Anda di halaman 1dari 53

1

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

Oleh:
Prof. Dr. H. Karwono, M.Pd
(Guru Besar pada Program Pascasarjana UBL)
Delapan Ruang Lingkup Standar 2
Nasional
 Kebijakan Kampus Merdeka yang diluncurkan oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud),
Nadiem Makarim, Januari 2020 lalu merupakan
lanjutan dari konsep Merdeka Belajar yang telah
diluncurkan sebelumnya. Satu dari lima produk
kebijakan Kampus Merdeka yakni Peraturan
Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi di mana ada delapan
ruang lingkup standar nasional pendidikan tinggi.
Apa saja standar itu?
Ruang Lingkup Standar Nasional
Pendidikan Tinggi (SNP) 3
1. Kompetensi lulusan, standar ini merupakan kriteria minimal
tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan
dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan.

2. Standar isi pembelajaran, merupakan kriteria minimal tingkat


kedalaman dan keluasan materi pembelajaran yangmengacu
pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan dari KKNI,

3. Standar proses pembelajaran, merupakan kriteria minimal


tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk
memperoleh capaian pembelajaran lulusan yang mencakup
karakteristik, perencanaan, pelaksanaan, dan beban belajar
mahasiswa.
4

4. Standar penilaian pembelajaran, yang merupakan kriteria


minimal tentang penilaian proses dan hasil belajar maha-
siswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran
lulusan.
5. Standar dosen dan tenaga kependidikan, di mana standar ini
merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi dan kompeten
si dosen dan tenaga kependidikan untuk menyelenggarakan
pendidikan dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran
lulusan.
6. Standar sarana dan prasarana pembelajaran,
5
merupakan kriteria minimal tentang sarana dan prasarana
sesuai dengan kebutuhan isi dan proses pembelajaran
dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

7. Standar pengelolaan pembelajaran yang merupakan


kriteria minimal tentang perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan
kegiatan pembelajaran pada tingkat program studi.

8. Standar terakhir yakni standar pembiayaan yang merupakan


kriteria minimal tentang komponen dan besaran biaya
investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangka
pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (10)

Garis Besar Proses Penyusunan SPMI

Dokumen/ Dokumen/ Dokumen/ Dokumen/


Buku Buku Buku Buku
Kebijakan Manual Standar Formulir
Terhadap

Mutu Mutu Mutu Mutu


Kaizen

SPM-

Audit
Tindakan Pelaksanaan
Pelaksanan
Penjaminan Penjaminan
Penjaminan
Mutu Mutu
Mutu

6
KOMPONEN PENDUKUNG
KUALITAS PEMBELAJARAN

KNOWLEDGE

UTILITING GOOD PROFESIONAL


METODOLOGI ATTITUDE

UTILITING
GOOD EXAMPLE DOSEN/GURU
RESOURCE
PRACTICE PROFESIONAL MEDIA

DINAMIC INTERACTION
KURIKULUM SKILL
UTILITING
TECHNOLOGY
8
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN:
Sesuai UU No. 32 tentang tahun 2004 bahwa:
Pengelolaan pendidikan didesentralisasikan ke
daerah. Sehingga semua aspek pendidikan sudah
menjadi otonomi daerah.
Dengan demikian penyelenggaran pendidikan
tergantung SDM di daerah.
Sumber daya pendidikan di daerah sangat
bervariasi tergantung kepada kondisi dan situasi
daerah.
Lanjutan

 Otonomi pendidikan di daerah pelaksanaannya


bergantung kepada kebijakan Bupati atau
Walikota yang dalam bebe-rapa kasus kurang
menekankan kepada mutu.

 Perlu
dilakukan penjaminan dan pening-katan
mutu pendidikan, yang dalam hal ini merupakan
tanggung jawab Menteri Pendidikan Nasional.
 Bahwa pendidikan nasional menjadi tanggung
jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat dan oleh karena itu
penjaminan mutu pendidikan menjadi tanggung
jawab bersama ketiga unsur tersebut;

 Bahwa penjaminan mutu pendidikan perlu terus


didorong dengan perangkat peraturan
perundang-undangan yang memberikan arah
dalam pelaksanaannya;
1
Dasar Hukum SPM-PT (1) 1

UU.No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas


Pasal 50 ayat(2):
Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar
nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan
nasional;
Pasal 60:
(1) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan
program dan satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang
dan jenis pendidikan.
(2) Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan
dilakukan oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri
yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.
1
Dasar Hukum SPM-PT (2) 2

PP.No.19 Tahun 2005 Tentang SNP


Pasal 1 butir 1:
SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 4:
SNP bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
1
Dasar Hukum SPM-PT (3) 3

PP.No.19 Tahun 2005 Tentang SNP


Pasal 91:
(1) Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan non-
formal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan.
(2) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bertujuan untuk memenuhi atau
melampaui SNP.
Pasal 1 butir 27:
Badan Akreditasi Nasional yang selanjutnya disebut BAN-S/M
adalah badan evaluasi mandiri yang menetap kan kelayakan
program dan/atau satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

SNP merupakan pedoman pengelolaan standar mutu satuan atau


program pendidikan, bukan standar mutu pendi-dikan, karena
apabila dilihat 8 (delapan) jenis terebut memuat standar bidang
pendidikan maupun standar bidang non-pendidikan didalam suatu
satuan atau program pendidikan.
1
Dasar Hukum SPM-PT (5) 5

PP.No.19 Tahun 2005 Tentang SNP


Pasal 92 ayat (1):
Menteri mensupervisi dan membantu satuan
lembaga pendidikan melakukan penjaminan
mutu.

Pasal 92 ayat (8):


Menteri menerbitkan pedoman program
Penjaminan mutu satuan pendidikan pada
semua jenis, jenjang dan jalur pendidikan.
SPM-S/M Berdasarkan 1
PP.No.19 Tahun 2005 Tentang SNP6

Standar Lain Internally


(Melampaui SNP) driven

8 Jenis SNP Wajib


(Standar Minimal)
Standar Mutu PP.No.19 Tahun 2005
1
Tentang SNP 7
Ditetapkan sendiri oleh PT :
a. Penelitian dan publikasi
b. Pengabdian kepada
masyarakat;
c. Sistem informasi;
d. Kerjasama institusional
dalam dan luar negeri;
e. Kesiswaan;
f. Suasana akademik;
g. Sumber pendanaan
(revenue generating);
h. Bidang lain sesuai ciri
khas sekolah
yang bersangkutan.
Standar Lain Internally
(Melampaui SNP) driven
Psl 2 ayat (1) PP No 19/2005
1. Standar Isi
2. Sandar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
4. Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan
Prasarana
8 Jenis SNP Wajib 6. Standar Pengelolaan
(Standar Minimal) 7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian
Pendidikan
1
Sebelum SPM 8

Satuan tau program pendidikan

Evaluasi
Program Studi EPS
Berbasis BED
Evaluasi Diri

Penjaminan Mutu
Internal
QA

Evaluasi Penjaminan Mutu Akredi


Diri Eksternal tasi
1
SPM-S/M 9

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

Sistem Penjaminan Sistem Penjaminan


Mutu Internal Mutu Eksternal
(SPMI) SNP (SPME) SNP

SNP
Pangkalan Data Pendidikan
(PDP)
SNP
Pengertian SPMI

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

Kegiatan sistemik penjaminan mutu penyeleng-


garaan pendidikan di sekolah/mdrash oleh
sekolah/madrasah (internally driven), untuk
mengawasi penyelenggaraan pendidikan oleh
sekolah/madrasah sendiri secara berkelanjutan
(continuous improvement ), sebagaimana
diamanatkan oleh Pasal 50 ayat (6) UU.Sisdiknas
juncto Pasal 91 PP.No. 19 Tahun 2005 tentang
SNP;
2
Pengertian SPM 1

Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME)

Kegiatan sistemik penilaian kelayakan program


dan/atau lembaga pendidikan oleh BAN-S/M atau
lembaga mandiri di luar lembaga pendidikan yang
diakui Pemerintah, untuk mengawasi penyelengga
raan pendidikan untuk dan atasnama masyarakat,
sebagai bentuk akuntabilitas publik sebagaimana
diamanatkan oleh Pasal 60 ayat (2) UU.Sisdiknas
dan Pasal 86 ayat (3) PP.No. 19 Tahun 2005
tentang SNP (disebut Akreditasi).
2
Sistem Penjaminan Mutu Internal (1)
2

Pengertian Mutu Sekolah/Marasah


Mutu satuan pendidikan adalah kesesuaian antara
penyelenggaraan satun pendidikan dengan SNP, maupun
standar yang ditetapkan oleh satuan pendidikan sendiri
berdasarkan visi dan kebutuhan dari para pihak yang
berkepentingan (stakeholders)
Dengan demikian, terdapat standar mutu pendidikan yang:
• ditetapkan oleh Pemerintah (government);
• disepakati bersama di dalam sekolah/madrasah (vision) ;
• dikehendaki oleh pihak yang berkepentingan
(stakeholders).
2
Sistem Penjaminan Mutu Internal (2)
3

Pengertian Sistem Penjaminan Mutu Internal


Sistem Penjaminan mutu internal di sekolah/
Madrasah adalah kegiatan penetapan dan
pemenuhan standar nasional pendidikan dan
standar yang melampaui SNP secara
konsisten dan berkelanjutan, sehingga
stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia
kerja, pemerintah, dosen, tenaga
penunjang, serta pihak lain yang berkepen-
tingan) memperoleh kepuasan
2
Sistem Penjaminan Mutu Internal (3)
4

Konsep Sistem Penjaminan Mutu Internal


Satuan atau program pendidikan dinyatakan bermutu atau
berkualitas, apabila

1.Satuan atau program pendidikan mampu memenuhi SNP


(aspek imperatif)

2. Satuan atau program pendidikan mampu menetapkan dan


mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya (aspek
deduktif)

3. Satuan atau program pendidikan mampu memenuhi


kebutuhan stakeholders (aspek induktif), berupa
2
Sistem Penjaminan Mutu Internal (4)
5

Tujuan Sistem Penjaminan Mutu Internal


Memelihara dan meningkatkan mutu pada
masing-msing satuan dan program pendi-
dikan secara berkelanjutan (continuous
improvement), yang dijalankan oleh satuan
dan program pendidikan secara internal
untuk memenuhi SNP, mewujudkan visi
dan misinya, serta memenuhi kebutuhan
stakeholders. melalui penyelenggaraan
sekolah
2
Sistem Penjaminan Mutu Internal (6)
6

Standar Dalam Sistem Penjaminan Mutu Internal


Contoh:
• Kurikulum
• Proses pembelajaran
• Kompetensi lulusan
• Pendidik dan tenaga kependidikan (SDM)
• Sarana dan prasarana
• Pengelolaan
• Pembiayaan
• Penilaian Pendidikan
• Penelitian dan publikasi
• Pengabdian kepada masyarakat
• Manajemen lembaga (institutional management)
• Sistem informasi
• Kerjasama dalam dan luar negeri
= SNP
2
Sistem Penjaminan Mutu Internal (7)
7

Mekanisme Penetapan Standar Mutu SDM PT


• Rekrutasi
• Masa Percobaan
• Perjanjian Kerja
Visi Pend. • Penilaian Prestasi Kerja
dan
• Mutasi, Promosi, Demosi
SNP • Waktu Kerja
Standar • Kerja Lembur & Cuti
Mutu • Penghasilan & Penghargaan
SDM • Jaminan Sosial & Kesejahteraan
• Pengembangan & Pembinaan
Kebutuhan
• Keselamatan & Kesehatan Kerja
Stakeholders
• Disiplin
• Perjalanan Dinas
• Pengakhiran Hubungan Kerja
2
Sistem Penjaminan Mutu Internal (8)
8
Penetapan
Manajemen Standar Mutu

Kendali Mutu SPMI Pelaksanaan


Standar Mutu

Audit
Pelaksanaan
Standar Mutu

Ada
Continuous Gap antara
Ya
Standar Mutu
Improvement Dan
(Kaizen) Pelaksanaan?
Identifikasi action
untuk memenuhi
Mutu Standar Mutu
Berkelanjutan

Laksanakan
Sustainable Tidak
action
Quality

Evaluasi Untuk Integrasikan pada


Peningkatan proses SDCA
Standar Mutu berikutnya
2
Sistem Penjaminan Mutu Internal (9)
9

Manajemen Kendali Mutu SPMI


PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan kaizen
atau peningkatan mutu berkelanjutan (continuous improvement)
pada satuan pendidikan. SDCA
Quality first

PDCA
t
en SDCA
m
o ve PDCA Stakeholder - in
pr
im
us SDCA The next process is our
uo
t in stakeholder
PDCA

n
co
/
n
ize SDCA
Ka Speak with data
PDCA

SDCA S : Standard Upstream management


Sistem Penjaminan Mutu Internal (10)

Garis Besar Proses Penyusunan SPMI

Dokumen/ Dokumen/ Dokumen/ Dokumen/


Buku Buku Buku
Terhadap SPM-

Buku
Kebijakan Manual Formulir
Standar
Mutu Mutu Mutu
Mutu
Kaizen

PT

Audit
Tindakan Pelaksanaan
Pelaksanan
Penjaminan Penjaminan
Penjaminan
Mutu Mutu
Mutu

30
3
Mutu, Mutu, Mutu 1

Continuous
Quality
improvement
Terima Kasih
STANDAR PROSES
Pasal 19 3
2

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan


diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang motivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik
memberikan keteladanan.
3
3

Setiap satuan pendidikan melakukan:


• Perencanaan proses pembelajaran,
• Pelaksanaan proses pembelajaran,
• Penilaian hasil pembelajaran, dan
• Pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.
 Fungsi dan Tujuan Standar:

 Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,


pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu
 Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
 Standar Nasional Pendidikan disempumakan secara
terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
  
Pasal 30
3
6

Perencanaan proses pembelajaran meliputi:


silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang memuat sekurang-kurangnya:

• Tujuan pembelajaran,
• Materi,
• Motode pembelajaran,
• Sumber belajar, dan
• Penilaian hasil belajar.
Pasal 21
3
7

(1)Pelaksanaan proses pembelajaran sebagai-


mana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3)
harus memperhatikan jumlah maksimal
peserta didik per kelas dan beban mengajar
maksimal per pendidik, rasio maksimal buku
teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio
maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik.

(2) Pelakanaan proses pembelajaran dilakukan


dengan mengembangkan budaya membaca
dan menulis.
Pasal 22 3
8

(1)Penilaian hasil pembelajaran sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 19 (3) pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah menggunakan berbagai teknik penilaian
sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.

(2) Teknik penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktek
praktek, dan penugasan perseorangan atau
kelompok.
3
9
lanjutan Pasal 22

(3) Untuk mata pelajaran selain kelompok mata


pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, teknik penilaian observasi secara
individual sekurang-kurangnya dilaksanakan
satu kali dalam satu semester.
4
0

Pasal 23
Pengawasan proses pembelajaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) meliputi peman
tauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengam-
bilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.

Pasal 24
Standar perencanaan proses pembelajaran, pelak-
sanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pem-
belajaran dan pengawasan proses pembelajaran
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 4
1

(1) Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai


pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan.

(2)Standar kompetensi lulusan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi
untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok
mata pelajaran dan mata kuliah atau kelompok
mata kuliah.
4
2

(3) Kompetensi lulusan untuk mata pelajaran


bahasa menekankan pada kemampuan
membaca dan menulis yang sesuai dengan
jenjang pendidikan.

(4) Kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dan (2) mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
4
3

(1)Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik


dan kompetensi sebagai pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(2) Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) adalah pendidikan minimal yang
harus dipenuhi oleh seorang pendidik dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang
relevan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
4
4

(3) Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada


jenjang pendidikan dasar menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi :

a. Kompetensi pedagogik;
b. Kompetensi kepribadian;
c. Kompetensi profesional ; dan
d. Kompetensi sosial.
STANDAR SARANA DAN PRASARANA 4
5

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana


yang meliputi:

• perabot,
• peralatan pendidikan media pendidikan buku dan
sumber belajar lainnya,
• bahan habis,
• serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembalajaran yang teratur
dan berkelanjutan.
Setiap satuan pendidikan wajib 4
memiliki prasarana yang meliputi: 6

• lahan,
• ruang kelas,
• ruang pimpinan satuan pendidikan,
• ruang pendidik,
• ruang tata usaha,
• ruang perpustakaan,
• ruang laboratorium,
• ruang bengkel kerja,
• ruang unit produksi,
• ruang kantin,
• instalasi daya dan jasa,
•tempat berolahraga
4
Mekanisme SPM-PT (1) 7
1. Data dan informasi tentang kegiatan masing-masing
lembaga pendidikan wajib dikumpulkan, diolah, dan
disimpan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan di
dalam PDPT masing-masing dengan klasifikasi data dan
informasi berdasarkan SNP. Kemudian data dan
informasi tersebut dikirim, dikumpulkan dan disimpan di
dalam PDPT Nasional yang dikelola oleh Ditjen.Dikti.

2. Dengan menggunakan data dan informasi yang telah


dikumpulkan dan disimpan di dalam PDPT masing-masing,
lembaga pendidikan melakukan SPMI (internal quality
berkelanjutan (continuous quality improvement);
4
Pengertian SPM-PT (1) 8

Pangkalan Data lembaga pendidikan (PDPT)


Nasional
Kegiatan sistemik pengumpulan, pengolahan, dan
penyimpanan data serta informasi tentang
penyelenggaraan pendidikan tinggi di semua perguruan
tinggi oleh Ditjen Dikti, untuk mengawasi penyelenggaraan
pendidikan tinggi oleh Pemerintah sebagaimana
diamanatkan oleh Pasal 66 ayat (1) dan Ayat (2) UU.
Sisdiknas (dahulu disebut EPSBED);
4
Mekanisme SPM 9
3. Dengan menggunakan data dan informasi di dalam PDPT
Nasional dan visitasi, BAN–PT atau lembaga mandiri yang
diakui Pemerintah melakukan akreditasi, yang disebut
SPME (external quality assurance) dengan memberikan
peringkat akreditasi terhadap program/satuan.
5
Dimensi Internasional SPM-PT (2) 0

4. Indonesia will be the next host of the 2010


AQAN Roundtable Meeting. The theme was
agreed upon as the Interfacing between IQA
and EQA in Higher Education.
5. Before the 2010, AQAN Roundtable Meeting, MQA will host a workshop
for Senior Assessors in Malaysia. In addition, ONESQA will host a seminar
entitled: “The EQA System in Higher Education”

6. It was agreed by all member countries to review the country reports and
send them back to ONESQA within 2 weeks to be developed for the
AQAN meeting proceedings, and to be eventually published into a book.
Revisi Taksonomi Bloom
oleh: Anderson Ranah Kognitif
The The Cognitive Procces Dimension
Knowledge
Dimensi 1 2 3 4 5 6
Remember Understand Apply Analize Evaluate Create

Factual Objective
Knowledge 2

Conceptual Objective
Knowledge 1

Procedural Objecti
Knowledge Objecti ve 3
-ve 4
CAKUPAN PENJAMINAN MUTU

Sistem Penjaminan Mutu Internal


• Penetapan standar dan
indikator
• Penyusunan Instrumen
• Pengumpulan data dan analisis
untuk mengukur ketercapaian
• Pelaporan hasil

52
Kopertis 2 5
3

Anda mungkin juga menyukai