Anda di halaman 1dari 48

TEKNOLOGI STERIL

RUANG PRODUKSI STERIL DAN TEKNIK


ASEPTIK

Pramono Abdullah ,Apt


Sterile Production
GMP Requirements for Sterile Products

 Mencegah dan meminimalkan resiko terjadinya


kontaminasi :

1. microbiological

2. particulate matter

3. pyrogen

PRAM-17
Sterile Production
ketentuan umum :

 Proses produksi di ruang bersih (clean areas).

 Ruangan harus mempunyai “standard kebersihan ruangan” .

 Udara yang terfiltrasi (Filtered air supplied )

 Airlocks yang terpisah untuk alur :


 Personel dan atau equipment
 Material / bahan baku produksi.

 Ruangan yang terpisah untuk:


 Peralatan dan sarana kerja ( tangki, filter housing, dan alat kerja lainnya )
 Ruang mixing , filling, sterilization, dll.

PRAM-17
Sterile Production

 Design ruangan :

1. Pemukaan yang terbuka harus mempunyai struktur :


 Lantai, dinding dan langit – langit harus, rata dan tidak boleh kasar.

 Tidak boleh ada lakukan tajam yang dapat menyimpan debu dan
kotoran dan dapat menyebabkan tumbuhnya mikroba.

 Dapat dengan mudah dibersihkan dan didesinfeksi.

 Tidak ada atap yang terbuka / bisa dibuka.

PRAM-17
Sterile Production
2. Instalasi pipa dan ducting tidak boleh terputus dan ada bagian –
bagian yang terbuka.

3. Tempat cuci (Sinks) dan drainasenya harus tersedia dengan baik dan
memenuhi syarat sbb :

 Mudah dibersihkan.

 Mudah disanitasi.

 Harus ada ruang udara ( contoh : leher angsa) / ‘air breaks’


untuk mencegah aliran balik air / udara kotor.

PRAM-17
Sterile Production

4. Ruang ganti pakaian .

 Design sama dengan airlocks


 Aliran udara tersaring dengan efektif.
 Pintu masuk dan keluar terpisah .
 Tersedia tempat untuk cuci tangan
 Interlocking system untuk pintu masuk dan keluar.
 Terpasang sistem peringatan dini / alarm dan harus jelas terdengar bagi personel
yang didalam.

5. Menggunakan udara yang terfilter untuk mempertahankan tekanan udara.

6. Pressure differential ( perbedaan tekanan udara antar ruangan ) berkisar 10


sampai 15 Pascales

PRAM-17
Sterile Production

7. Perlakuan khusus untuk bahan yang bersifat pathogenic, mempunyai toksisitas


tinggi dan bahan radioaktif .

8. Sistem udara terpisah dengan bagian lain.

9. Tersedia prosedur dekontaminasi untuk udara, equipment dan garment.

10. Kualifikasi pola aliran udara tidak boleh beresiko pada produk.

11. Warning system / alarm jika terjadi kegagalan supply udara.

12. Pressure indicators ( indicator tekanan udara ) – tercatat secara periodik.

PRAM-17
PEMBANGIAN RUANG PRODUKSI BERDASARKAN
JUMLAH PARTIKEL :

White area (Kelas I) / Grade A: Steril


Lebih kecil dari 100 partikel berukuran 0.5 µ / Ft3
Ruang pengisian / filling injeksi

White area (Kelas II) / Grade B: Steril


Lebih kecil dari 10.000 partikel berukuran 0.5 µ / ft3
Ruang persiapan / Koridor Injeksi

Grey area (Kelas III) / Grade C: bersih, non steril


Lebih kecil dari 100.000 partikel 0.5 µ / ft3
Ruang mixing,granulasi,cetak, kemas primer.

Black area (Kelas IV) / grade D: non steril


Tidak ada ketentuan jumlah partikel
Ruang kemas sekunder, Lab QC,Office dll

PRAM-17
Grade Jumlah maksimal partikel dan jumlah mikro bakteri per meter
kubik udara
Ruangan

0,5 µm 5µm Jumlah mikroorganisme

A 3500 0 <1

B 3500 0 10

C 350000 2000 100

D 350000 3000 200

PRAM-17
Sterile Production

Air Classification System

Grade At rest In operation


maximum permitted number of particles/m3
0.5 - 5.0 µm > 5 µm 0.5 - 5.0 µm >5µ
A 3 500 0 3 500 0
B 3 500 0 350 000 2 000
C 350 000 2 000 3 500 000 20 000
D 3 500 000 20 000 not defined not defined

PRAM-17
Sterile Production
Dua katagori proses untuk produk steril :

1. Terminally sterilized / proses dengan sterilisasi


akhir
 Mixing , filling dan sterilisasi.

2. Aseptic preparation / proses aseptik


 Kontrol ketat terhadap kontaminasi mikroba pada
setiap langkah proses produksi.

PRAM-17
Teknik Aseptik
 Adalah metode pembuatan produk steril dengan cara
penyaringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril
atau bahan baku steril yang diformulasikan dan diisikan ke
dalam pengemas steril dalam lingkungan terkontrol.

 Suplai udara, material, peralatan, dan petugas telah terkontrol


sedemikian rupa sehingga kontaminasi mikroba tetap berada
pada level yang dapat diterima dalam clean zone.

 Sediaan yang tidak disterilisasi akhir dibuat secara aseptik di


bagian aseptik dari bahan baku steril atau disterilkan dengan
penyaringan atau cara lain sebelum diisikan kedalam wadah
steril.

PRAM-17
PENUNJANG UNTUK TEKNIK ASEPTIK

Bangunan

Bangunan, langit – langit, dinding, lantai, tidak boleh


menyimpan dan mengeluarkan debu, tidak boleh kasar,
tidak boleh ada celah atau retak serta harus landai, tidak
ada sudut mati pada pertemuan antar sekat khususnya
untuk grey area dan white area.

Ruangan – ruangan dibuat terpisah dan memadai


sesuai kegiatan masing2.

Hilangkan lalulintas yangPRAM-17


tidak berguna.
PENUNJANG PROSEDUR
KERJA
SECARA ASEPTIK
RUANGAN

A. Dinding dan langit-langit


1. Dapat dicuci dengan desifektan
2. Tata letak efisien

B. Batasan jumlah partikel


1. Batasan yang ada  10, 100, 10.000, 100.000/ft3 .
2. Kelas 100  LAF

C. Udara
Jasad renik melekat pada partikel debu

D. Membersihkan dan mendesenfeksi ruangan dan peralatan

E. Uji ruang kerja ‘bersih’ (clean room) dan aseptik

PRAM-17
Pembagian Ruang kerja aseptik berdasarkan fungsinya :

1.Ruang Penyimpanan.
Digunakan untuk menyimpan bahan baku dan produk jadi / setengah jadi.

2.Ruang Pencucian.
Digunakan untuk preparasi dalam persiapan produksi atau kemasan produk.

3.Ruang Preparasi.
Digunakan untuk preparasi peralatan yang digunakan, penimbangan dan
penyimpanan bahan baku obat dan bahan tambahan, tempat penyimpanan bahan
kemas primer steril .
 Ruang preparasi ini bisa lebih dari satu ruangan tergantung pada kebutuhan.

4.Ruang steril.
Ruang yang disiapkan untuk proses produksi obat steril. Obat atau bahan obat
yang akan diproduksi harus dipastikan dalam kondisi tidak terkontaminasi.

5.Ruang pengemasan.
Digunakan untuk melakukan pengemasan produk jadi.
PRAM-17
PENUNJANG PROSEDUR KERJA SECARA
ASEPTIK
FASILITAS DAN PERALATAN

Peralatan
 Harus mempunyai disain, kapasitas dan kontruksi yang sesuai dengan tujuan
dan penggunaanya.

 Tidak boleh terbuat dari bahan yang reaktif (dapat bereaksi) dengan bahan
baku.

 Mudah dibersihkan.

 Setiap peralatan harus mempunyai program dan prosedur pembersihan dan


pemeliharaan

 Peralatan berskala / alat ukur dan timbangan harus selalu dikalibrasi secara
rutin.

PRAM-17
FASILITAS DAN PERALATAN
 Setiap mesin memiliki nomor pengenal dan log book
tersendiri.

Log book harus memuat al :

 Kapan mesin itu digunakan terakhir kali.


 Untuk produk apa dan Batch No berapa mesin digunakan
 Kapan mesin diperbaiki dan ada penggantian apa
 Kapan mesin dibersihkan
 Siapa yang membersihkan
 Bagaimana cara pembersihannya (harus ada SOP/protab)
 Setelah dibersihkan, mesin dan peralatan harus diberi penandaan
bahwa itu sudah bersih.

PRAM-17
FASILITAS DAN PERALATAN

Pemeliharaan alat sangat penting !!!!!!


Agar peralatan tetap berfungsi aman
dan efisien.
Semua peralatan yang tidak digunakan
harus disimpan dalam keadaan bersih.

PRAM-17
Fasilitas dan Peralatan

 Conveyer belts merupakan bagian yang harus diwaspadai sebagai


sumbar kontaminan partikel dan mikroba.

 Effective sterilization of equipment

 Mesin dan peralatan kerja apabila dilakukan perbaikan diluar ruang


steril harus dilakukan sterilisasi dahulu sebelum digunakan.
 Peralatan / tools juga harus disterilkan.

 Harus ada rencana maintenance, validation and monitoring untuk :


 Equipment, air filtration systems, sterilizers, water treatment
systems

PRAM-17
Fasilitas dan Peralatan

 Water treatment plants dan system distribusinya harus


mempertimbangkan :

 Design, konstruksi dan kapasitas.


 Prosedur Operational dan maintenance
 Monitoring dan Testing program
 Water for Injection (WFI) / Aqua Pro Injeksi

 Produksi, penyimpanan dan distribusi harus selalu dicegah terhadap


pertumbuhan mikroorganisme.
 Harus berada dalam sirkulasi pada 80 0 C + 40C

PRAM-17
Personnel / Pekerja

Syarat: sebelum memasuki white area,


pakaian harus diganti dengan pakaian baru
yang dicuci dan disterilkan untuk
mengurangi pencemaran mikroba dan
partikel.

PRAM-17
Personnel / Pekerja

 Jumlah personel yang bekerja diusahakan seminimal


mungkin terutama pada proses aseptis.

 Inspeksi dan kontrols dilakukan dari luar area.

 Training kepada seluruh personel yang meliputi proses


cleaning, pemeliharaan. Manufakturing, hygiene ,
microbiology pada awal kerja dan secara regular.

PRAM-17
Personnel / Pekerja

 Baju dari luar tidak boleh dipakai diarea A. B. dan C

 Baju kerja harus diganti setiap paruh waktu kerja atau sekali
sehari ( tetapi harus disupport dg data ), termasuk masker dan
sarung tangan.

 Desinfeksi sarung tangan secara periodik selama kerja ( tiap 30


menit )

 Pakaian kerja steril harus dicuci terpisah dengan pakaian kerja


non steril.
 Tidak diperkenankan memakai kosmetika dan perhiasan.

PRAM-17
Pelaksanaan:

1. Ganti pakaian di ruang ganti pakaian 1

2. Karyawan memasuki ruang ganti pakaian 2 setelah


kaki menginjak keset yang mengandung
desinfektan  tangan dan lengan dicuci dengan
desinfektan, lalu dikeringkan dengan pengering
tangan otomatik  kaki dicuci dengan sabun, lalu
dibasuh dengan desinfektan.

3. Pakaian steril, penutup kepala, penutup mulut


steril dipakai, kaca mata pelindung dipakai pada
tahap akhir.

PRAM-17
Environmental Monitoring

Microbiological

 Air samples
 Surface swabs
 Personnel swabs

PRAM-17
Environmental Monitoring

Physical
 Particulate matter

 Differential pressures

 Air changes, airflow patterns

 Clean-up time/recovery

 Filter integrity / test kebocoran filter.

 Temperature and relative humidity

 Airflow velocity

PRAM-17
Sanitation
 Dilakukan secara periodik melalui proses cleaning pada area yang telah
ditentukan.

 Ada program sanitasi yang tertulis

 Regular monitoring untuk mendeteksi adanya strains dari microorganisme


yang resisten.

 Chemical disinfection

 Monitoring dari disinfectants dan detergents yang digunakan.

 Pembersihan ulang untuk ;


 Tangki dan peralatan bersih yang sudah disimpan
beberapa lama Harus di restirilisasi ulang sebelum
digunakan kembali di ruang Grade A atau Grade B.
PRAM-17
Sanitation

 Monitoring “clean areas”

 Monitoring personnel dan permukaan tempat kerja setelah proses aseptik


dijalankan .

 periodik monitoring pada area dimana dilakukan proses aseptik yang meliputi :
 Settle plates, volumetric air samples, surface sampling (swabs and contact
plates)
 Metode sampling harus tidak boleh menyebabkan terjadinya kontaminasi.

 Hasil monitoring dijadikan pertimbangan untuk release produk yang sedang


dibuat.

PRAM-17
Processing

 Minimise contamination – pada seluruh tahapan proses sebelum


seterilisasi dan selama proses berlangsung .

 Minimize activities
 Pergerakan personel harus terkontrol.
 Pergerakan yang terlalu banyak akan memicu terjadinya kontaminasi
mikroba dan partikel asing.

 Temperature and humidity comfortable / harus nyaman bagi personel.

 Ruangan terbebas dari peralatan dan bahan-bahan yang tidak


diperlukan.

PRAM-17
Processing
 Validasi– mutlak dan harus dilakukan untuk proses.

 Aseptic process validation: Sterile media fill (“broth fills”)


 Simulate actual operation – intimate as closely as possible
 Simulate worst expected condition
 Use appropriate medium/media
 Sufficient number of units - e.g. equal to batch size (small batches)
 acceptable limit
 investigations
 Revalidation: periodic and after change

 New processing procedures validated


 Revalidation after significant changes
 And regular intervals

PRAM-17
Processing

 Water sources, water treatment systems and treated water

 Regular Monitoring regularly


 Physical
 Chemicals
 Biological contamination
 Endotoxin

 Water specification
 Records of results and action taken

PRAM-17
Processing

 Tangki , peralatan dan mesin produksi harus :

 Tidak mengeluarkan partikel asing ( fibre dll ).


 Tidak menimbulkan rekontaminasi setelah pembilasan akhir.
 Steril (sterilized) ketika digunakan di area aseptic.

 Gas yang digunakan pada proses produksi dan kontak dengan


produk harus dilewatkan filter steril.

PRAM-17
Processing

 Bioburden monitored
 Products: sebelum disterilkan.
 Solutions/larutan produk yg akan di filter sebelum
filling .
 Pressure release outlets – hydrophobic microbiological
air filters

 Bahan baku awal – harus diminimalkan dari kontaminasi


mikrobiologi .

PRAM-17
Processing

 Time intervals: Components, bulk containers, equipment


 Washing , drying dan sterilization; mempunyai masa
penggunaan (self life).
 Interval waktu sependek mungkin.
 Jangka waktu tervalidasi

 Time intervals: Product


 Sejak dumulainya proses pencampuran / pembuatan larutan
sampai produk disterilkan / filtration.
 Interval waktu sependek mungkin untuk menhindari
pertumbuhan mikroba.
 Set waktu Maximum untuk setiap produk .

PRAM-17
DENAH RUANG PRODUKSI PRODUK STERIL
TANPA STERILISASI AKHIR ( ASEPTIK )

R. Pengisian ( Filling Room )


Air Lock
G Grey Area
R R.
Filling Area.
E R. ( Under LAF )
Penyimpana Packing
Y n bahan
kemas
primer steril

R.
Penyimpana Koridor ruang steril
n bahan
R. Pencampuran R Autoclav sekunder
baku produk
steril.
A R. Ganti 2 Air Lock ruang

R R. ( Mixing Room ) steril

Penimbanga R. Preparasi /
E n bahan
baku produk R. Ganti 1 R. Cuci alat persiapan alat-
alat
A steril

Alur Personel
Koridor grey area

Area Produksi Non Steril


PRAM-17
DENAH RUANG PRODUKSI PRODUK STERIL
DENGAN STERILISASI AKHIR

Air Lock R.
Grey R. Penyimpanan R. Pengisian
bahan baku produk R. Packing
Area steril. ( Filling Room ) Inspeksi
dan sekunder
Koridor
seleksi
Black
R. Filling Area.
G R. Penimbangan Pencampuran ( Under LAF ) Areal
R. Preparasi /
R bahan baku produk
steril Autoclav persiapan
E ( Mixing Room ) alat-alat’

Y
R. R. Air
Lock R. Cuci
Gant Gan
ruang
i1 ti 2 steril Oven ampul/vial/bo
tol

Koridor grey area


A
R
E
A Area Produksi Non Steril
PRAM-17
PRAM-17
Membersihkan dan mendesinfeksi ruang kerja dan
peralatan

 Tujuan: menghilangkan kontaminasi jasad


renik dan debu yang timbul pada waktu
ruang kerja digunakan.
 Sumber kontaminasi:
 Udara (jasad renik dan tetesan air)
 Pekerja (kulit, aliran yang keluar dari
lengan dan kaki)
 Bahan baku (umumnya yang berasal
dari alam)
 Peralatan (pada permukaan)

PRAM-17
Kontaminasi silang

Partikel
Berupa serbuk halus yang dapat berasal dari debu udara, kain,
logam, serat, rambut, kulit dll.

Mikroba
Berupa bakteri / mikro organisme yang sangat kecil
dan tidak dapat dilihat oleh mata.
Berasal dari manusia ( tangan, kuku, rambut, mulut),
peralatan/mesin, udara atau air yang tidak bersih.

PRAM-17
Kontaminasi silang dapat disebabkan oleh :
Kelalaian manusia
Label , box, brosur salah
kesalahan analisa
Kesalahan sistem
Sistem saluran udara yang tidak baik.
Partikel berterbangan di udara.

Merupakan pelanggaran yang fatal !!!!!!!

PRAM-17
Uji ruang kerja ‘bersih’ (clean room) dan aseptic

1. Uji kebocoran filter dengan aerosol –


fotometer
2. Uji kontaminasi partikel, untuk
mengetahui jumlah dan ukuran partikel,
syarat kelas 100 atau 10.000
3. Uji tekanan udara, suhu, dan
kelembaban
4. Uji kecepatan aliran udara
5. Uji mikrobiologi (swab test)

PRAM-17
Desinfeksi adalah cara untuk menghilangkan atau merusak
mikroorganisme yang dapat menyebabkan kerusakkan
tertentu atau menyebabkan infeksi .

Antiseptik :
Adalah desinfektan yang digunakan untuk merusak
mikroorganisme berbahaya pada manusia dan hewan.

PRAM-17
BAHAN – BAHAN KIMIA YG DIGUNAKAN SEBAGAI DESINFEKTAN.

1. Alkohol : etil alkohol ( 60% - 90% )


Mekanisme  denaturasi protein

Keuntungan :
Daya bunuh cepat dengan sifat bakterisidal, tuberkolosidal, fungisidal
dan virusidal.

Kerugian :
Perlu waktu kontak minimum 5 menit untuk mencapai tingkatan
desinfektan.
Mudah menguap dan terbakar.
Terinaktivasi oleh materi organik
Tidak memiliki aktivitas residual
Tidak bersifat sporisidal / tidak membunuh spora.

PRAM-17
BAHAN – BAHAN KIMIA YG DIGUNAKAN SEBAGAI DESINFEKTAN.

2. Halogen Clorida ( Na-hipoklorit )


Mekanisme  denaturasi protein, inhibisi reaksi enzimatik dlm sel dan
inaktifasi asam nukleat.
Keuntungan :
Daya bunuh cepat terhadap mikroorganisme gram positif dan gram
negatif dengan sifat bakterisidal, tuberkolosidal, fungisidal dan virusidal.
Dosis:
o50 ppm dpt membunuh bakteri vegetative, virus HIV
o200 ppm dapat membunuh virus-virus lain
o500 ppm dapat membunuh Hepatitis B
o1000 ppm dapat membunuh Mycobacterium TBC
Kerugian :
Perlu waktu kontak minimum 5 menit untuk mencapai tingkatan
desinfektan.
Korosif terhadap alat dan wadah
Terinaktivasi oleh materi organik
Tidak bersifat sporisidal
PRAM-17
BAHAN – BAHAN KIMIA YG DIGUNAKAN SEBAGAI DESINFEKTAN.

3. Glutaraldehid
Mekanisme kerja  membunuh mikroorganisme melalui proses alkilasi
protein.
Pada konsentrasi 2%, pH 7.5-8.5 bertindak sebagai High Level
Desinfectant (HDL) yg berarti dapat membunuh semua mikroorganisme
kecuali sejumlah spora bakteri tertentu.

Keuntungan :
bakterisidal, tuberkolosidal, fungisidal ,virusidal dan sporisidal.
Waktu yg dibutuhkan antara 10 – 30 menit, sedangkan proses sterilisasi
perendaman memerlukan waktu hingga 10 jam.

Kerugian :
Bau menyengat
Dapat menguap
Konsentrasi 0,2 ppm dpt menyebabkan iritasi mata dan saluran
pernafasan
Dapat menyebabkan mual dan muntah apabila ventilasi ruangan buruk
PRAM-17
Tidak mempunyai kemampuan membersihkan
BAHAN – BAHAN KIMIA YG DIGUNAKAN SEBAGAI DESINFEKTAN.

4. Hidrogen peroksida.
Mekanisme kerja  menyerang membran lipid mikroorganisme

Pada konsentrasi 6%, pH 7.5-8.5 bertindak


sebagai High Level Desinfectant (HDL)
yg berarti dapat membunuh semua mikroorganisme kecuali sejumlah spora
bakteri tertentu.

Keuntungan :
bakterisidal, tuberkolosidal, fungisidal ,virusidal dan sporisidal.

Kerugian :
Dapat dipengaruhi pH

5. Formaldehid
Mekanisme kerja  menginaktivasi mikroorganisme melalui reaksi alkilasi
terhadap gugus amino dan gugus sulfhidril pada protein.

PRAM-17
BAHAN – BAHAN KIMIA YG DIGUNAKAN SEBAGAI DESINFEKTAN.

5. Formaldehid

Mekanisme kerja  menginaktivasi mikroorganisme melalui reaksi alkilasi


terhadap gugus amino dan gugus sulfhidril pada protein.

Keuntungan :
bakterisidal, tuberkolosidal, fungisidal , dan virusidal
Sporisidal ( 8% formaldehida dlm 70% alkohol ).

Kerugian :
Terinaktivasi oleh materi organik
Potensial karsinogen
Menimbulkan uap yg mengiritasi
Korosif

Formaldehid (Formol) sudah tidak boleh dipakai sebagai desinfektan di


industri farmasi karena sifat toksiknya
PRAM-17
BAHAN – BAHAN KIMIA YG DIGUNAKAN SEBAGAI DESINFEKTAN.

6. Fenol

Mekanisme kerja  penetrasi terhadap dinding sel dan mengendapkan protein sel .
Fenol dapat digunakan untuk melakukan desinfeksi dinding, lantai dan permukaan meja
(permukaan keras).

Keuntungan :
Spektrum luas ,bakterisidal gram positif dan gram negatif, tuberkolosidal, fungisidal ,
dan virus lipofilik.
Toleransi cukup baik terhadap beban organik dan air sadah.
Mempunyai aktifitas residual.

Kerugian :
Terinaktivasi oleh materi organik
Tidak bersifat sporisidal
Korosif terhadap karet dan sebagian plastik

PRAM-17

Anda mungkin juga menyukai