Anda di halaman 1dari 27

Penanggung Jawab Pengendalian

Pencemaran Air

HENRI WIBOWO, ST, ME


2021
BIODATA
Nama : HENRI WIBOWO, ST. ME
Pendidikan : - S1 Teknik Lingkungan
- S2 Ekonomika Pembangunan
Pekerjaan : 1). Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi (PPLH & PPNS)
2). Dosen : Universitas Batanghari Jambi
Fakultas Teknik Kaprodi Teknik Lingkungan
3). Asesor Aktif LH di LSP Lalinsa & LHN
4). Anggota Komisi Penilai Amdal Kota Jambi (AMDAL A, B, C )
5). Narasumber di Berbagai LPK Bidang LH
Sertifikat
Kompetensi

3
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP
HENRI WIBOWO, ST, ME
2021
DASAR HUKUM

 UU No. 32 TH 2009 Tentang Perlindungan Dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup
 UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
 PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelengaraan Perizinan
Berusaha berbasis resiko penganti PP No 24 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
secara Elektronik (OSS) yang terkait dengan Perizinan
Lingkungan
 PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelengaraan
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang –Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang PPLH dan UU No. 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja

Pasal 1.
 Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi
alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahateraan
manusia serta makhluk hidup lain.
 Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian , peliharaan ,
pengawasan, dan penegakan hukum
Pencemaran lingkungan
hidup adalah masuk atau Kerusakan lingkungan
dimasukkannya makhluk hidup adalah perubahan
hidup, zat, energy, dan langsung dan/atau tidak
/atau komponen lain ke langsung terhadap fisik,
dalam lingkungan hidup kimia, dan /atau hayati
oleh kegiatan manusia lingkungan hidup yang
sehingga melampaui baku melampaui kriteria baku
mutu lingkungan hidup kerusakan lingkungan
yang telah ditetapkan hidup
Undang –Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang PPLH dan UU No. 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja

Pasal 4. Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan


hidup meliputi;
a. Perencanaan
b. Pemanfaatan
c. Pengendalian
d. Pemeliharaan
e. Pengawasan
f. Penegakan hukum

Pasal 13.
(1) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka
pelestarian lingkungan hidup.
(2) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Pencegahan
b. penanggulangan
c. pemulihan
(3) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1)
dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan sesuai
dengan kewenanagan, peran dan tanggung jawab
masing-masing.
Undang –Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang PPLH dan UU No. 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja

Instrument Pencegahan
Pasal 14. Instrumen pencegahan Pencemaran
dan atau kerusakan lingkungan hidup terdiri
atas:
a. KLHS Pasal 22.
b. tata ruang (1) Setiap usaha dan kegiatan yang berdampak penting
terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal.
c. baku mtu lingkungan (2) Dampak penting ditentukan berdasarkan
d. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup a. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena
e. amdal dampak rencana usaha dan/atau kegiatan
b. luas wilayah penyebaran dampak
f. UKL-UPL c. intensitas dan lamanya dampak langsung
g. perizinan d. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang
h. instrument ekonomi lingkungan hidup terkena dampak
e. sifat kumulatif dampak
i. peraturan perundangan-undangan berbasis f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
lingkungan hidup g. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu
j. anggaran berbasis lingkungan hidup ppengetahuan dan teknologi
k. analisis risiko lingkungan hidup
l. audit lingkungan hidup, dan
m. instrument lain dengan kebutuhan
dan/ atau ilmu pengetahuan
Undang –Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang PPLH dan UU No. 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja

Perizinan Berusaha salah satu Instrument penting dalam pencegahan


pencemaran/kerusakan LH
Pasal 34
1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting
terhadap Lingkungan Hidup wajib memenuhi standar UKL-UPL.
2) Pemenuhan standar UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dinyatakan dalam Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
3) Berdasarkan Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat
(2),Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
menerbitkan Perizinan Berusaha, atau persetujuan Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah.
4) Pemerintah Pusat menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan
yang wajib dilengkapi UKL-UPL.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai UKL-UPL diatur dalam
Peraturan Pemerintah
Undang –Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang PPLH dan UU No. 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja

Perizinan Berusaha salah satu Instrument penting dalam pencegahan


pencemaran/kerusakan LH

Pasal 35
1) Usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi
UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat
(2) wajib membuat surat pernyataan kesanggupan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang di
integrasikan kedalam NIB.
2) Penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
terhadap kegiatan yang termasuk dalam katagori
berisiko rendah..
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai surat pernyataan
kesanggupan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup diatur dalam peraturan
Pemerintah
Undang –Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang PPLH dan UU No. 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja

Perizinan Berusaha salah satu Instrument penting dalam pencegahan


pencemaran/kerusakan LH

Pasal 37

Perizinan Berusaha dapat dibatalkan apabila:


a. Persyaratan yang diajukan dalam permohonan
Perizinan Berusaha mengandung cacat hukum,
kekeliruan, penyalahgunaan, serta
ketidakbenaran dan/atau pemalsuan data,
dokumen, dan/atau informasi;
b. Penerbitannya tanpa memenuhi syarat sebagaimana
tercantum dalam keputusan kelayakan lingkungan
hidup atau pernyataan kesanggupan pengelolaan
lingkungan hidup; atau
c. kewajiban yang ditetapkan dalam dokumen
Amdal atau UKL-UPL tidak dilaksanakan oleh
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
Undang –Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang PPLH dan UU No. 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja

Penanggulangan dan Pemulihan LH

Pasal 53.
(1) setiap orang yang melakukan
pencemaran dan /atau perusakan
lingkungan hidup wajib melakukan
penanggulangan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan Pasal 55.
hidup. Pemegang
Persetujuan
Lingkungan wajib
menyediakan dana
penjaminan untuk
pemulihan fungsi
lingkungan hidup
Pasal 54.
(1) Setiap orang yang melakukan
pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup wajib melakukan
pemulihan fungsi lingkungan Hidup
Peran Penanggungjawab Kegiatan dalam Pengawasan
Tentang Audit Lingkungan Hidup

Pasal 48.

Pemerintah mendorong penaggungjawab usaha dan /atau kegiatan untuk melakukan audit lingkungan dalam rangka
meningkatkan kinerja lingkungan hidup.

Pasal 49
(1) menteri mewajibkan audit lingkungan hidup kepada .
a. usaha dan/atau kegiatan tertentu yang berisiko tinggi te danrhadap lingkungan hidup, dan/atau
b. penanggugjawab usaha dan/atau kegiatan yang menunjukkan ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-
undangan
(2) penaggungjawab usaha dan/atau kegiatan wajib melaksanakan audit lingkungan hidup

(3) pelaksanaan audit lingkungan hidup terhadap kegiatan tertentu yang beresiko tinggi dilakukan secara berkala.

Pasal 51
1) audit lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 48 dan pasal 49 dilaksanakan oleh auditor
lingkungan hidup

1) auditor lingkungan hidup sebagaiman dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki sertifikat kompetensi auditor
lingkungan hidup

2) Kriteria untuk memperoleh sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup sebagaiman pada ayat (2) meliputi
kemampuan :
a. memahami prinsip, metodologi, dan tata laksana audit
b.melakukan audit lingkungan hidup yang meliputi tahapan perencanaan, pelaksanan, pengambilan
kesimpulan,dan pelaporan; dan
c. merumuskan rekomendasi langkah perbaikan sebagai tindak lanjut audit lingkungan hidup

(4) Sertifikasi kompetensi auditor lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh lembaga
sertifikasi kompetensi auditor lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan.
Instrumen Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup
Pengelolaan B3 PP 22/2021 ttg
PP 22/2021 ttg
1. Registrasi B3; Penyelenggaraan Pengendalian Pencemaran
Penyelenggaraan PPLH
PPLH lampiran 7 Udara (PPU)
2. Pengemasan B3;
3. Pemberian Label
dan Simbol B3; Baku Mutu Emisi
4. Penyimpanan B3;
dan Emisi Udara
5. Penyusunan sistem Baku Mutu Udara
tanggap darurat Ambien

B3
Baku Mutu Gangguan

Pengelolaan
sampah
Sampah
Baku Mutu Air
UU No. 18/2008
PP No. 81/2012

Limbah LB3 Air Limbah

Pengelolaan LB3:
1. Pengurangan LB3 Pengendalian Pencemaran
2. Penyimpanan LB3; Air (PPA)
3. Pengumpulan LB3; Baku Mutu
4. Pemanfaatan LB3; Air Limbah
5. Pengolahan LB3; PP 22/2021 ttg
6. Penimbunan LB3.
(Effluent) PP 22/2021 ttg Penyelenggaraan
Penyelenggaraan PPLH PPLH lampiran 6 Baku Mutu Air
Lampiran 9 sd 14 Permukaan
Lampiran 9 Baku mutu air laut
PENGAWASAN DAN SANKSI

Pemerintah Pusat dan Pemerintah


daerah menerapkan sanksi
administratif kepada penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan jika
dalam pengawasan ditemukan
pelanggaran terhadap izin lingkungan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah (Pasal 76, UU 11 / 2020).
daerah melakukan pengawasan
terhadap ketaatan penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan atas
ketentuan yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan di
bidang perlindungan dan
setiap orang yang melanggar baku mutu air
pengelolaan lingkungan hidup.
limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu
(pasal 71, UU 11 / 2020)
gangguan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak 3 milyar rupiah. ( apabila sanksi
administrasi tidak dipatuhi atau
pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali)
(Pasal 100, UU32/2009)
 Sanksi Administrasi adalah perangkat sarana
hukum administrasi yang bersifat :
 pembebanan kewajiban/perintah dan/atau
penarikan kembali keputusan tata usaha
negara yang dikenakan kepada penanggung
jawab usaha dan/atau; kegiatan atas dasar
ketidaktaatan terhadap peraturan
perundang-undangan di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup dan/atau
ketentuan dalam izin lingkungan
Teguran tertulis Belum menimbulkan dampak

pelanggaran terhadap persyaratan dan


kewajiban dlm Izin Lingkungan
Paksaan dan/atau Izin PPLH
SanksiAdministrasi
Pemerintah
Menimbulkan pencemaran dan/atau
kerusakan LH

Tidak melaksanakan paksaan


Pemerintah
Denda Administrasi
Pembekuan Izin Melakukan kegiatan selain dalam
lingkungan IL/izin PPLH
dan/atau Izin PPLH
Dugaan Pemalsauan dokumen
IL/IPPLH

Pemindahtangan Izin usaha

Pencabutan izin Tdk melaksanakan Paksaan


PPLH Pemerintah

Menyebabkan pencemaran dan/atau


kerusakan lingungan
BENTUK SANKSI PAKSAAN PEMERINTAH

Pasal 80, Ayat (1), UU 32/2009


Paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76
ayat (2) huruf b berupa:
a. penghentian sementara kegiatan produksi;
b. pemindahan sarana produksi;
c. penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi;
d. pembongkaran;
e. penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi
menimbulkan pelanggaran;
f. penghentian sementara seluruh kegiatan; atau
g. tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan
pelanggaran dan tindakan memulihkan fungsi lingkungan
hidup.
Kebijakan Pengendalian Lingkungan Hidup dalam
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

memenuhi baku
mutu lingkungan
hidup
Penentuan
Setiap orang diperbolehkan terjadinya
untuk membuang limbah ke pencemaran LH
media lingkungan hidup dengan diukur melalui
persyaratan, baku mutu LH
(Pasal 20, ayat 3, UU 11/2020 )

mendapat
Persetujuan dari
Pemerintah pusat
atau pemerintah
daerah .
Dasar kebijakan Peraturan Menteri LH No.5 Tahun 2014
Kebijakan Pengelolaan limbah cair Untuk kegiatan Tambang
Beberapa Ketentuan Pengendalian Air Limbah
PERSYARATAN IZIN PEMBUANGAN AIRLIMBAH

a. kewajiban untuk mengolah limbah;


b. persyaratan mutu dan kuantitas air limbah yang boleh dibuang ke
media lingkungan;
c. persyaratan cara pembuangan air limbah;
d. persyaratan untuk mengadakan sarana dan prosedur
penanggulangan
keadaan darurat;
e. persyaratan untuk melakukan pemantauan mutu dan debit air
limbah;
f. persyaratan lain yang ditentukan oleh hasil pemeriksaan analisis
mengenai dampak lingkungan
g. larangan pembuangan secara sekaligus dalam satu saat atau
melepaskan dadakan;
h. larangan untuk melakukan pengenceran air limbah dan upaya
penaatan
batas kadar yang dipersyaratkan;
i. kewajiban melakukan suatu swapantau dan kewajiban untuk
POPAL
UNIT KOMPETENSI PENAGGGUNGJAWAB PENGENDALIAN
PENCEMARAN AIR (PPPA)

Anda mungkin juga menyukai