Anda di halaman 1dari 13

ALIRAN HASRAT DAN PENGETAHUAN :

IMPLENTASI ANTHROPOLOGY OF
BECOMINGS DALAM PERJALANAN HIDUP
PRAKTISI BDSM DI JAKARTA DAN
BANDUNG
Mutiara/1606916346
Latar Belakang
• BDSM merupakan istilah yang memayungi beberapa
spektrum yang erat kaitannya dengan seksualitas,
erotisme, dan gaya hidup.
• Praktisi BDSM di Indonesia masih dilihat sebagai
kelompok yang menyimpang dan berbahaya.
• Terdapat aliran hasrat dan pengetahuan yang
membentuk identitas para praktisi.
• Edukasi menjadi nilai penting yang diamalkan oleh
para praktisi BDSM.
Masalah Penelitian Pertanyaan Penelitian

BDSM di Indonesia menjadi • Bagaimana proses para praktisi


sangat kompleks dan menarik mendapatkan pemahamannya
untuk dibahas karena diskusi tentang BDSM?
yang dianggap tabu dan sangat • Bagaimana para praktisi BDSM
jarang dibawa ke dalam narasi di Indonesia memaknai dirinya
mainstream di ruang publik. sebagai praktisi BDSM?
Signifikansi Penelitian
Dengan menggunakan pendekatan becomings dan konsep mengenai
deteritorialisasi, penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan
fenomena yang berimplikasi pada proses kreativitas dan salah satu
jalan untuk bertahan hidup diantara kompleksitas nilai dan norma
yang diatur oleh kekuasaan.
Kerangka
Konseptual
BECOMINGS
(BIEHL AND LOCKE, 2010)

DETERITORIALISASI
(DELEUZE, 1987)
Metode Penelitian

• ETHNOGRAPHY
• VIRTUAL ETHNOGRAPHY
• In-depth Interview

• OBSERVASI
BDSM 101
KINKS AND FETISH

SADOMASOKISME
ROLES

RULES AND VALUE

BDSM

KOMUNITAS DI INDONESIA
• Budaya populer memiliki andil besar dalam memperkenalkan
seseorang ke ranah bdsm
• Terdapat kesamaan nilai atau common sense di setiap individu
yang terlibat dalam kegiatan BDSM
• Para praktisi BDSM melihat bahwa terus mengedukasi diri sendiri
sebagai sebuah jalan hidup agar terus dapat melakukan kegiatan
yang mereka senangi secara bertanggung jawab.
• Hasrat membawa mereka dalam proses belajar yang mungkin
akan terus dilakukan hingga waktu yang tak terhingga.
Identitas dan
• Pengetahuan dilihat sebagai alat untuk mengembangkan diri, Subjektifitas Para
mengafirmasi identitas, dan melawan stigma.
• Komunitas digunakan sebagai sarana belajar, ruang aman, berbagi Praktisi BDSM
informasi, dan untuk sebagian kecil orang bahkan dapat menjadi
tempat mencari uang.
• Meskipun terdapat shared value yang diamini oleh para praktisi,
selalu ada subjektifitas dalam memaknai hidup sebagai seorang
praktisi BDSM
Becomings:
• Interaksi informan dengan budaya • Paparan intensitas peristiwa yang
Memandang BDSM populer jepang, buku bacaan, dan hadir sebelum mereka lahir atau
tontonan membawa mereka ke bahkan sebelum konsep BDSM di
sebagai Fenomena pengetahuan tentang BDSM hingga era modern dicetuskan membuat
munculah hasrat dan kreatifitas mereka terlibat dalam proses
Sosial yang menimbulkan kreatifitas dan becoming, sebagai praktisi BDSM.
perubahan.
• Para praktisi secara
sadar mengamini • Faktor affective mendorong para
bahwa mayoritas informan mencapai deteritorialisasi
menentang kegiatan sebagai praktisi BDSM tanpa
• Pos-pos peristiwa yang dialami
yang mereka lakukan, intervensi kepentingan dari individu
oleh para praktisi mempunyai
mereka menerima atau kelompok lain.
keunikan masing-masing yang
keadaan tersebut menimbulkan adanya
sebagai sebuah • Praktisi BDSM tidak secara ajaib
subjektifitas ketika berbicaara
fenomena sosial dan menginisiasi atau menciptakan
tentang pemaknaan jati diri
berusaha beradaptasi identitasnya.
mereka.
atas kehendaknya
sendiri.
• Hasrat yang tumbuh seiring
berjalanannya ruang dan
waktu menjadi elemen dari
sebuah proses pembentukan
The Unfinished: • Kemampuan praktisi BDSM identitas.
untuk beradaptasi sangatlah • Praktisi BDSM dalam
Fleksibilitas Manusia penting ketika mereka penelitian ini membangun
dihadapkan dengan identitasnya tanpa ada garis
dalam Fenomena lingkungan, respons, dan finish yang jelas.
keadaan yang berbeda-beda. • Kedua informan memiliki
moment of surprise dan
figure of surprise yang juga
mempunyai andil
membentuk mereka menjadi
seperti saat ini.
Kesimpulan

• Para praktisi BDSM dalam penelitian ini mulai terpapar pengetahuan tentang
BDSM sejak kecil dan mulai mengasosiasikan hal tersebut dengan kegiatan
seksual ketika remaja menuju dewasa.
• Komunitas BDSM merupakan wadah penting bagi para praktisi sebagai ruang
yang aman dari stigma.
• Pendekatan becomings membuat kita dapat memahami proses yang panjang dan
sangat dinamis yang dialami kedua informan, hingga deteritorialisasi yang
mereka alami.
• Hasrat merupakan elemen kunci yang dapat membuat semua ini terjadi dan akan
terus bergerak, berkembang hingga mungkin dapat mendobrak batas-batas yang
ditetapkan oleh sekelompok orang yang berkuasa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai