Anda di halaman 1dari 21

Oleh

Drs. Bambang Pramudyanto, M.Si.

Disampaikan pada Diklat Penyetaraan Pejabat Pengawas


Lingkungan Hidup
Di Batam, 4 Mei 2011
Penyelenggara Pusdiklat Kementerian Lingkungan Hidup

PUSDIKLAT KEMENTERIAN
LINGKUNGAN HIDUP
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
UU PPLH 32/2010 Psl 21 : Ketentuan mengenai kriteria baku
kerusakan LH
 Kriteria baku kerusakan ekosistem pesisir dan laut :
 KEPMEN LH 04/2001  Terumbu Karang
 KEPMEN LH 200/2004  Padang Lamun
 KEPMEN LH 201/2004.  Mangrove

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 Pengendalian


Pencemaran dan /atau Perusakan Laut
 Pasal 19, PP 19/1999 Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut
(penanggung jawab kegiatan harus mengizinkan PPLH untuk melakukan
pengawasan
Selain hal tersebut, ketentuan maupun beberapa hal yang dipersyaratkan
dalam perizinan dan Dokumen Amdal, UKL & UPL maupun dokumen
lingkungan lainnya dapat dipakai sebagai dasar dalam melakukan
pengawasan lingkungan.
Contoh bentuk kerusakan
pesisir (mangrove)
CONTOH KASUS :
PERUSAKAN
LINGKUNGAN

Kegiatan penambangan yang


melanggar batas kawasan
lindung/hutan lindung dan akhirnya
merusak ekosistem pantai/pesisir
Abrasi pantai Tirtamaya
1. Strategi, Tujuan dan Sasaran Pengawasan
a. Strategi
b. Tujuan
c. Sasaran Pengawasan

2. Tolok Ukur Ketaatan

3. Kerangka Kerja Operasional


a. Tahap Persiapan
b. Tahap Pelaksanaan dan pasca pelaksanaan
1. Strategi, Tujuan dan Sasaran Pengawasan
a. Strategi merupakan serangkaian tindakan atau pendekatan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan, secara efektif dan efisien melalui proses yang syah dan
absah.

b. Tujuan pengawasan lingkungan hidup adalah untuk memantau, mengevaluasi


dan menetapkan status ketaatan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan
terhadap kewajiban yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan di
bidang pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta
kuwajiban untuk melakukan pengelolaan lingkungan dan pemantauan
lingkungan seperti yang tercantum dalam dokumen Amdal atau UL dan UPL atau
persyaratan lingkungan yang tercantum dalam izin terkait.

c. Sasaran Pengawasan lingkungan LH adalah mendapatkan data dan informasi


secara umum berupa fakta-fakta yang menggambarkan kinerja atau status
ketaatan suatu usaha dan atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan
dibidang pengendalian pencemaran lingkungan dan/atau kerusakan lingkungan,
serta perizinan yang terkait.

c. Ruang lingkup Pengawasan meliputi : aspek perundang-undangan, perizinan dan


aspek kesiagaan dan tanggap darurat.
2. Tolok Ukur Pengawasan

a. Keberhasilan pengawasan lingkungan diindikasikan oleh


perolehan data dan informasi faktual mengenai tingkat
ketaatan.
b. Tolok ukur ketaatan adalah jika perusahaan taat pada
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
pengendalian kerusakan pesisir dan laut serta ketentuan
yang tercantum dalam izin.
3. Kerangka Kerja Operasional Pengawasan

Tahap Persiapan

- Identifikasi kegiatan yang merusak pesisir/laut


- Penentuan Target Operasi (TO)
- Menghimpun data (Amdal, Izin, kawasan lindung,
bantaran sungai, hasil pengawasan sebelumnya, dll.)
- penyusunan rencana kerja, sampling, check list
- persiapan bahan dan peralatan
- kalibrasi alat
- Kelengkapan administrasi, transportasi, logistik, alat
TAHAP PERENCANAAN PENGAWASAN LINGKUNGAN

Pembuatan
checklist

Pembuatan
Pengumpulan Koordinasi surat tugas
peraturan dan Perencanaan
konsultasi pengambilan
contoh dan
Pembuatan persiapan
Pengumpulan Analisis Pembuatan Penyusunan
peralatan
rencana Tim
data sekunder data yang analisis
kerja dan Pemeriksa
terkumpul sasaran
jadwal
Pemberitahuan
pemeriksaan ke
pabrik (bila Pengurusan
Pembuatan perlu) administrasi
Pengumpulan analisis
informasi tugas keuangan,
lainnya dll.
Observasi
lapangan pra
pemeriksaan
TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN PENGAWASAN LINGKUNGAN

Pengambil
Pengumpulan
an contoh
dan
pemeriksaan
dokumen
pabrik
Analisa
Pemeriksaan parameter
proses tertentu
produksi (pengukura Pertemuan
Izin masuk n lapangan penutup
Pemberang dan Observasi tingkat
Pembagian Pemeriksaan Pemb dengan
katan Tim pertemuan awal ke Kegia kerusakan,
Tim ke IPAL dan uatan petugas/pe
Pemeriksa awal dengan lingkungan tan dll.)
dalam unit saluran limbah Berita nanggung
ke lokasi petugas pabrik pemer
kecil pabrik Acara jawab
pabrik pabrik iksaan
Pengambil pabrik
Pemeriksaan an
Limbah padat Gambar/
dan B3 photo

Pemeriksaan Pembuatan
emisi udara peta/sketsa

Pencatatan
pelanggaran
dan temuan
lainnya

Investigasi sungai, Wawancara


Bila terjadi kasus pencemaran pantai, laut, atau dengan
lingkungan yang penduduk
tercemar
TAHAP SETELAH PELAKSANAAN PENGAWASAN/PASCA PENGAWASAN

Surat
pemberitahuan
hasil
pengawasan ke
pabrik
Pembuatan
surat
permohonan
analisis contoh
Hasil Pemberian
Pengiriman analisis Sanksi
contoh ke contoh
laboratoriu Administrasi
Di kantor Pembuatan m
(setelah Berita Acara
melakukan pengiriman dan
penerimaan Pembahasa Langkah
pemeriksaan) Pembuatan
as contoh Evaluasi
data
n dengan
Tim dan Laporan
tindak
lanjut
Penyelesaian
Sengketa
nara Lingkungan
Memasukka
sumber
n dokumen
ke almari
Penanganan data
dokumen dan
data yang
diperoleh
Dilakukan
Memasukkan
data ke Langkah
komputer Penegakan
Hukum Pinada
dan atau
Perdata
DI KANTOR

1. PENGIRIMAN CONTOH KE LABORATORIUM


- PELAJARI DATA HASIL PENGUKURAN KERUSAKAN
LINGKUNGAN DI LAPANGAN
- BANDINGKAN DENGAN KRITERIA
BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN

2. PENGELOLAAN DATA YANG DIPEROLEH


- PHOTO SEGERA DICETAK
- MASUKKAN DATA KE KOMPUTER
- FILE DOKUMEN YANG RAPI

3. RAPAT INTERN/DISKUSI INTERN


4. PEMBUATAN LAPORAN
- GUNAKAN BAHASA YANG JELAS DAN RINGKAS
- LAPORAN SEOBYEKTIF MUNGKIN
- TULIS BERDASAR FAKTA YANG ADA
- LAPORAN DISAMPAIKAN KE ATASAN DISERTAI
USULAN LANGKAH TINDAK
- BILA PERLU PRESENTASIKAN DIHADAPAN PIMPINAN
a. PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
2) Tujuan Pelaksanaan Pengawasan
b. KEGIATAN LAPANGAN
c. FAKTA DAN TEMUAN LAPANGAN
d. ANALISIS YURIDIS/KETAATAN
e. KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK
LANJUT
f. LAMPIRAN
Penutup

(1) Pengawasan kerusakan pesisir dan laut meliputi


kegiatan perencanaan pengawasan, pelaksanaan dan pasca
pengawasan
(2) Dalam Pengawasan kerusakan pesisir dan laut gunakan
kriteria baku kerusakan , persyaratan dalam izin, ketentuan
dalam RKL/RPL untuk mengevaluasi hasil pengawasan
(3)Perlu adanya rencana strategi pengawasan kerusakan
pesisir an laut setiap tahun dan buat laporan tingkat
ketaatan/compliance report
(4)Lakukan training terhadap SDM yang ada, dan buat
Keputusan Walikota/Bupati atau Perda yang berkaitan
dengan Pengawasan lingkungan dan tindak lanjutnya, (al.
Sanksi administrasi (denda), sanksi perdata
LATIHAN
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Amarta menerima pengaduan dari LSM
bernama Yayasan BUMI LESTARI mengenai adanya kerusakan mangrove
akibat kegiatan penambangan Biji Besi yang dilakukan oleh PT. Sinar Jaya di
Pulau Dampo, Kabupaten Indrapura. Berdasarkan pengaduan Lingkungan
tersebut kemudian dilakukan pengawasan lingkungan dalam rangka verifikasi
masalah kerusakan lingkungan yang diadukan oleh LSM tersebut.
Pengawasan ini dilakukan oleh PPLHD BLH Provinsi Amarta bersama-sama
dengan PPLHD BLH Kabuten Indrapura . Data perusahaan yang melakukan
penambangan dan gambaran kasusnya sbb :
-Nama Perusahaan adalah PT. Sinar jaya di Kabuten Indrapura. Perusahaan
ini melakukan penambangan biji besi di Pulau Dampo. Lokasi penambangan
berada di wilayah pesisir pulau tersebut. Perusahaan ini telah mempunyai izin
usaha penambangan dan telah memiliki dokumen lingkungan yang lengkap
dan sudah disetujui oleh Komisi Amdal di Provinsi Amarta. Kapasitas
penambangan 50.000 ton biji besi/hari. Luas penambangan yang diizinkan 300
Hektar. Biji Besi yang ditambang diekspor ke China.
-Yayasan Bumi Lestari melaporkan bahwa PT. Sinar Jaya telah menambang
biji besi tidak sesuai izin lokasi yang diberikan.
LATIHAN
- Saat ini perusahaan dilaporkan oleh LSM telah menambang seluas 370
Hektar dan telah merambah kawasan hutan bakau di pulau tersebut
yang akhirnya banyak tanaman bakau yang mati dan rusak.
- Hasil pengawasan lapangan yang dilakukan PPLHD didapatkan data
hasil pengawasan sebagai berikut:
a. Luas penambangan yang diizinkan 300 Hektar, namun perusahaan
telah menambang seluas 345 Hektar. Jadi telah melanggar izin
Penambangan yang dikeluarkan oleh Dinas Pertambangan Kabupaten
Indrapura.
b. Kedalaman tambang yang diizinkan maksimal 20 meter, namun
kenyataannya kedalaman tambang telah mencapai 32 meter.
c. Penambangan juga telah merambah hutan bakau, padahal pada
dokumen Amdalnya menyebutkan bahwa penambangan tidak berada di
areal hutan bakau.
d. Hasil pengukuran tingkat kerusakan bakau : Luas Penutupan bakau
sebesar 37 % , Kerapatan pohon bakau sebesar 672 pohon bakau per
Hektar. Pengukuran dilakukan oleh peneliti dari Laboratorium sumber
daya alam universitas Negeri Jaya Dwipa, bernama : Dr. Ir. Arianto.
LATIHAN
TUGAS :
- Peserta Diklat sebagai PPLHD ditugaskan melakukan pengawasan
lingkungan terhadap perusahaan ini dalam rangka verifikasi atas
pengaduan LSM.
- Buat Check list yang akan digunakan untuk pengawasan tersebut.
- Buat laporan pengawasan dengan temuan akhir yang telah disebutkan
di atas. Lakukan analisis yuridis berdasar kriteria baku kerusakan
mangrove dan peraturan perundang-undangan lainnya.
- Masing-masing membuat sendiri laporan hasil pengawasan sesuai
ketentuan yang diatur pada Lampiran II, Kepmen LH No. 56 Tahun 2002
BAHAN ACUAN

Lampiran I
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor : 201 Tahun 2004
Tanggal: 13 Oktober 2004

KRITERIA BAKU KERUSAKAN MANGROVE

Kriteria Penutupan (%) Kerapatan (pohon/ha)

Baik Sangat Padat > 75 > 1500


Sedang >50 – < 75 > 1000 – < 1500

Rusak Jarang < 50 < 1000


Pramudyanto@gmail.com
081284547635

Anda mungkin juga menyukai