Anda di halaman 1dari 28

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(K3)
LABORATORIUM
 Laboratorium (disingkat lab) adalah
tempat riset ilmiah, eksperimen,
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah
dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat
untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara
terkendali.
 Laboratorium tidak harus berupa gedung
tapi juga dapat berupa kebun atau
lapangan
Jenis laboratorium :
 Lab. Pendidikan: pengajaran
 Lab. Penelitian (ilmiah) :
penelitian/pengembangan ilmu
 Lab. Pengendalian proses: QC
 Lab. pengembangan produk : R&D
 Lab. pelayanan jasa

 Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan


menurut disiplin ilmunya, misalnya
laboratorium fisika, laboratorium kimia,
laboratorium biokimia, laboratorium
komputer, dan laboratorium bahasa.
Laboratorium ilmiah dapat
ditemukan di sekolah atau
universitas, industri, fasilitas
pemerintah atau militer dan
bahkan dalam kapal atau
pesawat luar angkasa
Laboratorium Kimia
 Laboratorium kimia dapat
dikategorikan sebagai laboratorium
basah (Wet laboratory atau Wetlab).
 Laboratorium basah digambarkan
sebagai laboratorium tempat bahan
kimia, obat-obatan, bahan biologi
atau material lain yang diuji
memerlukan air, ventilasi langsung
dan penggunaan pipa.
Laboratorium kimia pada umumnya
terbagi atas :
 Laboratorium kimia dasar
 Laboratorium kimia analitik
 Laboratorium kimia anorganik
 Laboratorium kimia organik
 Laboratorium kimia fisik
 Laboratorium biokimia

Laboratorium Pengujian Mutu


PPPPTK Pertanian
Disain Fisik Laboratorium
 Laboratorium khususnya laboratorium kimia
menyimpan potensi bahaya yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja jika tidak
direncanakan dengan baik.
 Kecelakaan kerja ini dapat dicegah dan
dihindari jika faktor-faktor penting
direncanakan dan dilakukan dengan tepat,
seperti disain gedung dan peralatan, pelatihan,
pengawasan serta pengetahuan umum yang
dimiliki personel mengenai bahaya yang
mungkin terjadi dan mengenai prinsip-prinsip
pencegahan dan perlindungan dari bahaya.
 Disain fisik bangunan dan peralatan
dibuat sedemikian rupa dengan
mempertimbangkan aspek
keselamatan kerja, aspek efisiensi dan
efektifitas kerja dan prinsip-prinsip
tata letak ruangan maupun peralatan.
Dari aspek keselamatan kerja, disain fisik
laboratorium dan peralatan yang baik
harus dapat menghindari terjadinya:
1. Bahaya kebakaran (karena kerja, bahan
kimia, gas, listrik dil)
2. Bahaya ledakan
3. Bahaya keracunan gas berbahaya
4. Bahaya terkena larutan kimia keras/
berbahaya
5. Bahaya terkontaminasi mikroorganisme
berbahaya
6. Bahaya radiasi
 Jenis dan tingkat bahaya yang
mungkin timbul tergantung dari
kegiatan yang dilakukan oleh
laboratorium tersebut. Bahaya-
bahaya tersebut dapat disebabkan
oleh jaringan arus listrik yang tidak
baik, bahan kimia yang mudah
terbakar dan mudah meledak, gas-
gas kimia volatil, rnikroorganisme
patogen dan bahan-bahan radioaktif.
 Mencegah bahaya-bahaya ini tidak
saja ditujukan untuk keselamatan
pekerja di laboratorium tersebut,
tetapi juga ditujukan untuk
keselamatan aset (peralatan,
bangunan dan dokumen) dan untuk
keselamatan penduduk yang tinggal
di sekitar laboratorium tersebut.
Konstruksi Bangunan
Konstruksi bangunan laboratorium yang diusulkan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Harus kuat, kokoh (tahan getaran, hujan, angin dan
gempa)
 Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding, jendela dan
pintu harus tahan api (minimum ¾ jam) dan cipratan
bahan kimia
 Bahan lantai sebaiknya dari keramik (tidak porous) atau
bahan lain yang tidak licin, tahan tumpahan bahan-
bahan/ larutan kimia, mudah dibersihkan dengan baik
serta dengan kemiringan atau sistem transmisi yang
baik.
 Khusus dinding yang berdekatan/berhimpitan dengan
meja kerja sebaiknya dilapisi dengan bahan keramik atau
bahan lain yang tahan api dan cipratan bahan kimia.
 Mengingat lokasi laboratorium dengan arus
lalu lintas yang padat maka faktor getaran dan
kebisingan perlu diperhatikan pada konstruksi
bangunannya. Beberapa peralatan/ instrumen
mungkin peka terhadap kedua faktor ini.
Selain itu getaran mekanis dan kebisingan
berpengaruh pula terhadap kesehatan
manusia. Getaran mekanis yang tidak teratur
intensitas maupun frekuensinya dapat
mengganggu tubuh yaitu mempengaruhi
konsentrasi kerja, mempercepat datangnya
kelelahan dan dapat menimbulkan penyakit
seperti gangguan pada mata, syaraf,
peredaran darah, otot-otot dan lain-lain.
Kebisingan dalam jangka panjang dapat
menggangu ketenangan bekerja, merusak
pendengaran dan dapat menimbulkan
kesalahan komunikasi.
 Untuk jendela sebaiknya digunakan
bahan-bahan yang tahan terhadap
korosi (karena pengaruh asam kuat)
 Jika memungkinkan maka
diperlukan lahan untuk perluasan
laboratorium
 Tata letak ruangan dan fasilitas
dirancang sedemikian rupa agar
kegiatan laboratorium efisien dan
agar kegiatan supervisi/pengawasan
berlangsung lebih baik.
 Letak atau lokasi peralatan/instrumentasi berpengaruh
terhadap kebutuhan energi, pendinginan udara dan
kelembaban udara. Ruangan untuk
instrumentasi/peralatan dapat disediakan secara terpisah.
 Untuk menghindari akumulasi gas-gas kimia, debu dan
panas, pada konstruksi bangunan perlu disediakan
ventilasi
 Area yang terpisah perlu disediakan untuk bahan-bahan
kimia, alat-alat gelas, silinder gas dan larutan yang
mudah terbakar.
 Perlengkapan laboratorium sebaiknya dari metal yang
tahan terhadap larutan kimia.
 Dalam membangun laboratorium perlu pula disediakan
ruangan untuk personel seperti kantor, ruang rapat,
kamar mandi dan toilet, dapur dan ruang makan, mushola
dan ruang tamu. Selain itu perlu disediakan ruang-ruang
khusus seperti ruang penyimpanan contoh dan ruang
dokumen
TATA RUANG LABORATORIUM
KIMIA

 -Bentuk ruangan
 -Bagian-bagian
 -Perlengkapan kemudahan/fasilitas
 -Posisi bangunan terhadap bangunan
yang lain
LOKASI LABORATORIUM
1. TATA RUANG TETAP
 Tidak terletak di arah angin yang dapat
mengakibatkan pencemaran udara
 Jarak terhadap sumber air yang dapat mengakibatkan
pencemaran air
 Saluran pembuangan yang dapat mengakibatkan
pencemaran sumber air penduduk
 Jarak dengan gedung lain dilengkapi dengan ventilasi
dan penerangan alami
 Mudah dikontrol dari segi keamanan dan potensi
kebakaran
 Luas ruangan cukup per personel
 Pintu dan jendela dapat terbuka lebar dan mengarah
keluar
 Lantai rata dan tidak licin
2. TATA RUANG TIDAK TETAP
Penempatan benda-benda yang mudah
untuk dipindahkan dengan memperhatikan:
 Keamanan untuk menghindari kecelakaan
 Kemudahan untuk memudahkan pencarian
 Keleluasaan agar leluasa bergerak
 Keindahan pemandangan di lab
 Sifat kekimiaan untuk menghindari kontak korosif
antar logam
 Sifat biologi untuk mencegah kemungkinan
tumbuhnya jamur atau cacing
Benda laboratorium yang mudah
dipindahkan

1.Meja
 Tinggi meja tidak kurang dari 85 cm
 Mudah dipindah/dipasang atau
permanen
 Lengkapi dg pipa gas, instalasi listrik,
pipa air dan bak cuci.
 Bila perlu dilengkapi dengan kursi
2. Lemari
 Lemari untuk menyimpan peralatan
listrik, model, peralatan sederhana,
mikroskop dan arsip/dokumen
 Lemari di gudang peralatan/bahan yang
terbuat dari besi, kayu dan plastik
3. Benda lain dari lab yang merupakan
tata ruang tidak tetap
 Alat pemadam kebakaran, botol reagen,
bangku, dll
 Sarana pendukung lain seperti papan
tulis, grafik, Standard Operational
Procedure, dll
Hal yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan (manajemen) lab:

 Struktur organisasi lab


 Desain lab
 Jenis peralatan/instrumen
 Staflab : uraian tugas setiap personel harus
jelas
 Pelatihan/training staf lab
 Keselamatankerja
 Akreditasi
Laboratorium berdasarkan struktur ruangan
1.Susunan terbuka
 Semua pekerjaan dilakukan dalam satu ruang
terbuka
 Interaksi antar staf lab terjalin dengan baik
 Contoh: lab pendidikan

2. Susunan bersekat
 Untuk lab pelayanan jasa dan pengembangan produk
 Contoh: lab pelayanan jasa

3. Susunan campuran
 Umumnya ada satu lab yang memiliki banyak
fungsi sehingga ada kombinasi tata ruang terbuka
dan bersekat
PENGELOLAAN FASILITAS
LABORATORIUM
1. Peralatan :
 Peralatan gelas meliputi penyimpanan,
penggunaan, peminjaman, tanggung
jawab
 Instrumentasi meliputi penempatan,
perawatan, penggunaan, pelabelan,
status
 Rekaman data meliputi pemeliharaan,
kerusakan, perbaikan, modifikasi berupa
kartu, buku, data base
2. Lingkungan kerja
 Memberikan rasa nyaman
 Tenang dan tertib
 Tersedia ruang administrasi

3. Pencahayaan ruangan
 Alami: tergantung pada fungsi ruang
 Buatan

4. Ventilasi
 Mendapatkan sirkulasi udara yang baik
 Alami dengan luas area terbuka > 10%
 Buatan dengan penggunaan exhouser, blower (dalam
lemari asam)
 Pemeriksaan minimanl 3 bulan sekali disertai tindak
lanjut
5. Temperatur dan kelembaban
 Tujuan khusus: biokimia, peralatan, bahan
 Ruangberpendingin, humidifier

6. Sumber energi
 Mencukupi untuk semua kegiatan
 Penyediaan genset
 Pemeliharaan

7. Persediaan air
 Air merupakan kebutuhan pokok
 Mencukupi kebutuhan
 Bak cuci dengan air mengalir
 Termasuk aquadest
9. Akses ke ruang
 Keamanan
 Kerahasiaan(data pengujian/kalibrasi)
 Pemeliharaan ruangan
8.Meja kerja
 Bahan kuat
 Halus dan rata
 Kedap air
 Tahan bahan kimia
 Mudah dibersihkan
 Pengaturan jarak : tidak mengganggu
kegiatan personal lain
Tata Tertib Laboratorium Kimia
1.Harus memakai JAS LAB.
2.Mengisi buku tamu
3.Mengisi LOG BOOK instrumentasi
jika menggunakannya
4.Menjaga kebersihan, ketertiban dan
keamanan lab
5.Mengajukan IJIN jika bekerja di luar
jam kerja
6.Tidak bersenda gurau, makan dan
minum di Lab
Pakaian di Laboratorium
 Jas Lab dari bahan katun
 Mengenakan sepatu yang menutup/melindungi
kaki
 Mengenakan kaca mata pelindung
 Bila bekerja dengan bahan kimia berbahaya
gunakan sarung tangan
 Sebaiknya tidak mengenakan lensa kontak
 Tidak mengenakan celana pendek

Anda mungkin juga menyukai