Unsur Perencanaan
Pembangunan
Disampaikan Oleh:
Pusbindiklatren Kementerian PPN/Bappenas
Menumbuhkan
Jakarta, 24 Desember 2021
Kredibel
Berkualitas
DIALOG
KINERJA
KINERJA
Antara atasan dan INDIVIDU
bawahan dalam rangka
melakukan
penyelarasan kinerja
(cascading) /
menentukan startegi
pencapaina kinerja
▪
Tugas Jabatan Fungsional Perencana adalah menyiapkan,
mengkaji, merumuskan kebijakan dan menyusun rencana
pembangunan pada instansi pemerintah secara teratur
dan sistematis, termasuk mengendalikan, memantau, dan
mengevaluasi pelaksanaan rencana pembangunan.
PROSES CASCADING:
1.Renstra dan RKT Instansi
2.Perjanjian Kinerja (PK)
3.SKP Atasan Langsung
Unsur
Uraian Kegiatan/ Unsur
Uraian Kegiatan/ Pengembangan
Penunjang
Tugas Jabatan Tugas Jabatan LAMPIRAN SKP Profesi
Fungsional
Fungsional KINERJA UTAMA
(Unsur Kegiatan
(Butir-Butir Perencanaan Tugas Internal Unit Tugas Lintas Unit
Kegiatan JF) Pembangunan) Kerja Kerja
1. Dokumen yang merupakan bukti fisik hasil kerja dari satu Kinerja, yang sesuai dengan ekspektasi atasan langsung
(pejabat penilai) dan memenuhi aspek indikator kinerja individu yang disepakati (kuantitas, kualitas, dan waktu);
2. Pada tahap penilaian kinerja, dokumen tersebut akan merupakan bukti fisik yang digunakan untuk memberi skor
kinerja (70% dan 60%), di samping skor perilaku (30% dan 40%);
3. Dokumen yang merupakan keluaran (output) uraian/butir kegiatan dari satu uraian/butir kegiatan unsur/sub unsur
perencanaan pembangunan sebagaimana dijelaskan pada lampiran Permenpan 4 tahun 2020, dan dicontohkan
pada Juknis penilaian kinerja perencana;
4. Bagi Perencana Ahli Pertama/Muda (penilaian by process), dokumen bukti fisik hasil kerja dari satu Kinerja
sebagaimana butir 1 di dalamnya dapat terdiri atas beberapa output uraian/butir kegiatan sebagaimana butir 3;
5. Sedangkan bagi Perencana Ahli Madya/Utama (penilaian by output) dokumen bukti fisik hasil kerja dari satu Kinerja
sebagaimana butir 1 di dalamnya hanya boleh terdiri atas satu output uraian/butir kegiatan sebagaimana butir 3;
6. Pada tahap penilaian angka kredit, bukti fisik yang diperlukan adalah dokumen hasil kerja dari satu kinerja
sebagaimana butir 1, yang di dalamnya memuat output butir 3.
Sumber:
DEPUTI DEPUTI
I II POLA EVALUASI KINERJA
Sumber:
1 Aplikasi SIMBG menjalankan bisnis Proses bisnis aplikasi SIMBG dalam Kualitas Tingkat kesesuaian proses bisnis aplikasi SIMBG dengan 80 - 90% sesuai
proses dan SLA (service level bentuk arsitektur aplikasi yang lengkap NSPK
agreement) sesuai NSPK yang reliable dan sesuai NSPK Kuantitas Persentase penyelesaian dokumen arsitektur aplikasi SIMBG Seluruh aspek dokumen
sesuai NSPK arsitektur aplikasi
dan user-friendly
terselesaikan
Waktu Tingkat ketepatan waktu penyelesaian dokumen arsitektur 6 - 8 bulan setelah NSPK
aplikasi untuk diserahkan ke tim IT terbit
2 Respons yang cepat dan akurat atas Pengguna dan pengelola layanan Kuantitas Persentase pengaduan yang progress tindak lanjutnya 90– 95% pengaduan
pengaduan masyarakat dan aplikasi dapat mengetahui terbaharui di aplikasi SIMBG diproses
pengelola simbg terkait layanan progress/tindak lanjut pengaduannya Waktu Tingkat ketepatan waktu updating progress/tindak lanjut 1 – 2 hari setelah
secara up-to-date melalui aplikasi pengaduan pada aplikasi SIMBG progress/tindak lanjut
penerbitan PBG/IMB dan SLF melalui
SIMBG dilaksanakan
aplikasi SIMBG
3 Respons yang cepat dan akurat atas Telaahan jawaban atas pengaduan Kualitas Presentase telaahan yang digunakan untuk menjawab 80 – 90% telaahan
pengaduan masyarakat dan pengelola pengguna dan pengelola aplikasi pengaduan masyarakat
simbg terkait layanan penerbitan tersusun secara cepat dan akurat
(berdasarkan objek atau jenis masalah Kuantitas Persentase penyelesaian telaahan jawaban atas pengaduan 80 - 90% telaahan jawaban
PBG/IMB dan SLF melalui aplikasi selesai
atau berdasarkan wilayah)
SIMBG
Rata – rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1- 2 minggu setelah
Waktu
telaahan jawaban atas pengaduan pengaduan masuk
100% 150%
Maksimal 20% dari AK yang
dipersyaratkan untuk kenaikan
pangkat
DARI UNSUR DARI UNSUR PERENCANAAN,
PENGEMBANGAN PROFESI, 3. Pengembangan Profesi:
PERENCANAAN DAN PENUNJANG
a) 6 AK WAJIB, bagi perencana ahli
muda yang akan naik jabatan
menjadi perencana ahli madya;
b) 12 AK WAJIB, bagi perencana ahli
madya yang akan naik jabatan
menjadi perencana ahli utama.
• Dokumen/laporan Perencana Ahli Madya dan • Hasil kerja/ keluaran uraian kegiatan tugas Jabatan Fungsional
Perencana Ahli Utama, terdiri dari: Perencana Ahli Madya dan Perencana Ahli Utama dapat berupa
dokumen/laporan yang merupakan hasil akhir dari namun tidak terbatas, pada:
rangkaian keseluruhan siklus Perencanaan a. hasil kajian;
pembangunan atau hasil akhir dari tahap: b. makalah kebijakan (policy paper);
- identifikasi masalah/isu strategis/set agenda; c. rekomendasi kebijakan berupa:
- kegiatan perumusan kebijakan/penyusunan d. policy brief atau policy note;
rencana pembangunan dan penganggaran; e. background study;
- adopsi/legitimasi rencana pembangunan; f. dokumen rencana pembangunan;
- pengendalian/pemantauan pelaksanaan g. dokumen anggaran;
rencana pembangunan; dan h. hasil telaahan proses adopsi dan legitimasi;
- evaluasi pelaksanaan kebijakan/rencana i. dokumen hasil pengendalian dan pemantauan;
pembangunan. j. laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan; atau
k. bahan pendukung lain yang diperlukan dalam rangka penyusunan
rencana pembangunan atau pengendalian, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan;
12 Menyusun Disain dan Persiapan Evaluasi Kebijakan Dalam Dokumen Evaluasi Kebijakan dan/ Evaluasi Pelaksanaan Rencana 3,40 JFP Ahli Utama • Metode Penelitian yang sesuai
Rangka Menyiapkan Bahan Perencanaan Pembangunan Pembangunan (15%)
21 Merumuskan Kebijakan/ Program Strategis Sektoral Dokumen Kebijakan/ Program Strategis Sektoral 2,55 JFP Ahli Madya • Manfaat topik untuk
perencanaan pembangunan
22 Mendisain Program Lintas Sektor Dokumen Program Lintas Sektor 3,60 JFP Ahli Madya (20%)
23 Menyusun Rencana Pelaksanaan; Kebijakan; Rencana dan Dokumen Rencana Pelaksanaan; Kebijakan; Rencana dan Program 2,10 JFP Ahli Madya • Sistematika Penulisan (format,
Program (KRP) (KRP) logika, bahasa) (5%)
24 Menyusun Perencanaan Kebijakan Strategis/ Program Dokumen Perencanaan Kebijakan Strategis/ Program Jangka Panjang 4,60 JFP Ahli Utama
Jangka Panjang
25 Menyusun Perencanaan Kebijakan/ Program Strategis Dokumen Perencanaan Kebijakan/ Program Strategis Makro 3,40 JFP Ahli Utama
Makro
26 Mendisain Program Kawasan Dokumen Disain Program Kawasan 4,60 JFP Ahli Utama
27 Menyusun Rencana Pembangunan Regional Rencana Pembangunan Regional (termasuk disain kebijakan, rencana 4,60 JFP Ahli Utama
dan program-KRP)
28 Menyusun Rencana Pembanguanan Sektoral Rencana Pembangunan Sektoral (termasuk disain kebijakan, rencana 2,40 JFP Ahli Madya
dan program-KRP)
29 Menyusun Rencana Pembangunan Lintas Sektor Rencana Pembangunan Lintas Sektoral (termasuk disain kebijakan, 2,10 JFP Ahli Madya
rencana dan program-KRP)
MENUMBUHKAN KREDIBEL BERKUALITAS PUSBINDIKLATREN BAPPENAS-2021 21
Ketentuan Unsur Perencanaan
PENILAIAN DOKUMEN/LAPORAN PERENCANA AHLI MADYA DAN PERENCANA AHLI UTAMA
(Adopsi dan Legitimasi Rencana Pembangunan)
37 Melaksanakan Pengendalian dan Laporan Hasil Pengendalian dan 3,00 JFP Ahli Pendahuluan (20%)
Pemantauan Pelaksanaan Rencana Pemantauan Pelaksanaan Rencana Madya •Latar Belakang
dan Program Pembangunan •Landasan penulisan (filosofis, sosiologis, yuridis dan
empiris)
38 Menilai Hasil Pengendalian dan Laporan Hasil Pengendalian dan 3,00 JFP Ahli •Pemilihan fokus pengendalian atau evaluasi isu dan
Pemantauan Pelaksanaan Rencana Pemantauan Pelaksanaan Rencana dan Utama permasalahan
dan Program Strategis Program Strategis Pembahasan (40%)
•Metodologi Pengendalian dan Pemantauan/
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Metodologi Evaluasi
•Penyajian dan Pengolahan Data
No. URAIAN KEGIATAN OUTPUT AK PELAKSANA •Analisis Hasil Pengendalian dan Pemantauan/
Hasil Evaluasi
41 Menyusun Disain Instrumen dan Dokumen Evaluasi Rencana 2,55 JFP Ahli
Arahan Pelaksanaan Evaluasi Pembangunan Jangka Menengah/ Madya Penutup (30%)
Rencana Pembangunan Jangka Sektoral •Simpulan analisis
Menengah/ Sektoral •Rekomendasi Hasil Pengendalian dan Pemantauan/
Hasil Evaluasi
42 Melaksanakan Evaluasi Rencana Dokumen Evaluasi Rencana 3,60 JFP Ahli
Pembangunan Jangka Panjang/ Lintas Pembangunan Jangka Panjang/ Lintas Utama Teknis Penulisan (10%)
•Struktur dan Sistematika Penulisan
Sektor/ Kawasan Sektor/ Kawasan
•Validitas Data, data yang disampaikan dalam tulisan
•Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik
• Penugasan terhadap Perencana untuk melakukan kegiatan Perencanaan dapat dilaksanakan secara
berkelompok atau tim dengan jumlah anggota tim sebanyak-banyaknya 4 (empat) orang.
• Setiap atasan langsung di dalam penugasan tertulis harus membedakan pembagian tugas setiap
anggota tim dimaksudkan untuk menghindari adanya anggota tim yang tidak berkontribusi di dalam
menyelesaikan penugasan.
• Anggota tim yang memiliki jenjang jabatan yang sama, mendapatakan nilai Angka Kredit yang sama.
• Anggota tim yang memiliki jenjang jabatan berbeda, mendapatkan nilai Angka Kredit sesuai dengan
jenjang jabatannya.
• Perolehan Angka Kredit disebabkan adanya perbedaan jenjang jabatan yang mempunyai variasi
jumlah Angka Kredit sebesar 0% (nol persen), 80% (delapan puluh persen), atau 100% (seratus
persen) dari jumlah Angka Kredit yang seharusnya.
Sumber: Kegiatan Pusbindiklatren Tahun 2021 (data diolah kembali) Jumlah Perkiraan Perolehan Angka Kredit 1,72
(I A3 = 0,12)
3. KEPMENPPN/Ka Bappenas
Fungsional Perencana.
Tentang Pedoman Penyelenggaraan
terutama setelah terbitnya PP No. 17 Tahun 2020.
No.: KEP.013/M.PPN/02/2003 DIKLAT Fungsional Perencana.
Sebagai dasar pertimbangan diperlukannya revisi antara lain karena relevansi yang sudah
Pada tahun 2021 setidaknya aka nada 3 regulasi terkait dengan pengelolaan JFP
yang akan direvisi karena terbitnya Permenpan No.4 Tahun 2021. Revisi tersebut
tidak sesuai dengan kondisi pengembangan JFP saat ini. Selain itu kompetensi dari perencana
menjadi penting mengingat relevansi yang sudah tidak sesuai dengan kondisi
pengembangan JFP saat ini dan juga kebutuhan substansi pengembangan JFP di pusat
sendiri juga harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan perencanaan di
dan daerah, Indonesia saat ini.
Sumber: Kegiatan Pusbindiklatren Tahun 2021 (data diolah kembali) Jumlah Perkiraan Perolehan Angka Kredit 1,72
(I A3 = 0,12)
Lampiran SKP
Pemberhentian dalam dan dari Jabatan
3. KEPMENPPN/Ka Bappenas
Fungsional Perencana.
Tentang Pedoman Penyelenggaraan
terutama setelah terbitnya PP No. 17 Tahun 2020.
No.: KEP.013/M.PPN/02/2003 DIKLAT Fungsional Perencana.
Sebagai dasar pertimbangan diperlukannya revisi antara lain karena relevansi yang sudah
Pada tahun 2021 setidaknya aka nada 3 regulasi terkait dengan pengelolaan JFP
yang akan direvisi karena terbitnya Permenpan No.4 Tahun 2021. Revisi tersebut
tidak sesuai dengan kondisi pengembangan JFP saat ini. Selain itu kompetensi dari perencana
menjadi penting mengingat relevansi yang sudah tidak sesuai dengan kondisi sendiri juga harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan perencanaan di
pengembangan JFP saat ini dan juga kebutuhan substansi pengembangan JFP di pusat
dan daerah, Indonesia saat ini.
Menyusun Rencana
Dokumen Rencana
pelaksanaan;
23 Pelaksanaan; kebijakan, 2.10 Ahli Madya
kebijakan, rencana dan
rencana dan program
program
Menyusun Perencanaan
Dokumen Perencanaan
Kebijakan
24 Kebijakan Strategis/ 4.60 Ahli Utama
Strategis/Program
Program Jangka Panjang
Jangka Panjang
LEMBAR PENILAIAN
• Identifikasi Masalah (10%)
• Metode Penelitian yang sesuai (15%)
• Pembahasan dan Analisis Masalah (25%)
• Kesimpulan (10%)
• Rekomendasi Kebijakan (15%)
• Manfaat topik untuk perencanaan
pembangunan (20%)
• Sistematika Penulisan (format, logika,
bahasa) (5%)
Abstract
2020 is the year of Covid-19, Indonesia feels the enormity of this pandemic in various aspects of LEMBAR PENILAIAN
development. The Indonesian economy during the year slowed down to minus 5.3 percent in the
second quarter of 2020 and in aggregate growth was minus 2.1 percent in 2020. The target of • Latar Belakang (15%)
development planning in the National Medium Term Development Plan (Rencana Pembangunan
Jangka Menengah/RPJMN) 2020-2024 was revised through the updating of the Government Work Plan • Analisis dan Pembahasan (30%)
(Rencana Kerja Pemerintah/RKP) in 2020, with the main priority of overcoming Covid-19. Then
development began to be intensified in 2021 to pursue national priority targets that were abandoned • Pilihan Kebijakan (25%)
due to Covid-19. The 2020 State Budget allocates around IDR 937.42 trillion for the prevention of
Covid-19, including the accumulated APBD (Regional Revenue and Expenditure Budget) IDR 86.32
trillion, which makes the deficit financing for that year reach IDR 1,226.8 trillion. The Covid-19 • Rekomendasi Kebijakan (20%)
pandemic control policy through Large-Scale Social Restrictions Policy (Pembatasan Sosial Berskala
Besar/PSBB) has had ups and downs, especially when coupled with the new normal policy. The Policy • Koherensi Laporan (10%)
for Limiting Micro Community Activities (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat/PPKM) as a
substitute for PSBB was implemented in early February and the parallel national vaccination program is
expected to support accelerated development as outlined in the RKP 2021. In 2021, the Covid-19
pandemic is still high in the world, and the acceleration of development proclaimed by the government
gets a stretch of road that extends to be traversed.
Sumber: https://journal.bappenas.go.id/index.php/jpp/article/view/181
• Pemerintah
Indonesia perlu
merumuskan tindak
lanjut untuk
perbaikan kebijakan.
https://www.thejakartapost.com/paper/2020/12/04/ https://mediaindonesia.com/weekend/368454/pemerasan-
bribery-sextortion-for-public-services-rampant-in- seksual-indonesia-tertinggi-di-asia
indonesia-survey.html
MENUMBUHKAN KREDIBEL BERKUALITAS PUSBINDIKLATREN BAPPENAS-2021 42
• Policy brief ini disusun menggunakan metode analisis deskriptif.
• Data-data yang diperoleh dari berbagai laporan, media, maupun kebijakan
Pemerintah Indonesia menjadi bahan untuk menganalisis dokumen Global
Corruption Barometer 2020.
• Kesimpulan dari analisis tersebut menjadi bahan penyusunan rekomendasi
untuk perbaikan kebijakan.
Kinerja Pemerintah dalam melakukan pemberantasan korupsi - Pada rentang pelaksanaan survey dimaksud (15
dianggap stagnan. Juni-24 Juli 2020), tidak banyak penindakan
-49% responden menilai tingkat korupsi di Indonesia meningkat terhadap perkara korupsi sehingga hal tersebut
selama satu tahun terakhir. mungkin mempengaruhi penilaian kinerja
-Lebih dari 90% responden merasa korupsi di tubuh pemerintah pemberantasan korupsi.
merupakan masalah besar, jauh di atas rerata Asia (74%).
- Di sisi lain pada akhir 2020 kinerja
pemberantasan korupsi meningkat melalui
pengusutan beberapa kasus besar seperti
Asuransi Jiwasraya, Jaksa Pinangki, suap ekspor
benih lobster Menteri KKP, suap perizinan
rumah sakit Wali Kota Cimahi, Korupsi dana
bansos oleh Menteri Sosial.
DPR dipersepsikan sebagai Lembaga terkorup di - Berdasarkan data KPK, sejak 2004-2021 tindak pidana korupsi yang
Indonesia. dilakukan oleh anggota DPR/DPRD adalah 281.
(https://www.kpk.go.id/id/statistik/penindakan/tpk-berdasarkan-
Institusi paling korup menurut responden: profesi-jabatan )
•Legislatif (51%)
•Pemda (48%) - Mengacu pada UU No. 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD
•Pemerintah Pusat (45%) pasal 236 dan 237, anggota DPR yang terlibat korupsi akan diganti
•Kepolisian (33%) apabila sudah berkekuatan hukum tetap (inkracht) atau yang
bersangkutan mengundurkan diri.
1 dari 3 responden mengaku pernah ditawari untuk - Terjadinya politik uang bisa disebabkan oleh
menjualbelikan suaranya ketika Pemilu, baik pemilihan beberapa faktor diantaranya; 1) keterbatasan
Presiden, Legislatif, dan Kepala Daerah selama lima tahun ekonomi, 2) rendahnya Pendidikan, 3) kebiasaan
terakhir. dan tradisi
-Tingkat vote buying di Indonesia (26%) hampir dua kali lipat - Strategi Nasional Pencegahan Korupsi belum
rerata Asia (14%). Mayoritas responden mengaku pernah menyentuh sektor korupsi politik berdasarkan
ditawari dalam frekuensi dari satu sampai dua kali. Rapor Pelaksanaan Stranas PK (TII, 2020).
-Koruptor yang diproses KPK banyak yang berlatar belakang - Peran ASN juga sangat diperlukan dalam
sebagai politisi dan pejabat publik. mendukung terciptanya ASN yang bertintegritas
yang bebas dari pengaruh politik. Dengan
-Pada Agustus 2020, KASN mencatat bahwa 490 PNS tidak
dikeluarkannya SE No.22 Tahun 2021 tentang
netral dalam pemilu dan 372 diantaranya diberikan sanksi Peningkatan Integritas yang ditujukan untuk
karena tidak bersikap netral. mengingatkan seluruh ASN di Indonesia agar tetap
menjaga integritas dalam menjalankan tugas agar
tidak terjebak dalam praktik KKN.
Hampir 60% responden meyakini - Partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan
bahwa warga biasa dapat perlu ditingkatkan, termasuk dalam mengawal pelaksanaan
membuat perubahan dalam kebijakan. Jika ada potensi korupsi maka masyarakat
pemberantasan korupsi. diharapkan melapor.
- Kerahasiaan data dan keamanan perlu dijamin dalam setiap
-Presentase tersebut menurun
pelaporan baik melalui LAPOR maupun KPK whistleblower
dibandingkan GCB 2017 sebanyak
system.
78%
- Pers sebagai pilar keempat demokrasi berkontribusi
-61,4% responden takut ada mendorong peran warga negara untuk membuat perubahan
pembalasan jika melaporkan dalam pemberantasan korupsi.
kasus korupsi
- SKB penggunaan UU ITE yang dikeluarkan oleh APH dapat
menghindari adanya pembalasan dari suatu aduan.
Kurang dari setengah responden sadar bahwa • UU KIP menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana
dirinya memiliki hak atas akses informasi publik pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, proses
-Hak publik untuk mencari, memperoleh, pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu
memiliki, dan menyimpan informasi dengan keputusan publik.
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia
dijamin oleh UU 14/2008 tentang Keterbukaan • UU KIP memberi jaminan terhadap lima jenis hak atas informasi,
Informasi Publik (UU KIP). yaitu hak untuk mengetahui (right to know), hak untuk melihat dan
memeriksa (right to inspect), hak untuk mendapatkan Salinan
-Hanya 46% responden yang sadar bahwa
dokumen atau hak akses aktif (right to obtain the copy), hak untuk
mereka memiliki hak keterbukaan akses diinformasikan atau hak akses pasif (right to be informed), dan hak
informasi publik dari berbagai institusi dan untuk menyebarluaskan informasi (right to disseminate).
lembaga pemerintah.
• Indeks Keterbukaan Informasi Publik (IKIP) yang disusun Komisi
Informasi Pusat dapat menjadi alat untuk memetakan keterbukaan
informasi publik untuk menciptakan good governance, meningkatkan
pelayanan publik berkualitas, mencegah potensi terjadinya korupsi
sebagaimana target Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024.
6 Masyarakat perlu didorong Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang UU KIP, khususnya tentang bagaimana
mengetahui informasi publik mekanisme untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik,
atau kebijakan publik tertentu proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik.
agar dapat terlibat mencegah
korupsi.