASALAHAN

Memudahkan untuk
Permasalahan mencari alternatif
yang tersusun pemecahan masalah
dengan baik dan resikonya
dapat diperhitungkan
secara dini
Masalah

sebagai perbedaan antara harapan


dan kenyataan atau perbedaan
antara situasi yang ada sekarang
dan yang seharusnya terjadi
Pertanyaan
Kenapa harapan dan kenyataan tidak terjadi?
karena

ada faktor-faktor
yang menyebabkan
harapan tidak bisa terealisasi
Permasalahan yang dihadapi
oleh pemerintah dalam melaksanakan
pembangunannya

bukan semata-semata
karena keterbatasan sumber dana
pembangunan atau terbatasnya
sumberdaya alam atau
lemahnya sumberdaya manusia yang
dimiliki, tetapi yang penting diperhatikan
adalah bagaimana keadaan
manajemen pembangunannya
Tidak terlepas dari sistem
perencanaan dan kemampuan
pemerintah daerah
Manajemen untuk membuat kebijakan
pembangunan yang
Pembangunan menstimulasi terjadi
pertumbuhan, baik dalam
ekonomi, sosial budaya, dan
pelayanan publik
Ketika kita membayangkan tentang
apa arti pembangunan

terlintas
dibenak kita ialah usaha-usaha perubahan
suatu keadaan menjadi keadaan yang lebih
baik

(1)Kesejahteraan yang lebih baik (pendidikan,


kesehatan, perumahan, pangan, pendapatan)
(2) kualitas hidup yang lebih baik (sehat, aman,
dan lain-lain)
(3) perkenomian yang lebih baik (lapangan
kerja, pendapatan, menabung, dan lain-lain)
Pertanyaan
 Apakah keadaan itu telah dicapai, atau apakah
kita sudah puas dengan keadaan dimana kita
berada ?
 Pertanyaan berikutnya adalah dibandingkan
dengan negara-negara maju dan negara sedang
berkembang atau negara miskin, dimana posisi
riil kita berada ?
Jawaban Pertanyaan

kita harus jujur untuk menilai posisi


dimana kita berada sekarang

penting untuk mengetahui dari


titik mana kita mulai melakukan
reformasi pembangunan secara
total
Hal-hal strategis yang harus
diselesaikan:
 Menghapus kemiskinan dan memberantas korupsi;
 Membangun industri (sektor riil) berbasis Sumber
Daya Alam (SDA) yang sebenarnya Indonesia
memiliki kekayaan yang besar untuk rakyat;
 Membangun karakter bangsa yang mandiri (yang
dapat dibanggakan);
 Membangun institusi untuk ”Good Governance” dan
“Good Civil Society”;
 Merencanakan pembangunan sesuai dengan
karakter, berbasis geografis;
 Negara kepuluan terbesar di dunia.
Ada hal yang semestinya diberi prioritas untuk
dikerjakan tapi
terlalaikan, yaitu:

1. Pengembangan sektor mikro, industri/riil berbasis


SDA;
2. Usaha-usaha produktif atau ”Directly Productive
Activities” (DPA)
3. Sumber-sumber lainnya yang berbasis kekayaan
negara.;
4. Kewilayah, desentralistik.
Fakta dan fenomena dari kebijakan
pembangunan digambarkan seperti berikut:
kita masih terpaku
Keadaan yang pada pemikiran
demikian bahwa kita adalah
terjadi karena bangsa yang kaya
dengan SDA
diperlukan adanya
transformasi
karakter bangsa,
Untuk keluar dari
yaitu dari bangsa
keadaan tersebut dengan karakter
kumuh menjadi
bangsa bermartabat
Ilustrasi Proses Transformasi
Mengilustrasikan bahwa bangsa Indonesia
sebenarnya kaya:

 Memiliki SDA
 Terletak geografisnya
sangat strategis di dunia

tetapi pada
kenyataannya
masih miskin
Ciri-ciri ini ditandai dengan:
 Distribusi penduduk yang 60% tinggal
dipedesaan, 40% tinggal di perkotaan dengan
kegiatan ekonomi masih pada sektor primer
(produksi bahan mentah hasil pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan,
perikanan, dan galian mineral/tambang)
 Dalam kondisi yang demikian nilai tambah
dari produk yang dijual kecil atau
keuntungan yang diperoleh rendah
Untuk mendapatkan keuntungan dari
kegiatan ekonomi

harus bergeser menjadi


sektor sekunder dan tersier yang
ditandai dengan kegiatan
pengolahan
hasil sektor primer (meningkatkan
nilai tambah), manufaktur,
konstruksi, perdagangan, jasa,
dan parawisata
Prasyarat yang
diperlukan

Sumberd Daya Manusia (SDM)

yang berkualitas
dengan ciri berpikir berorientasi
kemasa depan,
memiliki daya saing, dan cerdik
SDA yang banyak dapat dikelola
secara efisien membuat bangsa
Indonesia
kaya dan bermartabat

Kondisi yang demikian


menyebabkan terjadinya
pergeseran demografis, 60%
penduduk tinggal di kota dan
40%
tinggal didaerah pedesaan
Masalah-Masalah
1. Lemahnya Struktur Kebijakan Tindak
Untuk mengetahui sejauh mana suatu kebijakan
tindak tepat atau tidak maka biasanya digunakan
analisis kebijakan terpusat (Centered Policy
Analysis).
Tujuan analisis ini ialah membantu menstrukurisasi
kebijakan tindak secara tepat sebagai dasar
menyusun kebijakan lainnya yang diperlukan untuk
merencanakan dan melaksanakan upaya pemecahan
masalah (misalnya, membuat program/proyek
dan/atau kegiatan)
Diagram Pusat
Analisis Kebijakan
Diagram di atas memperlihatkan:
Siklus proses kebijakan tindak (Policy Action),
dimana sebelum dia menjadi sebagai tampilan
kebijakan (policy performance) dan selanjutnya
menjadi kebijakan masa depan (policy futures)
lalu menjadi kebijakan tindak (policy actions)
lagi, lalu menghasilkan hasil kebijakan (policy
outcome) dan kembali ke pelaksanaan kebijakan
(policy performance) lagi, jelas kelihatannya
bahawa penstrukturan masalah (Problem
Structruring) merupakan inti dari penyusunan
suatu kebijakan tindak (policy action).
2. Lemahnya Iklim Usaha Kondusif
Salah satu kendala yang dihadapi banyak dihadapi oleh
pengusaha di daerah ialah belum terciptanya iklim usaha
yang kondusif. Hal itu ditandai dengan banyak pungutan
dan panjangnya birokrasi yang ditempuh. Beberapa
penelitian melaporkan bahwa di daerah perkotaan berbagai
pungutan yang dihadapi oleh pungusaha kecil, yaitu:
a) tingginya beban pungutan yang harus dipikul oleh usaha
kecil dan menengah, rata-rata 13,7 juta per unit usaha per
tahun;
b) pungutan-pungutan tersebut berlaku satu setengah
tahun lebih cepat daripada pemilikan legalitas usaha;
c) prosedur pengurusan legalitas usaha tidak jelas dan
mahal sehingga hanya sekitar 11,3% usaha kecil dan
menengah yang memiliki akte pendirian perusahaan
Hambatan-Hambatan di daerah adalah:

(1) Tingginya beban pungutan yang harus dipikul


oleh usaha kecil dan menengah, yaitu 3,7 juta
rupiah per unit usaha per tahun;
(2) Pungutan-pungutan tersebut berlaku dua
setengah tahun lebih cepat dari pemilikan
legalitas usaha;
(3) Prosedur pengurusan legalitas usaha tidak
jelas dan mahal sehingga hanya sekitar 6,8%
usaha kecil dan menengah yang memiliki akte
pendirian perusahaan
3. Belum mebudayakanya Prinsip Tata
Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance)
Sistem Birokrasi Pemerintah Daerah
Tata Kepemetintahan yang baik terdiri dari 14 butir:
 Prinsip Wawasan ke Depan;

 Prinsip Keterbukaan dan Transparansi;

 Prinsip Partisipasi Masyarakat;

 Prinsip Tanggung Gugat (Accountability);

 Prinsip Supremasi Hukum (Rule Of Law);

 Prinsip Demokrasi (Democracy);

 Prinsip Profesionalisme dan Kompetensi

(Profesionalism And Competency);


 Prinsip Daya Tanggap (Responsiveness);
Lanjutan...........
 Prinsip Efisiensi dan Efektifitas (Efficiency And
Effectiveness);
 Prinsip Desentralisasi (Decentralization);
 Prinsip Kemitraan dengan Dunia Usaha Swasta
dan Masyarakat (Private and Civil Society
Partnership);
 Prinsip Komitmen pada Pengurangan
Kesenjangan (Commitment to Reduce Inequality);
 Komitmen pada Perlindungan Lingkungan
Hidup (Commitment To Environmental Protection);
 Prinsip Komitmen pada Pasar yang Fair
(Commitment To Fair Market).
4. Lemahnya Manajemen Kewilayahan

Pemahaman
desentralisasi sebagai
belum dilaksanakan
upaya daerah untuk
secara baik
mempercepat
pembangunannya

pemikiran atau ego


sektoral masih masih
desentralisasi mendominasi pola
diterjemahkan secara pikir perencana dan
sempit pengambil
kebijakan di banyak
daerah
pola desentralisasi

Memungkinkan daerah memacu pembangunannya lebih


melalui peningkatan
kerjasama antar daerah dan
wilayah

manajemen kewilayahan yang baik,


kemungkinan pembentukan pusat-pusat pertumbuhan antar provinsi,
kabupaten dan kota dapat dilaksanakan dengan cepat dan sinergi
MANAJEMEN KEWILAYAHAN
Potensi Daerah
Secara umum dapat dikatakan bahwa potensi
daerah terdiri dari:
1) Sumber daya alam,
2) Sumber daya manusia
3) Letak geografis
Keterkaitan Ketiga Potensi menjadi Modal Dasar Pembanguna Daerah
Identifikasi Potensi Dengan Analisis
Situasi

Analisis situasi merupakan salah satu


pendekatan yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi secara komprehensif
potensi daerah yang gambaran keadaan
sosial, ekonomi, politik, demografi,
lingkungan dan keadaan fisik
daerah/wilayah. Analisis situasi
menghasilkan suatu Kerangka Situasi
(Frame Conditions) suatu daerah/wilayah
proses perencanaan

Sebelum terlebih dahulu keadaan


proses eksisting suatu
perencanaan daerah/wilayah
dimulai
perlu diketahui

diperlukan pedekatan atau metoda yang dapat


memberikan gambaran komprehensif daerah yang
mencakup keadaan sosial-budaya, ekonomi, politik,
demografi, ekologi/lingkungan, iklim, dan keadaan fisik
wilayah (topografi, physiografi, hidrologi).
Analisis situasi

dilakukan

Menggunakan
Analisis Masalah, Analisis
Potensi, dan Analisis
Partisipatif
Hasil yang diharapkan dari Analisis
Situasi

Kerangka Situasi atau “Frame Conditions” yang memberikan


gambaran keadaan daerah/wilayah sebagai berikut:
a) Masalah-masalah terpenting yang dihadapi masyarakat dan
faktor-faktor penyebabnya, berdasarkan data daerah/regional
b) Potensi terpenting yang dimiliki wilayah, untuk pemecahan
masalah (kemampuan, penduduk, sumber-sumber alam, potensi
sosio-ekonomi, letak geografis),
c) Deliniasi penduduk/ masyarakat yang akan menjadi cikal bakal
kelompok sasaran program
d) Definisi awal dari sektor-sektor prioritas atau kluster aktivitas
sosioekonomi yang direncanakan untuk dicapai
Tugas UAS
1. Faktor-faktor apa saja yang merupakan masalah
dalam pembangunan dan rumuskan bagaimana
mengatasi masalah tersebut
2. Bagaimana cara terbaik untuk mengidentifikasi
potensi yang dimiliki, dan bagaimana cara untuk
memanfaatkan potensi tersebut?
3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
perencanan pembangunan lambat perkembangannya.
Dan dengan cara apa yang dapat dilakukan agar
dapat memanfaatkan potensi menjadi pendukung
kemajuan pembangunannya

Anda mungkin juga menyukai