Antara lain :
- Pembuangan limbah illegal
- Tidak mengelola limbah B3
- Kualitas air limbah atau emisi gas
buang/emisi udara melebihi baku mutu
- Tidak mempunyai Ijin pembuangan PENCEMARAN
air limbah DAN/ATAU
- Tidak melakukan self monitoring
- Tidak melaporkan hasil self monitoring PERUSAKAN
- Tidak melaporkan kapasitas produksi LINGKUNGAN
dan debit air limbah
- Tidak mempunyai alat ukur debit
- Tidak mempunyai ijin penyimpanan
sementara limbah B3
- dan lain-lainnya
PROPORSI KEGIATAN
PENGAWASAN LINGKUNGAN
1. KEGIATAN PERSIAPAN PENGAWASAN (30 %)
- Didalam
- Diluar
Pertemuan Melakukan
Membuat Berangkat awal dengan
Ke Lokasi Pengawasan
Perencanaan pihak
Pengawasan Lingkungan
perusahaan
Analisis
Langkah Laboratorium Pertemuan
Tindak Lanjut Dan Kembali Ke
Penutup
Pengawasan Pembuatan Kantor
Laporan
?
PERDA/KEP-GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA TERKAIT
Hasil Pengawasan Lingkungan
Peraturan perundang-undangan
bidang lingkungan hidup berkaitan
dengan pengendalian pencemaran
air
penaatan
PEMERINTAH
Sanksi
Pasal 109:
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan tanpa memiliki izin
lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1), dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar) rupiah dan paling
banyak Rp. 3.000.000.000,00 (tiga milyar rupiah)
Pasal 76:
(1)Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanksi administratif
kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam pengawasan
ditemukan pelanggaran terhadap izin lingkungan.
(2)Sanksi administratif terdiri atas: a. Teguran tertulis; paksaan pemerintah;
pembekuan izin lingkungan, atau d. Pencabutan izin lingkungan
Melanggar peraturan perundang-undangan bidang
lingkungan hidup yang berkaitan dengan
pengendalian pencemaran air dapat dikenakan
sanksi administrasi, perdata dan atau pidana yang
diatur dalam UU No. 32/Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
PP 82 TAHUN 2001
Pasal 48, Memberi kewenangan Bupati/Walikota untuk menjatuhkan
sanksi administrasi
Pasal 49, Memberi kewenangan Bupati/Walikota/Menteri untuk
menerapkan paksaan pemerintahan atau uang paksa
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 77, UUPPLH
Menteri dapat menerapkan sanksi administratif
terhadap penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan jika Pemerintah menganggap
pemerintah daerah secara sengaja tidak
menerapkan sanksi administratif terhadap
pelanggaran yang serius di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup.
SANKSI ADMINISTRASI
•KEPMEN LH
NO.56/2002
Teguran
•KEPMEN LH (dalam rangka
NO.57/2002
•KEPMEN LH pembinaan)
NO.58/2002
Sanksi
Pasal 114:
Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang tidak
melaksanakan paksaan pemerintah dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu
milyar) rupiah
Pasal 100:
(1)Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi,
atau baku mutu gangguan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. 3.000.000.000,00 (tiga milyar)
rupiah
(2)Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
dikenakan apabila sanksi administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi
atau pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali
Pelanggaran
terhadap Izin Ps. 76 s/d Ps.83
Lingkungan UU PPLH
Menteri
Gubernur
Bupati/Walikota
PELANGGARAN PERATURAN BIDANG
LINGKUNGAN ??!!!!!!!!
Kinerja
Pengelolaan
Lingkungan Teguran !!!!
Penyelesaian Penyelesaian
sengketa melalui sengketa
pengadilan Di Luar Pengadilan
• Mediasi, negosiasi,
• Gugatan Biasa arbitrase
• Legal Standing LSM • Sukarela
• Legal Standing Pem • Win-win solution
• Class Actions
• Strict Liability
Penyelesaian Sengketa Lingkungan
SANKSI PIDANA
MAJELIS
JPU HAKIM
GABUNGAN TUNGGAL
Back up
Ahli dari KLH
PUTUSAN PENGADILAN PERKARA PIDANA
12 Centra Medika Depok Dir & Mngr PPNS KLH & Polres Perc/2005
13 Senayan Sandang Dir & Mngr PPNS Jabar & Polda Perc/2004
14 Multi Growth Dir & Mngr PPNS Jabr & Polda Perc/2004
15 Gladiatex Mngr Polda Jabar Perc/2003
16 Kahatex Dir PPNS Jabar & Polda Perc/2004
17 ITM Dir Polres Cibabat Bbs/2002
18 Guru Indonesia Dir Polda Metrojaya Perc/2004
19 Padjadjaran Dir & Mngr PPNS Jabar & Polda Perc/2004
20 Internusa Dir & Mngr PPNS Sumut On
21 Everbright Mngr Polda Riau slagh/02
22 Adei Plantation Dir PPNS Jabar & Polres 8 bln/2002
23 Sinar Makin Mulya Cimahi Perc/2005
Perampasan keuntungan yang
diperoleh dari tindak pidana;
Penutupan seluruh atau
sebagian tempat usaha
Terhadap badan dan/atau kegiatan;
usaha dapat Perbaikan akibat tindak
dikenakan pidana pidana;
tambahan atau Pewajiban mengerjakan apa
tindakan tata yang dilalaikan tanpa hak;
tertib berupa: dan/atau;
Penetapan perusahaan di
bawah pengampuan paling
lama 3 (tiga) tahun.
Penutup
Pengawasan Lingkungan dilakukan untuk mengetahui tingkat
ketaatan usaha dan/atau kegiatan terhadap peraturan LH.
Tindak lanjut pengawasan adalah membuat surat kepada pihak
yang diawasi mengenai tingkat penaatannya. Jika ada
pelanggaran dapat ditindak lanjuti dengan pembinaan atau
penerapan saksi administrasi, pidana dan/atau gugatan perdata.
Untuk pelanggaran baku mutu air limbah, baku mutu emisi atau
baku mutu gangguan harus dijatuhkan dahulu dengan sanksi
administrasi sebelum menerapkan sanksi pidana kecuali
pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali, . (Ps.100)
Hasil pengawasan dapat langsung ditindak lanjuti dengan
penerapan sanksi pidana dan/atau gugatan perdata antara lain
yang berkaitan dengan B3 atau kerusakan lingkungan.
Saran : kembangkan dahulu sanksi administrasi, kemudian jika
tidak taat baru diterapkan bentuk sanksi lainnya. Selanjutnya
buat peraturan daerah atau keputusan Gub/Bupati/Walikota
untuk mendukung pengawasan lingkungan dan tindak lanjutnya.
Kami ingin lingkungan
yang indah, bersih dan
lestari
LATIHAN
Kita akan melakukan pengawasan terhadap pabrik gula. Lokasi kegiatan
disekitar kebun tebu sebelah utara Kabupaten Martapura. Pada jarak 70 meter
dari kegiatan pabrik mengalir sungai besar bernama Sungai Matar. Pabrik Gula ini
menggunakan proses sulfitasi. Data kegiatan/usaha tersebut sbb :
-Nama Perusahaan adalah PT. SAPRON di Kabuten Martapura. Kapasitas
Produksi 150 ton produk gula per hari. Jumlah karyawan pabrik 1200 orang.
Perusahaan ini telah memperoleh ijin pembuangan air limbah ke Sungai Matar
dari Bupati Kabupaten Martapura. Dalam izin tersebut dipersyaratkan kadar air
limbah yang diizinkan di buang ke Sungai Matar : BOD 60 mg/l (0,3 kg/ton)
COD 100 mg/l (0,5 kg/ton), TSS 50 mg/l (0,25), pH 6,0 – 9,0 Debid limbah
maksimum yang boleh dibuang sebanyak 5,0 m3/ton produk gula. Catatan :
Ketentuan dalam ijin pembuangan air limbah, mengacu pada Baku Mutu
Limbah Cair No. 51/1995.
-Pada saat dilakukan pengawasan, dilakukan pengambilan sampel air limbah
yang dibuang ke Sungai Matar. Hasil analisis laboratorium, air limbah tersebut
kandungan COD 300 mg/l (1,5 kg/ton), TSS 150 mg/l (0,75 kg/ton). Hasil
pengukuran debit air limbah sebesar 8,0 m3/ton produk gula.
-Perusahan tidak pernah melaporkan catatan debit harian dan produksi
bulanan senyatanya kepada Bupati maupun kepada kepala BLH Kabupaten
Martapura. Selain itu, tidak memasang alat ukur debid limbah cair.
LATIHAN
TUGAS :
- Peserta Diklat ditugaskan melakukan pengawasan lingkungan
terhadap kegiatan ini, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
ketaatan perusahaan terhadap peraturan dibidang lingkungan hidup.
- Atas pelanggaran yang dilakukan perusahaan sarankan pada atasan
untuk dijatuhkan sanksi administrasi berupa teguran atau paksaan
pemerintahan (pilih salah satu). Selanjutnya buat Konsep Surat
Sanksi administrasi untuk teguran atau paksaan pemerintahan
tersebut.
- Dasar pengenaan sanksi administrasi adalah UUPPLH No. 32/tahun
2009, PP 82/2001, Baku Mutu Limbah Cair/ketentuan dalam izin dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait.
Terima Kasih
pramudyanto@menlh.go.id
Menlh.go.id
HP. 081284547635