Anda di halaman 1dari 30

Ici commence votre

présentation
DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK
 
Nama Ketua : Nurul Mutia Salisu 2021-83-094
Sekretaris 1 : Siti N Mutmainnah Wakan 2021-83-151
Sekretaris 2 : Maya Ningsi 2021-83-169
Anggota :
Amelya Ira Wati 2021-83-006
Amira Nafisah K. Udin 2021-83-012
Domida Davida Tiwery 2021-83-078
Danqiago I. Simanjuntak 2021-83-156
Fahila Rizky Mesfer 2021-83-167
Marliancy 2021-83-119
Merliancy 2021-83-120
Ragil Febriansyah 2021-83-086
Yusriana 2021-83-074
SKENARIO:
‘‘PNEUMONIA’’

Seorang wanita 65 tahun di rawat di RS (Rumah sakit) dengan pneumonia. Dia di rawat dengan
pemberian antibiotik intravena dan oksigen melalui kanula. Sebuah kateter foley di tempatkan di
kandung kemihnya. Pada hari ketiga di RS dia beralih ke antibiotik oral untuk mengantisipasi keluar
dari RS. Pada malam hari ke-3 di RS, dia mengalami demam dan takikardia. Kultur darah dan urin
dilakukan. Keesokan paginya, dia lesu dan sulit dibangunkan. Suhunya 35°C, tekanan darah 85/40 mm
Hg, denyut jantung 110x per menit, dan laju pernapasan 20 x menit. Saturasi oksigen 94% pada udara
ruangan. Pemeriksaan kepala dan leher biasa-biasa saja. Pemeriksaan paru tidak berubah sejak masuk,
dengan ronki di dasar kiri dada. Pemeriksaan jantung ditandai dengan ritme yang cepat tetapi teratur,
tanpa murmur, gallop, atau perikardial rubs. Pemeriksaan abdomen dalam batas normal. Ekstremitas
terasa hangat. Pemeriksaan neurologis non-fokal. Pasien dipindahkan ke ICU untuk penanganan dugaan
sepsis dan diberikan cairan intravena dan antibiotik. Kultur darah dan urin positif untuk batang gram
negatif.
1.2 Step I Identifikasi Kata Sukar dan Kalimat Kunci

a. Identifikasi kata sukar :


1. Pneumonia : Merupakan radang paru - paru di sertai eksudasi dan konsolidasi
2. Intravena : Intravena adalah metode pemberian obat melalui injeksi atau infus melalui vena.
3. Kanula : Selang yang digunakan untuk menyalurkan oksigen dan dipasang di hidung.
4. Urin : Cairan yang diekskresi oleh ginjal, disimpan dalam kandung kemih dan dikeluarkan
melalui uretra.
5. Takikardi : Takikardi denyut jantung yang cepat (abnormal)
6. Neurologis : Ilmu yang mempelajari tentang syaraf dan berbagai kelainan yang terjadi.
7. Kultur darah : Kultur darah merupakan metode pemeriksaan diagnostic untuk mendeteksi adanya
mikroorganisme di dalam darah.
8. Kateter : Sebuah pipa Panjang, ramping, dasn flaksibel terbuat dari bahan yang lentur dan dapat dilihat
dengan sinar X.
9. Sepsis : Respon mematikan dari sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi atau cedera. bagi kondisi
dimana bakteri menyebar ke seluruh tubuh tubuh melalui aliran darah dengan kondisi infeksi yang sangat
berat, bisa menyebabkan organ-organ tubuh gagal berfungsi dan berujung pada kematian.
10. Murmur : Bunyi auskultasi,terutama bunyi periodic berdurasi singkat dan berasal dari jantung atau
pembuluh darah
11. Gallop : Kelainan irama jantung atau perikardial rubs. bunyi jantung yang menyerupai bunyi derap
langkah kuda biasanya menandakan kondisi gagal jantung.
12. Ekstremitas : Anggota badan yang digunakan untuk mobilitas dengan kemampuanya untuk
memahami dan melakukan keterampilan motorik.
b. Identifikasi kata atau kalimat kunci :
1. Wanita 65 tahun di rawat di RS (Rumah sakit) dengan pneumonia.
2. Dirawat dengan pemberian antibiotic intravena dan oksigen melalui klanula.
3. Sebuah kateter foley di tempatkan di kandung kemihnya.

Ouah !
4. Pada malam hari ke-3 di RS, dia mengalami demam dan takikardia.
5. pemeriksaan neurologis non-fokal.
6. Suhunya 35°C, tekanan darah 85/40 mm Hg, denyut jantung 110x per menit, dan laju pernapasan 20 x menit. Saturasi
oksigen 94% pada udara ruangan.
7. Keesokan paginya terlihat lesu danCela pourrait être
la partie de la
sulit dibangunkan.
8. présentation où vous vous
Pemeriksaan abdomen dalam batas normal.
9. Ekstremitas terasa hangat. présentez, rédigez votre e-mail…
10. Pemeriksaan kepala dan leher biasa-biasa saja. Pemeriksaan paru tidak berubah sejak masuk, dengan ronki di dasar
kiri dada.
11. dugaan sepsis dan diberikan cairan intravena dan antibiotik.
12. Kultur darah dan urin positif untuk batang gram negatif.
13. Pemeriksaan jantung ditandai dengan ritme yang cepat tetapi teratur, tanpa murmur, gallop, atau perikardial rubs.
1.3 Step II Identifikasi Masalah
1. Apa itu pneumonia ?
2. Apa saja komplikasi pneumonia ?
3. Mengapa antibiotic oral digunakan untuk mengantisipasi keluar
dari rumah sakit ?
1.4 Step III Hipotesis Sementara
1. Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia merupakan proses
inflamasi pada alveoli paru-paru atau parenkim paru. Pneumonia merupakan proses inflamasi pada alveoli
paru-paru atau parenkim paru.
2. Efusi pleura, gagal napas, dan gagal ginjal. Pada pneumonia komplikasi yang muncul dapat berupa :
a. Infeksi aliran darah (bakteremia) terjadi akibat adanya bakteri yang masuk ke dalam aliran darah dan
menyebarkan infeksi ke organ-organ lain. Bakteremia berpotensi menyebabkan infeksi menyebar ke
beberapa organ lain dan mengakibatkan syok sepsis, yang bisa menyebabkan kematian.

b. Abses paru atau paru bernanah (empiema)

Penumpukan nanah bisa menyebabkan terbentuknya abses paru atau empiema. Pada beberapa keadaan,
kondisi ini dapat ditangani dengan pemberian antibiotik. Namun, jika tidak kunjung membaik,
diperlukan tindakan medis khusus membuang nanahnya.
c. Efusi pleura

Efusi pleura adalah kondisi ketika cairan memenuhi ruang di antara kedua lapisan pleura, yaitu selaput yang menyelimuti
paru-paru dan rongga dada. Efusi pleura merupakan kondisi berbahaya yang dapat menyebabkan penderitanya kesulitan
bernapas.

3. Di rumah sakit, penggunaan antibiotik yang tidak perlu atau berlebihan mendorong berkembangnya resistensi dan
multiple resisten terhadap bakteri tertentu yang akan menyebar melalui infeksi silang. Terdapat hubungan antara
penggunaan (atau kesalahan penggunaan) antibiotic dengan timbulnya resistensi bakteri penyebab infeksi nosokomial.
Resistensi tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat diperlambat melalui penggunaan antibiotik yang bijak. Hal tersebut
membutuhkan kebijakan dan program pengendalian antibiotik yang efektif. Penggunaan antibiotik yang terkendali dapat
mencegah munculnya resistensi antimikroba dan menghemat penggunaan antibiotik yang pada akhirnya akan mengurangi
beban biaya perawatan pasien, mempersingkat lama perawatan, penghematan bagi rumah sakit serta meningkatkan
kualitas pelayanan rumah sakit. Selain itu, penggunaan antibiotik yang tidak tepat oleh pasien meliputi ; ketidak patuhan
pada regimen terapi dan swamedikasi antibiotik dapat memicu terjadinya resistensi. Dalam hal ini Apoteker diharapkan
dapat berperan aktif dalam memberikan informasi, konseling dan edukasi kepada pasien secara individual ataupun kepada
masyarakat secara umum.
1.5 Step IV Klarifikasi Masalah dan Mind Mapping
1.6 Step V Learning objective
1. Patofisiologi terjadinya pneumonia
2. Gejala klinis pneumonia
3. Faktor apa yang dapat meningkatkan bakteri pneumonia
4. Klasifikasi pneumonia
5. Tatalaksana pneumonia
1.7 Step VI Belajar Mandiri
01
Patofisiologi terjadinya pneumonia
Pengertian Penyebab
pnemosistis pneumonia
02
Gejala Klinis Pneumonia
Gejala klinis:
4 zona pada daerah paru:
batuk, dahak purulen, demam
1. Zona luar
diatas 38 derajat celcius ataupun
memiliki Riwayat demam, jika 2. Zona permulaan konsolidasi
ditinjau dari pemeriksaan fisisnya 3. Zona konsolidasi yang luas
maka akan didapatkan ronki, dan 4. zona resolusi
mengalami leukositosis.
03
Faktor apa yang dapat
meningkatkan bakteri
pneumonia
kelembapan
Kurangnya pencahayaan
alami pada rumah

Suhu
Kebiasaan tidak
membersihkan rumah

Kebiasaan tidak membuka jendela


04
Klasifikasi pneumonia
Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan
epidemiologi :
Pneumonia komuniti

Pneumonia nosokomial

Pneumonia aspirasi
Pneumonia pada
penderita
immunocompromised
Résultats attendus
Mars
Malgré sa couleur rouge, Mars
est en fait un endroit
extrêmement froid

Mercure
C’est la planète la plus proche
du Soleil et la plus petite du Vénus
système solaire Vénus a un beau nom et est la
deuxième planète à partir du
Soleil
Klasifikasi pneumonia
berdasarkan kuman penyebab
Klasifikasi pneumonia
berdasarkan predileksi infeksi
Klasifikasi menurut Zul
Dahlan 2001 dalam Padila
(2013)
Berdasarkan factor
lingkungan
Berdasarkan sindrom klinis
05
Tatalaksana Pneumonia
Tatalaksana dilakukan pemberian antibiotik pada penderita
pneumonia didasarkan pada data mikroorganisme dan hasil uji
kepekaan (Irfan M, et al, 2013). Terapi empiris diberikan sampai
diperoleh data mikroorganisme. Sebanyak 10% pasien pneumonia
komunitas dalam perawatan di rumah sakit disebabkan oleh bakteri.
Pemilihan antibiotik secara empiris karena beberapa faktor yaitu
jenis mikroorganisme penyebab berdasarkan pola kuman setempat,
terbukti efektif, faktor risiko resisten antibiotik dan faktor
komorbid.
DAFTAR PUSTAKA

1. Gustawan, I. W., Arhana, B. N. P., Purniti, P. S., Subanada, I. B., & Wati, K. D. K. (2016). Pneumonia
Pneumosistis. Sari Pediatri, 9(5), 328-34.
2. Irwan. R, Reviono, Harsini. Korelasi Kadar Copeptin dan Skor PSI dengan Waktu Terapi Sulih
Antibiotik Intravena ke Oral dan Lama Rawat Pneumonia Komunitas. Jurnal Respirologi Indonesia.
2019;30(1):45p.
3. Darmawati AT, Sunarsih E, Trisnaina I. Hubungan faktor kondisi fisik rumah dan perilaku dengan
insiden pneumonia pada anak balita di wilayah kerja puskesmas pada anak balita di wilayah kerja
puskesmas Yosomulyo Kota Metro. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2016 Maret; 7(1):6-13.

4. Maysanjaya IMD. Klasifikasi Pneumonia pada Citra X-rays Paru-paru dengan Convolutional Neural
Network. J Nas Tek Elektro dan Teknol Inf. 2020;9(2):190–5. Muslim AS. Tatalaksana Pneumonia. J

Med Hutama. 2020;02(01):402–6.

Anda mungkin juga menyukai